"Nona Nian dia ...." Nuan menjawab sambil menggelengkan kepalanya. "Sebenarnya apa yang terjadi? Bukannya Ah Nian selalu dalam pengawasan mu?" Kejar Hwang Jun dengan tidak sabar. Nuan menundukkan kepalanya dalam-dalam dan tidak berani menjawab. Saat tiba di kamar Ah Nian untuk mengantarkan makan malam, ternyata Ah Nian sudah tidak ada di sana dan kamar Ah Nian kosong. "Tuan Muda Hwang mencari saya?" Tegur Ah Nian dari belakang punggung Hwang Jun. Ah Nian tahu ada Nuan berdiri tak jauh dari posisi Hwang Jun jadi Ah Nian tidak memperlakukan Hwang Jun dengan santai seperti ketika mereka hanya berdua saja. Begitu mendengar suara Ah Nian memanggilnya, Hwang Jun langsung memutar badan dengan cepat. Dia melihat penampilan Ah Nian dari ujung rambut hingga ujung kaki. Tubuh Ah Nian terlihat semakin kurus, bibirnya pucat, rambutnya diikat dengan seutas tali dan terlihat berantakan. Baju yang dikenakan Ah Nian juga tidak rapi, ada beberapa bagian yang sobek, luka memar menghias jemari, leng
Setelah membicarakan bisnis beserta keuntungan yang akan mereka dapatkan, Hwang Jun mengambil kesempatan untuk ikut membicarakan tentang rencana utamanya."Bagaimana dengan penukaran saham? Saya rasa perusahaan keluarga kami tidak akan keberatan jika harus menanamkan modal sebesar apapun untuk kemajuan perusahaan Hua, dengan saham tiga puluh persen dari keluarga Hua hubungan bisnis akan berjalan dengan lancar ke depannya," tawar Hwang Jun.Hua Mei tidak memiliki pemikiran lain kecuali membuat hubungan dua keluarga lebih dekat dari sebelumnya. Apalagi Hua Mei tahu Lian er jatuh cinta dengan sosok Hwang Jun. Wei Zhang tidak mengerti kenapa Hwang Jun tiba-tiba menginginkan saham keluarga Hua, jika menolak juga tidak ada jaminan lain yang lebih baik untuk menerima bantuan dari perusahaan Hong. Akhirnya Wei Zhang menganggukkan kepalanya dan menyetujui permintaan Hwang Jun. "Ya, keluarga kami tidak merasa keberatan sama sekali, itu juga demi hubungan baik antar dua keluarga," ujar Wei Zha
"Apa dia mengenalimu bahwa kamu adalah Tuan Muda Yelan? Pewaris satu-satunya perusahaan Yelan?" Tanya Tuan Hong.Hwang Jun menggelengkan kepalanya. "Aku tidak menceritakan apapun tentang masa lalu kami berdua, aku cemas dia akan menjauhiku jika tahu kebenaran bahwa sebenarnya aku adalah anak yang hendak dibunuh oleh orang-orang suruhan Wei Zhang di masa lalu, aku mendekati Ah Nian karena ingin membantunya bukan karena masa lalu, lagi pula aku sudah jatuh cinta padanya, bagiku masa lalu sudah tidak penting lagi," ujar Hwang Jun pada Tuan Hong."Aku rasa pada saat itu terjadi, Wei Zhang terlibat karena menjadi anjing suruhan keluarga Hua," lanjut Hwang Jun."Apa kamu sungguh-sungguh ingin memberikan semua aset dan saham perusahaan Hua untuk Ah Nian? Seharusnya menjadi milik keluarga Yelan, kamu adalah satu-satunya penerus yang tersisa di keluarga Yelan," tutur Tuan Hong, Tuan Hong menghela napas panjang teringat masa-masa ibu Hwang Jun mempertahankan perusahaan Yelan untuk tetap berdir
Juan Lin sama sekali tidak menyangka Ah Nian dengan mudahnya mengatakan bahwa hubungan antara mereka berdua bisa secepatnya diakhiri.Juan Lin merasa dianggap remeh sebagai pria karena seharusnya dirinya yang mengatakan keputusan itu pada Ah Nian.Juan Lin berjalan mendekat lalu mencengkeram erat dagu Ah Nian dengan tangan kanannya."Beraninya kamu meremehkanku! Jangan lupa aku adalah pewaris satu-satunya di rumah ini, perusahaan dan rumah megah ini akan menjadi milikku pada akhirnya! Dan kamu hanya wanita tak berguna yang dibawa oleh si tua bangka itu! Aku bisa saja menendangmu keluar sekarang juga jika aku mau!" Ujar Juan Lin seraya mengibaskan tangannya yang kini mencengkeram dagu Ah Nian. Ah Nian hampir jatuh tersungkur di lantai, untungnya dia segera berpegangan pada ranjang tidur di sampingnya. "Tuan Muda Lin, Anda sendiri yang bilang bahwa saya tidak memiliki apapun untuk membuat Tuan Muda Lin mempertahankan hubungan antara kita berdua, saya hanya meluruskan semuanya dengan j
Wei Zhang tidak bisa mengatakan pada semua orang tentang perkataan Ah Nian beberapa hari yang lalu. Juan Lin melihat ekspresi kegelisahan pada raut wajah Wei Zhang, pikirnya Wei Zhang yang meminta Ah Nian untuk merayu dirinya selama ini agar bisa menduduki kursi di perusahaan keluarga Hua."Semua keinginan Ah Nian sebelumnya pasti adalah rencana Wei Zhang, sungguh tidak tahu diri!" Batin Juan Lin.Juan Lin dengan santai meninggalkan kediaman keluarga Hua untuk pergi ke perusahaan. Kini tinggal mereka bertiga masih menunggu Ah Nian turun ke lantai utama. ***Di lantai atas dalam kamar Ah Nian, Liu dan Nuan sedang membantu Ah Nian untuk bersiap-siap."Apa kamu yakin Tuan Wei yang memintamu membantuku untuk bersiap-siap?" Tanya Ah Nian pada Liu. Entah kenapa Ah Nian merasa ragu dengan ucapan Liu beberapa menit yang lalu."Ya, benar Nona, supir dari kediaman Nyonya Hong masih menunggu," jawab Liu.Ah Nian tidak mengerti kenapa Nyonya Hong memintanya datang ke kediamannya.Setelah seles
Nyonya Hong dan Tuan Hong saling bertukar pandang satu sama lain lalu keduanya mengangkat bahu bersamaan.Nyonya Hong langsung menggerai tawanya."Hahahahaha, kalian ini, masih saja menyembunyikan hubungan antara kalian berdua di belakang kami," seloroh Nyonya Hong pada Ah Nian.Ah Nian menundukkan kepalanya sambil meremas gaunnya. "Em, begini Nyonya, sebenarnya semua keputusan saya serahkan pada Tuan Muda Hwang, jujur saya memang memiliki perasaan khusus terhadap Tuan Muda Hwang, tapi jika saya mendahului dan mengatakan semuanya pada Tuan Hong dan Nyonya Hong, saya khawatir Tuan Muda Hwang memiliki pendapat yang berbeda dengan saya, saya hanya tidak ingin mengecewakan tuan Muda Hwang," jawab Ah Nian sambil menunggu reaksi dari kedua orang tua Hwang Jun."Hwang Jun sudah mengatakan perasaannya padaku, karena itulah kami tidak sabar untuk membawamu ke rumah kami. Selain itu .... sepertinya keluarga Hua tidak memperlakukanmu dengan baik jadi kami memutuskan mengambil langkah cepat untu
"Tuan Muda Hwang, ada sesuatu yang ingin saya tanyakan pada Tuan," ucap Ah Nian. "Ya, katakan," "Kenapa Tuan Muda Hwang mengambil marga Hwang, bukan Hong? Kalaupun mengikuti marga dari keluarga Nyonya Hong tentu akan menggunakan panggilan Xiao, bukan Hwang, maaf kalau saya lancang," tutur Ah Nian pada Hwang Jun. Ah Nian cemas Hwang Jun merasa tidak senang dengan pertanyaan barusan. "Jadi apa yang kamu pikirkan tentangku?" Kejar Hwang Jun dengan senyum di bibirnya. Mendengar tidak ada kemarahan dari nada bicara Hwang Jun, Ah Nian merasa lega. "Putra yang diadopsi? Tetapi tetap saja kenapa tidak menggunakan marga Tuan Hong, panggilan Hwang sangat jauh berbeda," ujar Ah Nian. Mungkin ini adalah saat terbaik untuk mengatakan siapa diriku yang sebenarnya pada Ah Nian, aku tidak mau Ah Nian kecewa dan merasa aku bohongi selama berbulan-bulan semenjak kami dipertemukan kembali di rumah sakit, batin Hwang Jun. "Ah Nian, kakekku adalah Yelan Ghuan Ming, sebenarnya aku berasal dari kel
"Tuan Muda Hwang tidak perlu memikirkannya, itu hanya hal kecil saja yang pernah aku lakukan untukmu, jadi Tuan Muda Hwang sudah mengenali siapa aku ketika bertemu pertama kali di rumah sakit?" Tanya Ah Nian dengan serius. "Ya, karena itu aku memutuskan untuk membantu biaya perawatan ibumu tapi kamu langsung menolaknya, aku hanya tahu nama ibumu, pada saat itu aku tidak tahu kalau Wei Zhang adalah ayahmu," jawab Hwang Jun. Ah Nian menganggukkan kepalanya. "Untuk saat ini akan lebih baik jika kamu meninggalkan kediaman keluarga Hua lalu tinggal di kediamanku," saran Hwang Jun. "Tidak Tuan, aku tidak ingin mereka berpikir bahwa aku sudah menyihir mu hingga Tuan Muda tidak sadar memilih wanita." Tolak Ah Nian, dia terlihat gugup ketika mengatakan itu pada Hwang Jun. "Siapa yang ingin aku nikahi tidak ada yang berhak mengatur dan memutuskannya kecuali aku sendiri, dan aku sangat mencintaimu," tegas Hwang Jun. Ah Nian terdiam, tidak ada yang ingin dia katakan pada Hwang Jun lagi.
***Keluarga Hong panik sekali saat mengetahui bahwa Ah Nian ternyata adalah dalang dari semua kejadian, bahkan Ah Nian mengaku sudah membunuh Juan Lin. Mereka tentu saja tidak akan membiarkan menantu yang selama ini mereka unggulkan berada di balik jeruji besi. Apapun akan dilakukan untuk membebaskan Ah Nian.Hanya dengan proses persidangan beberapa kali Ah Nian pun kembali dibebaskan.Hwang Jun merasa sangat bahagia. Ah Nian tidak mendapat hukuman berat karena sedang hamil, dan juga karena melakukan semua tindakan itu lantaran perbuatan Juan Lin yang terus menindas dan mengancam Ah Nian untuk terus mengambil kesempatan menyetubuhinya. Hwang Jun memeluk Ah Nian dengan erat sekali, dia sangat bahagia mendengar kabar bahwa Ah Nian sedang hamil."Kamu harus mengatakan semuanya padaku! Apa kamu pikir aku akan diam saja? Kenapa malah melakukan semuanya seorang diri?" Tanya Hwang Jun.Ah Nian menyandarkan kepalanya di dada bidang Hwang Jun."Karena aku tidak ingin Tuan Muda Yelan yang ter
***Hari demi hari telah berganti, bulan demi bulan begitu cepat berlalu.Ah Nian merasakan jarak begitu besar antara dirinya dengan Hwang Jun. Hampir tidak ada kemesraan lagi yang dia rasakan. Rumah tangga yang awalnya terasa begitu manis dan penuh cinta kini terasa sangat tawar.Meski sudah menghabiskan banyak waktu dengan duduk di perusahaan Yelan, Ah Nian tidak mampu menanggungnya lagi. "Maafkan aku, sepertinya aku memang harus menunjukkannya padamu, dan pada semua orang, tentang semua yang ingin kamu ketahui, alasannya hanya satu, karena aku mencintaimu Tuan Muda Hwang," bisik Ah Nian pada dirinya sendiri.Tanpa sepengetahuan Hwang Jun Ah Nian memutuskan untuk pergi seorang diri ke kantor polisi.Mendengar kabar dari kantor polisi bahwa Ah Nian berada di sana membuat Hwang Jun panik. "Sebenarnya apa yang dia simpan di dalam benaknya? Kenapa Ah Nian malah berada di kantor polisi?!" Keluhnya seraya bergegas pergi untuk menemuinya.Sampai di kantor polisi Hwang Jun menemui Ah Nian
"Siapa itu? Apakah putriku Lian er?" Tanyanya dengan kedua mata berbinar."Bukan, tamu Anda adalah Tuan Muda Hwang dari keluarga Hong," jawabnya.Hua Mei yang biasanya tidak pernah memiliki tamu berkunjung, dia merasa cemas karena Hwang Jun yang datang untuk menemuinya hari ini.Hua Mei dengan tangan diborgol berjalan menuju ke ruangan khusus untuk bertemu dengan Hwang Jun. Begitu Hua Mei duduk di kursi, Hwang Jun segera menunjukkan foto-foto di atas meja."Apa kamu mengenal pria ini?" Tanya Hwang Jun.Hua Mei menggelengkan kepalanya lalu membuang muka ke arah lain. Sekilas saat dia menatap foto tersebut memang ada kemiripan dengan Juan Lin putranya, tapi sebagai seorang ibu kandungnya, Hua Mei tahu pria di foto itu sama sekali bukan Juan Lin."Kamu yakin tidak mengenalnya?" Ulang Hwang Jun.Hua Mei menyipitkan matanya. Dia menatap Hwang Jun dengan tatapan mata meremehkan."Apa Tuan Muda Hwang pikir putraku sudah bangkit dari kuburnya untuk membalas dendam? Jika demikian maka ini adal
***Pada keesokan harinya. Ah Nian dan Hwang Jun menikmati sarapan bersama di sebuah restoran. Ah Nian mengenakan dress tanpa lengan berwarna merah dengan hiasan bunga-bunga kecil melingkar pada lingkar lehernya. Di bagian ujung gaunnya memiliki renda bermodel kelopak bunga mawar. Usai sarapan Ah Nian tampak termenung seperti sedang memikirkan sesuatu. Hwang Jun segera menyentuh jemari tangannya."Apa yang membuat kamu termenung?""Kira-kira siapa wanita yang menyamar sebagai aku? Tuan Muda Hwang, mungkinkah itu ...." Perkataan Ah Nian terhenti. Dia merasa ada seseorang yang sengaja mengambil bajunya di kediaman untuk mengelabui semua orang."Kamu tidak perlu memikirkannya lagi, jangan khawatir tentang masalah itu, aku sudah meminta seseorang untuk menyelidiki semuanya sampai tuntas," ujar Hwang Jun pada Ah Nian."Tuan Muda Hwang, aku hanya tidak ingin kamu meragukan ku, aku tidak ingin ada perselisihan antara kita berdua, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan jika Tuan Muda Hwan
"Kenapa kamu meminta orang datang untuk menyelamatkannya dan menggantinya dengan orang lain? Pria mabuk itu sama sekali bukan Juan Lin, memang dia mengenakan baju yang sama, tapi kenapa? Aku tidak mengerti ternyata kamu sendiri yang menyelamatkan sehingga Juan Lin bisa kabur, kamu mengurus identitas baru untuknya. Aku baru tahu ternyata kamu begitu berusaha dengan sekuat tenaga untuk membantu pria itu! Katakan apa alasannya padaku? Tidak perlu berpura-pura lagi! Apa jangan-jangan aku sudah salah mengenalimu?" Tanya Hwang Jun tiba-tiba.Spontan Ah Nian langsung mengangkat wajahnya. Ah Nian tidak mengerti dengan semua perkataan Hwang Jun."Aku????! Aku? Tuan Muda Hwang? Apa maksudnya?" Tanya Ah Nian dengan wajah kebingungan.Semua yang dikatakan Hwang Jun sama sekali tidak benar. Ah Nian bahkan tidak tahu apa-apa tentang Juan Lin yang masih hidup di luar sana.Hwang Jun sangat marah dia segera menghimpit tubuh telanjang Ah Nian kembali."Katakan dengan jujur atau aku buat kakimu tidak b
"Nian, keluarga Hong sama sekali tidak memiliki niat untuk memisahkan antara ibu dan anak, memang sejak dahulu secara turun-temurun sebagai wanita yang akan menjadi calon Nyonya besar di keluarga besar kami harus mengikuti peraturan tersebut. Ibu muda yang baru saja melahirkan tidak diizinkan untuk merawat bayi-bayi mereka, mereka harus fokus merawat diri, dan ...." Hwang Jun tidak melanjutkan perkataannya.Ah Nian mengernyitkan keningnya, dia segera mengguncang lengan Hwang Jun di sebelahnya."Dan apa?" "Dan memiliki waktu lebih banyak untuk calon Tuan besar," tutur Hwang Jun seraya menaikkan kedua alisnya lalu melirik ke arah ayahnya.Ah Nian masih tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Hwang Jun."Jadi kalian harus memiliki lebih banyak waktu, setelah proses persalinan tentunya Ah Nian lelah, jadi tubuhnya yang lelah harus dipulihkan seperti sedia kala, milikilah waktu sebanyak mungkin untuk bersama bila perlu perjalanan bulan madu ke dua harus dilakukan," ujar Tuan Hong dengan san
Hwang Jun tertawa renyah, hal itu membuat Ah Nian merasa lega sekali. Sinar mata Hwang Jun dengan kilat tajam bagai pedang semalam, Ah Nian sangat berharap dia tidak akan pernah melihatnya kembali!"Orangku memang berhasil menangkapnya, tapi dia kabur pukul dua dini hari," Hwang Jun tidak berbicara omong kosong, dia juga menunjukkan pesan dari orang-orang yang dia tugaskan untuk menjaga Juan Lin."Ya, tentu saja, dia pasti sangat ketakutan setengah mati, siapa yang tidak tahu tentang Tuan Muda Yelan? Pasti Juan Lin sangat takut lantaran ulah keluarganya di masa lalu, dia pasti cemas dan berpikir akan mengalami nasib yang sama." Ah Nian meremas tangannya sendiri, jelas sekali kegelisahan tengah singgah di dalam hatinya saat ini."Tenanglah, masalah Juan Lin, aku yang akan mengurusnya, ini tidak ada kaitannya denganmu, Nian. Kamu hanya korban di sini," tuturnya untuk meyakinkan Ah Nian.Ah Nian menganggukkan kepalanya."Jangan sampai Tuan Muda Hwang kenapa-kenapa, aku tidak akan pernah
Ah Nian hanya menelan ludahnya sendiri ketika melihat sorot mata tajam yang sempat dia lihat sekilas pada kedua mata suaminya tatkala bertemu tatap dengannya satu menit yang lalu. Ah Nian langsung meremas baju tidur yang menutupi tubuhnya.Baru beberapa menit Hwang Jun pergi ke kamar mandi ponsel Hwang Jun di atas meja berdering nyaring.Ah Nian kaget sekali, dia langsung mengambilnya dan menjawab telepon. Biasanya Ah Nian juga menerima panggilan di ponsel Hwang Jun semenjak mereka menikah. Dan pikirnya itu telepon dari rekan kerja Hwang Jun seperti biasanya.Begitu mendengar suara di seberang sana, Ah Nian langsung memutuskan panggilan dan menaruh benda pipih tersebut kembali ke atas meja di sebelah ranjang.Ah Nian segera berpura-pura tidur seolah-olah tidak ada yang terjadi.Hwang Jun sudah selesai mandi, dia melihat Ah Nian meremas selimutnya.Hwang Jun pikir Ah Nian kedinginan hingga menggigil."Apa ac-nya terlalu dingin?" Tanya Hwang Jun seraya duduk di sebelah Ah Nian. Hwang Ju
Melihat rekaman kamera dalam ruangan pertemuan tersebut sontak Hwang Jun terduduk lemas di kursi. "Jadi ini yang ingin kamu sembunyikan dariku? Apakah sikapmu berubah belakangan ini juga karena Juan Lin?" Tanya Hwang Jun pada dirinya sendiri. Hwang Jun mengusap wajahnya dengan perasaan gelisah. Dia segera menghapus semua data rekaman di ruangan pertemuan serta detik-detik ketika Ah Nian tiba-tiba ditarik paksa oleh Juan Lin.***Tiga jam kemudian, Hwang Jun tiba di rumahnya. Saat mencari istri tercintanya Hwang Jun melihat Ah Nian sedang duduk melamun di kursi teras samping.Hwang Jun berjalan lesu mendekatinya lalu duduk di sebelahnya dan langsung meletakkan kepalanya di atas pangkuan Ah Nian.Ini tidak seperti biasanya, setiap Hwang Jun bersikap berbeda selalu ada alasan kenapa pria itu melakukannya.Ah Nian merasa cemas dan takut, kedua telapak tangannya mengepal kuat dan dia tidak berani menyentuh tubuh atau kepala Hwang Jun yang biasanya dia belai dengan penuh kasih sayang.Hany