Di Kioto, di dalam wilayah Indojaya, Jamir sedang urusan rumit akhir-akhir ini di depan meja. Pada saat ini, pintu diketuk.“Masuk.” Orang yang datang mendorong pintu dan masuk. Dia adalah Nusantara.Melihat Nusantara yang jelas memiliki urusan dan tidak tahu bagaimana harus membuka mulut, Jamir dengan acuh tak acuh berkata, “Katakanlah, ada maslaah apa sebenarnya?” Nusantara tidak berbicara dan hanya meletakkan sebuah telepon genggam yang ada di tangannya ke hadapan Jamir.“Apa maksudmu?” Jamir tidak mengerti. “Tuan Jamir, ini adalah sebuah video di Jepania. Anda akan tahu setelah melihatnya sejenak.”Jamir mengambil telepon genggam dengan penasaran dan memutar sebuah video. Di dalam video itu, tampak cuplikan David yang membunuh secara besar-besaran di seluruh area depan pintu Keluarga Hairida.Meskipun orang yang merekam berjarak sangat jauh, tapi Jamir tetap mengenali tokoh utama pada pemandangan itu dalam sekali pandang.David!Seiring dengan video terus diputar, raut wajah
… Di sebuah perkampungan yang cukup besar di Mamasa Selatan yang merupakan satu dari sedikit tempat yang bisa menerima sinyal, dua orang wanita sedang duduk termenung di atas padang rumput, satu tua, satu muda. “Ria, kita sudah duduk di sini selama tiga jam. Pulanglah. Di dalam perkumpulan masih ada urusan untuk diselesaikan olehmu.”“Nenek, jangan terburu-buru. Dalam perkumpulan bisa ada urusan apa? Bukankah itu adalah setumpuk urusan yang sama persis setiap hari? Ada dan tidak ada aku sama saja.”“Itu benar. Sejak Anda, Ria Nastoro kembali dan memimpin perkumpulan, Mamasa Selatan menjadi tenang. Para orang kafir juga tidak berani membuat masalah lagi.”Kedua orang itu adalah Ria dan Nenek Sari. Setelah kembali ke Mamasa Selatan, setiap hari Ria akan mengajak Sari ke tempat ini dan termenung selama beberapa jam. “Ketua, informasi yang kamu suruh aku cari sudah ditemukan. Anda lihat sejenak, apakah ini benar.”Seorang gadis muda berlari keluar dari sebuah kamar dan langsung menuju
Di Kioto, Nusantara baru saja kembali ke markas dari tempat Jamir. Di markas muncul seorang tamu tak diundang. “Adik iparku, kenapa kamu datang ke sini?” kata Nusantara dengan penasaran. Saat mendengar panggilan Nusantara, wajah Ria sedikit memerah. “Aku ingin pergi ke Jepania untuk mencari David. Tolong bantu aku untuk melakukannya.” Ria mengungkapkan tujuan kedatangannya. Meskipun dia juga bisa langsung terbang ke sana, namun mengingat dia bisa menghemat begitu banyak tenaga dengan adanya Nusantara, maka dia datang kemari.“Pergi ke Jepania? Tidak bisa.” Nusantara tertegun sejenak sebelum menolak dengan tegas. “Mengapa?”“Jika David tahu bahwa aku yang membantumu pergi ke Jepania, dia pasti akan memukulku saat dia kembali. Aku tidak ingin mengantarmu ke sana dan membuatnya khawatir.”Nusantara memberikan sebuah alasan yang terkesan sangat mulia. “Aku tidak sedang meminta persetujuan darimu. Entah kamu membantuku atau tidak, aku tetap akan pergi.” kata Ria dengan raut wajah yan
“Tak disangka David adalah Kerikil Kecil. Ternyata seperti itu.” Hanny berkata dengan penuh perasaan.“Kakak Ketiga, kali ini aku akan ke Jepania untuk mencari Kerikil Kecil. Apakah kamu juga mau ikut, untuk memberinya kejutan?” Ria mengundang dengan penuh semangat.Hanny baru saja hendak menjawab dengan gembira. Namun, seolah teringat akan sesuatu, dia segera mengubah ucapannya.“Sudahlah, kamu pergi saja. Aku masih ada beberapa urusan di Kioto. Setelah semuanya selesai, aku akan mencari kalian.”Hanny akhirnya tetap menolak tawaran untuk pergi bersama.Melihat hal ini, Ria tidak tidak membujuk lagi. Memikirkan setelah baru saja bertemu dan berkumpul, mereka harus segera berpisah, keduanya saling menggenggam tangan dan merasa enggan untuk berpisah.Pada malam hari, sebuah pesawat pribadi diam-diam lepas landas dari sebuah markas di Kioto dan terbang menuju Jepania.…Di kaki Gunung Furji.Tempat ini telah lama menjadi tempat wisata terkenal di seluruh dunia, dengan pengunjung yang da
“Apakah ada banyak orang biasa seperti ini di Gunung Furji?” David bertanya dengan santai sambil melewati kedua orang itu.“Tidak banyak, tapi juga tidak sedikit. Setiap tahun selalu ada beberapa orang yang bisa ditemui,” jawab Yoici cepat.“Ya. Setelah tiba di tanah suci, kamu tahu apa yang harus dilakukan, kan?”“Saya tahu, Dewa Agung.”Yoici segera mengambil sikap. Dua jam telah berlalu lagi dan mereka hampir mendekati puncak Gunung Furji. Di tempat ini sudah tidak ada lagi salju putih, melainkan muncul sebuah hutan yang lebat.David tahu bahwa ini disebabkan oleh konsentrasi energi spiritual yang sangat tinggi di sini.Dengan energi spiritual yang melimpah, iklim di sini telah menjadi seperti musim semi sepanjang tahun.David segera merasakan bahwa di sini bahkan terdapat banyak aura pesilat setelah masuki hutan. “Apa yang dilakukan orang-orang di sini?” tanya David dengan penasaran.“Jawab Dewa Agung, orang-orang yang tinggal di sini adalah para pesilat yang tidak memenuhi syara
Seolah menanggapi ucapan Sanburo, begitu omongannya dilontarkan, beberapa sosok muncul dan tampak di belakang Sanburo.Mereka semua mulai bertanya, “Sanburo, yang baru saja kamu katakan itu benar atau tidak?”“Pasti benar. Jika tidak, mengapa anjing tua ini muncul di sini sekarang? Jelas sekali jika dia ingin masuk ke Gunung Suci untuk meminta bantuan.”Mendapatkan jawaban yang pasti, beberapa orang merasa sangat tenang.“Kalau begitu, kita harus bekerja sama untuk membunuh anjing tua ini dan memutuskan harapan terakhir Keluarga Sato!”Seseorang berbicara dan beberapa orang langsung mengangguk.“Sudah seharusnya seperti itu.” “Benar. Keluarga nomor satu di Negara Mentari memang sudah perlu diganti.”Tampaknya Keluarga Sato yang telah lama berkuasa di Tokioko dan membuat banyak orang tidak puas, terutama di sini.Seiring berjalannya waktu, di hadapan mereka kini telah berkumpul sebanyak tujuh orang. Semuanya adalah orang kuat tahap penguasa silat level satu atau dua. Ketujuh orang ter
Tak disangka, gerombolan orang bodoh ini malah berinisiatif untuk menantang David.Yoici segera tahu bahwa dia sudah aman. Jika benar-benar harus menghadapi tujuh orang kuat tahap penguasa silat sendirian, meskipun dia adalah penguasa silat level tiga, dia juga hanya bisa melarikan diri dengan malu.Namun, jika David bersedia turun tangan, situasinya pasti akan berbalik.Menghadapi ejekan semua orang, David tidak menghiraukannya.Dia hanya diam-diam mengeluarkan bidang pembantaiannya.Seketika, baik pohon-pohon maupun tanaman spiritual di hutan, begitu terkena kabut, langsung layu seolah-olah disiram racun.Tak disangka, aura pembunuh bahkan begitu menakutkan bagi tanaman dan hewan.Pemandangan ini terlihat oleh tujuh orang di seberang. Ejekan di mata ketujuh orang itu pun lenyap seketika.Semuanya adalah orang kuat tahap penguasa silat. Hanya dengan satu pemandangan ini, ketujuh orang tersebut sudah menyadari bahwa David di hadapan mereka tidaklah biasa.“Sebenarnya kamu siapa?” San
Mendengar omongan ini, keenam orang lainnya saling memandang dan segera berhenti ragu. Enam aura petinggi silat melonjak ke udara, diikuti dengan enam bidang kekuatan dengan warna yang berbeda-beda.Melihat bidang-bidang kekuatan muncul, David langsung menjadi tertarik dan mendorong Yoici menjauh. “Minggir, menontonlah di samping.”Jauh sebelum Yoici dan Sanburo bertarung, David sudah melepaskan bidang pembantaiannya.Meskipun belum meluas, hal itu sudah menarik perhatian semua orang.Namun saat ini, begitu David menggerakkan pikirannya, kabut merah langsung menyebar. Dalam sekejap, tujuh orang termasuk Sanburo terperangkap dalam kabut tersebut.Menghadapi tujuh penguasa silat sekaligus, tidak bisa dipungkiri bahwa David memang menghadapi tekanan yang cukup besar.Meskipun kabut menyelimuti ketujuh orang tersebut, namun mereka masih bisa memaksakan diri untuk melindungi diri sendiri dengan mengandalkan bidang kekuatan mereka masing-masing.Tidak bisa terus-menerus seperti ini. Sement