Billy Wagner merasa sangat beruntung, dia menyukai tantangan ini, wanita Curtis Wagner memang berbeda.Taylor Stevenson mengangkangi paha Billy Wagner, jari-jarinya merangkak di dada Billy Wagner sedikit demi sedikit dengan penuh godaan. "Billy Wagner, apakah kau menyukainya?"“Suka! Tentu saja suka! Gadis cantik, apakah kau biasanya bermain dengan Curtis Wagner seperti ini? Dia juga suka gaya wanita di atas?” Billy Wagner tertawa terbahak-bahak.“Dia?” Taylor Stevenson mengangkat alisnya, matanya berbinar. “Dia ... tidak menyukai ini, dia suka memegang kendali, jadi selalu menyukai wanita di bawah."Dia bicara sembarangan.Billy Wagner segera mengulurkan tangannya dan menggenggam pinggang Taylor Stevenson. Pinggang gadis itu sangat ramping, seolah-olah dapat dipatahkan dengan mudah. Perasaan ini membuat Billy Wagner lebih antusias. "Cantik, Curtis Wagner tidak suka, tetapi aku suka. Mari kita bersenang-senang.""Baik, kalau begitu permainannya dimulai ..." Jari Taylor Stevenson me
Taylor Stevenson mengerutkan bibirnya, lalu menyeka wajahnya yang basah.Pada saat itu, seutas tali tiba-tiba menjerat lehernya dari belakang, Taylor Stevenson langsung kesulitan bernapas. Ternyata Billy Wagner yang terkapar di lantai belum mati. Dia menggunakan napas terakhirnya untuk membawa Taylor Stevenson mati bersamanya, jadi dia melilit lehernya dengan sekuat tenaga.Taylor Stevenson ingin meronta, tetapi pisau tajam masih tertancap di pundak kanannya, tenaganya benar-benar sudah terkuras.Wajahnya perlahan-lahan membengkak dan memerah, kelopak matanya semakin berat. Apakah dia akan mati?Apakah dia akan mati seperti ini?Tangan Taylor Stevenson perlahan terkulai lemas, dia sangat mengantuk dan ingin tidur.Taylor Stevenson memejamkan matanya.Pada saat ini, pintu gubuk tiba-tiba didorong dengan kencang dari luar.Suara ini membangunkan Taylor Stevenson. Taylor Stevenson perlahan membuka matanya. Dia melihat pintu gubuk didorong dan sinar matahari yang terang di luar masuk. Sos
Taylor Stevenson masih muda dan belum pernah memakai penutup perut. Curtis Wagner membeku. Kulit gadis itu benar-benar seperti putih telur yang baru dikupas, tali penutup perut berwarna merah cerah digantungkan di lehernya. Bebek mandarin yang sedang bermain di air menutup payudaranya yang berkembang dengan baik, membuat orang tidak dapat berpaling."Apa yang kau lihat!" Taylor Stevenson menutupi dirinya dan memelototinya dengan marah. "Jika melihat lagi, kau akan mencungkil matamu!"Curtis Wagner juga menyadari dia sudah menatapnya terlalu lama. Dia terbatuk, "Mengapa berpakaian seperti ini?"Dia tidak punya pakaian, bahkan penutup perut ini adalah pinjaman.“Tentu saja untuk... menggoda pria!” Taylor Stevenson menjawab dengan marah."Kalau begitu, apakah aku bukan pria, mengapa aku tidak bisa melihatnya?""Ini untuk... menggoda Billy Wagner, bukan untuk menggodamu.""..." Curtis Wagner tidak mengatakan apa-apa. Dia melirik tempat yang dia tutupi, "Tidak perlu ditutupi lagi, bukankah
Kedua pasang mata saling berhadapan, percikan api segera muncul.James Coleman melangkah maju ke sisi Curtis Wagner. "Kejadian kali ini disebabkan oleh ibuku. Ibuku mengirim pesan pada Billy Wagner untuk membocorkan identitasmu. Pesan itu mengatakan Curtis Wagner adalah Geoffrey Grant."James Coleman berterus terang.Curtis Wagner mengangkat alisnya. "Ketika Vic meneleponku sambil menangis, aku sudah menebaknya."“Kali ini aku berutang nyawa padamu, kau bisa melakukan apa pun yang kau mau.” James Coleman berkata.Curtis Wagner menyipitkan matanya dan mencibir, "Bisa melakukan apa pun yang kumau? Keluarga Colemanmu mencoba membunuhku dua kali, bagaimana kalau aku menginginkan nyawamu?""Baik," James Coleman mengangguk dengan tenang, "Walaupun harus membayar dengan nyawaku, aku tidak akan menyesalinya."Suasana di antara mereka tiba-tiba membeku.Pada saat itu, pintu gubuk tiba-tiba terbuka, Victoria Anne berjalan keluar. "Kakak."Victoria Anne merangkul lengan Curtis Wagner dengan ha
Victoria Anne pergi ke sebuah kota kecil bersama Charlotte Shimon, pemandangannya sangat indah dan cuacanya juga sangat nyaman. Dia akan menetap di sini.Bekas luka di pipi kanan Victoria Anne belum sembuh. Ketika baru tiba di sini, anak-anak tetangga mengejarnya dan memanggilnya—Kakak Monster Jelek.Namun anak-anak ini segera dimarahi orang tuanya. Para tetangga sangat ramah padanya. Mereka mengantarkan berbagai macam kue kering setempat untuk meminta maaf. Hubungan mereka sangat harmonis dan menyenangkan.Namun anak-anak itu masih memanggilnya Kakak Monster Jelek, Victoria Anne tersenyum mendengarnya dan tidak mempedulikannya.Charlotte Shimon pergi ke mal untuk membeli beberapa pakaian. Ketika pulang, dia melihat Victoria Anne dari kejauhan sedang duduk di depan rumahnya. Dia memegang benang merah dan sedang menyulam gambar yang indah.Wow.Anak-anak itu tercengang, mata mereka menatap Victoria Anne dengan mata berbinar. "Kakak Monster Jelek, bagaimana cara kau melakukannya, bisaka
Charlotte Shimon memandang Victoria Anne dan perlahan meraih tangan Victoria Anne, "Vic, aku tahu siapa James Coleman ...""Benarkah?""Tentu saja, aku bahkan bisa memberitahumu siapa James Coleman. Apa kau ingin mendengarnya?"Victoria Anne ragu sejenak, "Apakah dia ada di sisiku sekarang?"Charlotte Shimon mengerutkan bibirnya. "Ya, dia selalu di sisimu dan tidak pernah meninggalkanmu.""Kalau begitu aku tidak mau mendengarnya.""Kenapa? Vic, apakah kau tidak ingin mencari James Coleman?""Ya, aku ingin menemukan James Coleman sendiri, bukan mengetahuinya darimu. Aku merasa telah melupakan banyak hal. Selagi mencari James Coleman, aku juga ingin menemukan kembali semua ingatanku tentang dia. Aku ingin mengingat satu per satu masa lalu yang pahit dan manis, sedih maupun bahagia."Charlotte Shimon menatap mata Victoria Anne yang berbinar dan tersenyum. "Baik."...Victoria Anne sudah tertidur, Charlotte Shimon mengemasi barang-barangnya dan menyiapkan agenda kerja. Dia akan pergi dan
Ehem.Charlotte Shimon segera terbatuk dan berusaha mengelak. "Vic, kau keliru, semua ini hanya tampak luarnya saja. Aduh, jangan memperhatikannya lagi, cepat pergi ke rumah sakit."Charlotte Shimon mendorong Victoria Anne ke dalam mobil.Victoria Anne ingin turun. "Charlotte, aku akan mengantarmu ke bandara."“Tidak perlu, ada yang akan menjemputku.” Charlotte Shimon mengedipkan matanya.Victoria Anne menoleh dan melihat mobil mewah Rolls-Royce Phantom telah diparkir di belakang. Lucas Hank berdiri di samping mobil mewah itu.Charlotte Shimon berlari ke sisi Lucas Hank dan Lucas Hank merangkul pinggangnya. Dalam pelukan Lucas Hank, Charlotte Shimon menoleh ke belakang dan melambaikan tangan ke arah Victoria Anne dan tersenyum. "Vic, dadah."Sosok Charlotte Shimon menghilang dari pandangan.James Coleman melihat tatapan Victoria Anne masih tertuju di kaca spion, melihat ke arah Charlotte Shimon pergi. Dia mengulurkan tangannya dan mengencangkan sabuk pengaman Victoria Anne, "Jangan
Victoria Anne merasa bingung, apakah karena kehamilannya, hormon estrogen dalam tubuhnya melonjak dan mulai membuatnya... berkhayal?Astaga!Sekarang Charlotte Shimon tidak ada di sisinya. Victoria Anne terlalu malu untuk bertanya pada Charlotte Shimon tentang masalah ini, jadi dia semakin gelisah.Pada saat ini, seorang bibi berjalan menghampirinya. "Nona Victoria, makan malam sudah siap."“Baik.” Victoria Anne membuang pikirannya dan pergi makan malam....Setelah makan malam, Victoria Anne kembali ke kamarnya, mandi lalu keluar dengan piyamanya.Duduk di depan meja rias, dia mengeluarkan pelembap yang ditinggalkan Charlotte Shimon dan mulai mengoleskan perutnya.Setelah hamil, perut wanita akan ada stretch mark. Pelembab ini bisa mengatasi masalah ini dengan sempurna."Sayang, kau pasti sangat cantik saat lahir dan Ibu tentunya juga ingin cantik!" Victoria Anne menepuk perutnya dengan senang.Pada saat itu, bayi di dalam menendang telapak tangannya, seolah-olah berinteraksi dengann
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan