Tori merindukan Ibu, jadi meneleponnya.Lara Moses dan Tori berbicara di telepon sebentar, lalu menutupnya.Setelah memasukkan ponsel ke sakunya, Lara Moses berbalik, tetapi langkah kakinya tiba-tiba berhenti, karena Tania ditangkap oleh beberapa pria bertato di depannya.Lara Moses segera meraih pistol di pinggang kanannya.Tetapi dia tidak membawa pistol saat cuti!Dia memandang mereka dengan dingin, "Siapa kalian?""Bos kami adalah Scorpion. Selama ini, FIU sudah terlalu banyak ikut campur. Bos meminta kami untuk memberi kalian pelajaran!"“Lara Moses, tinggalkan aku, cepat lari!” Tania berteriak.Pria bertato itu menodongkan pistol ke kepala Tania, "Gadis cantik, tutup mulutmu, atau aku tembak!""Kak Andy, jangan tembak dulu, gadis ini sangat cantik, biarkan kami bersenang-senang dulu."Beberapa orang anak buah mengelus wajah Tania, bahkan mengangkat roknya.Aah!Tania berteriak dengan wajah pucat."Berhenti!" Lara Moses berteriak, "Lepaskan dia, aku menemani kalian bermain!"Tatap
Dor, dor, dor, dengan tiga kali bunyi tembakan, empat orang jatuh ke tanah.Tembakan terakhir langsung menembus jantung dua orang anak buah.Orang-orang itu tidak menutup mata sebelum mati. Mereka tidak percaya akan mati seperti ini. Mereka menatap Geoffrey Grant dengan ngeri. Pria itu mengenakan topi yang ditekan sangat rendah, hanya terlihat tatapannya yang dingin dan ganas, membuat orang merinding ketakutan.Iris Murdoch dan beberapa pasukan FIU bersiap untuk menarik senjata mereka, tetapi sebelum senjatanya ditarik, semuanya sudah teratasi.Mereka menatap tubuh tinggi dan kokoh itu dengan bingung. Teknik menembaknya sungguh menakjubkan!Mereka belum pernah melihat penembak sehebat ini.Pria bertato itu juga tercengang, hanya dalam waktu beberapa detik, pria yang tiba-tiba menerobos telah menjatuhkan semua anak buahnya.Pada saat ini, Geoffrey Grant mengangkat tangannya dan mengarahkan pistol ke pria bertato itu.Namun, tidak ada peluru lagi!Pria bertato itu hendak tertawa, dia seg
Lara Moses menoleh untuk menatapnya. "Apa maksudmu, jelaskan yang benar."Matanya berbinar dan tampak licik, dia hanya berpura-pura marah tadi, ingin memancing pria itu berbicara.Geoffrey Grant menggenggam tangannya dan meletakkannya di atas cincinnya. "Jangan begitu keras kepala lain kali, aku tidak bisa merelakan nyawamu.”Lara Moses menatapnya, "Mengapa tidak menjawab pertanyaanku tadi, kapan kau membeli cincin ini?"Geoffrey Grant mengerutkan kening, masih tidak berbicara."Apakah kau bisu?" Lara Moses mengutuk dengan kesal.Geoffrey Grant menyampirkan kemeja di tangannya ke pundak gadis itu, kemudian mengancingkan kancingnya satu per satu."Dalam tiga tahun terakhir, berapa banyak pepaya yang telah kau makan?" dia bertanya dengan suara serak.Setelah beberapa detik, Lara Moses memahami maksudnya. Tiga tahun lalu, dadanya masih rata, sekarang tubuhnya sudah berkembang. Ditambah dengan melatih seni bela diri, tubuhnya tampak sangat menggoda sekarang.Lara Moses segera mengangkat
Lara Moses memelototi Geoffrey Grant dan tidak berkata apa-apa....Satu jam kemudian, mobil mewah itu berhenti di istana bawah tanah.Di dalam ruang VIP, Scorpion dan Lara Moses duduk di kursi utama, Geoffrey Grant berdiri di sudut gelap.Pada saat ini, pintu ruangan didorong, seorang mucikari masuk dengan membawa sekelompok gadis cantik. "Tuan, mereka adalah gadis-gadis papan atas istana kami, selama harganya cocok, Anda dapat memilih gadis mana pun yang kau suka.”Gadis-gadis papan atas istana bawah tanah ini muda-muda dan cantik, mereka segera mendekati Scorpion, "Tuan, pilih aku."“Pergi sana, istriku ada di sini, main di sana.” Scorpion mengusir semua gadis papan atas itu.Meskipun gadis-gadis papan atas itu cantik-cantik, tetapi tidak dapat dibandingkan dengan Lara Moses."Tuan, jika tidak ingin memilih kami, untuk apa menyuruh kami datang?"Scorpion menunjuk ke arah Geoffrey Grant di sudut, "Sopirku adalah Tuanmu malam ini, dia akan memilih kalian.""Sopir?"Gadis-gadis itu se
Semua orang mengucapkan selamat pada Scorpion, mengira Lara mengandung anak Scorpion.Scorpion tahu Lara Moses tidak hamil. Dia bahkan belum pernah menyentuh tangan Lara Moses. Bagaimana mungkin dia bisa hamil?“Sana, sana, jangan ribut!” Scorpion itu menegur semua orang itu. Ketika baru bertemu dengan Lara Moses, dia meminta seorang nenek yang sangat berpengalaman untuk melihat Lara Moses, Lara Moses masih perawan, karena itu dia sangat menyayanginya.Lara Moses bersandar di pundak Scorpion. "Aku hanya belum menyesuaikan diri dengan tempat baru, sudah tidak apa-apa sekarang."“Syukurlah.” Scorpion merangkul pundak Lara Moses.Geoffrey Grant tidak sepolos Scorpion, dia menyipitkan matanya ketika melihat Lara Moses muntah, hanya dia yang tahu Lara Moses sudah menikah. Dia seharusnya menjalani kehidupan suami istri dengan suaminya, wajar kalau dia hamil. Apakah dia benar-benar hamil?Tatapan Geoffrey Grant jatuh di perut bagian bawahnya yang masih rata.Perasaan Geoffrey Grant sangat
"Bos, aku pergi dulu."Geoffrey Grant memeluk Karen Bishop lalu pergi....Lara Moses melihat kedua sosok itu menghilang dari pandangannya, dia menurunkan matanya untuk menyembunyikan emosinya."Tuan Scott, lihat Karen Bishop, dia telah merebut pria kami!"Scorpion melambaikan tangannya dan melempar setumpuk uang ke atas meja, "Ambillah."“Terima kasih, Tuan Scott.” Para gadis papan atas itu bergegas mengambil uang di atas meja.“Lara, ayo, kita pergi makan.” Scorpion berkata sambil memeluk pundak Lara Moses.Scorpion sebenarnya adalah seorang preman, tetapi dia berusaha menahan diri di depan Lara Moses.Lara Moses mengangkat kepalanya dan menatap Scorpion. "Tuan Scott, lepaskan aku. Kita sudah sepakat, sebelum menikah, kau tidak bisa menyentuhku. Peraturan keluarga kami sangat ketat."Lara Moses memalsukan identitasnya. Meskipun masih menggunakan nama Lara, tetapi dia sudah mengubah nama keluarganya. Dia adalah putri seorang pengusaha kaya sekarang, dan Scorpion mempercayainya.Scorp
Geoffrey Grant menatapnya. "Bukan orang lain, tapi ... suamimu, bukankah kau mengandung anak suamimu?""..." Lara Moses terdiam. Dia dan Ashley Cutler hanya pura-pura menikah. Bagaimana bisa punya bayi?Lara Moses mendorong tangannya. "Jika aku benar-benar hamil, apa yang akan kau lakukan?"Geoffrey Grant meliriknya, "Kau bertanya pada orang yang salah, kau seharusnya bertanya pada suamimu, bayi dalam perutmu bukan anakku!""Aku tidak hamil, hanya tidak bisa menyesuaikan diri," kata Lara Moses.Geoffrey Grant menatapnya dengan curiga, entah apakah dia berkata jujur.Lara Moses memeluk pinggangnya, kemudian melepas kemeja hitamnya. Cincin berlian masih menggantung di lehernya. "Bekas amputasimu bengkak. Aku ingin melihatnya.""Kenapa kau begitu tertarik?""Aku mau melihatnya."Geoffrey Grant melepaskannya dan duduk di sisi tempat tidur. Melihat Lara Moses tidak bergerak, dia meliriknya, "Bukankah ingin melihatnya? Kemarilah."Dia meraih tangan Lara Moses lalu menarik gadis itu ke hada
Geoffrey Grant memahami jenis push-up yang dia maksud. Dia sudah hampir 40 tahun, dia mengerti segalanya. Dia hanya tidak menyangka Lara Moses berani mengajukan permintaan ini padanya.Dia bukan gadis kecil lagi, sudah mengerti apa yang sepatutnya dia ketahui, dan dia merasa gadis ini sedang menggodanya.Dalam tiga tahun terakhir, tubuh Lara Moses berkembang pesat. Wajahnya semakin cantik, penampilannya juga semakin feminin. Geoffrey Grant yakin tidak ada pria yang bisa menahan godaannya, termasuk dia.“Jangan main-main lagi, cepat turun.” Geoffrey Grant berkata.Lara Moses suka melihat sikapnya yang berusaha keras menahan diri, "Aku tidak mau turun. Cepat push-up. Kau terus menerus menundanya apakah tidak sanggup?""..." Geoffrey Grant ingin membuktikan dirinya sekarang, memperlihatkan pada gadis itu apakah dia sanggup melakukannya!"Aku hanya kehilangan kaki kananku, bukan pinggangku, mengerti?""Tidak mengerti!" Lara Moses berpura-pura bodoh, sengaja memancingnya, "Kecuali kau tunju
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan