Napas Hwang Jun tersengal lantaran begitu bersemangat. Sudah tiga puluh menit lamanya. Ranjang di dalam kamar mereka masih terus berderit-derit. Pukulan-pukulan dari organ intim mereka berdua juga terdengar sangat keras memenuhi kamar Hwang Jun. "Ouuuhhhhh, aku sangat menikmatinya, aku tidak tahan, aaaakkhhhhh, ssshhh, ouhhhhh, aku sampai, oohhhh," pekik Ah Nian seraya membuka kedua pahanya lebih lebar lagi agar Hwang Jun bisa memukul seluruh areanya yang sudah tidak bisa menahan kenikmatan. Ah Nian tiba di klimaks, dia merasakan tubuh telanjang miliknya mengejang hebat. Ah Nian sangat puas sekali, dorongan cepat dari kejantanan Hwang Jun masih terus berlangsung. Hwang Jun berganti posisi, dia menempatkan tubuh telanjang Ah Nian di atasnya yang kini terlentang sambil menekan dan memukulnya dari sisi bawah. "Oouhh, sshhh, ooohhh, ukh, ouhhhh Tuan, emmhh, awhhh," desah Ah Nian. Dia memegangi dada bidang Hwang Jun menggunakan kedua telapak tangannya. Kejantanan Hwang Jun terus m
"Apa kamu sudah merasa puas sekarang?" Hwang Jun dengan cekatan membuka paha mulus Ah Nian dan menempelkan bibir liang intim Ah Nian pada batangnya lalu meremas kedua bokong Ah Nian dan menekannya hingga merapat dengan posisi miring berhadapan. Hwang Jun menumpukan satu telapak kaki Ah Nian di sisi pinggang atletis Hwang Jun. Dia melumat kembali bibir Ah Nian sambil menggoyangkan bokongnya memutar hingga bibir liang intim Ah Nian ikut bergerak dan bergesekan dengan organ intim Hwang Jun."Emmhhh, ooohhh, emmh, aku sudah merasa puas, jika kembali melakukannya, aku cemas Tuan Muda Hwang tidak akan bisa berhenti dan terus memukul liangku hingga aku memohon ampun sambil memukuli bahu Tuan Muda Hwang," ucap Ah Nian seraya berjinjit dengan ujung jemari kaki di atas pinggang Hwang Jun. Tindakan Ah Nian ini membuat batang kejantanan Hwang Jun dengan mudah masuk ke dalam liang intimnya. Perkataan Ah Nian yang menunjukkan penolakan sama sekali berbeda dengan sisi erotis dan seksi yang Ah Nian
Ah Nian merasakan kenikmatan yang luar biasa. Dia memohon agar Hwang Jun menyudahi hubungan intim itu, tapi tubuh telanjang Ah Nian malah menempel dengan biji kecil di sela-sela organ intimnya yang ditekan kuat sambil terus dipukul-pukul oleh Hwang Jun. Hwang Jun melihat Ah Nian menggeliat, pada detik berikutnya menggelinjang nikmat dan Hwang Jun bisa merasakan cairan hangat membasahi pada sisi seluruh batangnya di dalam liang intim Ah Nian.Hwang Jun melumat bibir Ah Nian. Dia tetap tidak mau berhenti, hingga tiga puluh menit kemudian Ah Nian hampir menangis karena ulahnya itu. "Tuan Muda Hwang, aku sudah tidak sanggup lagi, ampuni aku, ooohh, aku janji, aaahhhhhhhh!" Pekik Ah Nian lagi sambil menekan maju bokongnya, lagi-lagi dia klimaks.Hwang Jun tersenyum lalu membaringkan tubuh telanjang Ah Nian dengan posisi telentang."Apa yang kamu janjikan padaku? Buat aku percaya dengan apa yang akan kamu katakan nanti, maka aku baru bersedia untuk mengakhiri aktivitas ini,"Nada suara Hw
Setelah menyentuh pipi Hwang Jun Ah Nian memeluk lengan Hwang Jun sambil menyandarkan kepalanya di atas bahu Hwang Jun. Buah dadanya begitu kencang, kenyal, dan lembut terus menyentuh lengan Hwang Jun."Apa kamu berniat balas dendam padaku?" Tanyanya pada Ah Nian. "Memangnya apa yang aku lakukan? Aku hanya bertanya kenapa kamu tiba-tiba saja menarik diri dan berhenti melumat bibirku," jawab Ah Nian dengan polos.Hwang Jun tidak tahan, dia tidak mungkin terus menahannya jika Ah Nian terus menggesekkan putingnya pada lengannya. Sejak Hwang Jun melumat bibir Ah Nian tadi dia sudah berusaha untuk tidak menekan kejantanannya ke dalam liang intim Ah Nian lagi. Apalagi Ah Nian merajuk dan marah padanya karena kelelahan. Hwang Jun dengan gerakan cepat langsung membuat Ah Nian rebah seperti sedia kala, dia langsung menarik tali baju mandi yang menyembunyikan batang kejantanannya."Tuan?" Tegur Ah Nian lirih sambil merangkul tengkuk Hwang Jun. Saat Hwang Jun melumat bibirnya kembali, Ah Nia
Seluruh kamar mereka menjadi berantakan, yang mereka lakukan selama dua hari hanya terus memukul organ intim satu sama lain. Bahkan jadwal meeting terpaksa ditunda. Hwang Jun enggan meninggalkan Ah Nian. Siang hari mereka menikmati makan bersama, Ah Nian hanya mengenakan sehelai kain dengan tali di belakang tengkuknya tanpa pakaian dalam. Hwang Jun membalut tubuhnya dengan piyama tidur. Hwang Jun memerintahkan semua pelayan pergi ke luar dari kediamannya ketika dia dan Ah Nian makan bersama. Akibatnya setelah puas menikmati makan siang, Hwang Jun kembali menyantap tubuh telanjang Ah Nian di ruang makan. Posisi Ah Nian menungging menghadap ke cermin, dengan satu lutut di kursi meja makan. Tubuh telanjang Ah Nian di cermin terlihat seksi ketika dipukul-pukul organ intimnya dengan batang kejantanan Hwang Jun maka tubuh telanjang Ah Nian akan terlihat terguncang-guncang dengan kedua buah dadanya yang bergetar. Hwang Jun sengaja menggelitik biji kecil di sela-sela bulu-bulu hi
***Hwang Jun bahkan masih terus melakukan hubungan intim di ruang makan. Setelah bermain dengan menatap diri mereka berdua di depan cermin, Hang Jun kembali membawa Ah Nian dan membuat Ah Nian menyangga punggung dengan setengah rebah di atas meja makan, kedua ujung jari-jari kaki Ah Nian berjinjit pada tepian meja. Hwang Jun menekan dan menyibak bibir liang intim Ah Nian ke sisi samping kanan dan kiri serta mendorong kejantanannya dari depan Ah Nian. "Ssshhhh, ooooouhhh, Tuan Muda Hwang, oohhhhh, ookkhh, ssshh, emh, aahhh, sshhh, ouuuhhh, ini terlalu lama, kita kapan akan berhenti?" Tanya Ah Nian disertai desahan yang tak tertahan dari bibirnya."Ah, ah, ah, nikmat sekali, eranganmu sangat memanjakan diriku, karena kamu begitu manja sejak pagi, siapa yang bisa menolak untuk menikmati sisimu yang sangat seksi ini?" Bisik Hwang Jun sambil terus menggesek liang Ah Nian dengan kejantanannya. Hwang Jun begitu menikmati dinding sempit dan basah milik Ah Nian. Hwang Jun membungkuk dan melu
"Aku tidak butuh lagi, malahan setelah mengetahui kalau keluarga Hua merebutnya dari kakek Yelan aku sangat ingin menghancurkan keluarga Hua. Jika kamu berhasil mengambil sesuatu yang berharga darinya, aku ingin nama keluarga Yelan kembali, ini adalah sebuah misi. Kakek pasti merasa bahagia melihat cucu satu-satunya berhasil mengembalikan nama keluarga Yelan yang selama ini telah dilupakan dan terkubur dalam waktu bertahun-tahun, kamu harus mengungkapkan kebenaran pada semua orang," tutur Ah Nian pada Hwang Jun. Ah Nian menyentuh tengkuk Hwang Jun lalu mendekatkan wajahnya dan memberikan kecupan pada kening Hwang Jun."Kenapa kamu tidak menginginkannya? Bukankah sejak awal tujuan kamu ingin masuk ke dalam keluarga Hua untuk mengambil perusahaan itu dari tangan mereka? Aku sudah tidak memikirkan masa lalu, aku hanya ingin membuatmu bahagia seperti yang aku janjikan padamu waktu itu, bagiku kamu sangat berarti," balas Hwang Jun."Aku sudah sangat bahagia sekarang, lagi pula aku tidak bi
Hwang Jun menatap leher jenjang Ah Nian serta kedua buah dadanya yang sangat kencang dan sangat bulat. Terlihat sangat penuh seperti bola dengan ujung lancip berwarna merah muda. Hwang Jun menyentuh kedua buah dada Ah Nian meremasnya perlahan seraya menyapukan lidahnya pada sekujur leher Ah Nian juga kedua putingnya. Tubuh telanjang Ah Nian mulai menggeliat, Ah Nian memeluk punggung Hwang Jun sambil mengangkat punggungnya ketika Hwang Jun melumat dan menghisap putingnya. Hwang Jun tidak tahan lagi, dia membuka paha mulus Ah Nian dan menyapa bulu-bulu hitam pada organ intim Ah Nian, hanya sebentar saja dia menyentuhnya dan menyelipkan jari-jarinya ke dalam, ke bawah menyentuh biji kecil Ah Nian. "Ssshhhh, ooooouhhh, emmhh, sangat nikmat, Tuan Muda Hwang, ouhhh, aku ingin kamu menekan kejantananmu," bisik Ah Nian di telinga Hwang Jun. Hwang Jun sedang sibuk dengan mainannya, puting Ah Nian terasa semakin lancip dan lebih kencang dalam lumatan bibirnya. Jemari tangannya menekan lagi
***Keluarga Hong panik sekali saat mengetahui bahwa Ah Nian ternyata adalah dalang dari semua kejadian, bahkan Ah Nian mengaku sudah membunuh Juan Lin. Mereka tentu saja tidak akan membiarkan menantu yang selama ini mereka unggulkan berada di balik jeruji besi. Apapun akan dilakukan untuk membebaskan Ah Nian.Hanya dengan proses persidangan beberapa kali Ah Nian pun kembali dibebaskan.Hwang Jun merasa sangat bahagia. Ah Nian tidak mendapat hukuman berat karena sedang hamil, dan juga karena melakukan semua tindakan itu lantaran perbuatan Juan Lin yang terus menindas dan mengancam Ah Nian untuk terus mengambil kesempatan menyetubuhinya. Hwang Jun memeluk Ah Nian dengan erat sekali, dia sangat bahagia mendengar kabar bahwa Ah Nian sedang hamil."Kamu harus mengatakan semuanya padaku! Apa kamu pikir aku akan diam saja? Kenapa malah melakukan semuanya seorang diri?" Tanya Hwang Jun.Ah Nian menyandarkan kepalanya di dada bidang Hwang Jun."Karena aku tidak ingin Tuan Muda Yelan yang ter
***Hari demi hari telah berganti, bulan demi bulan begitu cepat berlalu.Ah Nian merasakan jarak begitu besar antara dirinya dengan Hwang Jun. Hampir tidak ada kemesraan lagi yang dia rasakan. Rumah tangga yang awalnya terasa begitu manis dan penuh cinta kini terasa sangat tawar.Meski sudah menghabiskan banyak waktu dengan duduk di perusahaan Yelan, Ah Nian tidak mampu menanggungnya lagi. "Maafkan aku, sepertinya aku memang harus menunjukkannya padamu, dan pada semua orang, tentang semua yang ingin kamu ketahui, alasannya hanya satu, karena aku mencintaimu Tuan Muda Hwang," bisik Ah Nian pada dirinya sendiri.Tanpa sepengetahuan Hwang Jun Ah Nian memutuskan untuk pergi seorang diri ke kantor polisi.Mendengar kabar dari kantor polisi bahwa Ah Nian berada di sana membuat Hwang Jun panik. "Sebenarnya apa yang dia simpan di dalam benaknya? Kenapa Ah Nian malah berada di kantor polisi?!" Keluhnya seraya bergegas pergi untuk menemuinya.Sampai di kantor polisi Hwang Jun menemui Ah Nian
"Siapa itu? Apakah putriku Lian er?" Tanyanya dengan kedua mata berbinar."Bukan, tamu Anda adalah Tuan Muda Hwang dari keluarga Hong," jawabnya.Hua Mei yang biasanya tidak pernah memiliki tamu berkunjung, dia merasa cemas karena Hwang Jun yang datang untuk menemuinya hari ini.Hua Mei dengan tangan diborgol berjalan menuju ke ruangan khusus untuk bertemu dengan Hwang Jun. Begitu Hua Mei duduk di kursi, Hwang Jun segera menunjukkan foto-foto di atas meja."Apa kamu mengenal pria ini?" Tanya Hwang Jun.Hua Mei menggelengkan kepalanya lalu membuang muka ke arah lain. Sekilas saat dia menatap foto tersebut memang ada kemiripan dengan Juan Lin putranya, tapi sebagai seorang ibu kandungnya, Hua Mei tahu pria di foto itu sama sekali bukan Juan Lin."Kamu yakin tidak mengenalnya?" Ulang Hwang Jun.Hua Mei menyipitkan matanya. Dia menatap Hwang Jun dengan tatapan mata meremehkan."Apa Tuan Muda Hwang pikir putraku sudah bangkit dari kuburnya untuk membalas dendam? Jika demikian maka ini adal
***Pada keesokan harinya. Ah Nian dan Hwang Jun menikmati sarapan bersama di sebuah restoran. Ah Nian mengenakan dress tanpa lengan berwarna merah dengan hiasan bunga-bunga kecil melingkar pada lingkar lehernya. Di bagian ujung gaunnya memiliki renda bermodel kelopak bunga mawar. Usai sarapan Ah Nian tampak termenung seperti sedang memikirkan sesuatu. Hwang Jun segera menyentuh jemari tangannya."Apa yang membuat kamu termenung?""Kira-kira siapa wanita yang menyamar sebagai aku? Tuan Muda Hwang, mungkinkah itu ...." Perkataan Ah Nian terhenti. Dia merasa ada seseorang yang sengaja mengambil bajunya di kediaman untuk mengelabui semua orang."Kamu tidak perlu memikirkannya lagi, jangan khawatir tentang masalah itu, aku sudah meminta seseorang untuk menyelidiki semuanya sampai tuntas," ujar Hwang Jun pada Ah Nian."Tuan Muda Hwang, aku hanya tidak ingin kamu meragukan ku, aku tidak ingin ada perselisihan antara kita berdua, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan jika Tuan Muda Hwan
"Kenapa kamu meminta orang datang untuk menyelamatkannya dan menggantinya dengan orang lain? Pria mabuk itu sama sekali bukan Juan Lin, memang dia mengenakan baju yang sama, tapi kenapa? Aku tidak mengerti ternyata kamu sendiri yang menyelamatkan sehingga Juan Lin bisa kabur, kamu mengurus identitas baru untuknya. Aku baru tahu ternyata kamu begitu berusaha dengan sekuat tenaga untuk membantu pria itu! Katakan apa alasannya padaku? Tidak perlu berpura-pura lagi! Apa jangan-jangan aku sudah salah mengenalimu?" Tanya Hwang Jun tiba-tiba.Spontan Ah Nian langsung mengangkat wajahnya. Ah Nian tidak mengerti dengan semua perkataan Hwang Jun."Aku????! Aku? Tuan Muda Hwang? Apa maksudnya?" Tanya Ah Nian dengan wajah kebingungan.Semua yang dikatakan Hwang Jun sama sekali tidak benar. Ah Nian bahkan tidak tahu apa-apa tentang Juan Lin yang masih hidup di luar sana.Hwang Jun sangat marah dia segera menghimpit tubuh telanjang Ah Nian kembali."Katakan dengan jujur atau aku buat kakimu tidak b
"Nian, keluarga Hong sama sekali tidak memiliki niat untuk memisahkan antara ibu dan anak, memang sejak dahulu secara turun-temurun sebagai wanita yang akan menjadi calon Nyonya besar di keluarga besar kami harus mengikuti peraturan tersebut. Ibu muda yang baru saja melahirkan tidak diizinkan untuk merawat bayi-bayi mereka, mereka harus fokus merawat diri, dan ...." Hwang Jun tidak melanjutkan perkataannya.Ah Nian mengernyitkan keningnya, dia segera mengguncang lengan Hwang Jun di sebelahnya."Dan apa?" "Dan memiliki waktu lebih banyak untuk calon Tuan besar," tutur Hwang Jun seraya menaikkan kedua alisnya lalu melirik ke arah ayahnya.Ah Nian masih tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Hwang Jun."Jadi kalian harus memiliki lebih banyak waktu, setelah proses persalinan tentunya Ah Nian lelah, jadi tubuhnya yang lelah harus dipulihkan seperti sedia kala, milikilah waktu sebanyak mungkin untuk bersama bila perlu perjalanan bulan madu ke dua harus dilakukan," ujar Tuan Hong dengan san
Hwang Jun tertawa renyah, hal itu membuat Ah Nian merasa lega sekali. Sinar mata Hwang Jun dengan kilat tajam bagai pedang semalam, Ah Nian sangat berharap dia tidak akan pernah melihatnya kembali!"Orangku memang berhasil menangkapnya, tapi dia kabur pukul dua dini hari," Hwang Jun tidak berbicara omong kosong, dia juga menunjukkan pesan dari orang-orang yang dia tugaskan untuk menjaga Juan Lin."Ya, tentu saja, dia pasti sangat ketakutan setengah mati, siapa yang tidak tahu tentang Tuan Muda Yelan? Pasti Juan Lin sangat takut lantaran ulah keluarganya di masa lalu, dia pasti cemas dan berpikir akan mengalami nasib yang sama." Ah Nian meremas tangannya sendiri, jelas sekali kegelisahan tengah singgah di dalam hatinya saat ini."Tenanglah, masalah Juan Lin, aku yang akan mengurusnya, ini tidak ada kaitannya denganmu, Nian. Kamu hanya korban di sini," tuturnya untuk meyakinkan Ah Nian.Ah Nian menganggukkan kepalanya."Jangan sampai Tuan Muda Hwang kenapa-kenapa, aku tidak akan pernah
Ah Nian hanya menelan ludahnya sendiri ketika melihat sorot mata tajam yang sempat dia lihat sekilas pada kedua mata suaminya tatkala bertemu tatap dengannya satu menit yang lalu. Ah Nian langsung meremas baju tidur yang menutupi tubuhnya.Baru beberapa menit Hwang Jun pergi ke kamar mandi ponsel Hwang Jun di atas meja berdering nyaring.Ah Nian kaget sekali, dia langsung mengambilnya dan menjawab telepon. Biasanya Ah Nian juga menerima panggilan di ponsel Hwang Jun semenjak mereka menikah. Dan pikirnya itu telepon dari rekan kerja Hwang Jun seperti biasanya.Begitu mendengar suara di seberang sana, Ah Nian langsung memutuskan panggilan dan menaruh benda pipih tersebut kembali ke atas meja di sebelah ranjang.Ah Nian segera berpura-pura tidur seolah-olah tidak ada yang terjadi.Hwang Jun sudah selesai mandi, dia melihat Ah Nian meremas selimutnya.Hwang Jun pikir Ah Nian kedinginan hingga menggigil."Apa ac-nya terlalu dingin?" Tanya Hwang Jun seraya duduk di sebelah Ah Nian. Hwang Ju
Melihat rekaman kamera dalam ruangan pertemuan tersebut sontak Hwang Jun terduduk lemas di kursi. "Jadi ini yang ingin kamu sembunyikan dariku? Apakah sikapmu berubah belakangan ini juga karena Juan Lin?" Tanya Hwang Jun pada dirinya sendiri. Hwang Jun mengusap wajahnya dengan perasaan gelisah. Dia segera menghapus semua data rekaman di ruangan pertemuan serta detik-detik ketika Ah Nian tiba-tiba ditarik paksa oleh Juan Lin.***Tiga jam kemudian, Hwang Jun tiba di rumahnya. Saat mencari istri tercintanya Hwang Jun melihat Ah Nian sedang duduk melamun di kursi teras samping.Hwang Jun berjalan lesu mendekatinya lalu duduk di sebelahnya dan langsung meletakkan kepalanya di atas pangkuan Ah Nian.Ini tidak seperti biasanya, setiap Hwang Jun bersikap berbeda selalu ada alasan kenapa pria itu melakukannya.Ah Nian merasa cemas dan takut, kedua telapak tangannya mengepal kuat dan dia tidak berani menyentuh tubuh atau kepala Hwang Jun yang biasanya dia belai dengan penuh kasih sayang.Hany