Di apartemen.Ruangan itu dipenuhi dengan bau desinfektan yang menyengat, seorang dokter yang mengenakan masker berjalan keluar, "Lukanya sudah diobati, setelah beristirahat, akan segera sembuh."Geoffrey Grant tetap baik-baik saja meskipun ditabrak mobil, pria ini memang panjang umur.Lara Moses memandang pria yang berbaring di tempat tidur, "Apakah Anda bisa mengetahui mengapa dia diamputasi?"Mengapa kakinya tiba-tiba hilang?Dia masih baik-baik saja tiga tahun lalu.Dokter berpikir sejenak lalu berkata, "Kaki kanan pasien yang diamputasi seharusnya pernah kena tembakan, tapi... tidak mungkin diamputasi karena luka tembak ini, sebaiknya Anda tanyakan langsung pada pasien."Lara Moses tidak berbicara."Pasien alergi terhadap prostesis, jadi kakinya bengkak dan meradang saat memakainya. Aku dengar prostesis modern yang seperti robot telah dikembangkan di luar negeri. Orang yang memakainya dapat bergerak bebas seperti orang normal. Anda bisa coba menghubungi dokter di luar negeri."Dok
Ashley Cutler mengangguk dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Tori adalah nyawa Lara Moses. Apakah dia ingin memberitahunya, adalah pilihannya. Tidak ada yang bisa membantunya membuat keputusan.“Lalu, mengapa kau memanggilku untuk makan malam?” Ashley Cutler bertanya sambil tersenyum.Lara Moses melirik Ashley Cutler, "Apakah aku tidak bisa mengundangmu makan malam?"Ashley Cutler mengangkat pundaknya, "Baik, jika kau hebat, tidak perlu mengatakannya.""Kak Senior, aku dengar perusahaanmu menjual prostesis?"Ashley Cutler mengangguk, "Benar, prostesis perusahaan kami adalah prostesis robotik yang paling canggih, ada banyak rumah sakit lokal yang ingin menjalin kerja sama dengan kami. Lara, kenapa tiba-tiba menanyakan ini?""Oh... kaki kanannya lumpuh. Aku ingin membelikannya prostesis."Ashley Cutler tertegun, "Apa, kakinya lumpuh?""Ya, sudah diamputasi."Ashley Cutler memandang Lara Moses. Dia tidak menunjukkan ekspresi apa pun ketika mengatakan kakinya lumpuh. “Baik, serahkan padaku
Namun, Lara Moses tidak takut padanya. Dia berjinjit dan mendekatkan wajahnya ke depan matanya, "Apa yang keterlaluan, jelaskan padaku!"Keduanya sangat dekat sekarang, Geoffrey Grant dapat mencium aroma tubuhnya. "Melihat suamimu datang, aku sengaja bersembunyi di kamar mandi. Jika mau pergi, juga harus menunggu sampai suamimu pergi, aku terus menerus mengalah. Kau terus menerus menekanku, Lara Moses, jangan sampai membuatku kesal, atau..."“Atau apa?” Lara Moses lebih mendekat, hampir bersentuhan dengannya.Geoffrey Grant awalnya sangat marah, tetapi melihat wajahnya yang semakin mendekat sekarang, dia merasa terpana, dia tahu dia telah tergoda oleh kecantikannya.“Kenapa begitu dekat, menjauh dariku!” Geoffrey Grant menegurnya.Pada saat ini, Lara Moses tiba-tiba maju selangkah dan mengulurkan tangan untuk memeluk lehernya.Geoffrey Grant tidak menduga dia akan memeluknya, jika gadis itu mendekat lagi, bibir merahnya akan menciumnya.Jakun Geoffrey Grant meluncur naik turun, "Lara
Geoffrey Grant mengutuk, dia benar-benar keterlaluan!"Jadi kau ingin aku keluar tanpa pakaian dalam?" Balasnya."..."Keluar tanpa pakaian dalam...Lara Moses tidak berani membayangkannya.Dia menarik celana dalam basah dari telapak tangan Geoffrey Grant dan langsung melemparnya ke tempat sampah."Lara Moses!"Geoffrey Grant meraih pergelangan tangannya untuk menghentikannya, tapi sudah terlambat dia sudah membuang celana dalamnya ke tempat sampah.Berengsek, wanita ini!Geoffrey Grant memelototinya dengan ganas.Dia menarik pergelangan tangan gadis itu dan ingin pergi.Lara Moses mendengus kesakitan.Geoffrey Grant segera melihat ke belakang "Kenapa, aku menyakitimu?"Dia tidak menggunakan tenaga sama sekali.Lara Moses memutar matanya, dan mengeluh kesakitan, "Kau mendorongku!""..."Dia tidak mendorongnya!Sejak mengenalnya begitu lama, dia bahkan tidak tega menarik rambutnya.Tetapi dia tampak sangat sedih sekarang, seolah-olah telah dianiaya.Geoffrey Grant menyadari dia sudah se
Lara Moses melihat bekas amputasinya dan mengusapnya dengan lembut. Hatinya sangat sakit.Dia tidak menginginkannya tiga tahun yang lalu, dia seharusnya tidak kasihan padanya lagi, tetapi dia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri, dia tahu dia masih sangat mencintainya.Lara Moses menundukkan kepalanya dan mencium bekas amputasinya dengan lembut.Geoffrey Grant segera mengangkat tangannya untuk menutupi mata merahnya, dia mengeluarkan suara serak dari tenggorokannya, "Lara."Lara Moses baru menyadari perubahan di tubuh pria itu ketika mendengar suara seraknya, dia segera turun, "Mandi air dingin sendiri sana!"Geoffrey Grant tahu betapa parahnya dia sekarang, dia bangkit dan pergi ke kamar mandi....Melihat sosoknya menghilang dari pandangan, Lara Moses duduk di sofa dan melengkungkan bibirnya.Pada saat ini, terdengar notifikasi ponsel.Ada ponsel model lama di atas meja, ada yang menelponnya.Ponselnya ini sudah seharusnya diganti.Lara Moses mengambil ponselnya dan menekan tombo
"Geoffrey, nanti aku akan memberimu uangnya," kata Felix Popper.Geoffrey Grant melirik Felix Popper, "Tidak, apakah aku tidak bisa mendapatkan 3.000 dolar?"Felix Popper tertawa, tentu saja, tidak ada yang tidak bisa ditangani Geoffrey Grant, kecuali Lara Moses....Lara Moses keluar dari gerbang, jip FIU sudah menunggunya di luar.Pintu belakang terbuka dan dia melompat ke dalam."Lara, sayang sekali. Kau mengajukan cuti, tetapi atasan sudah menyuruhmu kembali ke tim. Akhir-akhir ini kami menghancurkan beberapa tempat persembunyian Scorpion. Dia sangat murka dan mulai melakukan perlawanan. Beberapa senior kita sudah diserang dan dirawat di rumah sakit. Kita harus segera bergerak!” Tania merangkul lengan Lara Moses dengan hangat.Di FIU, hubungan Tania dan Lara Moses paling akrab. Selain Tania, juga ada Ketua Tim Iris Murdoch dan beberapa pasukan FIU di dalam mobil.Lara Moses tersenyum pada Tania, "Tidak apa-apa, aku selalu siap."Iris Murdoch berpesan pada Lara Moses dengan cemas, "
Tori merindukan Ibu, jadi meneleponnya.Lara Moses dan Tori berbicara di telepon sebentar, lalu menutupnya.Setelah memasukkan ponsel ke sakunya, Lara Moses berbalik, tetapi langkah kakinya tiba-tiba berhenti, karena Tania ditangkap oleh beberapa pria bertato di depannya.Lara Moses segera meraih pistol di pinggang kanannya.Tetapi dia tidak membawa pistol saat cuti!Dia memandang mereka dengan dingin, "Siapa kalian?""Bos kami adalah Scorpion. Selama ini, FIU sudah terlalu banyak ikut campur. Bos meminta kami untuk memberi kalian pelajaran!"“Lara Moses, tinggalkan aku, cepat lari!” Tania berteriak.Pria bertato itu menodongkan pistol ke kepala Tania, "Gadis cantik, tutup mulutmu, atau aku tembak!""Kak Andy, jangan tembak dulu, gadis ini sangat cantik, biarkan kami bersenang-senang dulu."Beberapa orang anak buah mengelus wajah Tania, bahkan mengangkat roknya.Aah!Tania berteriak dengan wajah pucat."Berhenti!" Lara Moses berteriak, "Lepaskan dia, aku menemani kalian bermain!"Tatap
Dor, dor, dor, dengan tiga kali bunyi tembakan, empat orang jatuh ke tanah.Tembakan terakhir langsung menembus jantung dua orang anak buah.Orang-orang itu tidak menutup mata sebelum mati. Mereka tidak percaya akan mati seperti ini. Mereka menatap Geoffrey Grant dengan ngeri. Pria itu mengenakan topi yang ditekan sangat rendah, hanya terlihat tatapannya yang dingin dan ganas, membuat orang merinding ketakutan.Iris Murdoch dan beberapa pasukan FIU bersiap untuk menarik senjata mereka, tetapi sebelum senjatanya ditarik, semuanya sudah teratasi.Mereka menatap tubuh tinggi dan kokoh itu dengan bingung. Teknik menembaknya sungguh menakjubkan!Mereka belum pernah melihat penembak sehebat ini.Pria bertato itu juga tercengang, hanya dalam waktu beberapa detik, pria yang tiba-tiba menerobos telah menjatuhkan semua anak buahnya.Pada saat ini, Geoffrey Grant mengangkat tangannya dan mengarahkan pistol ke pria bertato itu.Namun, tidak ada peluru lagi!Pria bertato itu hendak tertawa, dia seg
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan