"Jangan terlalu bersedih, Kak. Jika aku tidak mengambil peranku hari ini, kamu pikir setelah hari ini kak Sam akan membiarkan aku hidup? Jadi terima kasih ya atas pertolonganmu, kedepannya aku akan lebih menyayangimu, Kakak ipar," ucap Samuel tanpa meninggalkan rasa bersalah."Lalu bagaimana dengan Rino? Dia adalah korban yang sebenarnya, tahu!""Hehe ... itu bukan urusanku, aku 'kan tidak mengenalnya," jawab Samuel enteng penuh ketidakpedulian.Sungguh Vella sangat kesal dengan sikap egois kakak beradik ini, tapi juga sedikit iri karena mereka bisa saling mendukung satu sama lain dengan begitu kompak.Sementara dia dan Andin malah saling berusaha menjatuhkan di tempat umum. Arah pandang Vella beralih pada Rino di tengah lapangan, diam-diam dia jadi merasa bersalah karena hal ini.Pertandingan sepakbola berakhir membawa kekecewaan siswa kelas 12.F.Kelas 12.A dengan menang dengan skor 2:1, bahkan Rino juga masih mendapatkan masalah lantaran dipanggil ke ruangan kepala sekolah oleh gur
Diam-diam Vella menarik ransel untuk menutupi wajah, agar tidak dilihat Samuel. Namun, itu malah menciptakan senyum samar di wajah Samudera."Kakak ipar? Memangnya Samudera sudah punya pacar?" Nyonya Baswara menunjukan binar wajah terkejut tapi juga senang."Iya, dia sangat cantik, tinggi, layaknya super model, mama pasti suka."Perasaan Vella mulai tidak enak. Sungguh, dia berniat untuk melarikan diri, tapi bagaimana caranya?"Haduh ... sayang sekali padahal hari ini mama ingin mengenalkan gadis untuk Samudera." Mendadak nyonya Baswara menjadi lesu sembari menatap Vella yang sedang menutupi wajahnya.Arah pandang Samuel mengikuti kilat mata mamanya. Segera alisnya mengernyit kala menyadari seragam sekolah yang masih melekat di tubuh Vella.Samuel segera menunduk dan meraih tas Vella. Seketika binar wajahnya menunjukkan kebahagiaan yang tidak terkira."Kakak ipar, kamu ada di—"Ucapan Samuel tercekat begitu Vella melonjak berdiri dan membekap mulutnya dengan telapak tangan.Tapi nyony
Vella terkesiap dan buru-buru mendorong Samudera hingga laki-laki itu terjerembap ke belakang."Senang kamu membuat kesalahpahaman?" ucap Vella ketus dan dingin, namun hanya wajah datar yang menanggapi ucapannya.Samudera tak lagi bersuara, menyisakan sepasang manusia kaku di ruang tamu. Vella sungguh tidak nyaman berduaan seperti ini dengan Samudera, dia buru-buru berkata, "Aku akan melihat bibi di dapur."Vella beranjak berdiri, tapi tangannya segera diraih oleh Samudera."Apakah kamu selalu seperti ini? Sesukamu sendiri, lepaskan tanganku!" ucap Vella dingin."Percayalah, mama tidak ada di dapur, dia tidak bisa memasak. Dia hanya membiarkan kita bersama.""Kalau begitu aku pulang saja. Kita hanya akan membekukan udara jika bersama."Samudera tersenyum hambar, tentu saja dia tahu, dua makhluk kaku yang berjajar, sudah pasti dunia liliputi oleh keheningan.Namun, kesempatan bersama Vella sangat sulit didapat, mana mungkin Samudera menyia-nyiakannya."Jika begitu, mari kita cairkan."
Ketakutan Vella berangsur-angsur pergi setelah motor tersebut melaju tenang pada jalan raya, masih sedikit jengkel karena Samudera mengerjainya.'Menyebalkan!' umpat Vella dalam hati, tapi tak melepas pelukannya terhadap Samudera. Sejujurnya dia masih sedikit takut.Namun, belaian angin sore cukup menyanjungnya, membawa aroma maskulin samar dari tubuh hangat yang sedang dia dekap. Entah mengapa, aroma itu seperti menghipnotis, hingga Vella lupa siapa dirinya, begitu sembrono memeluk laki-laki asing seperti ini.Tak ada percakapan dari kedua mulut, hanya deru mesin yang terdengar di telinga, membawa suasana hangat dan terasa romantis menyentuh relung jiwa, Vella memejamkan mata meresapi setiap perasaan nyaman yang entah datang dari mana.Dua roda besar akhirnya berhenti di depan gerbang rumah Vella. Segera gadis itu tersadar dan melepas dekapannya."Terima kasih, telah mengantarku pulang," ucap Vella sembari mengembalikan helm."Hmm.""Terima kasih juga sudah membuat Rino tidak dikelua
Rino sudah tak punya kenyamanan hati setelah mengkhianati Vella, tapi Vella malah bersikap baik padanya. Dia sungguh merasa bersalah. Dia menatap Andin sekilas kemudian menemui nenek Lola untuk berpamitan pulang.Wazz ....Di salah satu kamar mandi, suara shower mengucur deras membasahi rambut lurus yang langsung terlihat lepek karena basah.Tatapan Vella terlihat kosong tak terarah pada apapun. Dia tengah memikirkan bagaimana mengakhiri perjodohan sialan ini?Setelah terdiam cukup lama memikirkan masalah asmara itu cukup membuat Vella sakit kepala. Dia tak ingin lagi ada laki-laki yang hanya bisa menghancurkan pikirannya.Di usianya sekarang memang rasanya tidak cocok untuk memikirkan hal tidak penting semacam itu.Saat ini Vella masih dianggap kabut suram oleh kebanyakan orang, dia harus fokus mengembalikan nama baiknya dan meraih prestasi yang gemilang untuk membuktikan diri.Dia harus menemukan laki-laki yang mencoba melecehkannya demi membuka kedok ibu tirinya. Vella yakin setela
Setelah membiarkan Vella hanyut dalam kesedihan, diam-diam anak laki-laki beranjak dari tempat duduk, bergerak perlahan menghampiri Vella kemudian duduk dengan tenang di samping gadis tersebut tanpa berucap.Memandang kesedihan Vella dengan cukup lama, hingga akhirnya dia tidak tahan untuk bertanya, "Ada apa?"Vella terkesiap dan mendongakkan wajah dengan gerakan sangat terkejut kala mendengar nada rendah di sebelahnya. "Kamu?" ucapnya.Segera Vella menghapus air matanya meski dia sangat kesulitan mengendalikan isak tangis yang mempersulit tarikan napas yang tersengal.Seperti biasa, Vella tak suka orang lain lain melihat kesedihannya. Tapi selalu saja Samudera bisa menemukannya.Vella segera membuang wajah ke arah lain untuk menghindar."Tidakkah kamu ingin berbagi?" tanya Samudera pelan.Tidak ada jawaban atas pertanyaan Samudera, hanya isak tangis yang sesekali terdengar lirih kala bahu Vella sedikit terguncang.Samudera mengembuskan napas pelan. "Jika kamu tak ingin berbagi dengan
"Kamu ingin mengajakku ke mana? Aku membawa mobil sendiri." Vella berusaha melepaskan tangannya. Namun, mana mungkin Samudera membiarkan itu terjadi."Kamu tidak punya SIM, tidak aman mengendarai mobil sendiri," ucap Samudera santai seraya menarik Vella menuju motornya."Mobilku ...."Kali ini ucapan Vella sama sekali tak digubris oleh Samudera, dia malah memakaikan helm di kepala gadis tersebut."Ayo," ajak Samudera setelah nangkring di atas motor, namun Vella masih saja bergeming dan menatapnya lekat."Paman Virgon akan mengurus mobilmu, ayo naik." Samudera menjawab kekhawatiran Vella."Ke mana?""Ck, naik saja ...."Vella terpaksa naik ke atas motor Samudera, sudah memakai helm juga."Sam ...," pekik Vella kala Samudera meraih kedua tangannya dan melingkarkan pada perut."Pegangan, biar gak jatuh."Vella menarik salah satu sudut bibirnya ke samping, sebal dengan pemaksaan yang dilakukan Samudera.Sungguh tidak tahu dengan sikap laki-laki tampan yang tengah dipeluknya ini.Kadang di
"Vella!" pekik semua orang terkejut dengan tindakan Vella, yang memukul Indina secara mendadak. Indina tersungkur lemah ke samping, namun sepertinya Vella tak ingin berhenti sampai di situ. Dia sudah menahan sejak lama amarahnya, kali ini dia tak ingin memendamnya lagi. Kembali Vella mengacungkan tinjunya dengan keras menghantam wajah perempuan jahat hingga tersungkur ke lantai. Semua orang kembali menjerit, namun tak berani mencegah Vella melakukan tindakan yang tak patut ditiru. Sejak awal Vella memang tidak suka berbasa basi, dia hanya melakukan apa yang ada di pikirannya dengan spontan, tak ingin menutupi bahwa dia kejam dan jahat, memberi ketakutan pada setiap orang yang melihatnya. Tepat pada saat itu Edgar tiba dan sudah pasti sangat terkejut melihat keributan di rumahnya. Dia berlari meraih Vella yang tampak kesetanan ingin kembali menghajar Indina yang terlihat tak berdaya di lantai. "Vella, hentikan! Ada apa denganmu sebenarnya?" Vella tidak ingin menjawab hanya menata
Samudera tidak mempedulikan ancaman kakeknya, ia terus berjalan santai keluar dari kediaman Baswara.Samudera yakin saat ini Vita sudah bertindak dalam senyap untuk menyeret Kuswara Group turun ke bawah.Jika kekuatan keluarga Kuswara sudah runtuh, apa kakeknya masih bersikeras menjodohkannya dengan Sandra?***Di negara Y.Sandra baru saja tiba di rumah, ia berjalan anggun yang disambut para pelayan untuk membawa barang bawaannya layaknya nona muda dari keluarga kaya.Ia terus menyusuri rumah mewah dan menemukan orang tuanya sedang bersitegang."Di mana Sandra? Suruh dia pulang. Dan berhenti menjadi murahan seperti itu!"Nada ayahnya yang meninggi menunjukkan bahwa suasana hatinya sedang tidak baik.Padahal saat Sandra pamit ingin pergi ke negara I untuk menjenguk Samudera, ayahnya tampak baik-baik saja."Ayah, aku sudah pulang. Ada apa?"Kedua orang tua Sandra menoleh, tatapan ayahnya sama sekali tak ramah seperti biasanya."Sandra, kamu ini masih muda. Laki-laki tampan di luar sana
Atas izin Vita akhirnya nyonya Baswara membawa Vella keluar dari vila. Tentu saja setelah memberi tatapan isyarat pada Samudera untuk mengingatkan bahwa ia sudah berjanji akan menjamin keselamatan Vella.Vella bisa melihat koneksi mata mamanya dengan Samudera dengan jelas.Setelah insiden di jalan Victory ia tahu mamanya melakukan penjagaan yang sangat ketat.Vella yakin Samudera sebenarnya mengetahui apa yang disembunyikan mamanya, tapi tak ingin memberitahu.Saat Vella mendesak, Samudera malah menggoda dengan senyum manis. "Karena kamu cantik, jadi banyak orang yang menginginkanmu."Vella mendengkus kesal, mana ada karena cantik malah ingin ditembak mati?"Bersenang-senanglah, nanti aku akan menjemputmu," ucap Samudera sesampainya di depan salon terkenal di kota Zaden."Kamu mau ke mana?""Ada sedikit urusan, tidak akan lama." Samudera pergi setelah mengecup pelan kening Vella.Seketika kemunculan Vel
Samudera juga langsung menghentikan jarinya ketika mendengar suara mamanya.Ia menoleh dan mendapati mamanya berjalan mendekat ke arah Vella diikuti Felis yang tampaknya kerepotan mengurusnya.Vita memberi isyarat pada Felis untuk membiarkannya masuk, dan itu membuat Samudera memijat kening.Samudera sangat hafal kebiasaan mamanya yang memaksakan kehendak dengan suara lembutnya yang ceria."Mama, bagaimana Mama tahu kami ada di sini?" Vella berdiri menyambut nyonya Baswara.Nyonya Baswara langsung memeluk Vella dan berkata, "Mama merindukanmu, sayang. Maaf dengan berita menghebohkan kemarin.""Tidak apa-apa, Ma. Lagipula Samudera juga ada di sampingku.""Mama selalu di rumah, apa tidak bisa menyuruh kakek untuk membuat berita yang benar?" Samudera akhirnya membuka suara.Tapi nyonya Baswara malah melepas salah satu flatshoes yang ia kenakan lantas melemparkannya pada Samudera."Jangan berbicara lagi pad
"Aku ingin kamu meruntuhkan kesombongan keluarga Kuswara."Samudera juga tak ingin bertele-tele menyampaikan keinginannya. Dan itu mengundang cibiran kental di wajah Vita.Seorang penjahat sekelas Alan Rein tentu saja tidak akan kesulitan hanya untuk mengepung dan memblokir perusahaan Kuswara.Dengan meminta Vita melakukan sesuatu, itu hanya akan merepotkannya saja."Aku tidak tertarik dengan urusan keluargamu," tegas Vita dengan suara datar dan dingin."Kamu tidak punya pilihan, sekarang di perut putrimu ada milikku. Apakah kamu tidak akan memberi status pada monster kecil itu?" Samudera berkata seakan ia lah yang mempunyai kendali sekarang.Tatapan Vita kembali tajam.'Dia mencoba mengendalikanku ….'"Kenapa aku harus melakukan itu? Berurusan dengan keluarga Kuswara tidak akan memberi keuntungan apapun untukku," tolak Vita, enggan menuruti keinginan Samudera hanya membuatnya mengundang masalah baru yang sangat
Suara Vita sebelumnya memang tegas dan menggelar, tapi raut wajahnya menunjukkan ketenangan yang bermartabat seorang wanita yang tidak mudah ditaklukkan. Matanya menatap tajam ke arah putrinya yang saat ini mematung di samping laki-laki yang mengenakan pakaian rumahan. Sudah bisa menebak jika selama ia pergi ternyata Vella menyimpan bandit kecil di kamarnya. Vella terlihat gugup dan terkejut, tapi Samudera masih bersikap biasa saja, hanya sedikit menyayangkan pertemuan pertamanya dengan mama mertua harus dengan cara seperti ini. Binar mata Vita yang jernih menyapu Samudera yang belum membuka suara, aura ketenangan yang tidak mengancam dapat ia lihat dari sorot mata simpanan putrinya itu. Vita enggan mengakui jika Samudera adalah suaminya Vella. "Aku yang menyuruhnya tinggal di sini. Mama tidak boleh mengusirnya," ucap Vella sedikit bergeser ke depan Samudera. Seolah ingin menjadi tameng jika mamanya hendak menyeret Samudera keluar dari kamarnya. Vita mendengkus dingin, putrinya
Di vila pinggir danau Vella tak begitu memedulikan kegaduhan di dunia maya, lagipula Samudera sudah mengurusnya, memikirkan hal yang tidak penting seperti itu hanya membuat suasana hatinya semakin buruk.Otaknya masih memikirkan bahwa ia belum mendapatkan menstruasi bulan ini, hatinya terus menerus bergemuruh karena kecemasan berlebihan.Vella terdiam menatap layar laptopnya yang masih menyala di atas meja belajar. Ia sedang membaca artikel tentang gejala awal kehamilan.Bibir Vella menipis, ada kerutan di dahinya ketika ia sama sekali tak merasakan gejala seperti mual, muntah, lemas, dan juga pusing. Bahkan ia bisa makan dengan lahap hari ini."Mungkin aku hanya terlalu khawatir," gumam Vella pelan."Apa yang kamu khawatirkan?"Seketika Vella melonjak terkejut dan langsung menutup laptopnya."Sammy, bisa gak sih jangan muncul secara mendadak begitu!" kesal Vella sambil memukul pelan lengan Samudera. Suaranya pun agak me
Tawa Sandra membahana memikirkan Vella yang terpuruk karena berusaha mendekati keluarga Baswara.Tapi kemudian muncul video pacuan kuda yang memperlihatkan Sandra memecut Vella dengan cabuk di kota barat demi memenangkan pertandingan untuk membuktikan ia lebih unggul daripada Vella.Seketika itu juga keburukan Sandra terkuak di depan publik bahwa temperamennya tak layak untuk disebut sebagai manusia.[Astaga … ternyata Sandra mengerikan sekali ya.][Gila! Kalau aku jadi Samudera, aku juga tidak akan mau dijodohkan dengan gadis yang mengerikan seperti itu.][Sudah baguslah jika menolak perjodohan itu. Meski sekaya apapun, jika temperamennya seperti itu, lengah dikit nyawa taruhannya.][Bisa-bisanya keluarga Baswara memaksa Samudera bertunangan dengan gadis semacam itu. Apakah mereka tidak takut putra mereka menjadi korban?][Itu pasti berdasarkan hubungan bisnis. Jika Samudera bersama Sandra tentu saja perusahaan Kuswara
Senyum Samudera menyambut ketika Vella membuka pintu kamar. Tapi Vella tak mempunyai hasrat untuk membalasnya. Samudera juga baru saja membaca berita terpanas siang ini, membuatnya merasa tahu apa yang merusak suasana hati gadisnya. Padahal saat ini Vella sedang memikirkan tentang datang bulan yang baru saja dibicarakan Sabrina. Samudera segera mengambil ponsel dan beranjak dari tempat duduk untuk mendekati Vella yang meletakkan ransel di meja belajar dengan lesu. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Vella terkejut dengan ciuman mendadak Samudera di pipi sembari mengambil foto selfie. Masih tersenyum, Samudera meraih jemari Vella yang mengenakan cincin pernikahan kemudian kembali mengambil gambar dan berkata, "Aku bosan menjadi simpanan, saatnya memberitahukan pada dunia siapa gadisku sebenarnya." Saat Vella masih merenung, Samudera sudah mengunggah foto yang barusan ia ambil di akun pribadinya.
Sandra yang belum mengetahui tentang pernikahan tersembunyi antara Vella dan Samudera, merasa sangat iri dan jengkel secara bersamaan.Sebagai nona muda Kuswara, Sandra masih merasa lebih baik dari pada Vella dalam segi apapun.Lagipula kecacatan di tangannya juga tidak permanen, ia yakin masih bisa pulih dengan pengobatan intens."Kakek, ini bagaimana? Lihatlah mereka semua pergi, tolong cegah mereka, Kek. Aku tidak mau memecah belah keluarga Baswara. Aku hanya ingin Samudera." Sandra menunjukkan kepedulian palsu, padahal hatinya sangat bangga ketika kata-kata tuan dan nyonya rumah tidak berarti apa-apa dibanding dengannya.Kakek Baswara sendiri juga merasa getir melihat anak dan cucunya meninggalkannya seperti ini. Bahkan Samuel si bocah imut itu juga sudah tak terlihat di kediaman Baswara sejak Sandra tiba.Tapi ia sudah berjanji akan memberi Sandra kedudukan di keluarga Baswara, menjilat ludahnya sendiri hanya akan membuatnya kehilangan muka.Kakek Baswara mulai menarik napas bera