Tuan Hobbs ingin mengambil selotip untuk menutup mulut Jeremy Hobbs. Bagaimanapun, mereka adalah ayah dan anak. Jika dia ingin mati, juga tidak perlu menariknya bersama!"Ayah!""Tutup mulutmu! Dasar anak durhaka, selalu membuat masalah di luar sepanjang hari. Sekarang, kau sudah menyinggung orang penting, mungkin kita sekeluarga akan dikuburkan bersamamu!" Tuan Hobbs mengutuk.Jeremy Hobbs menutupi wajahnya yang merah dan bengkak. Orang penting? Jeremy Hobbs tidak melihat ada orang penting di sini, tetapi ayahnya begitu ketakutan. Jeremy Hobbs mendongak dan menatap James Coleman.Dia juga tidak tahu kenapa dia ingin melihat James Coleman, seolah-olah orang penting itu adalah James Coleman.Namun dia jelas hanya seorang sopir..."Ray ... Raymond," Tuan Hobbs menatap James Coleman sambil tersenyum, "Aku akan membawa pulang jahanam ini sekarang dan akan menghajarnya, jika dia berani membuat masalah lagi, aku akan memutuskan hubungan dengannya. Anggap saja tidak pernah melahirkan anak ini
Ternyata Kakak Monster Jelek itu sangat cantik, bahkan lebih cantik dari peri.Peran yang dimainkan oleh Victoria Anne adalah Agatha Lingard, dari seorang mahasiswi biasa yang menjadi seorang sosialita, kemudian menjadi seorang tentara wanita pada masa revolusi, dia menjalankan kehidupannya dengan penuh warna.Kehidupan Agatha Lingard sangat mirip dengan kehidupan Victoria Anne selama ini. Dia juga berjuang dalam penderitaan dan pernah kehilangan arah. Dia bekerja keras, dan tidak pernah menyerah, menghancurkan dirinya kemudian menemukan jati dirinya kembali.Akhirnya, semua orang mengenal kedua tokoh hebat yang tinggal di rumah itu. Mereka adalah orang terkaya James Coleman dan aktris terkenal Victoria Anne.Namun mereka tidak pernah mengganggu kehidupan Victoria Anne yang damai dan tenang. Perut Victoria Anne semakin besar dari hari demi hari.Hari ini Victoria Anne berbaring di ambang jendela dengan bosan, dia melihat ke kejauhan dengan lesu.James Coleman melihatnya ketika dia kemb
Pada saat itu, Curtis Wagner melihat Victoria Anne. Kedua bersaudara itu saling bertatapan.Mata Victoria Anne segera memerah. Dia sangat mengkhawatirkan Kakak, sekarang melihat Kakak berdiri di hadapannya dengan selamat, dia merasa lega.Tidak ada emosi di wajah tampan Curtis Wagner. Setelah melihat sekilas James Coleman yang bersama Victoria Anne, dia membuang muka.“Bos Wagner, selamat datang?” Pada saat itu, Mama-san datang dengan gadis-gadis cantik.“Gadis-gadis, cepat beri salam pada Bos Wagner.”Gadis-gadis itu berjalan. Tatapan mereka tertuju pada Curtis Wagner, mereka berseru, "Halo, Bos Wagner."“Bos Wagner, ini adalah gadis-gadis pilihan di sini, cantik--cantik, bukan?” Mama-san mengharapkan pujian.Curtis Wagner menyelipkan kedua tangan dalam saku celananya dengan sombong, dia tampak seperti preman, dia menyipitkan matanya dan melirik gadis-gadis itu, lalu tersenyum licik dan berkata, "Memang cantik-cantik, tetapi ... semuanya asli, bukan? Aku tidak suka menyentuh silikon,
Victoria Anne tidak tahu apa-apa, tetapi James Coleman mengetahui segalanya. Jadi dia memberitahu Victoria Anne situasi kakaknya.Victoria Anne terkejut. Ternyata setelah Ibu Taylor Stevenson menceraikan ayahnya, dia mendirikan perusahaan sendiri dan menjadi seorang CEO terkemuka. Kalau begitu, Taylor Stevenson pasti akan pergi dengan ibunya.Jika Taylor pergi, bagaimana nasib kakaknya?Di sepanjang perjalanan Kakak yang berliku, tiba-tiba seorang gadis cantik yang lembut namun berhati teguh dan berani datang padanya dan menemaninya dalam waktu yang singkat.Victoria Anne merasa Kakak tidak akan pernah bertemu dengan gadis seperti Taylor lagi.Tentu saja, Taylor juga tidak akan bertemu dengan seseorang seperti Kakak lagi....Di dalam ruang VIP.Curtis Wagner duduk di kursi utama dengan sebatang rokok di mulutnya. Dia memegang sebuah kartu. Setelah melihat kartu itu, dia langsung melempar kartu itu ke atas meja dengan kesal."Hahaha, Bos Wagner, kalau begitu kita tidak akan sungkan lag
Gadis itu selembut anak kucing. Dia berjongkok di depannya dan menatapnya di bawah cahaya redup. Sekarang dia agak marah, matanya yang terbuka lebar-lebar terlihat sangat cantik.Curtis Wagner melirik gadis itu dan anak kucing di pelukannya. "Siapa mengizinkanmu memelihara hewan kecil di sini?"“Anak kucing ini terlantar, jadi aku mengadopsinya. Curtis Wagner, jika kau mengusir anak kucing ini, kau adalah orang yang tidak berbelas kasihan.” Taylor Stevenson takut Curtis Wagner akan mengusir anak kucing itu, jadi dia memperingatinya dulu.Curtis Wagner mengganti sepatunya dan berjalan ke ruang tamu, "Kau masih ingat ini adalah rumahku, syukurlah."Taylor Stevenson memandang Curtis Wagner, Curtis Wagner melempar mantelnya ke sandaran tangan sofa, lalu duduk, dan bersandar di sofa, kedua kakinya dijulurkan ke atas meja di depannya. Dia memejamkan mata, lalu memijat bagian tengah alisnya yang lelah.“Aku akan membawakan teh untukmu.” Taylor Stevenson masuk ke ruang makan dan menuangkan
Suhu di dapur memanas.Tatapan Curtis Wagner berpindah dari mata ke bibirnya, yang berbentuk buah ceri, mungil dan merah cerah. Jakun Curtis Wagner meluncur ke atas dan ke bawah. Suhu tubuhnya tiba-tiba meningkat. Perasaan ini sangat aneh, datang tiba-tiba dan di luar kendali.Jantung Taylor Stevenson masih berdebar-debar. Dia bahkan bisa mendengar detak jantungnya sendiri.Sebelum kehilangan kendali, dia mundur selangkah, menghindari sentuhan pria itu.“Terima kasih.” Dia memecah keheningan.Tangan Curtis Wagner membeku di udara, tetapi dia segera menariknya kembali dan menyelipkannya ke dalam saku celana. Dia terbatuk dan merespons, "Tidak perlu sungkan."“Pangsitnya sudah siap, aku akan merebusnya sekarang.” Taylor Stevenson memeluk mangkuk berisi pangsit yang sudah dibungkus dan berjalan ke sisi lain.Dia sengaja menjaga jarak dengannya, tetapi saat dia melewatinya, panas di tubuh Curtis Wagner belum reda.Curtis Wagner membalikkan badan dan keluar dari dapur.Dia berjalan ke jen
“Aku peringatkan, jangan bergerak lagi!” tegur Curtis Wagner.Taylor Stevenson jarang melihatnya kehilangan kesabaran. Dia tahu betapa kejamnya pria ini di luar dan sekarang dia tidak berani bergerak, hanya memelototinya dengan kesal.Curtis Wagner mencium wangi di tubuhnya. Dia baru selesai mandi, ada keharuman sabun mandi yang bercampur dengan aroma gadis muda. Ada banyak wanita di sekitarnya, tetapi mereka semuanya berbau kosmetik."Aku tidak bergerak lagi, Bos Wagner, bisa lepaskan aku sekarang?""Lepaskan? Taylor Stevenson, kau masuk ke kamar seorang pria tanpa mengetuk pintu di tengah malam hanya untuk membiarkan aku melepasmu, apakah kau sedang mempermainkanku?Taylor Stevenson tercengang. "Apa?"Melihat tatapannya yang polos dan bingung, Curtis Wagner tidak bisa menahan diri untuk meremas rahang gadis itu.Kulitnya yang mulus membuatnya terobsesi.Ujung jari pria itu yang kasar kembali mengusap wajahnya, Taylor Stevenson masih muda, bulu kuduknya segera berdiri, dia ingin meng
Tuan Wagner mengundangnya!Ekspresi sopir segera berubah, dia ingin mengatakan sesuatu. Taylor Stevenson melihat Emilia Alden sedang berjalan ke arahnya dan akan segera menemuinya. Taylor Stevenson berkata dengan tegas, "Baik, aku akan pergi dengan kalian.""Nona Stevenson!"“Tidak apa-apa, Tuan Wagner tidak akan menyakitiku, jangan khawatir.” Taylor Stevenson mengikuti kedua pengawal berbaju hitam itu pergi.Sopir menyadari ada yang tidak beres, jadi dia segera mengeluarkan ponselnya dan memutar nomor telepon Curtis Wagner....Saat ini, Curtis Wagner berada di dermaga, sedang ada konflik karena masalah wilayah kekuasaan."Curtis Wagner, apa yang kau lakukan di sini? Kau sombong sekali, apakah kau merasa sangat hebat? Menurutku, kau hanyalah seekor anjing yang dipelihara Keluarga Wagner!""Apa yang kau katakan, coba katakan saja lagi!"Suasana semakin memanas, akan terjadi pertarungan.Curtis Wagner mengulurkan tangannya untuk menghentikan anak buahnya yang akan bergerak di belakangny
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan