Beranda / Urban / Tukang Paket Dan Putri Bos Mafia / Lari Demi Bertahan Hidup

Share

Lari Demi Bertahan Hidup

Penulis: Kopika
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-15 10:17:53

Mbak Sebenarnya mereka siapa dan kenapa sepertinya ingin membunuh Mbak-nya?” tanya Jono.

“Sudah aku katakan bukan, mereka itu penjahat yang ingin menculik dan membunuh diriku. Mereka pasti suruhan dari si Jamal.” Jelas Renata.

“Si Jamal itu siapa ya?” Jono mengerutkan dahinya.

“Dia itu bos para penjahat tadi. Dia tangan kanan,” Renata menggantungkan ucapannya.

“Tangan kanan siapa, Mbak?” Jono jadi penasaran.

“Awas Bodoh!” pekik Renata menunjuk ke arah depan mereka.

Di mulut gang yang akan mereka lalui, di depan sana mobil para ketiga pria berjas serba hitam itu telah menghadang.

Jono sigap mengerem dan memberhentikan motornya, ia melihat ketiga pria yang disebut penjahat oleh Renata itu mulai turun dari mobilnya. Jono segera memutar balik motornya, kembali ke dalam gang.

“Sial!” maki salah seorang di antara pria berjas serba hitam itu geram karena buruan mereka berhasil kabur lagi.

Di tengah gang itu Jono memutuskan berbelok ke arah lain, kalau ke arah mereka tadi datang mungkin para pria berjas hitam itu pun akan kembali memutar dan menunggu mereka lagi.

“Kita kemana Bodoh?” tanya Renata.

“Saya juga tidak tahu Mbak. Yang jelas kita mencoba menghindari mereka saja.” Jelas Jono sambil mengendikkan bahu.

Renata mengangguk, ia setuju dengan ide Jono, meski tentu saja Jono tidak bisa melihat anggukan Renata yang sedang dibonceng di belakang.

Mereka melaju meliuk dari satu gang ke gang yang lainnya mencoba menghindari jalan besar. Cukup lama sampai Renata merasa kalau sebenarnya mereka sedang tersesat.

“Hei Bodoh, sepertinya kita sudah dua kali lewat jalan ini deh sebelumnya.” Ujar Renata.

Jono mengerem dan berhenti ke pinggir, ia celingukan.

“Iya ya Mbak? Pantas saja saya merasa seperti sedang de ja vu.” Sahut Jono.

“Jadi bagaimana ini Kamu tahu jalan atau tidak sih? Bodoh!” Renata jadi merasa bingung, tapi ia tetap saja mengumpat kepada Jono.

“Bentar Mbak. Kita lihat ada dimana kita sekarang ini pakai maps.” Jono mengeluarkan smartphone yang ia simpan di saku jaketnya.

“Kita sekarang ada dimana, jangan-jangan kamu mau nyulik saya ya?” tanya Renata tak sabaran.

“Enak aja saya mau menculik kan Mbaknya yang numpang. Kita ada di gang Kelinci Mbak. Eh, maaf sebentar Mbak!” Jono yang telah selesai mengamati peta kini berusaha meraih sebuah bungkusan paket yang ada di dalam kantong besar yang ada di samping belakang jok motor yang sedang diduduki oleh Renata.

Renata beringsut sedikit, membuak sebuah celah bagi Jono mengambil bungkusan paket tersebut.

“Tunggu sebentar ya Mbak.” Ujar Jono sambil berjalan menuju ke sebuah rumah tak jauh dari tempat mereka berada, ia memegang bungkusan paket tersebut.

Renata menggaruk belakang kepalanya, si Mas paket bodoh ini sedang ngapain sih?

“Pakeeet…!” dengan lantang Jono berteriak di halaman sebuah rumah, ia telah menyesuaikan alamat pengiriman yang tertera di bungkus paket, aplikasi smartphonenya dan juga yang ada di pagar rumah tersebut.

“Astaga!” Renata menepuk jidatnya, mereka sedang dikejar-kejar dan ditembaki oleh ketiga pria berjas hitam itu tapi si Mas pengantar paket ini masih saja berusaha mengantarkan paketnya. Susah dipercaya?!

“Mas Agus?” tanya Jono saat seorang laki-laki keluar dari dalam rumah tersebut dan menghampiri dirinya.

“Benar, paket buat saya kan?” tanya si Mas Agus itu.

Jono mengangguk dan menyerahkan paket yang ia bawa “Sebentar Mas, foto dulu sebagai bukti pengiriman telah diterima.”

“Oke!” sahut si Mas Agus sambil berpose supaya menarik.

Jono memfoto dan kemudian mengupload foto tersebut melalui aplikasinya, mengubah staus pengiriman menjadi diterima oleh orang yang bersangkutan. Jono kemudian kembali menuju ke arah motornya, di sana Renata masih duduk manis meski raut wajahnya tampak kesal sedikit.

“Sudah Bodoh?” tanya Renata.

“Sudah Mbak, tapi dari sini kita akan ke gang yang berada di seberang jalan sana. Ada dua paket yang harus saya kirimkan kesana.” Jelas Jono sambil mengecek alamat mana saja yang harus ia datangi selanjutnya di hapenya.

“Mas paket yang bodoh, bisa gak sih jangan mikirin paketnya dulu? Kita ini sedang lari karena dikejar oleh orang jahat yang menembaki kita loh!” Renata mengingatkan.

Jono terhenyak, benar juga.

“Jadi gimana dong Mbak? O iya bagaimana kalau kita lapor ke kantor polisi saja?” Jono memberikan saran.

Renata menggeleng dan mengibaskan tangannya “Kita tidak bisa melapor ke kantor polisi Mas Bodoh.”

“Loh kenapa? Sudah tugasnya polisi buat menangkap penjahat kan?” tanya Jono tak mengerti, dahinya mengkerut.

“Soalnya Mas Bodoh, mereka itu punya orang dalam di kepolisian, seseorang yang sangat berpengaruh. Mereka bisa saja ditangkap tapi sehari dua hari kemudian akan dilepaskan kembali.” Jelas Renata.

“Jadi bagaimana baiknya?” tanya Jono lagi meminta saran dari Renata.

“Antar saya ke rumah paman saya Mas Bodoh.” Ujar Renata.

Jono mengangguk “Boleh Mbak, alamatnya dimana?”

“Di Perumahan Pantai Indah. Nanti saya tunjukkan blok dan rumahnya saat sudah berada di perumahan itu.” Renata menyebutkan alamat rumah sang paman yang ingin ia tuju.

“Oke Mbak, kita akan menuju ke sana. Tapi sebelumnya kita mampir dulu buat mengantarkan dua paket itu ya Mbak!” Jono memaparkan.

Renata sepertinya tidak punya pilihan, lagi pula dia kan memang menumpang kepada si Mas-Mas tukang paket ini.

Jono kemudian kembali melajukan motor dengan Renata yang duduk dibonceng di belakangnya. Sebenarnya kini Jono merasa berdebar-debar, sebab tanpa kepanikan yang tadi melandanya, Jono baru menyadari kalau Renata ini gadis yang sangat cantik. Kriterianya untuk dijadikan pacar idaman.

Tapi, baru saja Jono hendak menyeberang ke gang lainnya, dari sisi sebelah kanan jalan terlihat mobil yang tadi mengejar mereka. Awalnya Jono mengira mungkin mirip saja, tapi ternyata memang mereka. Ketiga orang berjas hitam itu juga sama terkejutnya dengn Jono. Tapi mereka terkejut senang karena berhasil mengendus kembali buruannya.

“Celaka! Bagaimana mereka bisa menyusul kita kesini?!” pekik Renata panik.

“Saya gak tahu Mbak. Pegangan!” Teriak Jono yang langsung menarik tuas gas motornya sedalam mungkin.

Renata hampir saja terjatuh karena motor yang tiba-tiba melaju kencang, untungnya dia sempat memeluk erat punggung Jono. Tentu saja Jono merasa bak mendapatkan durian runtuh, mimpi apa dia semalam, siang ini dipeluk oleh cewek secantik Renata.

Kejar mengejar pun kembali terjadi, Jono berusaha menyelip di antara beberapa kendaraan lain di depannya. Mobil yang dinaiki ketiga pria berjas hitam itu pun mengejar mereka tak kalah lincahnya.

Jono terpaksa naik ke atas trotoar dan berharap ada gang atau jalan lain untuk mereka menuju. Di ujung jalan, mobil yang membawa ketiga pria berjas hitam it berhasil menyusul dan menghadang laju motor Jono.

Tak kehilangan akal, Jono segera berbalik arah dan menyeberang dengan sangat nekat tanpa melihat kiri kanan terlebih dahulu. Hal itu membuat sebuah sedan nyaris saja menyerempet mereka, tapi Jono tidak memiliki waktu untuk panik apalagi berhenti meminta maaf kepada sopir sedan tersebut.

Salah seorang pria berjas hitam itu kembali mengacungkan pistolnya, kali ini ia menetapkan targetnya, kepala Jono.

‘Dor…!’ sebuah timah panas meluncur, terbang menuju ke arah kepala Jono.

‘Trang!’ beruntung, sebelum mengenai kepala Jono, sebuah truk datang melintas dan membuat peluru itu bersarang di badan truk besar itu.

“Sialan! Mereka hilang!” gerutu salah seorang pria berjas hitam itu saat truk yang menghalangi mereka telah berjalan menjauh dan tak terlihat lagi Jono serta Renata di tempat tadi mereka berada.

“Kamu tenang saja. Dilihat dari arah yang mereka ambil, aku tahu kemana tujuan mereka.” Sahut salah seorang diantara mereka.

“Baiklah kalau begitu, ayo kita hadang mereka saja di sana!” ujar sang sopir yang juga mulai mengerti kemana tukang paket dan Renata akan pergi. Ia kembali melajukan mobilnya untuk memberikan kejutan di tempat yang akan dituju oleh kedua buruannya itu.

***

Bab terkait

  • Tukang Paket Dan Putri Bos Mafia    Rumah Berdarah

    “Hampir saja!” Jono mengintip ke belakang dari spion motornya, sepertinya mereka berhasil lolos. Ia harus segera masuk kembali ke gang dan terus berusaha sebisa mungkin mengambil jalan kecil sampai tujuan mereka.“Iya Mas Bodoh, nyaris saja kita kena dor.” Sahut Renata.“Kita coba masuk gang yang di sana itu. Mulai sekarang kita sebisa mungkin terus lewat jalan kecil atau gang yang gak muat mobil saja.” Jono menjelaskan.Renata mengangguk “Iya Mas, bagaimana baiknya saja.”Dengan lincah Jono kembali masuk ke dalam dan meliuk-liuk melewati setiap tikungan kecil dan juga kadang membingungkan karena kadang gang yang mereka lalui seperti halaman rumah orang.“Permisi Bu Ibu!” ucap Jono ketika melewati sekelompok ibu-ibu berdaster yang sedang merumpi di depan rumah tersebut.“Silakan!” ucap seorang ibu.“Eh Kang Paket! Kenapa lu lewat dimari sih?!” kesal seorang ibu mema

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-16
  • Tukang Paket Dan Putri Bos Mafia    Bersembunyilah!

    Renata memeluk sang paman dan membuka telinganya selebar mungkin untuk mendengar wasiat apa yang harus ia lakukan.“Kamu bersembunyilah beberapa waktu sampai ayahmu tiba. Ia akan menghabisi semua pengkhianat itu. Kamu paham maksud Paman bukan?” tanya Pamannya.Renata mengangguk “Iya Paman, Renata mengerti. Tapi ayah masih akan lama berada di luar negerinya. Ia akan kembali setelah situasi kondusif, mungkin empat sampai lima bulan ke depan. Paman siapa yang telah melakukan semua ini?” “Ada ular yang menyamar menjadi tikus dalam sarang kita Renata. Saat ayahmu tidak ada, ular itu mulai melancarkan serangannya. Bisa dan taringnya sangat berbahaya karena ekornya dipegang oleh banyak pihak yang tidak menyukai keluarga kita. Kita semua dalam bahaya termasuk kamu, karena itu bersembunyilah dan jangan sampai mereka tahu siapa dirimu yang sebenarnya.” Jelas sang Paman.“Renata mengerti paman, kalau begitu sekarang lebih baik kita segera ke rumah sakit untuk merawat luka paman ini!” sahut Rena

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-17
  • Tukang Paket Dan Putri Bos Mafia    Menantu Untuk Si Mbok?

    Jono memberhentikan motor setelah ia yakin kalau ketiga pria berjas itu tidak bisa mengikuti mereka. Saat ini dia dan Renata sedang berada di sebuah gang di dekat sebuah warung yang cukup ramai pengunjung. Ia berhenti parkir di bawah sebuah pohon rindang.“Jadi bagaimana sekarang?” tanya Jono.“Bagaimana apanya?” Renata balik bertanya.“Kita kemana lagi? Kamu punya tujuan kan?” Jono kembali bertanya.Renata menghela nafas dan kemudian menggeleng “Tidak ada Mas Jono, saat ini saya tidak mungkin kembali pulang ke rumah sementara tidak ada kerabat atau teman yang bisa saya percayai dan datangi lagi.”Jono diam sejenak.“Apa kamu haus?” tanya Jon mengubah topik pembicaraan.Renata mengangguk “Sedikit.”“Tunggu sebentar aku mau beli minuman, kamu mau minum apa?” Jono menawarkan.“Soda atau apapun juga boleh, asal dingin.” Ucap Renata.“Oke, bentar!” Jono lalu menuju ke warung tersebut, mengambil dua minuman bersoda dari show case-nya, ia memilih minuman yang dingin sesuai permintaan dari

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-17
  • Tukang Paket Dan Putri Bos Mafia    Preman Kampung

    Jam delapan, sinar matahari pagi menyelusup ke dalam kamar melalui jeruji jendela. Renata memicingkan mata dan menatap sekitarnya. Semalaman dia nyaris tidak bisa tidur sebab berada di tempat yang tidak nyaman dan bau sungai yang tercium begitu menyengat.“Hadeuh benar-benar bikin pusing dan sebal, bau sekali di sini. Tapi aku tidak punya tujuan lain!” keluh Renata sambil beranjak dari ranjang dan melangkah keluar, perutnya terasa lapar.“Sudah bangun, Cah Ayu?” sapa si Mbok ibunya Jono yang melihat Renata turun dari lantai dua rumahnya.“Sudah Mbok, Mas Jono mana?” tanya Renata yang tidak meihat kehadiran Jono.“Jono sudah berangkat tadi sejak subuh, dia memang rajin anaknya. Katanya kalau tidak begitu maka bakalan kalah saing sama tukang paket temannya. Kalau paket yang dia antarkan sedikit maka dapat uangnya pun sedikit. Si Jono sedang mengumpulkan uang buat bekal nikahnya, Cah Ayu!” jelas si Mbok.Renata tersenyum tipis sebagai basa-basi dan menghargai si Mbok.“Mbok, aku lapar ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-01
  • Tukang Paket Dan Putri Bos Mafia    Saran Dari Si Togar

    Renata jelas terkejut, ia benar-benar tidak menduga kalau komplotan pria berjas hitam itu berhasil menemukan dirinya yang sedang bersembunyi di rumah Jono si Tukang Paket dengan mudahnya.“Kalian semua! Cepat tangkap wanita itu!” teriak pria berjas itu kepada rekan-rekannya yang masih berada di dalam mobil. Niatnya untuk membeli sarapan ia urungkan karena ada masalah yang lebih genting, menangkap Renata!Maka ketiga rekannya yang lain segera keluar dan hendak menangkap Renata.Renata tentu saja langsung membalikkan badan dan mengambil langkah seribu, kabur dari kejaran para pria berjas hitam yang dulu adalah anak buah ayahnya sendiri.Si Togar pun kebingungan dengan situasi yang mendadak seperti itu, tapi satu hal yang ada di dalam benaknya adalah ia harus melindungi Renata. Gadis cantik yang telah memikat hatinya dan merupakan teman dari sahabatnya si Jono.‘Bughk!’ si Togar dengan cepat menggebuk seorang pria berjas di dekatnya yang hendak mengejar Renata. Pria malang itu tidak mend

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-02
  • Tukang Paket Dan Putri Bos Mafia    Sein Kanan Belok Kiri

    Jono melangkah sambil menenteng sebuah paket menuju ke sebuah rumah mewah, ia memarkirkan motor bututnya di pinggir jalanan. Mengecek smartphone dan mengangguk setelah berhasil menyamakan alamat dan nomor rumah yang tertera di layar dengan yang ada di tembok di pinggir gerbang rumah mewah tersebut.“Pakeeet…!” teriak Jono dengan sangat lantang di gerbang rumah tersebut.Tidak ada jawaban, tentu saja sebab jarak dari gerbang menuju ke rumah tersebut masih berjarak sekitar dua puluh meteran. Sekencang apa pun Jono berteriak, suaranya pasti sudah lenyap ditelan angin saat masih setengah jalan.“Buset dah! Nih rumah halamannya dah kayak lapangan bola aja!” keluh Jono setelah ia menyadari kalau bakalan percuma berteriak sekencang apapun.Jono mengecek smartphonenya, tidak ada instruksi untuk menaruh paket itu di halaman atau menitipkannya ke rumah tetangga sebelah atau Pak RT. Paket ini harus diterima langsung sama orang yang memesannya.“Apa gue lempar aja ya nih paket?” gumam Jono

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-14

Bab terbaru

  • Tukang Paket Dan Putri Bos Mafia    Saran Dari Si Togar

    Renata jelas terkejut, ia benar-benar tidak menduga kalau komplotan pria berjas hitam itu berhasil menemukan dirinya yang sedang bersembunyi di rumah Jono si Tukang Paket dengan mudahnya.“Kalian semua! Cepat tangkap wanita itu!” teriak pria berjas itu kepada rekan-rekannya yang masih berada di dalam mobil. Niatnya untuk membeli sarapan ia urungkan karena ada masalah yang lebih genting, menangkap Renata!Maka ketiga rekannya yang lain segera keluar dan hendak menangkap Renata.Renata tentu saja langsung membalikkan badan dan mengambil langkah seribu, kabur dari kejaran para pria berjas hitam yang dulu adalah anak buah ayahnya sendiri.Si Togar pun kebingungan dengan situasi yang mendadak seperti itu, tapi satu hal yang ada di dalam benaknya adalah ia harus melindungi Renata. Gadis cantik yang telah memikat hatinya dan merupakan teman dari sahabatnya si Jono.‘Bughk!’ si Togar dengan cepat menggebuk seorang pria berjas di dekatnya yang hendak mengejar Renata. Pria malang itu tidak mend

  • Tukang Paket Dan Putri Bos Mafia    Preman Kampung

    Jam delapan, sinar matahari pagi menyelusup ke dalam kamar melalui jeruji jendela. Renata memicingkan mata dan menatap sekitarnya. Semalaman dia nyaris tidak bisa tidur sebab berada di tempat yang tidak nyaman dan bau sungai yang tercium begitu menyengat.“Hadeuh benar-benar bikin pusing dan sebal, bau sekali di sini. Tapi aku tidak punya tujuan lain!” keluh Renata sambil beranjak dari ranjang dan melangkah keluar, perutnya terasa lapar.“Sudah bangun, Cah Ayu?” sapa si Mbok ibunya Jono yang melihat Renata turun dari lantai dua rumahnya.“Sudah Mbok, Mas Jono mana?” tanya Renata yang tidak meihat kehadiran Jono.“Jono sudah berangkat tadi sejak subuh, dia memang rajin anaknya. Katanya kalau tidak begitu maka bakalan kalah saing sama tukang paket temannya. Kalau paket yang dia antarkan sedikit maka dapat uangnya pun sedikit. Si Jono sedang mengumpulkan uang buat bekal nikahnya, Cah Ayu!” jelas si Mbok.Renata tersenyum tipis sebagai basa-basi dan menghargai si Mbok.“Mbok, aku lapar ma

  • Tukang Paket Dan Putri Bos Mafia    Menantu Untuk Si Mbok?

    Jono memberhentikan motor setelah ia yakin kalau ketiga pria berjas itu tidak bisa mengikuti mereka. Saat ini dia dan Renata sedang berada di sebuah gang di dekat sebuah warung yang cukup ramai pengunjung. Ia berhenti parkir di bawah sebuah pohon rindang.“Jadi bagaimana sekarang?” tanya Jono.“Bagaimana apanya?” Renata balik bertanya.“Kita kemana lagi? Kamu punya tujuan kan?” Jono kembali bertanya.Renata menghela nafas dan kemudian menggeleng “Tidak ada Mas Jono, saat ini saya tidak mungkin kembali pulang ke rumah sementara tidak ada kerabat atau teman yang bisa saya percayai dan datangi lagi.”Jono diam sejenak.“Apa kamu haus?” tanya Jon mengubah topik pembicaraan.Renata mengangguk “Sedikit.”“Tunggu sebentar aku mau beli minuman, kamu mau minum apa?” Jono menawarkan.“Soda atau apapun juga boleh, asal dingin.” Ucap Renata.“Oke, bentar!” Jono lalu menuju ke warung tersebut, mengambil dua minuman bersoda dari show case-nya, ia memilih minuman yang dingin sesuai permintaan dari

  • Tukang Paket Dan Putri Bos Mafia    Bersembunyilah!

    Renata memeluk sang paman dan membuka telinganya selebar mungkin untuk mendengar wasiat apa yang harus ia lakukan.“Kamu bersembunyilah beberapa waktu sampai ayahmu tiba. Ia akan menghabisi semua pengkhianat itu. Kamu paham maksud Paman bukan?” tanya Pamannya.Renata mengangguk “Iya Paman, Renata mengerti. Tapi ayah masih akan lama berada di luar negerinya. Ia akan kembali setelah situasi kondusif, mungkin empat sampai lima bulan ke depan. Paman siapa yang telah melakukan semua ini?” “Ada ular yang menyamar menjadi tikus dalam sarang kita Renata. Saat ayahmu tidak ada, ular itu mulai melancarkan serangannya. Bisa dan taringnya sangat berbahaya karena ekornya dipegang oleh banyak pihak yang tidak menyukai keluarga kita. Kita semua dalam bahaya termasuk kamu, karena itu bersembunyilah dan jangan sampai mereka tahu siapa dirimu yang sebenarnya.” Jelas sang Paman.“Renata mengerti paman, kalau begitu sekarang lebih baik kita segera ke rumah sakit untuk merawat luka paman ini!” sahut Rena

  • Tukang Paket Dan Putri Bos Mafia    Rumah Berdarah

    “Hampir saja!” Jono mengintip ke belakang dari spion motornya, sepertinya mereka berhasil lolos. Ia harus segera masuk kembali ke gang dan terus berusaha sebisa mungkin mengambil jalan kecil sampai tujuan mereka.“Iya Mas Bodoh, nyaris saja kita kena dor.” Sahut Renata.“Kita coba masuk gang yang di sana itu. Mulai sekarang kita sebisa mungkin terus lewat jalan kecil atau gang yang gak muat mobil saja.” Jono menjelaskan.Renata mengangguk “Iya Mas, bagaimana baiknya saja.”Dengan lincah Jono kembali masuk ke dalam dan meliuk-liuk melewati setiap tikungan kecil dan juga kadang membingungkan karena kadang gang yang mereka lalui seperti halaman rumah orang.“Permisi Bu Ibu!” ucap Jono ketika melewati sekelompok ibu-ibu berdaster yang sedang merumpi di depan rumah tersebut.“Silakan!” ucap seorang ibu.“Eh Kang Paket! Kenapa lu lewat dimari sih?!” kesal seorang ibu mema

  • Tukang Paket Dan Putri Bos Mafia    Lari Demi Bertahan Hidup

    Mbak Sebenarnya mereka siapa dan kenapa sepertinya ingin membunuh Mbak-nya?” tanya Jono.“Sudah aku katakan bukan, mereka itu penjahat yang ingin menculik dan membunuh diriku. Mereka pasti suruhan dari si Jamal.” Jelas Renata.“Si Jamal itu siapa ya?” Jono mengerutkan dahinya.“Dia itu bos para penjahat tadi. Dia tangan kanan,” Renata menggantungkan ucapannya.“Tangan kanan siapa, Mbak?” Jono jadi penasaran.“Awas Bodoh!” pekik Renata menunjuk ke arah depan mereka.Di mulut gang yang akan mereka lalui, di depan sana mobil para ketiga pria berjas serba hitam itu telah menghadang.Jono sigap mengerem dan memberhentikan motornya, ia melihat ketiga pria yang disebut penjahat oleh Renata itu mulai turun dari mobilnya. Jono segera memutar balik motornya, kembali ke dalam gang.“Sial!” maki salah seorang di antara pria berjas serba hitam itu geram karena buruan mereka berhasil kabur lagi.Di tengah gang itu Jono memutuskan berbelok ke arah lain, kalau ke arah mereka tadi datang mungkin para

  • Tukang Paket Dan Putri Bos Mafia    Sein Kanan Belok Kiri

    Jono melangkah sambil menenteng sebuah paket menuju ke sebuah rumah mewah, ia memarkirkan motor bututnya di pinggir jalanan. Mengecek smartphone dan mengangguk setelah berhasil menyamakan alamat dan nomor rumah yang tertera di layar dengan yang ada di tembok di pinggir gerbang rumah mewah tersebut.“Pakeeet…!” teriak Jono dengan sangat lantang di gerbang rumah tersebut.Tidak ada jawaban, tentu saja sebab jarak dari gerbang menuju ke rumah tersebut masih berjarak sekitar dua puluh meteran. Sekencang apa pun Jono berteriak, suaranya pasti sudah lenyap ditelan angin saat masih setengah jalan.“Buset dah! Nih rumah halamannya dah kayak lapangan bola aja!” keluh Jono setelah ia menyadari kalau bakalan percuma berteriak sekencang apapun.Jono mengecek smartphonenya, tidak ada instruksi untuk menaruh paket itu di halaman atau menitipkannya ke rumah tetangga sebelah atau Pak RT. Paket ini harus diterima langsung sama orang yang memesannya.“Apa gue lempar aja ya nih paket?” gumam Jono

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status