“Ajaib sekali! Felix, ternyata kamu bisa main sulap, ya?”“Sulap?”Felix berpikir sejenak, baru mengerti apa maksud Lisa. Dia pun menjelaskan, “Bukan sulap, hanya sebuah tempat penyimpanan barang saja. Jadi, kita bisa memasukkan barang-barang ke dalam sana ….”Setelah menjelaskan, Felix spontan merasa dirinya sangat bodoh. Menjelaskan cincin penyimpanan terhadap orang Shawana. Apa dia bisa mengerti?“Dunia lain, ya? Ajaib sekali! Felix, aku semakin terpesona sama kamu!”Sambil berbicara, Lisa langsung maju untuk memeluk Felix.Saat Lisa hampir berhasil memeluk Felix, Felix spontan mengelak. Dia melihat sekilas barang berharga di atas rak, lalu berkata, “Aku tidak mengerti dengan barang-barang lain. Sepertinya aku juga tidak tertarik untuk memahaminya. Tuan Putri, bagaimana kalau kamu bawa aku ke tempat lain saja?”Lisa melirik Felix dengan kesal. Padahal Lisa sudah begitu inisiatif, kenapa kamu malah tega untuk menghindar?Dengan tidak berdaya, Lisa mengikuti Felix meninggalkan kamar.
Felix melihat Mancidi dengan terbengong. Apa dia baik-baik saja?Ucapan ini seolah-olah sudah membongkar rahasia Felix saja. Rasanya sangat tidak nyaman dan juga sangat menyeramkan.“Kamu tahu maksud kedatanganku?” tanya Felix dengan bingung.“Tentu saja, aku memang sudah tua, tapi aku masih belum pikun. Sekarang internal keluarga kerajaan Shawana sedang diterpa masalah. Negara Xia seharusnya juga sudah mendengar kabar ini. Pasti dia yang sudah mengutusmu ke sini.”Felix spontan tersenyum. Dapat diketahui bahwa hubungan mereka berdua bukan hanya sekadar bermain-main saja.“Dia baik-baik saja. Sekarang dia sudah menjadi salah satu dari empat Dewa Perang Negara Xia. Sekarang dia dijuluki sebagai Zasky. Mengenai nama aslinya … dia tidak pernah menceritakannya kepadaku.”“Kamu adalah keturunannya?”Felix menggeleng, lalu menjelaskan, “Aku dan Zasky tidak memiliki hubungan darah apa-apa. Sepengetahuanku, sepertinya Zasky masih belum berkeluarga.”Hati Mancidi langsung tergerak. Air mata spo
Melihat Felix keluar dari kamar, Enzo segera berlari untuk bertanya, “Wahai temanku, Felix, apa yang sudah kamu bicarakan dengan Nenek Buyut?”“Mengobrol tentang pemandangan dan sejarah Negara Xia. Ayo, sudah saatnya untuk pulang!” Selesai berbicara, Felix pun berjalan keluar.Enzo melirik Lisa sekilas. Dia menyadari Lisa juga sedang melihatnya dengan kebingungan.Setelah menghela napas tanda tidak berdaya, Enzo pun segera mengejar langkah Felix. Kemudian, dia segera masuk ke mobil untuk pulang ke rumah.Di sepanjang perjalanan, Enzo masih seperti biasanya terus mengoceh panjang lebar. Sementara, Felix tidak menggubrisnya sama sekali.“Oh ya, kata Lisa, dia sudah memanfaatkanmu, menjadikanmu sebagai tameng. Aku mewakili Lisa untuk minta maaf sama kamu.” Enzo segera meminta maaf.“Oh, bagaimana denganmu?” tanya Felix.“Aku? Aku tidak menjadikanmu sebagai tameng!” timpal Enzo dengan mengangkat-angkat pundaknya.Felix menghela napas lagi, lalu berkata dengan nada datar, “Jangan pura-pura
Sebenarnya Nala juga tidak ingin ke kampus. Hanya saja, Cindy dipaksa oleh Dekan Blake. Ditambah lagi Cindy tak berhenti memelas, pada akhirnya Nala terpaksa menyetujuinya.Baru saja Cindy sampai di kampus, dia pun langsung dipanggil oleh Blake. Jadi, Nala merasa sangat bosan. Dia pun pergi berkeliling. Selanjutnya, dia menemukan ada yang sedang menindas seorang wanita.Sebenarnya Nala ingin langsung turun tangan. Hanya saja, dia teringat dengan masalah Serena waktu itu. Nala pun memutuskan untuk menyaksikan dulu.Pada akhirnya, Nala menyadari mahasiswi baru itu tidaklah lemah. Sikap kasarnya bahkan sungguh mirip dengan Nala. Jadi, Nala pun memutuskan untuk membantunya.Saat si anak orang kaya mendengar suara Nala, dia pun tertegun di tempat. Si lelaki tentu tahu apa arti di balik putri dari Rose Lewis.Di luar dari masalah keturunan Rose, hubungan tidak jelas di antara Nala dengan Felix juga menandakan si lelaki tidak boleh menyinggungnya.Saat terdengar suara Nala, si anak orang kaya
“Kantor Dekan.” Nada bicara Cornelia masih begitu dingin.Nala juga tidak mempermasalahkannya. Dia langsung membawa Cornelia ke kantor Dekan Blake.Saat Blake melihat kedatangan Cornelia, dia langsung berkata, “Kebetulan kamu kemari. Ini adalah dosen bimbinganmu, Cindy. Kamu bisa panggil dia Bu Cindy. Kelak aku serahkan mahasiswi ini kepadamu!”…Di Negara Shawana ….Saat Pierre pulang ke rumah, raut wajahnya terlihat sangat muram. Bahkan ada yang berani merebut wanitanya. Orang itu malah adalah monyet dari Negara Xia!S*alan! Dia pasti akan mati!Meskipun Pierre sudah memutuskan untuk menghabisi Felix, Pierre juga tidak bertindak gegabah sampai tidak memikirkan akibatnya.Sebelumnya mereka telah mendapat perintah dari Ratu. Ratu Mancidi memperbolehkan mereka untuk melakukan perang bisnis. Hanya saja, di era damai ini, Ratu tidak ingin melihat ada pertumpahan darah dalam perang ini.Usia Ratu memang sudah sangat tinggi. Hanya saja, dia masih tetap berwibawa dan memegang kekuasaan tingg
Setelah kembali ke kamar, Felix duduk di atas ranjang terus meneliti keajaiban dari 36 Jarum Sheno.Tidak dipungkiri, pengerjaan 36 Jarum Sheno ini sangatlah halus. Sulit untuk dibayangkan bahwa ada orang yang dapat mengukir pola yang begitu halus pada gagang jarum perak yang kecil pada ribuan tahun yang lalu.Setelah mengutak-atik selama beberapa saat, tiba-tiba Felix menyadari satu hal. Hanya terdapat 54 batang jarum di dalam kotak. Sepertinya ukurannya sudah terlalu konyol.Setelah meneliti, Felix benar-benar sudah menyadari permasalahan.Kurang dari sepertiga bagian kotak digunakan untuk menampung jarum perak, sedangkan bagian yang tersisa tidak sepenuhnya padat.Ini berarti ada kompartemen di dalamnya. Jika benar seperti itu, bisa jadi ada harta karun lain tersembunyi di dalamnya? Tanpa ragu, Felix langsung mengeluarkan 54 batang jarum dari dalam kotak, mulai meneliti kotak tersebut.Setelah mencoba seribu satu cara, Felix pun baru berhasil membuka potongan kayu pertama. Kemudian
Sudahlah, Felix juga malas untuk menjelaskan!“Kita akhiri percakapan ini. Aku akan turun sekarang.”Selesai berbicara, Felix melambaikan tangannya. Kemudian, 54 batang jarum langsung menghilang dari pandangannya.Gerakan Felix membingungkan Enzo. Di mana jarumnya? Kenapa jadi menghilang?Sepertinya Enzo juga pernah melihat adegan ini sewaktu menonton. Si pendekar mengibaskan tangannya, lalu langsung muncul jarum di hadapannya. Kemudian, setelah tangan dikibaskan lagi, jarum pun menghilang ….“Felix, kamu benar-benar tidak latihan ilmu itu, ‘kan? Tidak! Kamu datang ke Negara Shawana karena diundang olehku. Kalau kamu pulang dalam keadaan tidak utuh, aku pun akan mendapatkan hukuman besar! Begini saja, coba kamu buka celanamu, aku ingin memastikannya!”“Apa yang ingin kamu lakukan?” Felix spontan melangkah mundur.Enzo memang tidak menguasai ilmu kultivasi. Hanya saja, pemikirannya berbeda dengan orang pada umumnya. Tidak ada yang bisa menebak apa yang akan dia lakukan selanjutnya.“Jan
Ketika menyadari perubahan ekspresi wajah Felix, tiba-tiba Patricia memiliki firasat buruk.“Ada … ada apa? Jangan-jangan sudah terjadi sesuatu?”“Tidak apa-apa. Sepertinya ada tikus yang masuk. Aku atasi dulu. Tunggu aku!”“Emm!”Ketika tidak terlihat ekspresi gugup di wajah Felix, Patricia pun menghela napas lega.Baru saja Felix berdiri, pintu kamar pun sudah didobrak hingga terbuka.“Dengar-dengar master yang diundang Narell berasal dari Negara Xia? Kita memang berasal dari negara yang sama, tapi kita berada di posisi yang berbeda. Jadi, aku harap kamu … ergh?”Diego refleks mengucek matanya. Namun, wajah yang selalu muncul di dalam mimpinya itu tidak pergi-pergi.Saat ini, Diego merasa putus asa. Kenapa dia selalu bertemu dengan pembawa sial ini?“Kamu mau suruh aku ngapain?” tanya Felix sambil tertawa.“Kata Pierre, pintu kamar Tuan Putri Lisa rusak, makanya aku datang untuk ambil pintu. Kalau begitu, aku pamit dulu!” Selesai berbicara, Diego langsung hendak melarikan diri.Saat