Sebenarnya, saat Sean melawan Eriko, dia menggunakan ilmu meringankan diri. Kalau tidak begitu, dia tidak akan dengan mudah menang dari Eriko. Tidak bisa dipungkiri kalau kekuatan Eriko sangat kuat. Meskipun dia tidak takut Eriko balas dendam, tapi dia khawatir setelah Eriko mengetahui identitasnya, akan mencelakai istri dan putrinya. 'Kedepannya aku tidak boleh gegabah' dalam hati Sean yang merasa menyesal. Sean tidak boleh gegabah karena sekarang dia sudah berkeluarga. Ada anak dan istrinya yang harus dijaga. Saat ini, ketiga orang yang berjalan keluar dari keluarga Wiguna, hati mereka sangat tidak senang. “Hengky, aku ingin tahu identitas pria itu,” ucap Eriko pada Hengky, tatapan matanya penuh dengan kebencian. “Kamu tenang saja, hanya dengan beberapa hari saja kita pasti akan tahu identitasnya secara detail,” Hengky meyakinkan Eriko. “Riswan, secepatnya kamu lakukan penyelidikan, kerahkan berapapun banyak orang dan koneksi, lacak sampai d
Sore harinya, Sean bangun tepat waktu untuk menjemput Andin. Sepulang dari menjemput Andin, dia pergi membeli beberapa kebutuhan dapur. Dan ketika balik ke rumah, ternyata Mega juga sudah pulang. Melihat raut wajah Mega sangat kusam, dia berdiam diri, dan sudah tahu apa yang telah terjadi. Sean tahu pasti sebelumnya Jennie atau Natalie sudah menelpon Mega dan memberitahukan uangnya yang habis karena kalah, itu bisa dilihat dari seberapa marahnya Mega. Dalam sekejap dia sudah kalah miliaran rupiah, dan bagaimanapun juga tidak ada yang bisa menahannya. Melihat Mega hanya marah dan tidak berbicara, Sean juga tidak mengatakan apa-apa, tetapi langsung pergi ke dapur untuk memasak. Dia sedang berpikir, apakah dia harus memberitahukan masalah ini kepada Mega. Tapi ada sedikit kekhawatiran di hati Sean, jika dia memberitahu Mega masalah sebenarnya, Mega tidak bisa menyembunyikan masalah ini, dan akan memberitahu Natalie, dan Natalie pasti akan datang meminta uangnya kembal
“Baiklah, aku jelaskan, sebenarnya aku bisa mendengar ritme dadunya bergulir, jadi aku tahu angka berapa yang akan muncul," ujarnya dengan tatapan mata yang datar. "Rahasia ini …. Jangan sampai mereka semua tahu, dan juga jangan beritahu mereka bahwa kita memiliki banyak uang. Kalau tidak, aku yakin, ibumu akan datang dan memaksa untuk memintanya darimu, karena dia tidak akan menyerah,” ucap Sean acuh tak acuh. “Sejak kapan kamu memiliki kemampuan ini? Kamu katakan sejujurnya padaku, bahwa biaya pengobatan Andin sebelumnya di rumah sakit kamu tidak pergi untuk meminjam uang kan? Tetapi kamu pergi berjudi?” Mega menatap mata Sean dengan serius tanpa berkedip. Mendengar hal itu, Sean terdiam membeku tanpa bisa berkata-kata. Sebenarnya, dia ingin sekali memberitahu istrinya, tapi …. *** Beberapa hari kemudian, ada kabar bahwa perusahaan Adipura akan mengadakan pameran barang antik. Dan acara itu akan digelar di 3 hari kedepan. Bagi semua pecinta barang antik terseb
"Tuan Sean, kamu juga sudah datang." Tiba-tiba datang 2 orang wanita cantik dengan ramahnya menyapa Sean. Sean menaikkan kepalanya, mereka adalah Kezia dan Cassie bersaudara. "Tuan Sean, ayo kita ke meja sana. Semua yang berada di sana adalah anak muda," Cassie melihat ke Lubis bertiga dan mengatakannya. "Tidak perlu, aku di sini saja," Sean menggelengkan kepalanya, dia tidak terlalu akrab dengan kakak adik bersaudara Keluarga Wiguna, dan lebih tidak akrab lagi dengan teman mereka. Walaupun Indra dan Sendi tidak terlalu senang dengannya, tetapi dia merasa lebih nyaman duduk di sini. "Kalau begitu kami juga duduk di sini," Kezia langsung mengatakannya dengan terus terang tanpa memedulikan apa yang dipikirkan Sean berempat, kemudian langsung duduk di samping Sean. Ini adalah pesta umum, tidak ada pembagian tingkatan, dan tidak ada yang mengatakan siapa harus duduk di meja mana. Walaupun Indra bertiga tidak terlalu nyaman, tetapi mereka tidak mengatak
"Ternyata tuan muda Keluarga Wijaya, namaku Sean. Senang bisa mendapat perhatian dari 3 master dan bisa seberuntung ini satu meja dengan 3 master." Sean tidak pandai dalam hal lain, tetapi dia pandai dalam melihat ekspresi orang. Melihat tatapan Riswan yang sedang punya rencana buruk, dia sudah tahu jika Riswan sedang menyelidiki dia. Jika bukan karena kejadian di ulang tahun Lian Wiguna, dia masih tidak merasakan apapun. Acara ulang tahun Lian Wiguna sebelumnya membuatnya Keluarga Wijaya sangat malu, dan membuat Keluarga Wijaya menyerahkan proyek Hambalang, maka aneh jika Riswan bisa ramah dengannya. Karena tidak bisa ramah dengannya, pasti akan tidak baik dengannya. Bagaimana mungkin Sean membiarkan dia menyelidiki data dirinya. "Apakah kamu dari keluarga Diningrat? Aku teringat dengan pengusaha terkaya, apakah saudara satu keluarga dengan Roby ?" Riswan mengatakan dengan pura-pura terkejut dan ekspresi yang berlebihan. Cassie dan Kezia juga terkejut. Mereka
Dia percaya jika dirinya tidak akan selingkuh, walaupun dia berpikir terlalu banyak, dia juga tidak ingin memberi kesempatan apapun untuk kakak beradik Keluarga Wiguna. Hidup ini sangat pendek, seumur hidup hanya bisa mencintai seseorang. Mendengar jawaban pasti dari Sean membuat Cassie sedikit sedih. Ekspresi Kezia malah terlihat kecewa dan tampak menjadi tidak semangat. Walaupun dia mendapatkan nomor dari Sean, tetapi dia tidak pernah berbincang dengannya. Tapi sebelumnya di acara ulang tahun kakeknya, serangan mengejutkan dari Sean mengubah hal besar dalam kehidupannya, beberapa hari ini dia selalu memikirkannya. Dia juga mengerti jika itu bukanlah cinta. Tapi seketika hatinya tiba-tiba sedih tanpa sebab. Seakan-akan seperti kehilangan sebuah barang yang kamu sayangi. "Kezia, kamu kenapa, apakah kamu tidak enak badan?" Riswan bertanya karena khawatir. "Tidak, aku sangat baik," Kezia berkata dengan tenang. "Baguslah jika begitu, ayo bersulang." Risw
Semua orang heran melihat Riswan yang kembali setelah setengah jalan. "Tuan muda Riswan, kenapa kamu kembali tanpa bersulang?" Tanya Satrio yang merasa heran. Semua orang juga menatap Riswan dengan sangat aneh. Riswan sedikit canggung, tetapi dia kembali semangat dengan sangat cepat, dia lalu menjelaskan, "Ayahku bilang jika Rendy dan beberapa orang lainnya sedang berbincang masalah penting, jadi suruh aku tunggu nanti baru pergi bersulang." Ternyata begitu. Semua orang menganggukkan kepala, memang dapat dilihat jika semua pemimpin kota tersebut sedang berbincang sesuatu. "Oh, mereka tampak sangat serius. Apakah ada proyek besar akan dimunculkan?" Tanya Satrio dengan rasa ingin tahu. "Bukan, aku mendengar sepertinya mereka membahas perampokan bank beberapa hari yang lalu," Riswan menggelengkan kepala sambil mengatakannya. "Ya, aku juga dengar kabar kasus perampokan bank beberapa yang lalu, ada 10 orang disandera oleh perampok tersebut, pihak kepo
Sean barusan mengambil dan meminum teh, setelah mendengar kata-kata Cassie, dia tidak tahan dan memuncratkan lagi. Seluruh orang yang duduk di meja langsung melihatnya, tatapan mereka semua tidak senang. "Lelucon apa yang membuatmu teringat lagi?" Kezia Wiguna menatap Sean dengan kehabisan kata. Karena Sean memuncratkan di tangannya lagi, kali ini lebih keterlaluan karena memuncratkan di bajunya. Baju yang dipakainya sangat putih dan bersih. Kini, setelah kena air teh, seketika tidak bisa dipakai lagi. Beberapa hari yang lalu memang ada tragedi perampokan dan banyak orang yang disandera. Dan pahlawan tanpa nama yang mereka sebut itu adalah Sean. Dan saat mendengar hal itu dari mereka, menurut Sean itu adalah hal yang konyol. "Maaf sekali, memang aku terpikir dengan sebuah lelucon lagi," Sean mengeluarkan tisu, lalu setelah menyadari terkena dengan baju Kezia Wiguna, dia hanya bisa memberikan tisu kepada Kezia Wiguna, "Hmm, kamu tidak akan menyuruhku membayar