Sesaat kemudian. Terlihat Brena yang perlahan berjalan ke arah David dan menjulurkan tangannya yang halus sambil berkata dengan tatapan membara. “Tuan David, apakah saya bisa mengundang Anda untuk menari bersama saya?”Dalam sekejap, seluruh tempat itu menjadi sunyi senyam. Semua orang tercengang. Nona Brena menolak undangan begitu banyak pemuda tampan dan malah berinisiatif untuk mengundang anak itu?Pada saat itu, raut wajah Markus dan lainnya begitu jelek bagaikan makan kotoran.Penghinaan!Penghinaan yang besar!Mereka bahkan tidak sebanding dengan seorang miskin!Namun, yang membuat mereka semakin tercengang adalah David terlihat mengerutkan alis sambil berkata, “Maaf, saya tidak bisa menari.”Seluruh tempat itu menjadi gempar. Anak ini bahkan menolaknya! Menolak undangan Nona Brena!Markus dan yang lainnya tampak semakin muram. Anak ini justru tidak peduli dengan hal yang didambakan dirinya dan yang lainnya. Ini sama saja dengan memberi mereka sebuah tamparan keras yang tida
Setelah pesta selesai, Brena mengantar David dan Ria keluar dari Gedung Braga secara pribadi. “Ria, kau mau aku aturkan orang untuk mengantarmu pulang?” kata Brena dengan khawatir.“Tidak perlu. Lagi pula juga tidak begitu jauh.” Ria menggeleng dan langsung ingin pergi dengan naik mobil.David tiba-tiba memanggilnya. “Nona Ria.”Langkah kaki Ria terhenti dan berbalik menatapnya dengan dingin.“Aku lihat bagian pangkal hidungmu menghitam. Kau diikuti aura jahat. Takutnya dalam waktu dekat akan menghadapi bencana berdarah.”“Aku tidak pernah berhutang pada orang dan lebih tidak ingin berhutang budi padamu.”David menyodorkan gelang yang hanya tersisa 1 buah di tubuhnya sambil berkata, “Demi bantuanmu kepadaku sebelumnya, pakailah ini dan bisa melindungimu sebanyak 6 kali.”“Kenapa? Apa mungkin Tuan David kita masih bisa membantu orang meramal?” kata Ria mendengus. “Kamu tidak percaya?” alis David berkedut. “Percaya hantumu.”Yuni berjalan kemari dan dengan jahat berkata, “Sudah zaman
Ternyata benar, 2 buah mobil membuntuti dari belakang di kejauhan. Kedua mobil itu adalah Toyota Overbearing berwarna putih dan Land Rover Range Rover.“Tuan David, Anda pelan sedikit, aku……jantungku tidak tahan.”Meskipun kecepatan David sudah diturunkan, namun bagi Brena ini sudah sangat cepat. Dia takut begitu David tidak berhati-hati maka akan menabrak pagar membatas dan jatuh ke jurang sedalam seratus kaki. David melihat 2 mobil di belakang yang perlahan-lahan menyusul mereka. Sudut bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman. “Pernah bermain boom boom car?”“Apa?”Brena baru saja selesai bicara dan langsung melihat sebuah Land Rover Range Rover melewati mobil mereka dengan suara gemuruh. Kemudian dengan satu salipan yang mendadak menghadang di depan mereka“Ada orang yang mau berurusan dengan kita.”Pada saat itu, wajah Brena memucat dan langsung bereaksi. Bersamaan dengan itu, mobil di belakang itu juga menancap gas dan mengejar kemari. Seperti ingin melakukan serangan dari
Di dalam mobil. Wajah kedua gadis penuh darah dan tidak bergerak sama sekali.Pada saat ini, 3 orang pria kekar berjas yang memakai helm membuka paksa pintu mobil. Salah satu orang di antaranya dengan terkejut berkata, “Nyawanya sungguh panjang. Sudah seperti ini masih belum mati……”“Sekarang bagaimana? Bagaimana kalau bunuh saja mereka?” kata satu orang lainnya dengan suara rendah. “Tidak!”Pria perkasa yang memimpin menggeleng sambil berkata, “Bawa pulang yang bernama Ria, serahkan pada Tuan untuk dieksekusi!”……Setengah jam kemudian, Brena dijemput oleh orang yang diutus oleh Keluarga Chairil.David sedang bersiap untuk pulang ke Villa Menteng dan tiba-tiba mendapat telepon dari Heni. “David, segera kemari! Ada hal yang ingin kami umumkan kepadamu!”Setelah menutup telepon, David memanggil taksi dan segera pergi ke rumah Keluarga Tanugrah. Begitu masuk, Heni segera memaki sambil menunjuknya. “Dasar pembuat onar! Dosa apa yang dibuat keluarga kami di kehidupan sebelumnya? Kamu me
Haris mematahkan pembicaraan Hasan dan dengan dingin berkata, “Ayahku bilang, dia menyuruhmu untuk segera membatalkan hubungan pertunangan anak ini dengan Wulan.”Hasan langsung menolak tanpa berpikir lagi. “Tidak mungkin.”“Jika kamu tidak bersedia, maka aku hanya bisa mematahkan tangan dan kaki anak ini, lalu mengirimnya ke Keluarga Camin untuk meminta maaf kepada Tuan Muda Fendi.” kata Haris tersenyum dingin. Heni segera maju dan menangis tersedu-sedu sambil berkata, “Hasan, kamu turuti saja. Kalau tidak, cepat atau lambat kita akan dicelakai oleh anak ini.”“Pa, Papa mau melihatku disia-siakan olehnya sepanjang hidup?” Wulan bersujud. “Kalian……”Hasan penuh ekspresi memberontak.David tiba-tiba berkata, “Om Hasan, Anda tidak perlu ragu lagi. Aku setuju untuk membatalkan pertunangan.”“David, kamu……” Hasan menatapnya dengan tak percaya. David dengan tenang berkata, “Om Hasan, sejak awal aku sudah menentang pertunangan ini dan putri Anda juga tidak menyukaiku. Karena kedua belah p
Jam 10 malam. Di dalam bangsal rumah sakit, Yuni duduk di atas ranjang dengan wajah diperban dan menangis sambil diintrogasi oleh polisi.Pada saat ini, Brena masuk dengan membawa David. “Bu Mayang, apakah kami bisa berbicara dengan Sekretaris Yuni sendirian?”Mayang yang bertanggung jawab atas kasus kali ini ragu-ragu sejenak dan akhirnya membawa orang-orang pergi meninggalkan bangsal.Yuni memberontak ingin turun dari ranjang. “Nona Brena, Anda harus menolong Direktur……”David memperhatikannya dan mendapatkan bahwa selain mengalami sedikit luka luar, tidak ada masalah besar pada dirinya.“Kamu jangan terlalu tergesa-gesa.”Brena buru-buru menahannya dan berkata, “Kamu ceritakan apa yang terjadi dulu kepada kami, dan bagaimana Ria bisa hilang.”Dia baru saja tiba di rumah Keluarga Chairil dan langsung menerima berita kecelakaan dan menghilangnya Ria, kemudian bergegas datang kemari setelah memberitahu David. Setelah menyeka air mata, Yuni langsung menceritakan proses terjadinya kece
Tanpa menunggu semua orang berpikir lebih jauh, Keluarga Camin segera mengumumkan kepada publik bahwa kedua kecelakaan mobil ini tidak ada hubungannya dengan mereka dengan penuh percaya diri. Mereka juga mengungkit masalah Fendi dipukuli orang hingga kaki dan tangannya patah. Di akhir penyataan, demi mengalihkan berita hangat, Keluarga Camin kembali membicarakan masalah perayaan ulang tahun Toni yang ke-70 yang akan datang. Malam ini, di dalam rumah Keluarga Camin. Tuan Besar Keluarga Camin, Toni Camin saat ini menatap Suhadi dengan wajah muram dan berkata, “Makhluk tidak berguna! Segerombolan makhluk tidak berguna! Bahkan tidak bisa menghabisi seorang gadis kecil dan bocah kecil!”“Tuan Besar jangan marah!”Suhadi terkejut hingga terlutut di atas lantai dan dengan gemetaran berkata, “Kami telah menggunakan 5 orang dan 2 buah mobil. Tidak disangka 5 makhluk tidak berguna bukannya berhasil menyelesaikan masalah, malah menambah masalah lainnya.”“Untungnya 3 orang di antara mereka sud
Bruk!Julio jatuh terlutut dengan keras di atas lantai. “Saya pantas mati. Tuan Muda, ada kesalahan dalam informasi saya sebelumnya. Saja juga hari ini baru tahu bahwa selain ke-7 anak gadis itu, sebenarnya masih ada seorang gadis yang masih hidup.”“Orang ini sepertinya merupakan staff perawat di Panti Asuhan Bisma waktu itu. Dia khusus bertanggung jawab untuk mencuci pakaian dan memasak makanan untuk anak-anak, berikut merawat kebersihan.”Mendengar omongan ini, hati David bergetar dan dengan tak sabaran berkata, “Apakah orang ini bernama belakang Hutanto, bernama Laras Hutanto?”“Benar, tepat bernama Laras Hutanto.”Julio segera mengangguk dan berkata, “Orang ini berhasil selamat dari kebakaran besar itu. Tapi wajahnya mengalami luka bakar dan sepertinya sudah gila. Beberapa tahun ini dia terus disembunyikan Keluarga Camin di Panti Jompo Wisma Mulia.”Pada saat itu, sentuhan kegembiraan muncul di mata David.Benar-benar adalah Bibi Laras!Dia selamanya tidak akan lupa. Saat dia masi