“Kamu adalah Caksa Mulyono, sutradara Indojaya yang terkenal itu?” Petapa itu mengangkat mata dan melirik mereka bertiga, kemudian bertanya dengan berpura-pura tidak peduli. “Akulah orangnya, Petapa Jamil. Aku rasa kamu juga sudah tahu maksud kedatanganku. Kalau begitu aku langsung ke intinya saja. Aku bersedia memberi sumbangan 20 miliar kepada Kota Kuno Salastika dan hanya ingin menyewa seluruh tempat selama 3 hari untuk syuting drama. Apakah Anda bisa memberi izin?” Di hadapan petapa, Caksa terkesan sangat merendah. Tampaknya dia telah dibuat linglung oleh apa yang ada di depannya ini. Sejak melihat tindakan David dengan mata kepala sendiri, Caksa telah menemukan satu pemandangan lain dari dunia. Saat ini, di tengah Gunung Diang yang sangat terkenal, Caksa bisa merendah serendah yang diperlukan. Dia takut menyinggung beberapa tokoh ahli.Terutama adegan tadi, lebih mengejutkan Caksa lagi. Dia curiga jika Jamil yang berada di depannya ini juga merupakan orang di antara para dewa s
Awalnya, Ilona masih merasa petapa ini juga memiliki sedikit temperamen keagungan dewa. Jika dilihat sekarang, dia bahkan tidak ada bedanya dengan binatang. “Pergi ke mana? Karena sudah datang, maka jangan pergi lagi.” Dihina oleh Ilona seperti ini, Jamil langsung membuka jubah petapa di atas tubuhnya dan menampakkan satu stel jas ukuran XL di tubuhnya.Seiring dengan jatuhnya suara Jamil, belasan pria kekar berhamburan keluar dari dalam pekarangan. Murid petapa yang sebelumnya menunjukkan jalan juga ada di dalamnya. Belasan orang itu memegang tongkat di tangan dan mengepung David bertiga secara berkelompok. Jamil langsung memimpin di depan. Dengan wajah gemuk dan jas ukuran XL itu, dia seperti gunung daging yang keluar dari gerombolan manusia. “Jamil, di tempat suci pertapaan, kamu benar-benar ingin melanggar hukum?” Caksa tidak bisa percaya. Di dalam sebuah tempat wisata bahkan muncul sebuah adegan menggelikan seperti ini. “Tempat suci pertapaan tahi anjing. Aku, Walikota Kota K
“Kerikil Kecil, setelah tumbuh dewasa, kami bertujuh bersama-sama menikah denganmu, oke tidak?!”“Oke. Kalau begitu, tunggu aku sudah dewasa, aku akan menikahi ketujuh kakak!”Suara anak-anak yang lembut, seperti baru kemarin. “Sudahlah, jangan ribut lagi. Kak, karena masalah lokasi belum dipastikan, besok kita sekalian bersenang-senang di Gunung Diang dan kunjungi tempat suci pertapaan ini saja.” David memberi saran dengan wajah yang memerah.“Baik.” Pipi Ilona juga sedikit memerah. Selesai bicara, keduanya kembali ke kamar masing-masing. ……Di dalam obrolan grup dengan nama Gunung Diang.Sebuah kalimat muncul dari gambar profil Jamil.Jamil: Hari ini Sutradara Caksa Mulyono datang ke Gunung Diang. Hanya dengan satu kalimat ini, grup tiba-tiba menjadi ramai. “Caksa Mulyono, sutradara Indojaya yang terkenal itu?”“Dia bahkan datang ke Gunung Diang?”“Katanya sekarang dia sedang syuting sebuah drama yang berjudul 《Manusia Luar Biasa》. Sepertinya latar pemandangannya adalah Gunung D
Larut malam, di atas langit Ciracap, sebuah arus cahaya melintas dan tidak menimbulkan perhatian siapapun. Pentatus menutup mata dan merasakannya sejenak. “Di sana!”Setelah itu, bayangannya menghilang dan saat muncul kembali, dia sudah berada di dalam markas Pencak Silat Persaudaraan Setia yang sebelumnya. “Ternyata ada dua orang petinggi silat yang dibunuh di sini!”Pentatus terkejut dan samar-samar masih bisa merasakan sisa-sisa formasi di tempat ini. Nafas seseorang yang sangat familer, yaitu David yang dikejarnya di sepanjang jalan kemari. Siapa orang yang satunya lagi?Melihat markas yang kosong melompong, Pentatus langsung kesal. Apakah David ini tikus? Dia seperti memiliki kemampuan memperdiksi masa depan dan setiap kali bahkan bisa melarikan diri sebelum dirinya datang. Mengingat perintah Tetua Dunia Roh Pesilat, Pentatus terpaksa mengidentifikasi nafas lagi dan pergi dengan mengejar nafas itu. ……Keesokan paginya, sepasang pria tampan dan wanita cantik muncul di kaki G
Cara berpakaian yang begitu tidak lazim, sudah memancing orang yang lewat untuk menunjuk -nunjuk mereka. Cara berpakaian keduanya membentuk pebandingan yang sangat jelas. Jika bukan karena pria itu yang berinisiatif mengeluarkan suara, siapapun tidak akan menyangka bahwa dua orang yang berpakaian sangat berbeda ini tenyata adalah sekomplotan. “Tuan Muda Yusri, aku hanya bertanggung jawab untuk menjaga keamananmu. Untuk hal lainnya, aku tidak akan urus!” Meskipun pria berjubah petapa disebut oleh orang lain di hadapannya, dia juga tampak tidak berekspresi dan bersikap acuh. Mendengar omongan ini, Yusri juga tidak marah. Dia hanya berjalan ke hadapan David berdua. Tatapan matanya melintas di atas tubuh David dan hingga sampai ke atas tubuh Ilona, matanya bersinar. “Nona Ilona, orang aslimu lebih cantik daripada yang di televisi. Perkenalkan sejenak, namaku Yusri Kalianto.” Pria itu menjulurkan tangan dengan percaya diri setelah selesai berbicara. Tampaknya pria itu merasa selama dir
David sudah hampir kehabisan kata-kata. Mengapa semua orang harus melakukan ini? Bukankah Indojaya sudah lama melarang pemakaian senjata api?Sepertinya sudah saatnya untuk memperbaikinya. Meskipun bagi diri sendiri, pistol hanya sekedar mainan anak kecil, tapi efek jera bagi orang awam termasuk besar. Ternyata benar. Seiring dengan dikeluarkannya pistol oleh pria kekar. Orang-orang yang awalnya sudah bubar, langsung melarikan diri dengan panik, kecuali beberapa orang bernyali besar yang berani melihat dari kejauhan. Melihat orang yang menonton sudah bubar, David berbalik badan dan dengan acuh berkata kepada Yusri. “Apakah kamu tahu bahwa di dalam Indojaya, memiliki senjata api secara ilegal dan memiliki tentara pribadi termasuk kejahatan seserius apa?”Mendengar omongan itu, Yusri tertawa terbahak-bahak secara berlebihan. “Pak Jamil, apakah dia sedang mengancamku? Aku sangat takut. Sungguh mengejutkanku.” Mendengar suara tertawa, ekspresi David tidak bergejolak dan dia hanya den
Begitu jarinya bergoyang, beberapa kepala manusia terpotong.Energi pedang berwarna hijau cerah terlihat mendesak mendekat. Hidup dan mati ada di depan mata. Yusri berlutut dengan bunyi bruk dan mulutnya meminta ampun berkali-kali. “Kamu tidak boleh membunuhku. Aku adalah tokoh besar Kota Jiliwung. Aku sudah melakukan begitu banyak kontribusi demi Jiliwung. Kamu tidak boleh membunuhku, ayahku adalah……” Omongannya belum selesai dan Awang yang mengenakan pakaian petapa sudah mucul di depan Yusri. Pedang kuno telah terhunus di tangannya dan menghancurkan energi pedang dalam satu belahan. Meskipun itu adalah satu serangan asal-asalan dari David, tapi setelah beberapa orang terbunuh, pedang kuno itu tidak berhenti mengeluarkan suara pedang.“Guru Besar David, kamu benaran tidak boleh membunuhnya!” Saat ini Awang sudah mengenali identitas David.Orang yang memiliki kemampuan semengerikan ini dan masih begitu muda, siapa lagi kalau bukan Guru Besar David yang terkenal itu!“Petapa ingin men
Melihat bayangan tubuh keduanya yang pergi, orang yang diam-diam melihat dari kejauhan langsung gempar. “Presiden Direktur Yusri Group, Yusri Kalianto dibunuh dengan begitu saja dan mayatnya dibuang di sini. Terjadi masalah besar. Cepat pergi!”Orang biasa sudah tidak berani tinggal untuk bermain di sini dan berbondong-bondong meninggalkan tempat pertikaian ini. Berita juga mendorong kerumunan orang semakin menjauh dan melebar. Dengan cepat, berita itu tersebar ke telinga Walikota Jiliwung.“Apa? Yusri dibunuh seseorang di tempat? Sepertinya tindakan seorang ahli ilmu seni bela diri?”“Pembunuh bukannya melarikan diri dan masih berada di Gunung Diang?”“Aku tidak peduli dia ahli seni bela diri apapun juga. Berani membunuh putraku, dia sepenuhnya tidak memandangku. Informasikan kepada Tim Investigasi Kota Jiliwung untuk mengepung Gunung Diang. Bahkan jika harus mengobrak-abrik Gunung Diang, juga harus menemukan pembunuhnya untuk dihukum mati di tempat!”Walikota meraung histeris.Dia