Terlalu ceroboh!"Vic, dengarkan penjelasanku..." James Coleman berkata dengan panik.Tetapi Victoria Anne langsung menyela. "James Coleman, kau benar-benar bereaksi. Setelah yang kita lakukan semalam, kau tidak ada reaksi. Begitu wanita cantik itu datang hari ini, hanya dengan pijatannya, kau sudah ada reaksi. James Coleman, kau, kau benar-benar bajingan!""Aku ..." James Coleman berteriak dalam hati—aku difitnah."Selain itu, ketika kau masih sehat, di sekelilingmu begitu banyak wanita seperti Linda Stirling dan yang lainnya. sekarang saat kau tidak sehat, bahkan ada wanita yang langsung datang ke rumah untuk menggodamu. Kenapa kau tidak bisa mengendalikan diri?""Vic ...""Wanita-wanita itu tidak bisa mendekatimu jika kau tidak memberinya kesempatan, James Coleman. Kupikir kau sudah berubah, tetapi ternyata kau semakin parah!""Vic ...""Kenapa kau tidak bicara? Apakah sudah bisu, bicaralah!""Aku...""James Coleman, aku akan memberimu kesempatan untuk menjelaskan, cepat jelaskan!"
Seminggu sudah berlalu. Hari ini, seharusnya dia kembali.James Coleman bangkit dan mengambil kemeja hitam di lemari. Melihat dirinya di cermin, dia masih setampan biasanya, dengan pundak yang lebar dan tatapan matanya yang tenang dan menawan.Setelah menyisir rambut pendeknya dan memastikan terlihat sempurna di depan cermin, dia mengambil kunci mobil dan keluar.Setengah jam kemudian, mobil mewah itu berhenti di luar bandara. Dia menaiki tangga, lalu mempercepat langkahnya dan akhirnya dia berlari.Dia berlari ke lobi bandara.Pada saat itu, terdengar pengumuman—Para penumpang yang terhormat, penerbangan dari XX ke XX sudah tiba, terima kasih atas kerjasamanya."Lihat, putri kita sudah kembali!""Suamiku, di sini!" Ada banyak orang yang datang untuk menjemput pacar, kerabat, maupun teman. Mereka semua berjalan keluar dari gerbang bandara.Mereka berpelukan, tertawa dan berkumpul kembali.James Coleman berjalan ke depan sendirian. Dia bersandar di jendela kaca dan memperhatikan orang-
Victoria Anne akhirnya berhasil menemukan jati dirinya.James Coleman segera berjalan ke arahnya.Dia tidak sengaja menabrak seseorang di tengah perjalanan dan orang itu mengutuk, "Hei, di mana matamu?"James Coleman tidak berhenti, bahkan seperti tidak mendengarnya. Dia melangkah maju dan menghampirinya.Perlahan mengangkat tangannya, untuk membelai wajahnya.Dia tidak yakin, apakah dia sedang mimpi sekarang?Dia ingin memastikan suhu tubuhnya, hanya suhu tubuhnya yang bisa meyakinkannya.Dia membelai wajahnya, kulitnya terasa lembut, halus, dan hangat.Benar-benar sangat hangat.Dia tersenyum lembut padanya, cantik sekali.Dia telah kembali.Bekas luka di wajah kanannya sudah hilang dan usia dua puluhan adalah masa puncak seorang wanita. Dia sudah menemukan jati dirinya dan matanya berbinar.James Coleman memeluknya erat-erat, membenamkan wajah dalam rambutnya, mengendus aromanya dengan serakah. Dia berbisik di telinganya, “Vic, aku tahu… kau pasti akan kembali.” Victoria Anne berb
Victoria Anne agak khawatir, apakah Celine akan tumbuh dalam lingkungan keluarga seperti ini, apakah dia akan dewasa sebelum waktunya kelak?Pada saat itu, James Coleman melihat pelayan membawa gaun dan bersiap untuk naik ke lantai atas. Victoria Anne sudah lama bergelut dalam industri hiburan. Kali ini, Scarlet Cooper secara khusus memesan sebuah gaun berwarna emas sampanye dengan model punggung terbuka untuk acara penghargaan Three Golden Queen, agar Victoria Anne bisa menjadi pusat perhatian.James Coleman mengerutkan alisnya ketika melihat desain backless dan berkata, "Besok kau akan berpakaian seperti itu untuk menghadiri acara penghargaan?"Berpakaian seperti itu ... seperti apa?Victoria Anne juga melirik gaun itu. Dia langsung mengerti James Coleman tidak menyukai desain backless gaun itu. Pria ini semakin posesif. "Kenapa tidak? Para aktris sudah biasa memakai pakaian seperti ini. Dulu aku juga memakainya, kenapa kau tidak pernah melarangku?""Jika aku melarangmu sebelumnya,
Victoria Anne menekan dadanya. "Tunggu, Suamiku, gaun besok ... Apakah aku akan memakainya atau tidak?"James Coleman, "Pakai."...Keesokan harinya, karpet merah digelar, lampu bersinar, dan semua selebriti terkenal berkumpul di acara penghargaan.Scarlet Cooper melihat ke sekeliling dengan cemas, dia masih tidak belum melihat Victoria Anne.Acara segera dimulai, tetapi kenapa Tuan Putri ini belum datang?"Apakah kalian melihat Victoria Anne?""Belum, kami sudah menunggunya sejak tadi."Scarlet Cooper melihat jam. "Sudah tidak sempat lagi, ponsel Victoria Anne juga tidak tersambung. Nanti, jika Vic benar-benar memenangkan penghargaan Three Golden Queen, aku akan menggantikan Vic menerima penghargaan itu. Katakan saja Vic ada urusan mendadak, jangan sampai muncul berita negatif, paham?""Paham."Setelah menjelaskan semuanya, Scarlet Cooper duduk, hanya ini cara satu-satunya sekarang.Acara penghargaan secara resmi dimulai. Beberapa penghargaan kecil sudah diserahkan di hadapan pembaw
Dalam sekejap, Celine sudah berusia tiga tahun. Sudah waktunya masuk Taman Kanak-kanak.Celine sangat lincah dan mulutnya sangat manis, semua orang menyukainya. James Coleman membawa Celine bertemu dengan neneknya, Joyce.Victoria Anne tidak keberatan Celine menemui Joyce. Dia sudah melepaskan semua masa lalu, lagi pula dia tidak seharusnya memutuskan hubungan Celine dan neneknya.Joyce sudah pindah ke panti jompo selama beberapa tahun terakhir. Kondisinya semakin memburuk, dia hanya akan tersenyum ketika melihat Celine.Joyce sangat mencintai Celine. Sebelum Celine datang, dia meminta pelayan mendorongnya ke pusat perbelanjaan untuk membelikan Celine hadiah.Celine juga sangat mencintai neneknya. Setiap kali menemui neneknya, dia akan mengoceh di pangkuan Joyce, menceritakan segala macam hal yang menarik dan membuat Joyce tertawa terbahak-bahak.Matahari bersinar cerah hari ini, Celine datang ke panti jompo untuk menjenguk Joyce lagi.Saat di tengah perjalanan, tiba-tiba seorang anak
Victoria Anne hamil lagi. Scarlet Cooper tahu dia tidak akan kembali lagi karena Victoria Anne mengerahkan semua waktunya untuk keluarga dan kekasihnya, James Coleman, memberinya sepasang putra dan putri dan menemaninya seumur hidup.Kehadiran anak kedua yang tiba-tiba membuat James Coleman kewalahan. Karena kondisi tubuh Victoria Anne, dia tidak menyangka akan memiliki anak lagi setelah Celine.Tetapi Victoria Anne meminta sahabat baiknya, Charlotte Shimon untuk merawat tubuhnya secara pribadi dan dia segera hamil.James Coleman segera menenangkan pikirannya setelah mendapatkan kejutan besar ini. Dia sudah tidak panik. Saat Victoria Anne hamil, dia merawatnya sejak kehamilan hingga persalinan, dia bisa dikatakan seorang ayah yang berpengalaman.James Coleman sekali lagi mengurangi beban kerja, menemani Victoria Anne dengan sepenuh hati dan berencana mengajak Victoria Anne jalan-jalan.Joyce di panti jompo mendengar dia akan menjadi nenek lagi. Kali ini adalah seorang cucu laki-laki, T
Seorang adik telah hadir dalam keluarga mereka. Whitney Coleman sekarang adalah sekarang seorang kakak. Suasana dalam rumah semakin meriah.Selama Ibu menjalani masa nifas, Ayah tidak mempedulikan saran semua orang, bersikeras untuk menjaga anak-anaknya sendiri.Saat masa nifas Ibu sudah berakhir, entah apa yang dilakukan Ayah dan Ibu di dalam kamar, mereka tidak keluar selama dua jam. Saat Nenek datang, dia melihat adik buang kecil di celananya dan menangis kencang.Malam itu, Nenek membawa adik pergi untuk menghukum Ayah agar merenungi kesalahannya....Dalam ingatan Whitney Coleman, Ayah tidak memiliki wanita lain di sekitarnya. Jangankan wanita, nyamuk betina pun tidak ada, karena Ibu punya cara jitu untuk mengendalikan suami.Suatu kali, ada acara yang tidak bisa Ayah tolak. Ketika pulang, Ibu mencium bau parfum wanita di tubuh Ayah.Ibu meraih kemeja Ayah dan langsung menangis tersedu-sedu, bahkan menendang sepatu kristal hak tinggi yang dia kenakan.Ayah berusaha keras menjelask
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan