Dia terlihat menatap Surya dengan wajah mempermainkan, kemudian mengeluarkan selembar dokumen dari tas kerjanya dan dihempaskan ke atas meja dengan suara plak. “Kamu pintar juga ya, bahkan laporan pengunduran diri juga sudah ditulis.”Wahyu dengan santainya melirik dokumen itu dan berkata dengan menghina. “Tapi, aku tidak mengakui laporan pengunduran dirimu. Akhir dari dirimu hanya bisa dipecat dan bukan mengundurkan diri sendiri.”Sudut bibir David melengkung membentuk senyuman dingin. “Hehe, takutnya aku akan membuat kalian kecewa. Ini bukan laporan pengunduran diri, melainkan blanko pesanan produk dari Susanto Group.”Dia berhenti sejenak dan kembali menambahkan, “Susanto Group memesan 5 juta set kosmetik sekaligus dari perusahaan kita.”“Apa? Blanko pesanan Susanto Group?”“5 juta set?”Dalam sekejap, seluruh kantor tiba-tiba berubah menjadi riuh. Semua orang tampak tertegun dan mengira diri sendiri dan yang lainnya salah dengar.Bahkan Surya juga dibuat terkejut. Tiba-tiba, te
“Atas dasar kamu hanya orang miskin yang datang dari kampung. Kau tidak punya koneksi maupun kemampuan. Bagaimana mungkin bisa mendapatkan blanko pesanan 5 juta produk dari Susanto Group?”Wulan berdalih dengan merasa dirinya paling benar.Mendengar omongannya, Surya juga bereaksi.Benar!Anak ini hanya orang kampungan, sama sekali tidak mungkin bisa mendapat pesanan sebesar ini sama sekali.Benar!Dia pasti memalsukan blanko pesanan!Dia langsung melihat David dengan penuh hina sambil berkata, “David, nyalimu sungguh besar! Kau bahkan berani memalsukan blanko pesanan Susanto Group!”“Dengan begitu, apakah kau berencana menghindar dari masalah taruhan?” David melihat ke arahnya sambil menyipitkan mata. “Menghindari apa?”Surya langsung tercengang. “Berlutut menyembahku 3 kali dan panggil aku dengan sebutan kakek 3 kali. Ini adalah omonganmu sendiri sebelumnya. Aku tidak memaksamu.”Begitu omongan ini keluar, Surya langsung marah besar. “Menyuruhku berlutut menyembahmu? David, kamu p
Begitu dia pergi, Wulan tidak tahan untuk tidak berkata, “Surya, segera terlepon pamanmu dan pecat David.”Saat ini dia tampak sangat marah. Menurutnya, David pasti cemburu pada kebersamaan dirinya dan Surya. maka dari itu dia sengaja membalas dendam pada Surya. “Baik, aku segera telepon.”Surya mengangguk dan langsung ingin menelepon menejer personalia, Zainal Hasanudin.Pada saat ini, seorang pria paruh baya buncit yang berjas dan bersepatu kulit, bergegas masuk dengan penuh semangat. “Pak Heru!”Semua orang langsung terkejut dan buru-buru menyapanya dengan penuh hormat. Orang yang datang adalah bos besar departemen pemasaran——Direktur Pemasaran, Heru Winata.Julukan orang ini adalah Si Kulit Kuning Winata. Dia terkenal berhati jahat. Seluruh karyawan departemen pemasaran pernah memarahinya dalam hati lebih dari 1 kali. Mereka takut dan benci kepadanya。Heru tertawa dan berbicara tidak seperti biasanya. “Hehe, tidak perlu begitu sungkan. Sekarang kalian adalah kesayanganku.”Ha?
Dia membuat semua staf departemen pemasaran terdiam karena pertanyaannya.Citra melihat para petinggi yang matanya bersinar dan tiba-tiba berkata, “Pak Wendi, Pak Surya yang telah mewakili perusahaan menerima blanko pesanan Susanto Group.”Begitu omongan ini keluar, Yang lainnya tertegun. Bukankah David yang menerima blanko pesanan?Namun, mereka bereaksi dengan cepat dan mati-matian menganggukkan kepala sambil berkata, “Benar, benar, benar. Pak Surya yang menerimanya.”“Tetanya memang sesuai dugaanku.”Wendi menepuk bahu Surya dengan sangat ramah. “Surya, kamu sangat hebat. Kamu bahkan memenangkan pesanan sebesar ini demi perusahaan.” “Menurutku, menempati posisi menejer departemen pemasaran dengan kemampuanmu yang seperti ini, sedikit menyia-nyiakan sumber daya manusia. Begini saja, nanti aku akan memberi saran kepada wakip presiden direktur agar kamu menjadi wakil menejer utama.”Seiring dengan dilontarkannya omongannya, semua orang satu persatu melihat Surya dengan iri. Surya s
Surya secara reflek merapikan dasinya, kemudian mengetuk pintu. Saat ini Chelin sedang menangani urusan resmi. Setelah mendengar suara pintu diketuk, dia dengan suara pelan berkata, “Silakan masuk.”Setelah Surya masuk, Chelin mengangkat kepala dan melihatna sejenak dan dengan sedikit terkejut berkata, “Kamu adalah……?”“Halo, Bu Chelin. Nama saya Surya, merupakan menejer pemasara Freya Kosmetik Internasional Co., Ltd. Kali ini saya datang mewakili perusahaan untuk menandatangni kontrak dengan Anda……” Surya langsung berbicara dengan sopan.”“Ternyata begitu.”Saat ini Chelin baru sadar dan sikapnya beruba menjadi lebih ramah. “Silakan duduk, Pak Surya.”Dia kembali bangkit berdiri dan menyeduhkan segelas teh mahal untuk Surya secara pribadi. Surya meneguk semulut teh dan merasakan aroma wangi yang tertinggal di mulut. Kepuasan memenuhi alisnya.David oh David, pada dasarnya aku masih harus berterima kasih padamu. Jika bukan karena kamu, aku mana mungkin bisa meminum teh sebagus ini?
Dengan demikian, Surya berjalan keluar dari Susanto Group dengan patah semangat.Wulan yang menunggu di depan pintu segera menyambutnya. “Surya, bagaimana? Kontraknya sudah ditandatangani?”“Apakah ini perlu bicarakan lagi? Surya yang turun tangan sendiri, maka tidak ada hal yang tidak berhasil.” kata Gerry dan Citra dengan wajah menyanjung.Surya menunjukkan ekspresi yang lebih jelek daripada menangis dan berkata, “Itu, aku……aku tidak berhasil menandatangani kontrak……”Ha?Beberapa orang itu terdiam seketika, seperti tersiram sebaskom air dingin. Raut wajah Wulan sedikit berubah dan buru-buru bertanya, “Apa yang sebenarnya telah terjadi? Bagaimana bisa kamu tidak menandatangani kontrak? “Presiden utama Susanto Group bilang dia hanya mengakui David. Jika tidak maka tidak akan berkerjasama dengan perusahaan kita.” kata Surya dengan ingin menangis.“Apa?”Beberapa orang itu langsung berseru.Susanto Group hanya mengakui David?Bagaimana mungkin?Gerry dengan terbata-bata berkata, “Su……
Surya sedang pusing karena tidak ada tempat pelampiasan dan menghempaskan sebuah tamparan ke mukanya.“Melakukan ibumu! Apakah kau tidak dengar yang dikatakan Pak Wendi? Semuanya keluar dan temukan David untukku. Jika tidak, semuanya habis bersama.”Begitu mengingat dirinya baru saja memecat David dengan sombong dan sekarang harus terpaksa memohonnya dengan merendahkan diri, hati Surya kesakitan bagaikan makan kotoran.Dia mendengus dingin dan berkata, “Wulan, di antara kita hanya kamu yang punya nomor telepon David. Kamu sekarang telepon dia dan suruh dia kembali ke perusahaan.”“Benar, benar, benar. Bukankah David menyukaimu? Selama kamu berbicara padanya, dia pasti akan melenggok kembali.” kata Gerry ikut mengiyakan. Meskipun dalam hati Wulan sangat enggan, tapi dia hanya bisa menelepon David dengan menebalkan muka.“Maaf, nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif……” mendengar notifikasi dalari dalam telepon, raut wajah Wulan sedikit tidak enak dilihat. “Teleponnya tidak aktif.”“Aku
Seiring dengan dilontarkannya suara yang datang secara tiba-tiba ini, seluruh Vila Keluarga Camin hening seketika.Mereka tidak salah dengar, ‘kan?Ada orang yang memberikan kotak abu jenazah dan karangan bunga di perayaan ulang tahun Toni Camin? Bahkan masih mengatakan omongan bertentangan seperti Toni Camin cepat mati?“Wush!”Semua orang berbalik badan secara bersamaan dan melihat ke arah luar pintu vila dengan tidak percaya.Di dalamnya termasuk Toni dan sekian banyak anggota Keluarga Camin yang ada di tempat itu.Seorang pria bertopeng perunggu mengambil langkah kaki besar dan berjalan masuk dengan sombong.Pria itu adalah David. Satu tangannya memegang sebuah kotak abu jenazah berwarna hitam dan 1 tangannya lagi memegang 2 buah karangan bunga.Meskipun dia memakai topeng, tapi kejahatan yang akan menjadi kenyataan di matanya justru membuat orang yang berada di tempat itu bergidik satu per satu. Pada saat itu, Toni tersenyum manis, wajah yang penuh keriput tua dipenuhi niat mem