Chelsea tidak suka pergi ke bar, dia tidak mau masuk. "Whitney, jangan ke masuk, apakah orang tuamu tahu kau datang ke bar diam-diam? Jika mereka tahu, mereka pasti akan memakimu!"Whitney Coleman mengedipkan matanya dengan nakal. "Kak Chelsea, jika kau tidak bilang, aku juga tidak bilang, bagaimana orang tuaku bisa tahu kita datang ke sini?""Tapi...""Jangan tapi lagi, ayo masuk, kudengar preman kecil Hugh Randall sudah pulang!"Chelsea terkejut, Hugh Randall. Nama ini sangat akrab.Kalau tidak salah ingat, Hugh Randall adalah iblis yang menghancurkan hidup Kak Brenda!Iblis itu ternyata sudah kembali!Ketika Chelsea masih tercengang, Whitney Coleman langsung menyeretnya masuk. Mereka berdua duduk di sebuah sudut yang terpencil dan memesan dua gelas koktail.“Whitney, siapa Hugh Randall?” tanya Chelsea."Kak Chelsea, kau baru tiba di sini, pasti tidak mengenal Keluarga Randall, tetapi Keluarga Randall adalah konglomerat yang terkemuka di sini. Leluhur Keluarga Randall menjadi kaya
Wajah tampan Julius Wright tersembunyi dalam cahaya redup sehingga tidak bisa melihat ekspresinya dengan jelas. Dia mencibir, "Benarkah? Sayang sekali, Kakakku sudah melupakanmu."Hugh Randall jelas tidak mempercayainya. Entah apa yang dia pikirkan, dia perlahan tersenyum mesum dan berkata dengan pelan, "Kakakmu benar-benar sudah melupakan aku? Tapi dalam sepanjang hidupku aku tidak akan pernah melupakannya, tidak akan melupakan jeritannya yang begitu menyayat hati, benar-benar... membuat orang semakin bersemangat dan tidak bisa berhenti."Chelsea berdiri agak jauh, jadi tidak bisa mendengar yang dibicarakan Julius Wright dan Hugh Randall. Tidak ada ekspresi di wajah Julius Wright. Namun sekarang, dia mengangkat kelopak matanya dan melirik Hugh Randall.Detik berikutnya, terdengar suara kencang.Julius Wright mengangkat tangannya dan langsung meninju wajah Hugh Randall.Hugh Randall tidak menghindar, dia terpental ke belakang dan menabrak meja.Semua anggur di atas meja tumpah, diserta
Manis.Sangat manis.Julius Wright tidak suka makan makanan yang manis, dia menyandarkan kepalanya ke dinding dan membayangkan adegan dia menjilati lolipop, tidak heran lolipop dalam mulutnya begitu manis.Dia memasukkan nomor telepon berulang kali, seolah-olah ini adalah satu-satunya cara untuk melepas rindunya....Flu Chelsea sudah sembuh. Pada hari Senin, dia dan Whitney Coleman pergi ke sekolah dengan mobil.Mobil mewah diparkir di seberang. Chelsea dan Whitney Coleman berjalan keluar. Whitney Coleman masih takut dan berpesan, "Kak Chelsea, Julius Wright sangat mengerikan ketika di Bar 1949 hari itu. Kau harus menjauhinya dan jangan bicara dengannya. Apakah kau ingat itu? Kau datang ke sini, aku bertanggung jawab menjaga keselamatanmu!"Chelsea tidak berbicara karena dia melihat seseorang. Julius Wright datang.Julius Wright juga datang ke sekolah hari ini.Hari ini pemuda itu mengenakan seragam sekolah kemeja biru muda dengan dasi. Dasinya tidak diikat dengan rapi, hanya digantu
Tetapi sebelum Julius Wright menyelesaikan kata-katanya, Chelsea sudah berbalik dan pergi.Julius Wright mengerutkan bibirnya dan mengikutinya.Fara Bennet membeku di tempat sendirian dan indra keenam seorang wanita sangat akurat. Dia yakin Julius Wright menyukai Chelsea, karena matanya penuh dengan bayangan Chelsea.Menyebalkan!...Saat pulang sekolah, Chelsea sedang menunggu Whitney Coleman. Pada saat itu Fara Bennet datang.“Chelsea, apakah kau punya waktu, mari kita mengobrol.” Fara Bennet menatap Chelsea dengan provokatif.Chelsea tidak hanya merebut posisinya sebagai gadis idola, bahkan merebut pemuda yang dia sukai. Dia akan membuat perhitungan dengannya.Chelsea tidak ingin mengobrol dengan Fara Bennet, dia menolak, "Aku sedang menunggu seseorang, tidak sempat mengobrol.""Chelsea, apakah kau takut?""Takut? Apa yang aku takutkan?"Fara Bennet mendengus, "Kau pasti sudah mengetahui hubunganku dengan Julius. Julius adalah pacarku, tetapi kau langsung merebutnya begitu kau data
Julius Wright memasuki bangsal, tetapi Kakak masih tertidur.Tatapan Julius Wright menyapu ke seisi bangsal, lalu tertuju pada buku desain di bawah bantal.Kakak sangat berbakat dalam desain dan dulu pernah belajar desain busana. Ketika masih mahasiswa tahun pertama, seorang editor peragaan busana tertarik dengan karyanya. Kemudian, Institut Desain Milan mengirim undangan pada Kakak. Kakak seharusnya bisa memiliki kehidupan yang cemerlang.Tetapi, muncul kejadian itu.Selama tiga tahun terakhir, Kakak tidak pernah memegang pena lagi.Chelsea memberinya buku desain.“Julius, Chelsea memberi Kakak buku desain?” Wilbert menyenggol Julius Wright dengan sikunya, “Julius, aku yakin Chelsea menyukaimu.”"Julius, daya tarikmu sungguh luar biasa sejak muda. Selalu sangat populer di kalangan para gadis. Seperti Fara Bennet yang selalu mengejarmu dengan putus asa, tetapi kau tidak pernah memberinya kesempatan.”"Julius, kau juga menyukai Chelsea, bukan? Jika kau menyukainya, jangan ragu-ragu. Aku
Chelsea tidak berkomentar. Tidak peduli maksud pemuda itu malam itu, dia sudah menuntaskan hubungan dengannya dan tidak akan mencampuri urusannya lagi.Pada saat ini wali guru memasuki kelas. "Para siswa sekalian, sekolah memutuskan akan mengadakan tamasya musim semi besok. Biaya tamasya silakan dikumpulkan ke Chelsea, lalu diserahkan padaku. Tidak akan ada pekerjaan rumah malam ini. Silakan istirahat lebih awal. Sampai jumpa besok."Wow.Para siswa mulai bersorak.Sebenarnya, sekolah selalu mengadakan tamasya setiap tahun, tetapi tahun ini diadakan lebih awal.Semuanya merasa sangat senang....Sepulang sekolah, Chelsea sedang menunggu Whitney Coleman.Pada saat ini, Fara Bennet menghampirinya lagi, "Chelsea, apakah kau sudah berbicara dengan Julius Wright, apakah kalian sudah putus?"Chelsea memutar matanya. "Kami sudah membicarakannya dengan jelas, jadi Fara Bennet, kau tidak perlu mencariku lagi."Chelsea berbalik dan pergi.Pada saat ini, sebuah mobil sport merah berlari kencang
Meskipun Fara Bennet sangat kesal karena perhatian Hugh Randall tertuju pada Chelsea, setelah berpikir lagi, jika Chelsea dan Hugh Randall bersama, maka Julius Wright akan menjadi miliknya dan bersama iblis seperti Hugh Randall, hidupnya pasti akan seperti di neraka, jadi Fara Bennet sengaja membicarakan topik ini.Chelsea sudah mengetahui niat jahat Fara Bennet, dia menoleh dan menatap Hugh Randall.Hugh Randall mengarahkan pandangan ke tubuhnya, melihatnya dari atas ke bawah, bahkan melirik kaki di bawah rok seragam sekolahnya dengan mesum, "Kakinya sangat putih."Fara Bennet merasa sangat bangga karena rencananya sudah berhasil.Chelsea mengalihkan pandangannya dan melihat ke luar jendela. Meskipun penampilan Hugh Randall sangat mesum, tetapi dia tahu Hugh Randall tidak memiliki perasaan padanya. Ungkapan "kakinya sangat putih" mungkin terdengar seperti godaan bagi Fara Bennet, tetapi bagi Chelsea itu hanya basa-basi.Hugh Randall mengunyah permen karet, menggantung headset Bluetoot
Julius Wright menatap Hugh Randall dan berkata dengan acuh tak acuh, "Jika aku ingin dia di tempat tidurku, apakah perlu bantuanmu?"Hugh Randall berhenti sejenak, kemudian tertawa terbahak-bahak. Dia tidak salah menilai orang, Julius Wright dan dia adalah tipe orang yang sama.Sangat menarik.“Bocah, kalau begitu bersulanglah dengan adikku,” desak Hugh Randall.Chelsea menatap Julius Wright, dia mengambil gelas anggur, Fara Bennet juga mengambil gelas anggur, mereka berdua saling menyilangkan tangan dan meminum anggur.Hugh Randall menyaksikan mereka sambil tepuk tangan.Chelsea mengepalkan tangannya. Sebenarnya, dia juga sudah menduga Julius Wright akan minum dengan Fara Bennet. Mereka bahkan sudah pernah berhubungan intim.Dia sudah membulatkan tekadnya, tidak akan mencampuri urusan Julius Wright lagi, dan tidak akan membiarkannya mengganggu detak jantungnya lagi.Tetapi hati Chelsea tetap merasa tidak nyaman.Dia tidak tahu kenapa dia menyukai anak berandal ini.Dia benar-benar jah
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan