Ah Nian menyuap makanan ke dalam mulutnya dan membekap mulutnya sendiri ketika Hwang Jun menyibak celana dalamnya ke sisi samping dan dengan cepat menemukan biji kecil di sela-sela bulu-bulu organ intimnya, Hwang Jun juga menekan jarinya ke dalam liang intim Ah Nian. Kocokan pada liang yang mulai basah membuat Ah Nian mengerjap nikmat sambil membekap mulutnya sendiri. Mau tidak mau Ah Nian membuka kedua pahanya dengan tubuh agak condong pada sandaran. "Ssshh, Tuan Muda Hwang, aku pikir kamu sudah berangkat, oouhhh, sshhhh, aahhh," erang Ah Nian seraya meremas lengan Hwang Jun yang terus memainkan tangannya di antara kedua pahanya yang mulus. Hwang Jun menarik ke atas ujung rok Ah Nian, dia bisa melihat organ intim istrinya yang sangat basah dalam permainan tangannya. "Berikan aku sekali saja, aku akan segera berangkat," pinta Hwang Jun yang terlihat sudah tidak sabar ingin memasukkan kejantanannya pada liang intim Ah Nian yang kini sangat basah dan begitu berisik lantaran jemari
Hwang Jun tersenyum nakal lalu tanpa memberitahu Ah Nian langsung merangkak turun. Pikir Ah Nian Hwang Jun sudah bersedia melepasnya lalu pergi ke kantor, tidak disangka Hwang Jun malah melumat bagian sisi intim Ah Nian dan membuat Ah Nian tersengal-sengal. Lidah Hwang Jun menyapu lembut naik, liang intim Ah Nian dia tekan-tekan dengan jarinya."Ooohhh, Tuan Muda Hwang, apa yang kamu lakukan, aaahhh, ssshhh, ouhhhhh, emhh, aku oohhh, aku tidak tahan, oohhhh aku bisa mengeluarkan cairan kepuasanku oohhh, Tuan, ooooohhhhhh," tubuh telanjang Ah Nian menggeliat nikmat lalu mengejan, cairan kepuasan Ah Nian meleleh pada lidah Hwang Jun.Hwang Jun melumat semuanya dan menelannya.Ah Nian memeluk tengkuk Hwang Jun yang kini bibirnya sibuk menjilati cairan kepuasan milik Ah Nian."Oohhh, Tuan Muda Hwang, aku sangat puas sekali," ucapnya pada Hang Jun sambil membelai kepala Hwang Jun dengan lembut.Hwang Jun menarik wajahnya menjauh dari liang intim Ah Nian lalu merapikan kembali bajunya."Aku
***Pada waktu mereka melakukan hubungan itu kebenarannya tidak seperti yang Hwang Jun katakan, pada saat itu Ah Nian hanya melakukannya untuk membuat Hwang Jun agar bersedia menikahinya, saat itu Ah Nian benar-benar tidak menyadari perasaan dalam hatinya. Entah dia jatuh cinta pada Hwang Jun atau tidak. Ah Nian tidak peduli, Ah Nian hanya ingin melihat Lian er hancur dan menangis karena perbuatannya.***Nyonya Hong terlihat senang mendengar jawaban Hwang Jun. Dia segera bertanya dengan kedua mata berbinar-binar. "Lalu, apa selama itu Ah Nian sudah mendapatkan datang bulan?"Hwang Jun mengernyitkan keningnya lalu menatap Tuan Hong dan Nyonya Hong dengan kepala menggeleng."Aku rasa belum sejak kami melakukannya waktu itu, mungkin selama satu bulan terakhir," jawab Hwang Jun.Ah Nian memang belum haid semenjak tidak pulang ke rumah keluarga Hua. Terakhir dia datang bulan sebelum melangsungkan pesta pernikahan. Berapa hari setelah menikah sampai sekarang belum datang bulan."Lalu jika
"Jadi? Kehangatan yang aku pikir nyata? Semuanya hanya kebohongan belaka?!" Batin Hwang Jun.Hwang Jun mengepalkan tangannya lalu pergi ke ruangan kerjanya. Dia tidak mengerti kenapa Ah Nian tidak bisa menerima ketulusan hatinya.Hwang Jun sengaja menyibukkan dirinya dengan berkas-berkas di sana dan tidak pergi ke kamar.Di sisi lain, Ah Nian pun tidak bisa tidur sejak Hwang Jun pergi semalam. Ada perasaan tidak tenang di dalam hati. Pikir Ah Nian, Hwang Jun akan tetap kembali ke kamar mereka berdua. Apalagi pagi tadi dia sudah berjanji akan memberikan kepuasan pada Hwang Jun sepanjang malam hingga pagi.***Pagi-pagi sekali Ah Nian mandi lalu keluar dari dalam kamarnya, dia melihat pelayan di dapur sedang sibuk menyiapkan sarapan."Bibi Rui? Di mana Tuan Muda Hwang?" Tanya Ah Nian padanya."Tuan Muda sepertinya masih di dalam ruangan kerjanya," jawab Bibi Rui pada Ah Nian.Ah Nian segera berjalan menuju ke sana, dia tidak mengetuk pintu dan langsung masuk ke dalam.Ah Nian berhenti s
Ah Nian tidak menolaknya dan terus membuka lebar-lebar kedua pahanya. Wajah Ah Nian terlihat puas dan kedua tangannya terus bergelayut di belakang tengkuk Hwang Jun."Ah, ah, ah, oohh, oohh, ah, sshhh, ouuhhh, Tuan Muda Hwang, uuuhh, emh, aku sangat menikmatinya," ucap Ah Nian pada Hwang Jun.Hwang Jun mendekatkan wajahnya tanpa menghentikan gesekan kejantanannya."Kamu terlihat sangat puas sekali," bisik Hwang Jun di depan bibir ranum Ah Nian.Ah Nian membuka bibirnya dan dia menerima lumatan bibir Hwang Jun. Pelukannya semakin erat dan Ah Nian juga membalas lumatan bibir Hwang Jun.Puas melumat bibir Ah Nian, Hwang Jun melepaskannya."Jangan marah lagi, ssshh, ouhhh, aahhh, aahh," bisik Ah Nian dengan suara lirih seperti desahan nikmat yang keluar dari bibir mungilnya."Aku tidak akan marah, seperti yang aku mau, kamu harus melayaniku dengan penuh gairah, aku tidak suka sikapmu yang dingin dan acuh," tuturnya pada Ah Nian sambil meremas buah dada Ah Nian lalu menarik pinggang Ah Nia
*** Sejak keluhan Hwang Jun hari itu Ah Nian tidak mengatakan hal-hal yang bisa membuat Hwang Jun merasa kesal padanya. Terlebih lagi Ah Nian juga merasakan perubahan pada tubuhnya. Sejak Hwang Jun marah dan berkali-kali mendesak Ah Nian untuk melakukan hubungan intim bersama, Ah Nian mulai terbiasa dengan aktivitas panas penuh gairah tersebut. Hari-hari selanjutnya selalu diwarnai dengan desahan serta pekikan nikmat dari bibir mungil Ah Nian. Pada suatu malam, setelah mereka melakukan hubungan intim dengan sangat panas dan masih terus melakukannya, Ah Nian dengan manja memeluk tengkuk Hwang Jun yang sedang berpacu pelan di atas tubuh telanjangnya. "Kenapa? Ingin berhenti bermain?" Tanya Hwang Jun seraya menciumi leher mulus Ah Nian dengan penuh gairah. "Dua hari lagi aku dioperasi, aku merasa sangat malu membayangkan menatap tubuh telanjang kita berdua yang terus larut dalam gairah panas seperti ini, tapi aku juga merasa sangat senang, aku bisa melihat wajah dokter Hwang yang t
*** Penampilannya hari ini berhasil membuat banyak orang terpukau ketika melihatnya berjalan di sebelah Hwang Jun. Jika saja Ah Nian tidak menggenggam tongkat di tangan kanannya banyak orang menduga bahwa Ah Nian sama sekali bukan orang buta. Ah Nian menggamit lengan Hwang Jun sambil berjalan di koridor rumah sakit. Hwang Jun segera mengambil nomor untuk mengantri. Seorang dokter kandungan di rumah sakit baru datang, wanita itu sepertinya mengenal Hwang Jun dengan cukup baik. Begitu melihat Hwang Jun di koridor depan loket dengan ditemani Ah Nian dia langsung menegurnya. "Dokter Hwang? Kenapa repot-repot mengambil nomor antrian? Mari langsung masuk ke dalam ruangan kerjaku," ajaknya sambil mempersilakan Hwang Jun berjalan menuju ke ruangannya. "Terima kasih," sahut Hwang Jun dengan sopan. Inilah yang sangat disukai Ah Nian dari sosok Hwang Jun, meski Hwang Jun mengambil peranan penting di dalam dunia bisnis dia sama sekali tidak pernah menunjukkan sikap sombong apalagi semena-me
"Ya pasti sifat buruknya itu menurun dari Nyonya Hua, aku dengar Nyonya Hua memukuli pelayan di rumahnya hanya karena menjatuhkan guci, dia memukuli sampai pelayan itu terluka." "Aku dengar-dengar itu bukan pelayan, tapi itu adalah Nona muda, Nona Ah Nian, pada saat itu keributan terjadi di sana, dan aku juga dengar pelayan di rumahku menceritakan tentang tindakan keluarga Hua yang sangat buruk. Ketika Nona Ah Nian dalam kondisi kritis karena ulah Nona Lian er, pasangan suami istri itu malah sibuk bercinta dan tidak keluar dari dalam kamar sampai pada keesokan harinya!" Lanjut salah satu dari para tamu.Tuan Hong mendengar semua itu, keluarganya sudah lama mengetahuinya tapi tidak satu pun yang sudi mengungkitnya. Menurut mereka hal itu terlalu kotor untuk dibicarakan.Keluarga Hua mendengar semua itu, mereka segera meninggalkan pesta tanpa berpamitan pada keluarga Hong karena mereka merasa keluarga Hong sengaja membesar-besarkan kejadian itu di depan semua orang untuk menjatuhkan ha
***Keluarga Hong panik sekali saat mengetahui bahwa Ah Nian ternyata adalah dalang dari semua kejadian, bahkan Ah Nian mengaku sudah membunuh Juan Lin. Mereka tentu saja tidak akan membiarkan menantu yang selama ini mereka unggulkan berada di balik jeruji besi. Apapun akan dilakukan untuk membebaskan Ah Nian.Hanya dengan proses persidangan beberapa kali Ah Nian pun kembali dibebaskan.Hwang Jun merasa sangat bahagia. Ah Nian tidak mendapat hukuman berat karena sedang hamil, dan juga karena melakukan semua tindakan itu lantaran perbuatan Juan Lin yang terus menindas dan mengancam Ah Nian untuk terus mengambil kesempatan menyetubuhinya. Hwang Jun memeluk Ah Nian dengan erat sekali, dia sangat bahagia mendengar kabar bahwa Ah Nian sedang hamil."Kamu harus mengatakan semuanya padaku! Apa kamu pikir aku akan diam saja? Kenapa malah melakukan semuanya seorang diri?" Tanya Hwang Jun.Ah Nian menyandarkan kepalanya di dada bidang Hwang Jun."Karena aku tidak ingin Tuan Muda Yelan yang ter
***Hari demi hari telah berganti, bulan demi bulan begitu cepat berlalu.Ah Nian merasakan jarak begitu besar antara dirinya dengan Hwang Jun. Hampir tidak ada kemesraan lagi yang dia rasakan. Rumah tangga yang awalnya terasa begitu manis dan penuh cinta kini terasa sangat tawar.Meski sudah menghabiskan banyak waktu dengan duduk di perusahaan Yelan, Ah Nian tidak mampu menanggungnya lagi. "Maafkan aku, sepertinya aku memang harus menunjukkannya padamu, dan pada semua orang, tentang semua yang ingin kamu ketahui, alasannya hanya satu, karena aku mencintaimu Tuan Muda Hwang," bisik Ah Nian pada dirinya sendiri.Tanpa sepengetahuan Hwang Jun Ah Nian memutuskan untuk pergi seorang diri ke kantor polisi.Mendengar kabar dari kantor polisi bahwa Ah Nian berada di sana membuat Hwang Jun panik. "Sebenarnya apa yang dia simpan di dalam benaknya? Kenapa Ah Nian malah berada di kantor polisi?!" Keluhnya seraya bergegas pergi untuk menemuinya.Sampai di kantor polisi Hwang Jun menemui Ah Nian
"Siapa itu? Apakah putriku Lian er?" Tanyanya dengan kedua mata berbinar."Bukan, tamu Anda adalah Tuan Muda Hwang dari keluarga Hong," jawabnya.Hua Mei yang biasanya tidak pernah memiliki tamu berkunjung, dia merasa cemas karena Hwang Jun yang datang untuk menemuinya hari ini.Hua Mei dengan tangan diborgol berjalan menuju ke ruangan khusus untuk bertemu dengan Hwang Jun. Begitu Hua Mei duduk di kursi, Hwang Jun segera menunjukkan foto-foto di atas meja."Apa kamu mengenal pria ini?" Tanya Hwang Jun.Hua Mei menggelengkan kepalanya lalu membuang muka ke arah lain. Sekilas saat dia menatap foto tersebut memang ada kemiripan dengan Juan Lin putranya, tapi sebagai seorang ibu kandungnya, Hua Mei tahu pria di foto itu sama sekali bukan Juan Lin."Kamu yakin tidak mengenalnya?" Ulang Hwang Jun.Hua Mei menyipitkan matanya. Dia menatap Hwang Jun dengan tatapan mata meremehkan."Apa Tuan Muda Hwang pikir putraku sudah bangkit dari kuburnya untuk membalas dendam? Jika demikian maka ini adal
***Pada keesokan harinya. Ah Nian dan Hwang Jun menikmati sarapan bersama di sebuah restoran. Ah Nian mengenakan dress tanpa lengan berwarna merah dengan hiasan bunga-bunga kecil melingkar pada lingkar lehernya. Di bagian ujung gaunnya memiliki renda bermodel kelopak bunga mawar. Usai sarapan Ah Nian tampak termenung seperti sedang memikirkan sesuatu. Hwang Jun segera menyentuh jemari tangannya."Apa yang membuat kamu termenung?""Kira-kira siapa wanita yang menyamar sebagai aku? Tuan Muda Hwang, mungkinkah itu ...." Perkataan Ah Nian terhenti. Dia merasa ada seseorang yang sengaja mengambil bajunya di kediaman untuk mengelabui semua orang."Kamu tidak perlu memikirkannya lagi, jangan khawatir tentang masalah itu, aku sudah meminta seseorang untuk menyelidiki semuanya sampai tuntas," ujar Hwang Jun pada Ah Nian."Tuan Muda Hwang, aku hanya tidak ingin kamu meragukan ku, aku tidak ingin ada perselisihan antara kita berdua, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan jika Tuan Muda Hwan
"Kenapa kamu meminta orang datang untuk menyelamatkannya dan menggantinya dengan orang lain? Pria mabuk itu sama sekali bukan Juan Lin, memang dia mengenakan baju yang sama, tapi kenapa? Aku tidak mengerti ternyata kamu sendiri yang menyelamatkan sehingga Juan Lin bisa kabur, kamu mengurus identitas baru untuknya. Aku baru tahu ternyata kamu begitu berusaha dengan sekuat tenaga untuk membantu pria itu! Katakan apa alasannya padaku? Tidak perlu berpura-pura lagi! Apa jangan-jangan aku sudah salah mengenalimu?" Tanya Hwang Jun tiba-tiba.Spontan Ah Nian langsung mengangkat wajahnya. Ah Nian tidak mengerti dengan semua perkataan Hwang Jun."Aku????! Aku? Tuan Muda Hwang? Apa maksudnya?" Tanya Ah Nian dengan wajah kebingungan.Semua yang dikatakan Hwang Jun sama sekali tidak benar. Ah Nian bahkan tidak tahu apa-apa tentang Juan Lin yang masih hidup di luar sana.Hwang Jun sangat marah dia segera menghimpit tubuh telanjang Ah Nian kembali."Katakan dengan jujur atau aku buat kakimu tidak b
"Nian, keluarga Hong sama sekali tidak memiliki niat untuk memisahkan antara ibu dan anak, memang sejak dahulu secara turun-temurun sebagai wanita yang akan menjadi calon Nyonya besar di keluarga besar kami harus mengikuti peraturan tersebut. Ibu muda yang baru saja melahirkan tidak diizinkan untuk merawat bayi-bayi mereka, mereka harus fokus merawat diri, dan ...." Hwang Jun tidak melanjutkan perkataannya.Ah Nian mengernyitkan keningnya, dia segera mengguncang lengan Hwang Jun di sebelahnya."Dan apa?" "Dan memiliki waktu lebih banyak untuk calon Tuan besar," tutur Hwang Jun seraya menaikkan kedua alisnya lalu melirik ke arah ayahnya.Ah Nian masih tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Hwang Jun."Jadi kalian harus memiliki lebih banyak waktu, setelah proses persalinan tentunya Ah Nian lelah, jadi tubuhnya yang lelah harus dipulihkan seperti sedia kala, milikilah waktu sebanyak mungkin untuk bersama bila perlu perjalanan bulan madu ke dua harus dilakukan," ujar Tuan Hong dengan san
Hwang Jun tertawa renyah, hal itu membuat Ah Nian merasa lega sekali. Sinar mata Hwang Jun dengan kilat tajam bagai pedang semalam, Ah Nian sangat berharap dia tidak akan pernah melihatnya kembali!"Orangku memang berhasil menangkapnya, tapi dia kabur pukul dua dini hari," Hwang Jun tidak berbicara omong kosong, dia juga menunjukkan pesan dari orang-orang yang dia tugaskan untuk menjaga Juan Lin."Ya, tentu saja, dia pasti sangat ketakutan setengah mati, siapa yang tidak tahu tentang Tuan Muda Yelan? Pasti Juan Lin sangat takut lantaran ulah keluarganya di masa lalu, dia pasti cemas dan berpikir akan mengalami nasib yang sama." Ah Nian meremas tangannya sendiri, jelas sekali kegelisahan tengah singgah di dalam hatinya saat ini."Tenanglah, masalah Juan Lin, aku yang akan mengurusnya, ini tidak ada kaitannya denganmu, Nian. Kamu hanya korban di sini," tuturnya untuk meyakinkan Ah Nian.Ah Nian menganggukkan kepalanya."Jangan sampai Tuan Muda Hwang kenapa-kenapa, aku tidak akan pernah
Ah Nian hanya menelan ludahnya sendiri ketika melihat sorot mata tajam yang sempat dia lihat sekilas pada kedua mata suaminya tatkala bertemu tatap dengannya satu menit yang lalu. Ah Nian langsung meremas baju tidur yang menutupi tubuhnya.Baru beberapa menit Hwang Jun pergi ke kamar mandi ponsel Hwang Jun di atas meja berdering nyaring.Ah Nian kaget sekali, dia langsung mengambilnya dan menjawab telepon. Biasanya Ah Nian juga menerima panggilan di ponsel Hwang Jun semenjak mereka menikah. Dan pikirnya itu telepon dari rekan kerja Hwang Jun seperti biasanya.Begitu mendengar suara di seberang sana, Ah Nian langsung memutuskan panggilan dan menaruh benda pipih tersebut kembali ke atas meja di sebelah ranjang.Ah Nian segera berpura-pura tidur seolah-olah tidak ada yang terjadi.Hwang Jun sudah selesai mandi, dia melihat Ah Nian meremas selimutnya.Hwang Jun pikir Ah Nian kedinginan hingga menggigil."Apa ac-nya terlalu dingin?" Tanya Hwang Jun seraya duduk di sebelah Ah Nian. Hwang Ju
Melihat rekaman kamera dalam ruangan pertemuan tersebut sontak Hwang Jun terduduk lemas di kursi. "Jadi ini yang ingin kamu sembunyikan dariku? Apakah sikapmu berubah belakangan ini juga karena Juan Lin?" Tanya Hwang Jun pada dirinya sendiri. Hwang Jun mengusap wajahnya dengan perasaan gelisah. Dia segera menghapus semua data rekaman di ruangan pertemuan serta detik-detik ketika Ah Nian tiba-tiba ditarik paksa oleh Juan Lin.***Tiga jam kemudian, Hwang Jun tiba di rumahnya. Saat mencari istri tercintanya Hwang Jun melihat Ah Nian sedang duduk melamun di kursi teras samping.Hwang Jun berjalan lesu mendekatinya lalu duduk di sebelahnya dan langsung meletakkan kepalanya di atas pangkuan Ah Nian.Ini tidak seperti biasanya, setiap Hwang Jun bersikap berbeda selalu ada alasan kenapa pria itu melakukannya.Ah Nian merasa cemas dan takut, kedua telapak tangannya mengepal kuat dan dia tidak berani menyentuh tubuh atau kepala Hwang Jun yang biasanya dia belai dengan penuh kasih sayang.Hany