Terlihat jika seorang pria tengah menghampiri Sarah dengan perlahan kemudian mengagetkan gadis itu. Keduanya segera berpelukan kemudian. Terlihat jelas jika persahabatan mereka sudah begitu akrab.Beberapa saat kemudian, pria itu juga mengajaknya makan bersama. Hal itu memang selalu dilakukan setiap mereka bertemu di penghujung semester. Dan kali ini, mereka ingin merayakan kelulusan Sarah.“Kai, aku sebenarnya masih kenyang.”“Halah. Kamu kan orang yang selalu kelaparan setiap mudik karena takut beli cemilan selama perjalanan. Sudah, aku yang bayari, kok.” Pria itu menarik tangan Sarah sekarang.Langkah gadis itu terhenti tatkala memang dirinya tidak sedang lapar. Ia menolak ajakan itu untuk pertama kalinya.“Ada apa? Biasanya juga kamu yang ngajakin. Ada orang baik yang beliin kamu, ya?”Sarah mengangguk membuat pria itu sedikit terkejut sekarang. Ia tahu betul jika gadis ini bukan tipe orang yang mudah percaya pada orang lain.“Siapa dia? Aku mau temuin dia. Jangan-jangan …”“Ssst.
Santai, menikmati secangkir kopi yang dibuatkan sendiri sambil memainkan ponsel adalah gambaran kegiatan Jordhy sekarang. Ia tengah menatap benda pipih yang berjumlah tujuh buah di hadapannya.Sungguh, ia sudah mulai merasa muak dan lelah. Seminggu bukanlah waktu yang singkat untuk memainkan situasi sehingga dirinya tidak dicurigai.Berangan-angan, ia akhirnya mulai mengubah taktik. Sejak saat itu, ia tak lagi membalas pesan dari pamannya secara bersamaan. Ia membuat jarak.Tangannya juga mengetikkan pesan yang ternyata isinya adalah tanggal kematian ayahnya. Air matanya bahkan ingin menetes sekarang. Ah, seharusnya hari ini ia berkunjung ke sana. Namun, ia tak ada keberanian untuk meminta izin.Tatkala ia terbengong cukup lama, Rein segera mendekat bahkan membuatnya terkejut.“Lagi mikirin apa? Bosan sudah pasti kamu di rumah saja. Sudah sana, mainlah dulu. Entah jalan-jalan. Ada motor, tuh.”“Bro, seriusan nih saya dikasih izin
Sarah dicecar oleh sang ibu yang memang selalu ingin jika dirinya melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah. Berbeda dengan gadis itu yang ingin menjelajah ke luar kota dan sesekali pulang untuk mengunjungi rumahnya.Hal itu tentu saja menjadi bahan perdebatan di antara mereka. Sarah tetap pada keputusannya untuk tidak melanjutkan pendidikannya walau seberapa banyak pun keluarganya memaksa.“Aku ke luar sekarang. Mau tenangin pikiran dulu,” ujarnya segera berlalu dengan sepedanya yang sebenarnya tidak begitu bagus lagi.“Kai, tolong datang dan kejar Sarah sana. Takutnya nanti dia ngelakuin hal nekat,” ujar sang ibu melalui sambungan telepon.Kai yang sebenarnya sudah berada di sekitar tempat itu pun segera meluncur. Apalagi ia yang telah melihat kepergian Sarah.Terlihat jika gadis itu sangat ceria sekarang. Seolah tidak ada masalah dalam hidupnya. Gadis berusia 17 tahun itu terus mendayung sepedanya sambil bersenandung.“Ck,” deca
“Kenapa kalian memperlakukan anak itu dengan sangat buruk? Dia sudah tidak punya keluarga. Kami yang akan bertanggungjawab kalau memang terbukti melakukan kejahatan.” Alma menyuarakan pendapatnya dengan lantang.Tak terasa, air matanya bahkan menetes tatkala melihat begitu banyak luka di sekujur tubuh anak itu. Ia menjadi sangat iba. Hal itu juga membuktikan betapa ia sangat menyayangi Jordhy.“Halah, jangan bilang karena kalian orang berada bisa semena-mena!” seru seorang penduduk.“Kaya dari mana? Kami hanya petani. Hei, berhenti berpikiran kuno seperti itu. Saya bisa laporkan kalian ke pihak berwenang. Memangnya kalian mau dipenjara?” balas Alma menantang. Ia benar-benar tidak mau mengalah dan kalah.Bagaimana tidak. Ia berada di tempat itu saja sudah penuh perjuangan. Saat ini suaminya tengah berada di rumah sakit, sendirian.Sudah merasa muak dan tidak terima diperlakukan tidak adil. Jordhy angkat suara.“Kalau memang saya t
Merasa semua ini tidak lagi benar, Jordhy melakukan penyelidikan sendirian. Keadaan di desa sangatlah kacau.Anak-anak bahkan tidak lagi dibiarkan bermain di depan rumah sendiri. Ke mana-mana selaluberamai-ramai atau setidaknya membawa hewan peliharaan sebagai teman.Satu tempat yang memang sangat ingin dikunjungi adalah persawahan ekstrem itu. ia melangkah sendirian ke sana tanpa ada keraguan.Hingga akhirnya tepat di siang itu, jantungnya bahkan hampir lepas. Ia sangat terkejut dengan pemandangan di depannya. Sebuah mayat dengan posisi terbalik di pinggiran sawah yang memisahkan lahan itu dengan ladang.“Tolong!” teriaknya dengan sangat kencang.Para warga dan polisi yang memang selalu berpatroli di segala tempat yang kebetulan tidak begitu jauh dari sana, pun datang. Mereka ikut terkejut.Kabar tentang ditemukannya anak itu menyebar ke mana-mana. Tidak sedikit media yang meliput berita itu sebab memang sudah sangat meresahkan sejauh ini.Miko dan istrinya yang memang sedikit akur d
Kini, kasus telah ditutup. Miko dihukum penjara selama 20 tahun lamanya. Memang bukan waktu yang singkat. Namun, keluarga sudah menerima dengan lapang dada, sebab perbuatannya memang sudah sangat keterlaluan. Pria itu bahkan diberi peringatan agar tidak pernah mengunjungi desa sampai kapan pun.Hal itu berpengaruh besar terhadap nama baik Jordhy. Kini, ia diterima dengan baik oleh warga. Tak sedikit dari mereka yang mendekatkan anak muda di sana untuk berteman dengannya.Rein dan Alma secara kekeluargaan membuat pesta kecil-kecilan untuk menyambut anak itu. Ya, Jordhy diangkat menjadi anak mereka.Sebuah kebahagiaan yang benar-benar dapat dirasakan oleh pria itu. Ia bahkan berharap agar kebahagiaan yang nyata ini bisa dirasakan selamanya.Namun, kebahagiaan itu tidak lama, setelah dirinya mendapatkan panggilan dari pamannya. Ia segera menjauh sekarang.“Jord, apa masih ada yang jagain kamu di sana?” Sebuah pertanyaan yang segera membuat Jordhy tertegun. Sepertinya sang paman sudah t
Joe merasakan kecurigaan yang teramat pada Jordhy. Terlebih ketika ia berkali-kali berusaha menghubungi semua anak buahnya yang selalu hanya berbalas dengan pesan.Kini, ia mengirimkan bala bantuan untuk mencari informasi yang sesungguhnya. Setelahnya, ia memperhatikan Sarma yang tengah memperhatikan wajah Jordhy di pajangan foto.Ia mendekat kemudian membentak gadis itu dengan nada lantang.“Ngapain?! Jangan terlalu berharap banyak! Saya nggak suka kalau kamu berharap bakal ada di pajangan foto itu. ngerti kamu? Sana, menjauhlah!”Ia bahkan secara terang-terangan mendorong tubuh anak itu menjauh.Sarma yang tengah menahan air mata segera berjalan cepat menghampiri Devi yang tengah membersihkan area dapur.Ia memeluk wanita itu dengan sangat erat. lalu menceritakan apa yang baru ia alami barusan.“Dia tidak jahat, Nak. Kamu nggak usah takut, ya?”Sarma menatap wanita di hadapannya dengan tatapan sendu. Ia masih
Sambil bekerja, Jordhy tetap mencari apa yang seharusnya ia cari. Senyumannya mengecut mendapati fakta jika Miko adalah salah satu orang yang dicari.Siang itu, Rein bertanya-tanya tentang siapa dia sebenarnya sebab memang dirinyalah yang membantu pria itu.“Bro, ayahku meninggal karena dibunuh, ibuku juga dilecehkan dan tidak tau di mana keberadaannya sekarang. Aku menyaksikan itu semua dengan mata kepalaku sendiri. Itu aku.”Rein terhenyak. Begitu juga dengan Alma yang sungguh tak habis pikir. Keduanya memasang wajah tidak senang. Bagaimana tidak, tujuan anak itu tak lain untuk membalas dendam. Pikiran buruk tentangnya seketika mencuat.“Om, Tante, aku datang bukan untuk balas dendam. Aku hanya ingin mencari tau.”“Jangan bilang kalau kamu ada hubungannya dengan masalah kemarin?” tanya Alma, jelas sangat meragukan pria itu.Jordhy terdiam. Ia tidak menyangka jika akan segera dicurigai dengan begitu mudahnya.