Sakha menurunkan belanjaan Ristia dan membantu wanita itu membawa barang-barang kios hingga ke teras kiosnya. Tak banyak kata yang Sakha ucapka, setelah menanyakan tentang kabar suami dari mantan istri sekaligus mantan selingkuhannya ini.Rumah tempat Ristia tinggal ini, masihlah Sakha ingat, sebab disini kerap kali Sakha datang untuk menjemput Ristia lalu pergi mencari hotel untuk memadu kasih yang haram kala itu. Rumah ini peninggalan oranng tua Ristia. Untung tak ada tetangga yang datang atau sekedar lewat, sebab beberapa dari mereka, sangat mengenal Sakha.Sungguh kenangan terkutuk.“Ini ongkosnya, Mas.” Ristia serahkan dua lembar uang biru dan uang dua puluh satu lembar. Namun Sakha hanya mengambil lima puluh ribu saja.“Ini saja. Lebihnya buat kamu pakai saja. Saya benar-benar ingin minta maaf atas perbuatan saya di masa lalu padamu.” Ucap Sakha tulus, dirinya benar-benar tak ingin mengingat lagi.Netra Ristia sudah memerah. Sebab ada rasa yang belum hilang di hatinya untuk pria
“Sebelumnya, mas mau minta maaf sama kamu, benar-benar mas tak tahu dan tak sengaja tadi itu.” Ucap Sakha tak jelas buat Mirna semakin penasaran. “Maksudnya gimana, Mas?” Mirna berkerut alis menanyai Suaminya, sebab ucapan yang menggantung. Sakha lalu menarik nafas panjang lalu menghembuskan dengan pelan, meraih tangan Mirna dan mengecupnya sesaat. Heran semakin heran dibuatnya. “Jadi, waktu kamu tadi nelpon, mas, itu mas lagi sama Ristia.” “MAKSUDNYA?” rasa cemburu dan emosi langsung menyeruak di hati Mirna. Sakha tersenyum melihat reaksi cemburu istrinya. “Jadi, itu bukan mas sengaja, sayang. Tapi penumpang terakhir yang mas muat, memang Ristia. Mana mas tahu kalau penumpang yang order taksi sama mas, orangnya yang ini atau yang itu.” Sakha memberi penjelasan dengan baik pada istrinya, namun tetap saja rasa cemburu dan khawatir menggoda nurani wanita ini. Sebab Mirna tahu masa lalu Sakha dan Ristia bagaimana. “Koq, bisa sih, Mas ketemu dia lagi?” bibir itu mengerucut jengkel,
Extra PartAndira tak kuasa menahan haru, saat ini ia bimbing putrinya untuk duduk di samping laki-laki yang sudah menghalalkannya menjadi istri secara agama dan negara. Abian, putra mama Syamira, adik ipar Nafia yang melamar putri Andira dan pak Mirwan ini. Andira tak menyangka kedatangan Nafia di rumahnya suatu sore bersama Abian adalah jalan jodoh anak gadisnya bertemu dengan jodohnya ini. Mama Syamira yang sisa kecantikannya masih nampak, duduk di samping Andira, berusaha menenangkan wanita yang pantas jadi anaknya, sebab Andira adalah kawan sejawat menantunya. Mama Syamira bersykur sebab kawan Nafia ini sekarang mendapatkan pengganti suaminya yang dulu berselingkuh, mama Syamira ingat dengan kisah hidup Andira. Sebab dulu beberapa kali melihat mama sambung Irina ini di rumah anaknya. Mama Syamira dan Andira pun tak menyangka bila akan menjadi besan di masa depan. Abian yang pertama kali melihat Andira di rumah pak Mirwan sore itu, buat ia langitkan do’[a tiap malam agar di jodohk
Extra Part 2.Andira dan Mirwan sedang menyambangi anak dan menantunya di rumah mama Syamira. Ya di rumah itu sekarang yang tinggal hanya mama Syamira, Abian dan Irina.Sementara mama Syamira dan Andira berbincang di ruang keluarga, dan Abian bersama ayah mertuanya terlihat berbincang serius di teras samping rumah. Teras ini sudah semakin luas, sebelum papa Hadi meninggal, papa mertua Irina itu merenovasi teras bagian samping rumah beliau, selain ditambah 2 meter kedepan juga di tambah kolam ikan kecil di sudut taman.“Bagaimana usaha bengkelmu, Nak?” Mirwan sudah mengganti panggilannya untuk Abian, bila dulu ia panggil Abian dengan sebutan mas Abian, sebab dulu sempat bekerja sebagai tenaga kontrak pada perusahaan BUMN yang mengurusi beras untuk pegawai Negeri Sipil dan Para Guru. Setelah kontraknya selesai, Abian memutuskan untuk membesarkan usaha bengkel milik kakaknya mengikuti saran Azlam dan kakaknya yang lain, sekarang mereka bukan hanya membuka satu bengkel tapi sudah ada cab
Kebahagiaan terus menghampiri Andira, bila dulu tujuh tahun pernikahannya hanya membawa air mata, kali ini sudah tujuh tahun lebih rumah tangga keduanya dengan Mirwan membawa bahagia dalam hidupnya, Andira mensyukuri semuanya. Bila dulu Sakha tak menodai pernikahan mereka dengan perselingkuha, mungkin kebahagiaan yang Andira rasakan tak seperti sekarang ini. Sekarang yang Andira rasa bahagianya berlipat jauh dari penderitaannya dulu.Pertemuan dengan Sakha dan Mirna tadi juga salah satu kebahagiaan tersendiri buat Andira, sebab ibu sambung Zafian itu sedang hamil.“Alhamdulillah, Mbak, Zafian mau dikasi adek ini.” Canda Andira sambil mengusap pelan perut Mirna yang mulai nampak membola. Zafian juga terlihat bahagia tadi ketika dua pasang orang tuanya sedang bersembang tadi. Sayang kakak Irina tak ikut, sebab pengantin baru belum bisa kemana-mana, masih menjadi tahanan suami.“Iya, aku juga enggak nyangka, Mbak Dira. Padahal umur sudah kepala empat ini.” Sahut Mirna tadi sambil menghi
Irina dan Abian duduk bertiga dengan mama Syamira. Mertua Irina itu sdang bercerita pada anak dan menantunya tentang kisah pertemuannya dengan papanya Abian. Kisah hidup yang begitu indah juga penuh dengan haru biru, sebab dulunya mama Syamira ini seorang janda beranak tiga sebelum bertemu dengan papanya Abian yang juga sorang duda anaka satu. Jadi Abian ini punya kakak tiga orang dari pihak ibunya, dan seorang kakak laki-laki dari pihak papanya.Irina sedikit kaget saat mengetahui itu, sebab Abian tak pernah bercerita tentang keluarganya pada Irina, namun Abian yakin mama mertuanya pasti sudah tahu dari kak Nafia.Dulu mama Syamira ini seorang PNS dengan status janda saat dikenalkan oleh tante Wita pada papa Hadi, saat itu papa Hadi seorang pekerja BUMN dan sudah menduda selama lima tahun.Lalu mengalirlah cerita tentang kehidupan mama Syamira dari mulut beliau sendiri. Istri tercinta dari papa Hadi yang masih cantik hingga sekarang.Flashback mama Syamira“Nanti kukenalkan sama sepu
Arga begitu bahagia dengan perkenalan Papanya dan Syamira yang dipanggilnya ibu. Dirinya sering meminta Wita agar mengantarnya ke rumah Syamira, dan mendesak papanya agar segera menikah dengan ibu Syamira. Dia tak sabar ingin segera punya mama lagi.“Pa kapan sih papa lamar ibu syamira, Arga gak sabar pengen punya mama lagi.” Tanya Arga suatu malam saat mereka baru selesai makan malam berdua saja.“Kamu pikir menikah itu gampang Ga?, bisa saja bu Syamira gak suka sama papa, atau mungkin anak-anaknya gak mau punya papa tiri.” Sahut Hadi sambil melirik pada putranya itu.“Kalau masalah anak – anak bu Syamira mah gampang Pa, biar jadi urusan Arga yang penting papa sama bu Syamira nikah dulu biar Arga bebas kalau mau ke rumah bu Syamira.”Arga baru sekali ke rumah Syamira, itupun dia memaksa Wita mengantarnya. Padahal Wita baru saja pulang kantor bersama Syamira saat itu.“Ngapain mau ke rumah tante Mira?, tante kan baru pulang kerja, pulangnya bareng – bareng tante Mira tadi.” Heran Wi
“Mas, baru liat kamu lagi. Susah banget dihubungi sekarang.” Dia siska, saudara sepupu Tiara sedang mendekati Hadi sambil mengernyitkan alis melihat Syamira berdiri tak jauh dari samping Hadi.Seolah Hadi mengerti kalau Siska sedang bertanya siapa wanita yang disampingnya.Kenalkan ini Syamira, calon ibunya Arga”. Tegas Hadi menjelaskan.Sesaat Siska kaget dengan mata membulat.Syamira yang melihatnya jadi tidak enak sendiri.Sebenarnya setahun sejak kematian Tiara, Siska berharap dialah yang menggantikan posisi sepupunya itu menjadi pendamping Hadi. Selain karna Arga adalah keponakannya, memang dia ada rasa dengan Hadi.Siska ini janda anak satu, nama anaknya Dina.Siska tersadar dari rasa kagetnya lalu berkata “kamu udah lupa mba Tiara mas, gimana dia susahnya melahirkan Arga dan sakit – sakitan sebelum meninggal.”Hadi paham maksud pembicaraan Siska, tak ingin membuat Syamira sedih dan diapun enggan bertemu wanita ini sebenarnya. “Arga yang memilih Syamira, dia nyaman dengan ibu