Share

Bab. 34

Author: Leend Syahidah
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Makan dulu, Mas. Habis itu baru minum obatnya.” Mirna meletakkan piring berisi nasi dan lauk pauk di meja kecil samping tempat tidur.

Sakha yang melihat istrinya masuk, langsung menyimpan buku nasehat agama yang sedang dibacanya. Perkembangan kesehatan pria ini semakin baik. Tubuhnya sudah mulai kembali berisi, sebab sekarang ada istri yang telaten merawatnya. Bila dulu antara Mirna dan Sakha ada batasan, sekarang tak lagi, dulu Mirna hanya membantu ibunya memasak, setelahnya mbok Rohana yang mengantarkan makanan ataupun hanya memberi tahu Sakha bila waktu makan tiba. Nanti Sakha akan jalan pelan-pelan keluar kamar untuk makan. Jalan sambil menahan perih di perut dan tampak lemah, sebab tentu tak enak bila meminta mbok Rohana atau Mirna mengantarkan makan kedalam kamar.

Namun sekarang tak lagi seperti itu, status suami istri antara Sakha dan Mirna, membuat wanita ini lebih bebas mengurus suaminya meski masih ada sedikit rasa canggung, terkadang malu-malu.

Sudah sebulan usia pernikaha
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Tujuh Tahun Yang Suram   Bab. 35

    Percintaan yang diulang lagi setelah subuh tadi, buat Mirna merasa kelelahan pagi ini, bahkan tadi sedikit terlambat bangun untuk menyiapkan sarapan pagi suaminya. Sementara Sakha yang sudah bertahun-tahun menahan diri tak melakukan hubungan intim lagi pagi ini merasa bahagia luar biasa, hormon kebahagiaannya keluar sejak malam tadi.Berbanding terbalik dengan Mirna yang nampak lelah menahan kantuk dan menahan rasa perih diantara kedua pahanya, Sakha malah nampak bersemangat luar biasa pagi ini.“Masak apa?” Sakha mendekati istrinya yang sedikit sibuk di dapur. Sebenarnya Sakha juga masih merasa canggung pada Mirna, namun berusaha di tepisnya sejak semalam, sebisa mungkin sentuhan fisik sering diberikan pada istrinya ini agar rasa canggung yang melanda keduanya berkurang.“Cuma nasi goreng bakso, Mas. Hanya ini yang ada. Aku belum sempat ke pasar.” Sahut Mirna berusaha menahan gugup yang melanda, sebab Sakha berdiri sangat dekat dengan dirinya.“Beli di depan aja sarapannya, kalau ka

  • Tujuh Tahun Yang Suram   Bab. 36

    “Sudah enggak marah kan sama, mas?” Mirwan mengecup puncak kepala istrinya yang berhijab. Rasanya sekarang dialah yang ingin memarahi istrinya. Andira bergeming. Masih diam saja sambil membaca novel online pada ponselnya. “Kenapa enggak pakai jilbab tadi? Huh?” Mirwan kecupi pipi putih mulus itu secara bertubi dengan perasaan gemas sebab yang ditanya masih diam saja. “Lagi pengen aja,” jawab Andira asal, buat Mirwan semakin jengkel. “Kalau tadi ada yang liat gimana?”. “Emang sengaja, biar dilihat sama fansnya, Mas.” “Kalau laki-laki yang liat?” tanya Mirwan kembali. Geram campur gemas ingin mengungkung istrinya. “Ya,…biar…” Dalam hati Andira beristigfar. Jangan sampai auratnya dilihat laki-laki lain. “Maksudnya gimana? Kamu mau ada laki-laki lain yang lihat kamu selain, mas?” geram sudah Mirwan jadinya. “Mas, juga kan banyak cewek yang merhatiin, tuh yang barusan masih aja bawain kue kesini. Maksudnya apa coba?” Andira mulai sensitif, meluapkan kemarahan. “Astagfirullah, masi

  • Tujuh Tahun Yang Suram   Bab. 37

    Irina mengemasi buku-buku pelajarannya yang akan digunakan untuk pelatihan semester akhir besok. Tak terasa gadis remaja ini, akan memasuki dunia kampus. Tentu bahagia dirasakannya, sebab tak lama akan bekerja juga. Ingin dipilihnya jurusan keguruan saja agar bisa mengajar seperti ayah dan mamanya.“Sudah siap buat ujian, Kakak?” Andira mendekati putrinya yang nampak sibuk. Tak terasa putri yang dulu kecilnya suka duduk di pangkuan Andira saat mengaji, sekarang menjadi putri sungguhannya, tak ada rasa bila Irina anak sambung, rasanya seperti anak kandung saja. Begitupun Irina, tak menganggap Mama Andira sebagai mama sambung. Piatu sejak kecil, lalu memiliki mama Andira rasanya seperti mendapatkan kasih sayang dari mama sambung. Tak ada rasa canggung diantara keduanya. Sebab kedekatan telah terjalin lama sebelum ayah Mirwan menikahi mama Andira.“Insya Allah siap, Ma. Mama doain ya,” Irina berdiri memeluk mamanya, yang masih nampak cantik dan langsing. Bagaimana mungkin ayahnya itu bis

  • Tujuh Tahun Yang Suram   Bab. 38

    Mirna nampak sibuk bersama bu Rohana di dapur, hari ini ia dan Sakha akan mengadakan syukuran atas mobil second yang baru di beli. Meski second namun mesin dan bodynya masih mulus. Sakha tak menyangka uang sewa rumah dan keuntungan kios yang diberikan pada Mirna mampu di kelolah wanita itu dengan baik, hingga bisa terkumpul dan nominalnya bisa kena satu buah moil second. Lama hidup menderita di kampung buat wanita ini tak pandai foya-foya atas rezeki yang suaminya berikan. Malah dikelolah dengan baik dengan cara ditabung dan menambah modal kios agar keuangan tetap berputar.Bahkan semalam mereka berdua juga mengabari Andira atas rezeki yang mereka terima, dan diajak pula mamanya Zafian itu untuk datang menghadiri syukuran sehabis azhar hari ini.“Insya Allah ya, Mbak Mir, soalnya disini sering hujan kalau sore dan mas Mirwan juga lagi sibuk. Tapi selamat ya, mduah-mudahan mas Sakha nanti banyak dapat penumpang.” Andira mengucap itu dengan tulus di telepon kemarin.“Aamiin. Tapi kala

  • Tujuh Tahun Yang Suram   Bab. 39

    Ingin rasanya Sakha melajukan mobilnya kembali, saat melihat Ristia yang berdiri di depan sana. Bahkan ia lihat senyum terbit diwajah lelah perempuan itu saat melihat taksi yang ia pesan sudah tiba. Kenapa pula Tuhan harus mempertemukan lagi dengan perempuan ini. Sakha sekarang sudah punya keluarga baru, sunguh kenagan yang lama ingin ia lupa dan buang saja seandainya bisa. Tujuh tahun dulu pernah bersama dengan wanita ini, bahkan pernah menjadi istri sirinya, namun semua berakhir seiring berkahirnya juga pernikahan Sakha dan Andira.Akhirnya Sakha turun hendak membantu Ristia memasukkan barang dagangan yang ia beli tadi secara grosiran. Rupanya Ristia ini juga membuka kios di depan rumah, demi menyambung hidup. Bila tadi Sakha yang tgerkejut melihat siapa penumpangnya, sekarang Ristia yang terdiam sejenak lalu tersadar saat Sakha mulai angkat dan masukka barang belanjaan Ristia.“Eh-Mas, biar saya batalkan saja orderannya, biar sa-saya cari taksi yang lain saja. “ gugup Ristia, tak

  • Tujuh Tahun Yang Suram   Bab. 40

    Sakha menurunkan belanjaan Ristia dan membantu wanita itu membawa barang-barang kios hingga ke teras kiosnya. Tak banyak kata yang Sakha ucapka, setelah menanyakan tentang kabar suami dari mantan istri sekaligus mantan selingkuhannya ini.Rumah tempat Ristia tinggal ini, masihlah Sakha ingat, sebab disini kerap kali Sakha datang untuk menjemput Ristia lalu pergi mencari hotel untuk memadu kasih yang haram kala itu. Rumah ini peninggalan oranng tua Ristia. Untung tak ada tetangga yang datang atau sekedar lewat, sebab beberapa dari mereka, sangat mengenal Sakha.Sungguh kenangan terkutuk.“Ini ongkosnya, Mas.” Ristia serahkan dua lembar uang biru dan uang dua puluh satu lembar. Namun Sakha hanya mengambil lima puluh ribu saja.“Ini saja. Lebihnya buat kamu pakai saja. Saya benar-benar ingin minta maaf atas perbuatan saya di masa lalu padamu.” Ucap Sakha tulus, dirinya benar-benar tak ingin mengingat lagi.Netra Ristia sudah memerah. Sebab ada rasa yang belum hilang di hatinya untuk pria

  • Tujuh Tahun Yang Suram   Bab. 41

    “Sebelumnya, mas mau minta maaf sama kamu, benar-benar mas tak tahu dan tak sengaja tadi itu.” Ucap Sakha tak jelas buat Mirna semakin penasaran. “Maksudnya gimana, Mas?” Mirna berkerut alis menanyai Suaminya, sebab ucapan yang menggantung. Sakha lalu menarik nafas panjang lalu menghembuskan dengan pelan, meraih tangan Mirna dan mengecupnya sesaat. Heran semakin heran dibuatnya. “Jadi, waktu kamu tadi nelpon, mas, itu mas lagi sama Ristia.” “MAKSUDNYA?” rasa cemburu dan emosi langsung menyeruak di hati Mirna. Sakha tersenyum melihat reaksi cemburu istrinya. “Jadi, itu bukan mas sengaja, sayang. Tapi penumpang terakhir yang mas muat, memang Ristia. Mana mas tahu kalau penumpang yang order taksi sama mas, orangnya yang ini atau yang itu.” Sakha memberi penjelasan dengan baik pada istrinya, namun tetap saja rasa cemburu dan khawatir menggoda nurani wanita ini. Sebab Mirna tahu masa lalu Sakha dan Ristia bagaimana. “Koq, bisa sih, Mas ketemu dia lagi?” bibir itu mengerucut jengkel,

  • Tujuh Tahun Yang Suram   Bab. 42 (Extra Part )

    Extra PartAndira tak kuasa menahan haru, saat ini ia bimbing putrinya untuk duduk di samping laki-laki yang sudah menghalalkannya menjadi istri secara agama dan negara. Abian, putra mama Syamira, adik ipar Nafia yang melamar putri Andira dan pak Mirwan ini. Andira tak menyangka kedatangan Nafia di rumahnya suatu sore bersama Abian adalah jalan jodoh anak gadisnya bertemu dengan jodohnya ini. Mama Syamira yang sisa kecantikannya masih nampak, duduk di samping Andira, berusaha menenangkan wanita yang pantas jadi anaknya, sebab Andira adalah kawan sejawat menantunya. Mama Syamira bersykur sebab kawan Nafia ini sekarang mendapatkan pengganti suaminya yang dulu berselingkuh, mama Syamira ingat dengan kisah hidup Andira. Sebab dulu beberapa kali melihat mama sambung Irina ini di rumah anaknya. Mama Syamira dan Andira pun tak menyangka bila akan menjadi besan di masa depan. Abian yang pertama kali melihat Andira di rumah pak Mirwan sore itu, buat ia langitkan do’[a tiap malam agar di jodohk

Latest chapter

  • Tujuh Tahun Yang Suram   Bab. 61 (Tamat )

    Sampai juga cerita Syamira mengenai kisah hidupnya yang berhubungan dengan Andira, mama sambung menantunya ini. Air mata Irina tadi jatuh saat mengetahui kejadian sebenarnya bertahun silam. Dulu yang ia ingat ia masih kecil saat guru mengajinya sudah bertambah menajdi dua, ada bunda Dira. Entah mengapa perasaanya selalu ingin dekat dengan bunda Dira saat itu.Meski akhirnya Andira menjadi ibu sambungnya, namun tak sekalipun Andira menceritakan pengalaman pahit hidupmnya pada anak-anaknya. Entah kepada ayahnya. Mungkin mama Andiranya menceritakan, sebab di awal-awal pernikahan mama Andira dan ayahnya, beberapa kali ia lihat wajah sembab Andira seperti habis menangis, dan pernah sekali ia melihatnya ayahnya memeluk, dan menenangkan mama Andira sewaktu petang di musim hujan beberapa tahun silam.Irina tak menyangka setega itu papa Sakha memperlakukan mamanya Andiranya dulu.Irina masih terisak di pembaringan saat Abian mendekati dirinya di pembaringan empuk mereka.“Sayang, sudah, kita d

  • Tujuh Tahun Yang Suram   Bab. 60

    Petang itu Syamira mengecek jumlah tabungannya, sudah diniatkan bersama suaminya insya Allah tahun depan dirinya akan mendaftar umroh bila tabungannya sudah cukup.“Assalamualaikum,” terdengar suara Hadi mengucap salam. Rupanya pria rupawan nan bijaksana itu baru saja pulang mengecek kesiapan panen hari rabu lusa.Syamira menyambut suaminya dengan senyum yang merekah, sudah 55 tahun namun tetap cantik dan ramping.Hadi masuk dan memeluk tubuh ramping milik istrinya itu.“Wangi, habis keramas ya,?”“ He em.”“ Tumben keramas sore, biasanya subuh.” Hadi menggoda Syamira sambil memainkan rambut istrinya.“Tadi siang ada yang bikin junub soalnya.” Syamira membalas guyonan suaminya itu sambil menyandarakan kepala di dada yang masih saja bidang meski sudah berumur.“Berapa kali dibikin junub tadi?” Hadi memeluk erat menghirup wangi shampo yang menguar dari rambut sepunggung istrinya.“Dua kali, sampe capek aku Mas.” Kata Syamira manja.Hadi terkekeh mendengar ucapan istrinya. Akhir – akhi

  • Tujuh Tahun Yang Suram   Bab. 59

    “Mas, aku marah lho kamu giniin aku,”. Nafia berusaha memukul dada suaminya yang tak berhenti menghentaknya dibawah sana. Bau alkohol yang tercium semakin menambah rasa muak Nafia.“Maaf sayang,” Arga menciumi wajah istrinya dengan tatapan bersalah. Sakha breng*sek, tadi memaksa Arga menemaninya minum. Rumah tangga kawannya itu sedang diujung tanduk. Istrinya meminta cerai saat dirinya ketahuan selingkuh. Berkali istrinya keguguran, berkali pula Sakha bermain api dengan wanita yang sama.Niatnya tadi Arga dan Rasyid menemui Sakha hendak memberikan pandangan agar mempertahankan rumah tangganya. Bukan apa – apa Andira, istri Sakha itu telah menjadi teman Nafia juga. Nafialah tempat dirinya mencurahkan kesedihan hatinya.Lalu mengapa dia tergoda menenggak minuman haram itu, entah dengan Rasyid, minum atau tidak. Sehabis minum satu kaleng bir, Arga bergegas pulang menemui istrinya.Dan inilah akibatnya, anti depresan dari alkohol yang ditenggak malah semakin menambah libidonya.Sial*n me

  • Tujuh Tahun Yang Suram   Bab. 58

    Arga dan Nafia bersiap bulan madu ke salah satu hotel di pinggiran kota yang terkenal dingin.Papa Dan mamanya memberikan hadiah amplop bulan madu untuk mereka berdua.Tak ingin jauh karna Arga hanya cuti seminggu dan Nafia mengambil cuti tahunannya.“Pulang nanti bawa cucu buat mama dan papa ya.” Syamira menggoda anak dan menantunya.Nafia yang sudah merona mendengar godaan mertuanya.Mereka semua mengantar pengantin baru itu ke depan, Kecuali Azlam dan Abyan.Azlam menemani Abyan mengecek motor ninja hitamnya yang sering mogok berapa hari ini.Pukul sembilan malam Azlam duduk di teras samping rumah, menghisap sebatang nikotin, hal yang dilakukan saat dia sedang memirikan masalah.Khamila yang melihat kakaknya duduk sendiri, mendapati rasa mengalah di wajah itu.Khamila mengerti.Rasa mungkin ada namun mau diapa bila jodoh tak ada.Didekatinya Azlam lalu duduk di sebelahnya.“Nanti kukenalkan pada temanku kak, Cemara namanya. Kerja sama aku di apotik.”“apaan sih kamu dek.”“kenalan

  • Tujuh Tahun Yang Suram   Bab. 57

    “Kasi tahu aku nomor telepon orang tua kakak, biar kuhubungi please.” Azlam panik melihat korbannya seorang wanita berseragam salah satu apotik dua puluh empat jam itu.“Nggak usah dek, kakak nggak apa – apa, ini cukup diperban dan minum obat anti nyeri, nanti lukanya akan sembuh.”“Kamu juga harus diobati, kamu juga terluka.” Pelan suara gadis ini.Bisa – bisanya gadis ini mengkhawatirkan penabraknya, padahal yang jadi korban adalah dirinya.“Ku telepon mama dan papa dulu.” Ucap Azlam cepat, lalu segera keluar menghubungi nomor mamanya.Gadis itu mengangguk saat Azlam mengambil ponsel dan keluar menelpon orang tuanya.Efek dari obat yang diminum tadi membuat gadis itu mengantuk lalu tertidur tanpa menyadari kalau orang tua yang menabraknya sudah berdiri di samping brankarnya.Dan seseorang yang kerap menganggu mimpinya pun ada di dalam kamar itu.Ya dia adalah Nafia, gadis yang dicari Arga selama ini, gadis yang kerap mengganggu mimpinya.Alam begitu baik, bekerja untuk manusia – man

  • Tujuh Tahun Yang Suram   Bab. 56

    Bab. 56Rembulan berlaluHati masih bertaluBaru kusadariAku kiniKehilanganmuSebait lagu terdengar dari ponsel pintar seorang pemuda tanggung yang baru saja lulus Sekolah Menengah atas.Entah mengapa dia merasa kehilangan gadis polos nan pendiam yang dulu merawatnya sewaktu terluka saat latihan basket di Sekolah Menengah Pertama.Dia merindukannya meski beberapa tahun telah berlalu, dan usia mereka bukan lagi tiga belas tahun.Mungkin rupa pun ada perubahan.Arga.Putra sambung Syamira ini tumbuh menjadi pemuda yang gagah dan rupawan dengan tubuh tinggi yang terjaga.Tentu banyak gadis di sekolahnya yang menggilainya, namun satupun gadis – gadis berpenampilan modern itu yang nyantol di hatinya.Dia mencari gadis sederhana dengan baju kedodoran dengan rambut panjang dikuncir kuda, atau mungkin tak lagi dikuncir, mungkin dipotong pendek, memakai jepitan rambut atau....mungkin telah tertutup hijab rambut itu.Tiga tahun lalu Syamira melahirkan seorang bayi laki – laki dengan jalan ope

  • Tujuh Tahun Yang Suram   Bab. 55

    “Mas udah dong,” pinta Syamira lirih saat untuk kali kedua di tengah malam ini meminta menuntaskan hasrat.Syamira tak keberatan karna memang kewajibannya sebagai istri tak boleh mengabaikan penyaluran birahi suaminya. Apalagi usia empat puluh begini, semangat laki – laki kembali seperti usia dua puluhan.Namun durasi yang kedua ini membuatnya lelah. Sungguh perkasa suaminya ini.“Mas...” Syamira kewalahan.“Ahh bentar sayang,” Hadi melanjutkan hentakannya. Bulir peluh mereka menyatu di tengah malam yang dingin itu.Syamira yang merasa gemas dengan tingkah suaminya, bermaksud menggoda suaminya, di usapnya dada dan jarinya bermain di puncak dada itu.Hadi menggeram menahan nikmat karna perlakuan Syamira barusan.Hingga satu hentakan terakhir yang begitu kuat mengakhiri pengejaran cintanya malam ini.Hadi mengusap peluh di dahi istrinya lalu mengecup dengan mesra, setelah mencapai tepian hasratnya. Selalu begitu, memperlakukan istrinya dengan sayang, menanyai istrinya sudah cukup atau

  • Tujuh Tahun Yang Suram   Bab. 54

    “Tahan bentar ya, lukamu harus diobati dulu,” seorang gadis berseragam putih biru yang sedang piket di ruang UKS sedang mengambil obat merah dan alkohol.Arga sesekali mencuri pandang pada gadis dengan nametag Nafia Almayra, rambut panjangnya dikucir kuda dengan jepitan di bagian poni semakin mempermanis wajahnya.“Ssshh.” Arga meringis menahan perih saat gadis bernama Nafia itu membersihkan lukanya dengan alkohol.“Kalau perih bilang ya, aku akan pelan – pelan bersihinnya.”“Iya ini perih banget.”“Sabar, nanti boleh ke rumah sakit habis ini.” Telaten Nafia membersihkan luka Arga.Arga menatap wajah Nafia saat gadis itu hendak membalut lukanya dengan perban. Sesaat tatapan mereka bersirobok. Arga merasakan ada yang lain di hatinya, entah apa itu.Nafia memutuskan kontak mata mereka terlebih dahulu.“Kamu sendiri ya, yang lain mana?” Arga bertanya karna tak melihat petugas piket yang lain.“Iya, aku sama Isma sebenarnya anak kelas 7.B, Cuma dia lagi ulangan mate-matika hari ini.“Ou

  • Tujuh Tahun Yang Suram   Bab. 53

    Braakk!...Hadi membanting meja tepat di depan Siska.“Apa maksud kamu mengirim gambar saya dan mbak Ria ke istri saya?.” Hadi membentak Siska tepat di saat ayahnya datang hendak menyambutnya. Dikiranya Hadi ada perlu dengan beliau.Hadi sengaja datang ke rumah orang tua Siska untuk memberi pelajaran pada perempuan rese itu.“Ga..gambar apa mas?, jangan sembarangan kamu nuduh aku.”“Oh enggak mau ngaku rupanya, apa perlu saya bawa ponsel istri saya dan tunjukin chat kamu yang kurang ajar itu.” Wajah hadi memerah dan tegas berucap.Entah bagaimana Siska ini, saat Hadi semarah ini pun dia masih kagum. Dilihat ketegasan di wajah pria itu, punya prinsip dan penyayang di waktu yang bersamaan. Sifat Hadi ini juga yang membuat dia tergila – gila, padahal sedikitpun Hadi tak pernah meresponnya. Bukan Hadi tak menyadari kalau Siska menyimpan rasa untuknya, namun sepak terjang Siska di luar sana diketahuinya. Dia ingat pernah melihat Siska jalan bersama pak Broto masuk ke hotel tempat Hadi meet

DMCA.com Protection Status