Lian dan Hengky bahkan membelalakan matanya. Seorang master beladiri seperti mereka terkejut melihat aksi Sean. Terutama Hengky, dia mengundang Eriko untuk mengalahkan Lian, tapi tidak disangka Sean malah mengalahkannya. Sebelumnya ketika mendengar Sean mengatakan akan mengalahkan Eriko dengan satu pukulan, mereka merasa Sean sombong, bodoh dan tidak tahu diri. Tapi sekarang siapa pun tidak bisa mengatakan apa-apa. “Kakek, dia benar-benar mengalahkan Eriko dengan satu pukulan! Benar-benar hanya satu pukulan!” Kezia menarik lengan Lian dengan semangat, melihat mata Sean yang cantik dan brilian. Lian mengambil napas dalam-dalam, berkata dengan senyum menyesal, “Iya, dia berhasil melakukannya. Kakek sudah salah menilainya." "Sean, kamu benar-benar mampu mencapai apa yang orang lain tidak bisa mencapainya," lanjut Lian sambil menatap Sean yang ada beberapa meter di depannya. Mungkin semua orang yang mendengar hal itu tidak akan tahu apa arti dari ucapa
Sebenarnya, saat Sean melawan Eriko, dia menggunakan ilmu meringankan diri. Kalau tidak begitu, dia tidak akan dengan mudah menang dari Eriko. Tidak bisa dipungkiri kalau kekuatan Eriko sangat kuat. Meskipun dia tidak takut Eriko balas dendam, tapi dia khawatir setelah Eriko mengetahui identitasnya, akan mencelakai istri dan putrinya. 'Kedepannya aku tidak boleh gegabah' dalam hati Sean yang merasa menyesal. Sean tidak boleh gegabah karena sekarang dia sudah berkeluarga. Ada anak dan istrinya yang harus dijaga. Saat ini, ketiga orang yang berjalan keluar dari keluarga Wiguna, hati mereka sangat tidak senang. “Hengky, aku ingin tahu identitas pria itu,” ucap Eriko pada Hengky, tatapan matanya penuh dengan kebencian. “Kamu tenang saja, hanya dengan beberapa hari saja kita pasti akan tahu identitasnya secara detail,” Hengky meyakinkan Eriko. “Riswan, secepatnya kamu lakukan penyelidikan, kerahkan berapapun banyak orang dan koneksi, lacak sampai d
Sore harinya, Sean bangun tepat waktu untuk menjemput Andin. Sepulang dari menjemput Andin, dia pergi membeli beberapa kebutuhan dapur. Dan ketika balik ke rumah, ternyata Mega juga sudah pulang. Melihat raut wajah Mega sangat kusam, dia berdiam diri, dan sudah tahu apa yang telah terjadi. Sean tahu pasti sebelumnya Jennie atau Natalie sudah menelpon Mega dan memberitahukan uangnya yang habis karena kalah, itu bisa dilihat dari seberapa marahnya Mega. Dalam sekejap dia sudah kalah miliaran rupiah, dan bagaimanapun juga tidak ada yang bisa menahannya. Melihat Mega hanya marah dan tidak berbicara, Sean juga tidak mengatakan apa-apa, tetapi langsung pergi ke dapur untuk memasak. Dia sedang berpikir, apakah dia harus memberitahukan masalah ini kepada Mega. Tapi ada sedikit kekhawatiran di hati Sean, jika dia memberitahu Mega masalah sebenarnya, Mega tidak bisa menyembunyikan masalah ini, dan akan memberitahu Natalie, dan Natalie pasti akan datang meminta uangnya kembal
“Baiklah, aku jelaskan, sebenarnya aku bisa mendengar ritme dadunya bergulir, jadi aku tahu angka berapa yang akan muncul," ujarnya dengan tatapan mata yang datar. "Rahasia ini …. Jangan sampai mereka semua tahu, dan juga jangan beritahu mereka bahwa kita memiliki banyak uang. Kalau tidak, aku yakin, ibumu akan datang dan memaksa untuk memintanya darimu, karena dia tidak akan menyerah,” ucap Sean acuh tak acuh. “Sejak kapan kamu memiliki kemampuan ini? Kamu katakan sejujurnya padaku, bahwa biaya pengobatan Andin sebelumnya di rumah sakit kamu tidak pergi untuk meminjam uang kan? Tetapi kamu pergi berjudi?” Mega menatap mata Sean dengan serius tanpa berkedip. Mendengar hal itu, Sean terdiam membeku tanpa bisa berkata-kata. Sebenarnya, dia ingin sekali memberitahu istrinya, tapi …. *** Beberapa hari kemudian, ada kabar bahwa perusahaan Adipura akan mengadakan pameran barang antik. Dan acara itu akan digelar di 3 hari kedepan. Bagi semua pecinta barang antik terseb
"Tuan Sean, kamu juga sudah datang." Tiba-tiba datang 2 orang wanita cantik dengan ramahnya menyapa Sean. Sean menaikkan kepalanya, mereka adalah Kezia dan Cassie bersaudara. "Tuan Sean, ayo kita ke meja sana. Semua yang berada di sana adalah anak muda," Cassie melihat ke Lubis bertiga dan mengatakannya. "Tidak perlu, aku di sini saja," Sean menggelengkan kepalanya, dia tidak terlalu akrab dengan kakak adik bersaudara Keluarga Wiguna, dan lebih tidak akrab lagi dengan teman mereka. Walaupun Indra dan Sendi tidak terlalu senang dengannya, tetapi dia merasa lebih nyaman duduk di sini. "Kalau begitu kami juga duduk di sini," Kezia langsung mengatakannya dengan terus terang tanpa memedulikan apa yang dipikirkan Sean berempat, kemudian langsung duduk di samping Sean. Ini adalah pesta umum, tidak ada pembagian tingkatan, dan tidak ada yang mengatakan siapa harus duduk di meja mana. Walaupun Indra bertiga tidak terlalu nyaman, tetapi mereka tidak mengatak
"Ternyata tuan muda Keluarga Wijaya, namaku Sean. Senang bisa mendapat perhatian dari 3 master dan bisa seberuntung ini satu meja dengan 3 master." Sean tidak pandai dalam hal lain, tetapi dia pandai dalam melihat ekspresi orang. Melihat tatapan Riswan yang sedang punya rencana buruk, dia sudah tahu jika Riswan sedang menyelidiki dia. Jika bukan karena kejadian di ulang tahun Lian Wiguna, dia masih tidak merasakan apapun. Acara ulang tahun Lian Wiguna sebelumnya membuatnya Keluarga Wijaya sangat malu, dan membuat Keluarga Wijaya menyerahkan proyek Hambalang, maka aneh jika Riswan bisa ramah dengannya. Karena tidak bisa ramah dengannya, pasti akan tidak baik dengannya. Bagaimana mungkin Sean membiarkan dia menyelidiki data dirinya. "Apakah kamu dari keluarga Diningrat? Aku teringat dengan pengusaha terkaya, apakah saudara satu keluarga dengan Roby ?" Riswan mengatakan dengan pura-pura terkejut dan ekspresi yang berlebihan. Cassie dan Kezia juga terkejut. Mereka
Dia percaya jika dirinya tidak akan selingkuh, walaupun dia berpikir terlalu banyak, dia juga tidak ingin memberi kesempatan apapun untuk kakak beradik Keluarga Wiguna. Hidup ini sangat pendek, seumur hidup hanya bisa mencintai seseorang. Mendengar jawaban pasti dari Sean membuat Cassie sedikit sedih. Ekspresi Kezia malah terlihat kecewa dan tampak menjadi tidak semangat. Walaupun dia mendapatkan nomor dari Sean, tetapi dia tidak pernah berbincang dengannya. Tapi sebelumnya di acara ulang tahun kakeknya, serangan mengejutkan dari Sean mengubah hal besar dalam kehidupannya, beberapa hari ini dia selalu memikirkannya. Dia juga mengerti jika itu bukanlah cinta. Tapi seketika hatinya tiba-tiba sedih tanpa sebab. Seakan-akan seperti kehilangan sebuah barang yang kamu sayangi. "Kezia, kamu kenapa, apakah kamu tidak enak badan?" Riswan bertanya karena khawatir. "Tidak, aku sangat baik," Kezia berkata dengan tenang. "Baguslah jika begitu, ayo bersulang." Risw
Semua orang heran melihat Riswan yang kembali setelah setengah jalan. "Tuan muda Riswan, kenapa kamu kembali tanpa bersulang?" Tanya Satrio yang merasa heran. Semua orang juga menatap Riswan dengan sangat aneh. Riswan sedikit canggung, tetapi dia kembali semangat dengan sangat cepat, dia lalu menjelaskan, "Ayahku bilang jika Rendy dan beberapa orang lainnya sedang berbincang masalah penting, jadi suruh aku tunggu nanti baru pergi bersulang." Ternyata begitu. Semua orang menganggukkan kepala, memang dapat dilihat jika semua pemimpin kota tersebut sedang berbincang sesuatu. "Oh, mereka tampak sangat serius. Apakah ada proyek besar akan dimunculkan?" Tanya Satrio dengan rasa ingin tahu. "Bukan, aku mendengar sepertinya mereka membahas perampokan bank beberapa hari yang lalu," Riswan menggelengkan kepala sambil mengatakannya. "Ya, aku juga dengar kabar kasus perampokan bank beberapa yang lalu, ada 10 orang disandera oleh perampok tersebut, pihak kepo
“Dian, apa kamu sedang sibuk?” Sean menelepon Jenderal Dian, suaranya terdengar dingin.[Ya, Tuan, aku baru saja mau pergi makan, apa kamu sudah makan? Kalau kamu belum makan, aku traktir kamu makan.] Jenderal Dian tertawa."Oke, aku akan mencarimu sendiri di hari lain, tapi Dian, aku punya sesuatu untuk didiskusikan denganmu, apa kamu bisa menyisihkan beberapa menit untuk mendengarkanku?" Sean juga tertawa.[Tentu saja tidak masalah, katakan saja,] jawab Jenderal Dian."Aku ingin keluarga Wijaya menghilang dari muka bumi ini!" Ucap Sean dengan dingin.Dian yang mendengar itu terkejut, dia menggertakan giginya dengan kuat. [A-ada apa, Tuan? Apa yang terjadi?]"Lakukan, aku ingin keluarga Wijaya menghilang hari ini juga!"Dian yang menyadari terjadi sesuatu antara Sean dan Riswan langsung bergegas membawa anak buahnya menuju kediaman keluarga Wijaya,***Sementara itu, malam hari di kediaman Wijaya.BRAK!"Bajingan!" Gerutu Riswan dengan kesal. "Beraninya dia memperlakukanku seperti in
"Tidak, kamu masih tidak terlalu mengenalku, aku hanya manusia biasa, aku tidak mencintai itu semua, aku hanya mencintai uang. Begini saja, melihat ketulusanmu, aku akan mengurangi sedikit uangnya menjadi 10 milyar, kita semua orang terhormat, tidak perlu membicarakan harga lagi." Sean melambaikan tangannya, tampak seperti orang yang menyukai uang. Sebenarnya dia hanya ingin memeras Riswan. Malam itu, Riswan tidak ingin pergi ke supermarket untuk melakukan sesuatu, dan setelah kejadian ini, dia merasa Riswan tidak tahan untuk tidak pergi ke supermarket untuk melakukan sesuatu. Kalau begitu, peras dia dengan keras dulu, ketika dia benar-benar membuat masalah, kemudian memerasnya lagi, atau memberikan sedikit masalah pada keluarga Wijaya-nya, lihat apa dia berani pergi ke supermarket membuat masalah di masa depan? Begitu Sean mengatakan ini, Riswan dan yang lainnya tercengang. '10 Milyar?!' Ini jelas adalah perampasan! Riswan mengeluh di dalam hatinya, mengeluh hingga hampir muntah
Dia tidak menyangka itu Sean, meskipun dia tidak tahu identitas pasti Sean, tapi pria ini adalah dewa yang ingin diajak bersulang oleh tokoh-tokoh kuat di kota, termasuk Rendy. Dia hanya putra dari keluarga kecil, sama sekali tidak berani menghadapinya. "Sean, Tuan Muda Riswan kami sudah datang, bukankah kamu tadi berteriak ingin melihat Tuan Muda Riswan kami, kamu berani sombong? Oh iya, kami Tuan Muda Riswan adalah pewaris Keluarga Wijaya, salah satu dari empat keluarga besar," kata Beni memberikan pandangan mengejek pada Sean. Sebelumnya dipukuli oleh Sean, sekarang Riswan ada di sini, dia segera melanjutkan kembali penampilannya yang arogan dan sombong. Sean bahkan tidak menatapnya sama sekali, hanya menatap Riswan dengan datar. “Ternyata kamu,” Riswan tidak menyangka itu adalah Sean, ekspresi matanya tiba-tiba menjadi suram. Hubungannya dengan Sean sudah naik ke titik musuh sejati, dia belum pergi mencari masalah ke Sean, tapi tidak disangka Sean ter
"Hutang mamaku padamu sudah dibayar, sekarang kita akan menghitung kompensasi untuk kerusakan mental mamaku selama periode ini. Oh iya, dan adik iparku," kata Sean sambil tersenyum mengejek. Awalnya dia hanya ingin membayar hutang Natalie, mengambil kwitansinya lalu pergi dari tempat itu. Tidak disangka, Beni ternyata masih ingin mempermainkannya, jadi dia menemani Beni untuk bersenang-senang. "Ada apa denganmu? Kompensasi kerusakan mentalnya seharusnya dia sendiri yang memintanya pada kami baru benar, kan," Beni tertawa mendengar perkataan Sean. “Kenapa? Dia mamaku, aku sebagai menantu, bukankah tidak masalah mencari kalian untuk menghitung kompensasi kerusakan mental?" Sean melotot ke arah Beni. Mamamu? Kami tidak melihat dia memperlakukanmu sebagai menantu, kalau tidak bagaimana mungkin dia meninggalkanmu sendirian, dan dengan tidak pedulinya melarikan diri. Wajah Beni menjadi sangat jelek, tapi dia masih berkata, "Kamu jangan bercanda, tadi juga
"Lepaskan dia, berapa banyak hutangnya, aku akan membayarnya," menanggapi pengakuan bersalah Natalie, Sean tidak repot-repot menanganinya, Natalie bahkan meminjam dari lintah darat untuk mendapatkan kembali uang kalah judinya, dia sama sekali tidak percaya omong kosong Natalie. Di masa lalu, dia melihat dengan matanya sendiri, ada orang yang demi berhenti berjudi, dia bahkan memotong jari kelingkingnya. Tapi tidak lama kemudian, orang itu menginjakkan kaki di kasino dan kehilangan celana dalam. "2 miliar dengan tambahan bunga 15%," Natalie dengan tergesa-gesa berkata. Sean menatap tajam ke arah Beni, dan Beni dan yang lainnya pun menatap serius wajah Sean, kemudian Beni mengangguk, berkata, "Benar, total semuanya jadi 2,3 miliar, jika kamu dapat membayar kembali uang itu, aku akan segera melepaskannya." "Berikan aku nomor rekening," kata Sean sambil menatap handphone yang dia keluarkan. Beni tertegun, kemudian tertawa, langsung memberikan nomor rekeningny
Jennie juga merupakan wanita cantik di sekolahnya. Sejujurnya, Beni yang sudah hidup lebih dari 30 tahun dan melihat banyak wanita, tapi dia belum pernah melihat wanita cantik seperti Jennie. Alasan Beni meminjamkan uang sebanyak 2 miliar kepada Natalie itu karena dia sudah melihat foto Jennie sebelumnya. Biasanya, tidak banyak orang yang bisa dengan tepat waktu melunasi pinjaman rentenir, apalagi pinjaman dengan bunga berganda semacam ini. Jika melihat Jennie orangnya langsung hari ini, dia bahkan lebih cantik dari foto, Beni langsung tertarik. “Benar, dia putriku Jennie, Jennie, cepat kesini dan temui Kak Beni,” Natalie dengan hati-hati tersenyum dan berbicara, Beni bisa memberikan toleransi beberapa hari, membuatnya sedikit terkejut, dan tidak berpikir hal lainnya sama sekali. “Halo, Kak Beni,” Jennie dengan sedikit takutnya menyapa Beni. "Jennie cantik, sini duduk, tolong cepat tuangkan teh," Beni menyuruh pria berotot untuk menyiapkan teh. Si pria be
Keesokan harinya Mega bangun pagi-pagi dan tidak mengatakan sepatah kata pun kepada Sean, bisa dilihat bahwa dia masih sangat marah. Sepertinya itu bukan hanya marah biasa, itu sangat menyedihkan. Sudah hampir sepuluh tahun menikah, Mega dibohongi, jika wanita yang lain, tidak mungkin hanya marah semudah itu. Mega terjaga, dan Sean juga sudah bangun. Dia diam-diam menatap Mega yang sedih yang tidak berbicara dengannya, hatinya merasa sedikit terguncang, dan bahkan dia hampir ingin menceritakan yang sebenarnya padanya. Setelah Mega keluar, Sean juga bangun untuk mandi. Lalu dia pergi ke dapur untuk membuat sarapan untuk Andin. Setelah mengantarkan Andin ke sekolah, dia berencana pergi ke supermarket. Meskipun tidak mungkin bagi Riza untuk mengirim seseorang ke supermarketnya untuk menimbulkan masalah, dia tahu bahwa Riswan pasti akan mengirim seseorang, dan itu masalah akhir-akhir ini. Pada saat itu, dia masih gelisah tentang Irfan, dan dia khawatir kepercayaan
Pria muda itu mengambil kotak nasi itu tanpa sadar dan ingin mengatakan sesuatu, tetapi ternyata dia tidak bisa mengatakan apa-apa. Pagi ini dia makan beberapa roti dan memang sedikit lapar, dia diam-diam mengucapkan terima kasih kepada Andin dan Sean sebelum membuka nasi kotak. Tetapi ketika nasi kotak terbuka, dia tercengang. Dia kaget melihat puluhan juta uang tunai, lalu buru-buru menatap Sean. Tetapi pada saat itu Sean memegang tangan Andin dan berjalan di luar taman. “Semoga kehidupan kalian diberkati!” Pria muda itu bergetar, di belakang Sean dan Andin dia membungkuk, matanya sedikit basah. Akhirnya dia menyadari, bahwa saat dia menelpon keluarganya tadi, ada sepasang ayah dan anak perempuan yang melewatinya, saat itu di tidak memperhatikan, dan percakapannya pasti didengar oleh ayah dan anak perempuan itu. Untuk bantuan Sean, dia mengingat erat-erat di dalam hatinya. Dan akan benar-benar ingat penampilan mereka berdua. Uang itu sangat penting baginya.
Dia juga orang yang memiliki harga diri, dia ingin dengan kemampuannya sendiri naik selangkah demi selangkah, tapi perasaan yang semua sudah diatur oleh orang lain ini membuatnya sangat tidak nyaman. “Itu, aku, aku tidak tahu apa yang dipikirkan Tuan muda Sean,” Chandra tertawa. “Lupakan saja, aku juga tidak mempersulitmu, aku akan bicara sendiri dengannya,” kata Mega dan meninggalkan kantor Chandra. Pada saat itu, saat itu dia benar-benar mengetahui identitas Sean yang sebenarnya, di hatinya tidak ada rasa terkejut dan bahagia. Yang ada hanya perasaan ditipu. Setelah meninggalkan perusahaan, Mega memarkir mobil di sisi jalan, mengeluarkan ponselnya, dan mencari nomor Sean. Dia awalnya ragu, tapi akhirnya dia tetap tidak menelepon Sean. Awalnya, dia ingin menanyakan mengapa Sean terus membohonginya, tetapi setelah memikirkannya, dia menyerah. Sean telah menipu dia. Apa gunanya bertanya lagi? Sebelum Mega kembali ke rumah, dia ditelepon Dewi, mengunda