“Kamu ingin membunuh adik lak-lakiku dan masih mengatakan salah paham kepadaku?”Suara dingin ini menggelegar di seluruh Taman Pemakaman Umum Kalibata, seolah-olah membuat seluruh udara membeku. Sesaat kemudian. Seorang gadis heroik berbadan tinggi yang memakai seragam militer bintang dua perlahan berjalan keluar. Pangkat mayor jenderal!Pupil semua orang menyusut keras melihat keadaan ini. Gadis ini terlihat baru berusia 20 tahun lebih. Dia bahkan sudah berpangkat mayor jenderal di usia semua ini!Dia? Setelah melihat jelas wajah gadis itu, David yang berada di tengah kerumunan tampak tertegun. Gadis itu ternyata adalah Melinda Cokro. Tapi, dia langsung mengerti. Saat berinteraksi dengan Melinda sebelumnya, dia sudah menemukan bahwa terdapat banyak tentara di antara bawahan Melinda. Pada saat itu, dia sudah menebak bahwa gadis ini mungkin memiliki latar belakang militer. Tidak disangka dia ternyata adalah seorang mayor jenderal. Setelah mendengar omogan Melinda, Sofian terte
Pada saat ini, kerinduan yang selalu di tahan di lubuk hati dengan sekuat tenaga, akhirnya meledak keluar semua. Bahkan dengan kepribadian yang tertutup, mata David juga mulai memerah dengan tak tertahankan. Dia seperti berubah menjadi anak laki-laki yang dulunya suka menangis dan selalu dilindungi oleh orang lain. Dia menatap Melinda yang wajahnya penuh air mata, maju selangkah dan memeluknya dengan erat. “Ka……Kakak Ke-enam!”“Kerikil Kecil.”Melinda juga memeluknya dengan erat, seolah-olah David akan menghilang di detik berikutnya. Sudah 12 tahun!Tidak ada yang tahu berapa banyak usaha yang dilakukannya selama 12 tahun demi hari ini.Di antara langit dan bumi begitu sunyi senyap. Semua orang menatap kedua orang di depan mata yang saling berpelukan dengan wajah tercengang. Keterkejutan di wajah mereka tidak bisa dihilangkan dengan cara apapun. Hanya Laras yang mengeluarkan air mata bahagia. Tidak ada hal yang lebih pantas untuk digembirakan dibandingkan dengan pertemuan dan perk
“Bunuh!”David mengeluarkan satu kata dengan pelan. Begitu omongan ini keluar, semua orang berlutut di atas tanah dan bersujud memohon ampun. “Tidak! Jangan bunuh aku!”“Ampun! Aku tidak ingin mati!”“……”Setiap orang bersujud hingga kepalanya berdarah. Wajah mereka penuh dengan ketakutan dan sangat mengharapkan kehidupan. Yayan terkejut hingga kencing di celana. Dia memeluk pahanya dan meraung dengan gila. “David, jangan bunuh aku. Keluarga Zafar sudah bersalah. Semua yang kami lalukan waktu itu diperintahkan oleh sesepuh. Lepaskanlah kami layaknya tokoh besar yang tidak membuat perhitungan dengan orang kecil.”Saat ini tubuhnya gemetaran dan dia tidak tampak seperti seorang Kelapa Keluarga Zafar lagi. Tidak ada orang yang tidak takut mati! Dia juga tidak terkecuali. Kenyataannya, biasanya orang-orang seperti Yayan yang mengaku sebagai orang kalangan atas inilah yang paling takut mati. Mereka tidak rela untuk kehilangan semua yang mereka miliki, termasuk kekayaan dan kekuasaan.
“Selama bertahun-tahun ini aku selalu mencari tahu tentang keberadaanmu dan yang lainnya. Sayangnya, aku selalu tidak mendapatkan hasilnya……”Melinda duduk berdampingan dengan David dan menopangkan kepalanya ke atas bahu David, sambil menceritakan pengalamannya selama bertahun-tahun ini kepada David. “Kakak Ke-enam, bagaimana perlakuan Sultan Gojah kepadamu?” David mendengar dengan tenang dan betanya sesekali. “Ayah angkat sangat berjasa kepadaku. Dia memperlakukanku seperti putri kandungnya dan mengajariku cara mengatur prajurit, membentuk formasi serta membunuh musuh di medan perang sejak kecil. Hanya sayangnya, orang baik tidak memiliki umur yang panjang dan Tuhan membiarkannya meninggal karena sakit setengah bulan lalu…….” kata Melinda dengan sedih. “Meninggal karena sakit?” David tertegun mendengarnya. Melinda mengangguk dan berkata, “Setelah ayah angkat meninggal, aku datang ke Jayanegara dan berencana menunggu kesempatan untuk membalaskan dendam korban Panti Asuhan Bisma. A
David mengendong Melinda sambil berbalik badan dan berkata kepada Helen. “Cepat, antar aku ke Vila Nomor Satu Menteng.”“Apa yang ingin kamu lakukan?” tanya Helen. “Jika ingin menyelamatkan kakak ke-enamku, maka kamu lakukan saja.” kata David mendesak. Raut wajah Helen langsung berubah. Dia buru-buru membawa David dan Laras naik ke mobil. Setelah kembali ke Vila Nomor Satu Menteng, David bergegas menggendong Melinda ke kamar tidur di lantai tiga dan berkata kepada Helen yang ingin ikut masuk, “Berjagalah di depan pintu. Siapapun tidak boleh masuk tanpa ijin dariku!”Di dalam kamar, David meletakkan Melinda ke atas ranjang dengan pelan. Merasakan nafas Melinda yang pelahan-lahan melemah, dia bergumam, “Kakak Ke-enam, aku tidak akan membiarkanmu mati. Siapapun tidak bisa memisahkan kita!”Sesaat kemudian, dia menanggalkan bajunya dan menampakkan bagian atas tubuh yang penuh dengan bekas luka.Jika adegan ini dilihat oleh orang lain, mereka pasti akan terkejut. Bekas luka di tubuh Dav
“Tuan Muda, aku akan segera pergi mengumpulkannya sekarang.” jawab Julio. Setelah kembali ke dalam kamar, Laras segera bertanya, “David, kenapa Kakak Ke-enammu tidak sadarkan diri?”Helen juga melihat ke arah David. Dengan suara muram, David berkata, “Selama bertahun-tahun ini, kakak ke-enam terlalu menguras tubuhnya sendiri. Sekarang dia sudah hampir tidak bisa bertahan hidup. Tidak hanya sulit untuk sadarkan diri, kondisi seperti ini juga tidak bisa bertahan lama.”“Apa?”Laras hampir pingsan mendengarnya. Dengan sepasang mata yang memerah, Helen berkata, “Kalau begitu, apakah sekarang kamu punya cara untuk menyelamatkan nona?”“Ada. Tapi aku perlu waktu. Maka dari itu, dalam kurun waktu ini, aku memerlukanmu dan Bi Laras untuk menjaga kakak ke-enamku.” kata David. “Baik!”Helen menarik nafas panjang dan berkata, “Selama aku masih memiliki semulut nafas, siapapun juga jangan harap bisa menyentuh nona!” Setengah jam kemudian, Julio menelepon kemari. “Tuan Muda, hampir semua bahan
Di dalam kamar yang lembab dan gelap. Ria perlahan-lahan terbangun dari pingsan. Dia menemukan tangan dan kakinya diikat dan mulutnya dibekap. Dia tersenyum pahit dan tiba-tiba menyadari sesuatu. Bagaimanapun juga, hal seperti ini sudah sudah bukan pertama kali dialami olehnya. Dia hanya ingat dirinya ingin pergi ke Taman Pemakaman Umum Kalibata untuk menemui Adik Kerikil Kecil. Akhirnya, saat berada di lapangan parkir bawah tanah, sepertinya mulutnya ditutup oleh seseorang dari belakang dan kemudian dia pingsan. Ria terlebih dahulu memberontak, kemudian memperhatikan sekeliling dengan bantuan cahaya yang dipantulkan dari luar. Di sampingnya masih ada seseorang yang diperlakukan sama persis dengannya. Raut wajah Ria sedikit berubah dan dia sepertinya berhasil mengenali orang itu adalah Brena. Kenapa Brena juga ada di sini? Meskipun dalam hati Ria bingung, tapi di mulutnya tetap mengeluarkan suara ‘uh uh uh’. Dalam waktu yang sama, dia mencoba menggerakkan tubuhnya untuk membang
“Bukankah aku sudah pernah mengatakannya kepadamu? Ilmu bela diri Tuan David sangat hebat dan aku hanya ingin memintanya mengajariku beberapa jurus. Tidak disangka, kakiku terkilir. Waktu itu Tuan David ingin menggendongku masuk dan tidak ada maksud lainnya.” “Sebenarnya waktu itu aku ingin menjelaskannya kepadamu. Siapa sangka, kamu langsung berbalik badan dan lari.”Brena berkata dengan serius. Dia berhenti sejenak dan berkata dengan tidak tertahankan. “Ria, aku rasa kamu menyukai Tuan David. Kenapa kalian bisa ribut hingga tahap seperti ini?”“Aku……aku tidak suka padanya. Sejak awal di hatiku sudah ada seseorang.” Raut wajah Ria sedikit berubah dan dia berkata dengan terbata-bata. “Siapa? Coba katakan.” Kali ini Brena mulai tertarik. Ria ragu-ragu sejenak dan hanya bisa dengan gagap berkata, “Aku…… yang kusukai adalah Guru Besar David……” Seiring dengan dilontarkannya omongannya. Mata Brena membelalak dan dia melihat Ria dengan tatapan yang sangat aneh. Dia tampak ingin tertawa
Entah telah berapa lama waktu berlalu. David membuka matanya dan bangkit berdiri. Dia melirik mayat pria berpakaian abu-abu dan mengangkat pedang panjangnya.David merasakan energi spiritual di pusat energinya telah pulih sekitar tujuh hingga delapan bagian. Dia kemudian mengeluarkan bahan-bahan obat dan mulai meramu pil penyembuh.Meskipun tubuhnya mengalami luka parah, namun energi spiritual di pusat energinya tidak terlalu terpengaruh.David telah membuat tiga butir obat mujarab penyembuh luka dalam. Dia menelan satu butir, sementara dua butir lainnya disimpan di dalam tas dan siap digunakan jika diperlukan.Saat tengah malam, David terbangun. Dia memandang cahaya bulan di luar jendela, lalu mengenakan pakaiannya dengan hati-hati dan perlahan.David melihat rantai hitam di pergelangan tangannya, benda yang dia dapatkan dari pria berpakaian abu-abu.Jari-jari David mengelus rantai hitam itu. Rantai hitam itu membawa aura dingin yang menyeramkan dan begitu disentuh langsung terasa di
“Puch!” Lengan kiri David langsung terputus dan darah segar berceceran di tanah.David menggenggam pedang dengan tangan kanannya dan dia berdiri di tempat. Entah berapa banyak tulangnya yang telah patah dan organ dalamnya pun mengalami kerusakan dalam berbagai tingkat.“Uhuk, uhuk .…” Dia membuka mulut dan terbatuk mengeluarkan beberapa teguk darah. Tetapi dia kembali menerjang ke depan tanpa ragu.Aura di tubuh David tetap begitu dahsyat dan mengerikan. Seperti orang yang kehilangan akal, dia menerjang ke arah pria berpakaian abu-abu di depannya sekali demi sekali.“Kau benar-benar tidak menyerah, ya!” Pria berpakaian abu-abu berbicara sambil tersenyum dingin dan menatap David, “Kalau begitu, aku akan mengantarmu dalam perjalanan terakhirmu!” Tatapan David tajam. Sayap kupu-kupu hitam di belakangnya mengepak. Kecepatannya sangat tinggi dan melesat seperti angin kencang yang melintas di depan mata pria berpakaian abu-abu.“Em?” Tubuh pria berpakaian abu-abu tiba-tiba menjadi kaku da
Kedua mata David berkilau dengan cahaya. Kekuatan api petir bisa menghancurkan korosi dari racun tersebut, tapi kekuatan api petir juga akan banyak terkuras.“Pertaruhkan semuanya,” David membuat rencana di dalam hati. Dia mengangkat kepala, menatap pria berpakaian abu-abu. Matanya menampakkan cahaya tajam, tangannya membentuk segel dan api petir yang tak terhitung jumlahnya melesat ke arah serangga-serangga itu seperti naga api.Suara ledakan keras terdengar dan bola-bola api panas melahap serangga-serangga itu. David langsung melompat, menerjang masuk ke dalam jangkauan serangan pria berpakaian abu-abu. Pedang di tangannya menikam dan mengeluarkan bayangan pedang yang cepat dan elegan. Pria berpakaian abu-abu itu bereaksi dengan cepat. Dia langsung mundur untuk menghindari serangan David. Namun, dia tetap sedikit terlambat dan dadanya tertembus bayangan pedang.Dia mundur beberapa langkah berturut-turut dan wajahnya pucat. Tidak banyak darah yang mengalir dari tubuhnya. Namun, bagi
Pria berpakaian abu-abu menatap tajam. Aura di tubuhnya terus melonjak dan energi spiritual yang dahsyat mengalir deras ke segala arah seperti gelombang pasang.Wajah David menampakkan ekspresi serius. Sosok tahap nirvana di depannya, keterampilannya jauh di atas dirinya dan dia sepenuhnya berada dalam posisi yang tidak menguntungkan.“Boom!” Pohon-pohon di sekitar bergoyang dengan ganas. Retakan-retakan menyebar dari segala penjuru menuju David.Ujung kaki David menghentak tanah dengan kuat. Setelah terdengar ledakan keras, tubuhnya melesat. Tangannya menggenggam pedang dengan erat. Cahaya-cahaya perak yang cemerlang menyelimuti seluruh tubuhnya dan aura yang tajam langsung mengarah ke pria berpakaian abu-abu.Tatapan pria berpakaian abu-abu semakin dingin. Namun, dia tidak mundur sedikit pun dan malah menghadapi serangan itu secara langsung!“Bam! Bam! Bam!” Dua sosok itu bertarung dengan kecepatan tinggi. Dalam sekejap, David dan pria berpakaian abu-abu telah bertarung dengan pulu
“Murid?” Pupil mata David menyusut, “Jangan-jangan yang kau maksud adalah Moses?!”Pria berpakaian abu-abu tidak lagi berbicara. Tongkat di tangannya diketukkan ke tanah beberapa kali dan menghasilkan suara yang terdengar jelas.David mengatupkan bibirnya. Pria berpakaian abu-abu di hadapannya memiliki keterampilan yang dalam dan tak terduga. Jika benar-benar ingin menghadapinya, sama sekali tidak perlu menghabiskan banyak tenaga. Sebuah firasat buruk muncul dalam hatinya. Mungkin pria di depannya bukanlah musuhnya.Sudut bibir pria berpakaian abu-abu melengkung membentuk senyum aneh. Dia menatap David dan berkata, “Aku dengar, kau telah masuk ke tanah terlarang ... Tsk, tsk, kudengar keberuntunganmu cukup baik dan menemukan sebatang Rumput Spiritual Ungu. Tapi, nasibmu buruk karena bertemu denganku. Aku benar-benar ingin mencicipinya, hahaha!”Suara tawa liar pria berpakaian abu-abu menggema di dalam hutan lebat.“Rumput Spiritual Ungu?” David tercengang. Rumput Spiritual Ungu adalah
Pria berjubah hitam menunjukkan ekspresi ketakutan. Dia ingin melarikan diri, tetapi dia tidak bisa melakukannya sama sekali.Pupilnya melebar dan cahaya keemasan di matanya membesar dengan cepat. Akhirnya, dengan satu suara ledakan, tubuh pria berjubah hitam terbelah dua oleh satu tebasan. Darah segar yang berbau amis tercurah ke tanah. Cairan darah berkumpul dan membentuk aliran dengan cepat, mewarnai tanah di sekitarnya. Jeritan memilukan menggema tidak berhenti terdengar untuk waktu yang lama.“Ting-tong ….” Tiba-tiba, terdengar suara lonceng yang nyaring. David menoleh ke arah sumber suara.“Ada apa dengan lonceng ini?” Tak jauh dari sana, terlihat sebuah lonceng tua tergantung di atas sebuah pohon tua, bergoyang seiring dengan angin bertiup dan suara berdenting terdengar di seluruh lembah.David mengernyitkan dahi. Dia melangkah berjalan ke arah lonceng itu.“Syuu!” Tiba-tiba, sebuah suara tajam yang memecah udara terdengar dengan keras. Dia memiringkan tubuh dan menghidar sec
Wajah David memerah dan dia menggertakkan gigi sambil berkata, “Jika kau berani menghinaku seperti ini, menjadi hantu pun aku tidak akan melepaskanmu!”Listian memandangnya dengan dingin. Dia berjongkok, meraih tangan kiri David dan memelintirnya ke belakang punggung.Krek! Krek! Krek!Serangkaian suara berderak halus terdengar. David merasakan sakit yang hebat datang menyerang. Segera setelah itu, rasa perih yang tajam menyebar dari telapak tangannya. Rasa sakitnya seperti menusuk ke dalam hati!“Aaa!!” Rasa sakit yang hebat membuat David menjerit. Wajahnya terpelintir dan urat di dahinya menonjol.“David, kau seharusnya bersyukur aku tidak membunuhmu. Jika tidak, kau pasti tidak akan bertahan hidup lebih dari tiga detik.” Listian berkata dengan dingin. Sedetik kemudian, dia melepaskan David dan langsung pergi.Langkahnya terhenti sejenak dan dia langsung menghilang ke dalam hutan, tanpa meninggalkan jejak.“Uhuk .…” David duduk di tanah. Tenggorokannya mengeluarkan darah dan wajah
Wuush!Listian cepat tanggap. Sebuah cahaya pedang bersinar dan melesat keluar.Puch! Sebongkah daging berdarah terlempar dan menumpahkan sejumlah besar darah panas!“Aaa!!” David menjerit kesakitan dengan memilukan. Dia mundur dengan cepat, dengan kepala penuh keringat dingin dan wajah pucat pasi!Begitu dia menunduk dan melihat ke bawah, sebagian besar daging lengannya ternyata terpotong, menampakkan tulang putih yang menyeramkan. Sangat mengerikan!David menutupi lukanya, dia memandang Listian dengan terkejut. Orang ini bahkan bisa menghentikan gerakannya!Sebenarnya ini teknik aneh apa?!“David, kali ini kamulah yang duluan menyerangku secara diam-diam. Jangan salahkan aku jika aku membunuhmu!” Listian berbicara dengan dingin dan niat membunuh bergejolak di matanya.Duaarrr!Tiba-tiba, suara gemuruh terdengar dari kejauhan, permukaan tanah bergetar hebat dan pohon-pohon patah.Ekspresi Listian sedikit berubah. Dia menatap ke kedalaman hutan. Di sana, samar-sama bisa terdengar sua
Angin topan tiba-tiba menerpa di udara. Angin topan ini datang dari sisi lain tebing, membawa energi pedang yang dingin dan membuat orang merinding!Syuu!Tubuh David gemetar, jarinya membentuk segel, cahaya-cahaya pedang memancarkan kilau gemilang, seperti ribuan kunang-kunang berkumpul.Sesaat kemudian, dia menjentikkan jarinya dan sebuah cahaya pedang melesat ke udara.Sreet!Udara terpotong menjadi serpihan, menimbulkan suara yang menusuk telinga. Kekuatan yang mengerikan ini cukup untuk merobek seorang pesilat di bawah tahap dewa perang.Tapi, reaksi Listian sangat cepat. Hampir dalam seketika, dia sudah mengambil posisi bertahan.“Pergi!” Listian menendang dengan satu kaki. Kekuatan besar mengalir, menendang cahaya pedang itu pergi.“Bagaimana orang ini bisa sekuat ini?!” David membelalakkan matanya. Dia benar-benar tidak percaya bahwa cahaya pedang yang dia gunakan ternyata berhasil ditahan?Dia memandang Listian dengan penuh rasa terkejut dan keheranan, tidak mengerti bagai