Tracy?Chelsea menatap Julius Hill, "Apakah ini pelayan barumu?"Julius Hill mengusap rambut Chelsea dan bertanya dengan pelan, "Kenapa, cemburu?"Chelsea mendengus dan mencubitnya diam-diam. "Apakah kau tidak puas dengan pelayananku?"Ketika dicubit pinggangnya, Julius Hill merasa kesemutan. Dia segera meraih tangan Chelsea dan menggenggamnya. "Ruang lingkup kalian berbeda, dia hanya seorang pelayan biasa, sedangkan kau adalah pelayan yang khusus melayaniku.""..." Chelsea ingin mencubitnya lagi, pria kurang ajar.“Ayo, masuk, aku sudah lapar.” Julius Hill menggandeng tangan Chelsea dan berjalan ke dalam vila.Chelsea menoleh ke Tracy Knowles, Tracy Knowles masih berdiri di sana, tampak gugup, gelisah, dan kasihan melihatnya. Membuat semua pria merasa ingin melindunginya.Mengapa tiba-tiba ada seorang pelayan kecil di sisi Julius Hill?Setelah mengalami begitu banyak kejadian, Chelsea sangat memercayai Julius Hill.Siapa Tracy Knowles ini?...Di ruang makan.Julius Hill dan Chelse
Julius Hill dan Chelsea sedang seru di dalam kamar, tiba-tiba mendengar suara Tracy Knowles. Rubah kecil ini benar-benar bermuka tebal, tidak melewatkan setiap kesempatan.Chelsea mendorong Julius Hill dan tersenyum sinis. "Tuan Muda Hill, adik rubah kecilmu sedang memanggilmu!"Julius Hill menarik pakaian Chelsea hingga semua kancing terlepas. Sejak bersama pria ini, semua pakaian Chelsea menjadi sekali pakai. Dia berkata dengan kesal, "Biarkan saja!""Tidak bisa, mungkin adik rubah ini ada urusan penting, temui dia dulu.""Tidak mau."“Adik rubah akan menangis, seolah-olah aku sudah menindasnya, cepat pergi temui dia.” Chelsea mengencangkan pakaiannya.Julius Hill mengernyit, merasa agak kecewa, dia melirik Chelsea, lalu bangkit dan turun dari tempat tidur.Julius Hill berjalan ke pintu dan membuka pintu kamar.Mata Tracy Knowles berbinar, dia merasa puas bisa memanggil seorang pria turun dari tempat tidur wanita lain, "Tuan, aku ..."Julius menatapnya dan memakinya. "Apakah kau ti
Chelsea menatap Julius Hill. "Apakah kau yakin ingin membawaku ke Hollinswood? Jika kakak mengetahui lokasiku ... apakah kau tidak takut aku akan meninggalkanmu?"Julius Hill tersenyum tipis dan bertanya balik, "Chelsea, apakah kau akan meninggalkanku?"Chelsea memeluk pinggang Julius Hill, menyandarkan kepala di pundaknya dan berbisik, "Tidak, tidak peduli bagaimana jalan di depan, aku akan berada di sisimu selamanya."Julius Hill memeluk Chelsea—Chelsea, waktuku sudah tidak banyak, selama kau menemaniku sampai saat-saat terakhir, setelah aku mati, aku akan mengembalikanmu ke keluargamu....Julius Hill berangkat dengan Chelsea dan segera tiba di Hollinswood.Namun, Julius Hill tidak segera menemui Hugh Randall, tetapi check in di hotel terdekat, kemudian membawa Chelsea berjalan-jalan.Mereka tiba di pameran lukisan, Chelsea berkata, "Ayo, kita masuk dan lihat-lihat.""Baik."Memasuki ruang pameran, Chelsea segera tertarik dengan sebuah lukisan pemandangan. Saat panen musim gugur, l
Hugh Randall berkata --- Adik Ipar, lama tidak bertemu.Julius Hill berdiri di tangga dan menatap Hugh Randall dengan acuh tak acuh. Dia mengangkat berkata dengan santai, "Raja Hugh, aku bahkan tidak punya kakak, jadi aku benar-benar tidak tahu kapan punya kakak ipar sepertimu. Kau sebaiknya jangan memanggil adik ipar."Hugh Randall tidak marah sama sekali. Dia mengunyah permen karet dan berjalan selangkah demi selangkah ke arah Julius Hill. Hugh Randall mencondongkan tubuhnya dan tersenyum lebar, "Adik Ipar, menjadi Tuan Muda Hill terlalu lama, apakah membuatmu lupa dengan identitas Julius Wright?"Julius Hill berkata, "Raja Hugh, ingatanku memang buruk, tetapi ingatanmu juga tidak lebih baik dariku. Kau sudah lupa, kakakku menghilang untuk menghindarimu.Omong-omong, kau berutang seorang kakak padaku."Jantung Chelsea berdetak kencang, kedua pria ini saling menyindir, Hugh Randall menyindir identitas Julius Wright dan Julius Hill juga menyindir masa lalu Hugh Randall yang memalukan.
Hugh Randall tiba-tiba berhenti, anak buahnya langsung bertanya, "Raja Hugh, ada apa?"Dalam lima tahun terakhir, Hugh Randall memiliki indera penciuman dan firasat yang sangat tajam, jadi anak buahnya segera melihat sekeliling dengan waspada.Hugh Randall tidak berbicara, hanya mengendus, seperti anjing polisi."Raja Hugh ..."“Tutup mulutmu!” Hugh Randall berkata dengan kesal.Anak buah itu segera diam dan tidak berani berbicara lagi.Hugh Randall mengendus sebentar, lalu berjalan ke lobi hotel. Dia tidak mungkin salah, bau ini adalah aroma tubuh seorang gadis yang polos dan manis, mirip dengan aroma bunga gardenia.Aroma ini yang dia rindukan selama lima tahun dan yang dia cari-cari selama lima tahun.Namun dalam lima tahun terakhir, tidak ada kabar sama sekali.Sekarang, dia tiba-tiba mencium aroma ini.Hugh Randall berjalan ke lift, aroma di lift makin kuat, sepertinya ... dia ada di sini tadi.Mengikuti aroma ini, Hugh Randall keluar dari pintu belakang hotel, dan sampai di jalan
Awalnya, staf ini benar-benar mengira Hugh Randall bukan orang jahat.Tak disangka, Hugh Randall akan merobek lukisan dan menginjaknya, dia menyodorkan tanda tangan pada staf.Staf tercengang dan berkata dengan terbata-bata, "Dia adalah seorang pelukis yang misterius dan perancang busana. Kami ... kami hanya pernah melihat karyanya dan belum pernah melihatnya, juga tidak tahu ada di mana sekarang.”Benarkah?Hugh Randall menyundul pipi kanan dengan ujung lidahnya, kemudian mencibir, pelukis? Perancang busana?Wah, wah!Dia sangat menikmati waktunya selama lima tahun ini.Hugh Randall menurunkan kelopak matanya dan melihat tanda tangan di tangannya. Dia bukan orang yang artistik, berbeda dengan Chelsea. Chelsea mengenali Brenda Wright dari lukisan ini, sedangkan dia mengenalinya dari tanda tangan ini!Bagaimana dia bisa melupakan tulisannya?Lima tahun lalu, Brenda Wright menjebak dia dan ayahnya. Saat itu, dia meninggalkan sesuatu untuknya, selain foto dia dan ayahnya berciuman di ranj
Brenda Wright tersedak dan mengerutkan alisnya.Pada saat ini, Hugh Randall mencondongkan wajahnya, wajah mereka hampir bersentuhan, dia berbisik dan tersenyum sinis, "Kau siapa? Bisa memerintahkan aku melakukan sesuatu?"Brenda Wright mengepalkan tangannya, menahan keinginan untuk mundur. Dia ingin pergi dari sini, dia ingin menjauh dari pria ini.Namun, dia tidak bergerak, dia menegakkan badannya, dan menatapnya dengan tenang, "Lalu apa yang kau inginkan?"Hugh Randall menyipitkan matanya. "Kita sedang bermain game, aku yang menentukan aturan mainnya. Jika kau ingin bernegosiasi dalam permainan ini, maka harus menggunakan modal sebagai persyaratan.""Modal apa?"Tatapan Hugh Randall jatuh pada wajah cantiknya, kemudian perlahan turun. "Tidak melihatmu selama lima tahun, tubuhmu benar-benar makin baik."Hugh Randall mengangkat tangannya dan jari-jarinya mendarat di kancing bajunya, mencoba melepaskannya.Brenda Wright menekan jarinya. "Ganti caranya.""Brenda Wright, lihat dirimu.
Kau sudah menikah?Hugh Randall bertanya padanya dengan pelan.Brenda Wright mengangguk. Dia tidak bermaksud menyembunyikannya dan dia juga tidak bisa menyembunyikannya. Pria itu bisa menyelidikinya dengan mudah. "Ya, aku sudah menikah."Hugh Randall tersenyum sinis. Dia menatap Brenda Wright, seperti binatang buas yang siap menerkam mangsanyaBrenda Wright mengepalkan tangannya. "Aku sudah menikah, jadi jangan sentuh aku kecuali aku sudah mati."Hugh Randall berkata, "Jadi, kau terus menerus meronta demi suamimu?""Ya, jadi kenapa?"Hugh Randall mencibir. "Aku benar-benar ingin memberikan penghargaan istri terbaik untukmu.”"Hugh Randall, orang sepertimu tidak akan pernah mengerti!"Setelah kata-kata ini, suasana membeku. Hugh Randall sudah memukul dan memakinya malam ini, bahkan hampir membunuhnya tadi. Sekarang dia diam seribu bahasa, benar-benar membuat orang bingung.Pada saat ini, nada dering ponsel terdengar lagi, Richie Alderson menelepon lagi.Brenda Wright ingin mematikan
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan