Semua orang heran melihat Riswan yang kembali setelah setengah jalan. "Tuan muda Riswan, kenapa kamu kembali tanpa bersulang?" Tanya Satrio yang merasa heran. Semua orang juga menatap Riswan dengan sangat aneh. Riswan sedikit canggung, tetapi dia kembali semangat dengan sangat cepat, dia lalu menjelaskan, "Ayahku bilang jika Rendy dan beberapa orang lainnya sedang berbincang masalah penting, jadi suruh aku tunggu nanti baru pergi bersulang." Ternyata begitu. Semua orang menganggukkan kepala, memang dapat dilihat jika semua pemimpin kota tersebut sedang berbincang sesuatu. "Oh, mereka tampak sangat serius. Apakah ada proyek besar akan dimunculkan?" Tanya Satrio dengan rasa ingin tahu. "Bukan, aku mendengar sepertinya mereka membahas perampokan bank beberapa hari yang lalu," Riswan menggelengkan kepala sambil mengatakannya. "Ya, aku juga dengar kabar kasus perampokan bank beberapa yang lalu, ada 10 orang disandera oleh perampok tersebut, pihak kepo
Sean barusan mengambil dan meminum teh, setelah mendengar kata-kata Cassie, dia tidak tahan dan memuncratkan lagi. Seluruh orang yang duduk di meja langsung melihatnya, tatapan mereka semua tidak senang. "Lelucon apa yang membuatmu teringat lagi?" Kezia Wiguna menatap Sean dengan kehabisan kata. Karena Sean memuncratkan di tangannya lagi, kali ini lebih keterlaluan karena memuncratkan di bajunya. Baju yang dipakainya sangat putih dan bersih. Kini, setelah kena air teh, seketika tidak bisa dipakai lagi. Beberapa hari yang lalu memang ada tragedi perampokan dan banyak orang yang disandera. Dan pahlawan tanpa nama yang mereka sebut itu adalah Sean. Dan saat mendengar hal itu dari mereka, menurut Sean itu adalah hal yang konyol. "Maaf sekali, memang aku terpikir dengan sebuah lelucon lagi," Sean mengeluarkan tisu, lalu setelah menyadari terkena dengan baju Kezia Wiguna, dia hanya bisa memberikan tisu kepada Kezia Wiguna, "Hmm, kamu tidak akan menyuruhku membayar
Semua orang yang mendengar ucapan Kezia melihat ke arah Sean. Tatapan mereka seakan tak percaya. Sean selingkuh, mereka semua memikirkan apakah harus menceritakan masalah ini kepada Bambang. "Saudara Riswan, dengarkan penjelasanku. Dia sedang berkata sembarangan," Sean menjelaskan dengan panik. "Tutup mulutmu, dasar pria berengsek!" Riswan menatap Sean dengan penuh kemarahan. Detik ini dia punya keinginan untuk membunuh Sean. Sean kehabisan kata, tampaknya kesalahpahaman ini tidak bisa di selesaikan lagi. Dia masih ingin menjelaskan, tetapi ponselnya tiba-tiba berdering karena pesan masuk. Dia menunddukkan kepala melihat, ini nomor asing, tetapi dilihat dari isinya, ini dikirim oleh Kezia Wiguna. "Kamu mengotori bajuku, jadi kamu membantuku menghilangkan keinginan Riswan, jadi kita sudah adil." Setelah melihat isi pesan, Sean tertawa pahit, walaupun siasat Kezia tidak ringan, tetapi apa yang masih bisa dikatakannya. Saat ini, Rendy dan Dennis melihat Sean. Kemudian Dennis t
Bekerja sama dengan Keluarga Wiguna? Dia tidak percaya jika Sean memiliki kemampuan ini. Yang bisa bekerja sama dengan Keluarga Wiguna, paling tidak harus berada di peringkat 10 besar pengusaha Kota Bandung. Selain Roby, tidak ada pengusaha kaya bermarga Diningrat lagi di Kota Bandung, dan karena Sean tidak memiliki hubungan dengan Roby, makanya dia bisa menganggap Sean sedang pura-pura kaya. "Kamu hebat sekali, kalau begitu mau bantu kakekku juga?" Melihat Riswan terus menerus menyerang Sean, Kezia berkata dengan cuek. Sekarang Kezia baru menyadari, dibandingkan dengan Sean, Riswan yang suka pamer ini terlalu menjengkelkan. Ekspresi Riswan sangat buruk, kata-kata Kezia menyulitkan dia. Walaupun Riswan mempunyai 10 kali lipat kekuatan, tapi bisa dipastikan dia tidak akan sehebat Seab. "Hei, Rendy sudah datang. Dia berjalan ke arah kita. Tuan muda Wijaya, apakah ayah anda sudah menyarankan anda, sehingga Rendy datang sendiri untuk mengujimu?" Satrio t
Kini akhirnya Rendy datang ke meja ini, Riswan tidak sabar dan langsung menyambutnya dengan ekspresi penuh harapan. Siapa sangka Rendy hanya melihatnya sekilas, kemudian melewati sisinya dan datang ke depan Sean. "Saudara Sean, jika bukan melihat Kepala Keluarga Wiguna datang bersulang padamu, aku tidak akan tahu jika kamu juga di sini. Ayo ke meja kita untuk minum," Rendy mengatakan sambil tertawa. Semua orang yang mendengarnya langsung terdiam, mata mereka langsung membesar, mereka semua terbengong. Status Rendy yang sangat tinggi, tapi kenapa bisa memanggil dia dengan panggilan saudara? Siapa sebenarnya orang yang brengsek ini!? "Halo Rendy, sebelumnya aku juga menyadari kalian sedang membahas sesuatu, jadi aku tidak pergi menyapa kalian," Sean berdiri mengatakan sambil tersenyum. "Kita sedang membahas kamu, kali ini harus berterima kasih padamu. Ayo pergi ke sana untuk membahasnya," Rendy tertawa, kemudian dia langsung merangkul bahu Sean dan be
Sebelumnya Sean mengalahkan Eriko dengan 1 pukulan, menolong kakek mereka mengalahkan Hengky Wijaya, hubungan pertemanan keluarga mereka terhadap Sean juga tidak biasa. Tetapi yang membuat mereka terkejut adalah Rendy yang juga sangat menghormati Sean, dan memanggilnya dengan panggilan saudara, hubungan seperti apa yang dibutuhkan agar bisa seperti ini? Bocah ini, kenapa begitu misterius hingga membuat orang menggila? Terutama Kezia, saat dia melihat Sean, pikirannya menjadi sangat kacau. Sean mampu membuat dia jatuh cinta, tapi disisi Sean sudah menikah. Sisi lain, Sean tiba di meja Rendy, kemudian Rendy memanggil pelayan untuk menambahkan sebuah kursi lagi. Semua orang sangat penasaran saat melihat Sean, terutama 3 keluarga besar lain selain Dennis, tatapan mereka dipenuhi dengan rasa tidak mengerti dan terkejut. Sebelumnya mereka sudah sangat terkejut saat Dennis pergi bersulang dengannya. Tidak disangka Rendy malah langsung mengundang Sean untuk datang ke mejanya, mereka me
Sean sedikit tidak berdaya, orang yang tidak mengenal dia bersulang dengannya karena Rendy. Orang yang mengenalnya langsung bersulang padanya, misalnya Jenderal Dian, Kepala perusahaan Jodi, setelah satu putaran, dia juga meminum terlalu banyak. Jadi setelah itu, terakhir Sean hanya bersulang dengan Rendy, dan setelah satu gelas untuk menghormati semua orang, dia pun berdiri dan pergi. Nanti masih ada drama bagus, bagaimana mungkin dia membiarkan dirinya mabuk. Rendy menganggukkan kepalanya, dia pernah minum beberapa kali dengan Sean, dia juga tahu jika Sean tidak terlalu bisa minum bir, jadi dia tidak membujuk dia lagi. Ilham dan lainnya melihat Rendy membiarkan Sean pergi juga tidak mengatakan apapun lagi. Melihat Sean yang kembali, tatapan semua orang dipenuhi dengan rasa kagum dan keraguan. Semua orang sangat ingin tahu identitas asli Sean, kenapa semua pimpinan besar harus menghormatinya. Hanya mata Riswan yang terlihat memiliki aura buruk. "Tuan Sea
Pameran South Sea pearl akan segera dimulai, semua orang sangat antusias dengan acara ini. Sean juga terlihat tidak sabar dengan acara ini, dia melihat jam di tangannya. “Sepertinya beberapa orang belum pernah melihat south sea pearl dalam hidup mereka?” Riza memandang Sean dan mengejek. Meskipun dia tidak mengatakan secara langsung kepada Sean, tapi beberapa orang menyadari bahwa kata-kata itu tertuju kepada Sean. “Sean, begitu banyak orang yang mengenal mu, pasti kamu juga tahu banyak hal, dan mungkin kamu juga pernah melihat south sea pearl, bukan?” Berbeda dengan Riza, Riswan langsung menunjuk ke arah Sean tanpa sindiran. “Kenapa, Tuan Riswan ingin membully ku?” Sean berkata dengan bercanda. “Mana mungkin aku berani membully mu, Eriko saja bisa kalah hanya dengan satu pukulan, apalagi aku,” Riswan tertawa sambil berkata. “Bukan masalah berani atau tidak, kamu coba tanya kenapa wajah tuan muda Riza bisa rusak,” Sean tersenyum dengan datar.
“Dian, apa kamu sedang sibuk?” Sean menelepon Jenderal Dian, suaranya terdengar dingin.[Ya, Tuan, aku baru saja mau pergi makan, apa kamu sudah makan? Kalau kamu belum makan, aku traktir kamu makan.] Jenderal Dian tertawa."Oke, aku akan mencarimu sendiri di hari lain, tapi Dian, aku punya sesuatu untuk didiskusikan denganmu, apa kamu bisa menyisihkan beberapa menit untuk mendengarkanku?" Sean juga tertawa.[Tentu saja tidak masalah, katakan saja,] jawab Jenderal Dian."Aku ingin keluarga Wijaya menghilang dari muka bumi ini!" Ucap Sean dengan dingin.Dian yang mendengar itu terkejut, dia menggertakan giginya dengan kuat. [A-ada apa, Tuan? Apa yang terjadi?]"Lakukan, aku ingin keluarga Wijaya menghilang hari ini juga!"Dian yang menyadari terjadi sesuatu antara Sean dan Riswan langsung bergegas membawa anak buahnya menuju kediaman keluarga Wijaya,***Sementara itu, malam hari di kediaman Wijaya.BRAK!"Bajingan!" Gerutu Riswan dengan kesal. "Beraninya dia memperlakukanku seperti in
"Tidak, kamu masih tidak terlalu mengenalku, aku hanya manusia biasa, aku tidak mencintai itu semua, aku hanya mencintai uang. Begini saja, melihat ketulusanmu, aku akan mengurangi sedikit uangnya menjadi 10 milyar, kita semua orang terhormat, tidak perlu membicarakan harga lagi." Sean melambaikan tangannya, tampak seperti orang yang menyukai uang. Sebenarnya dia hanya ingin memeras Riswan. Malam itu, Riswan tidak ingin pergi ke supermarket untuk melakukan sesuatu, dan setelah kejadian ini, dia merasa Riswan tidak tahan untuk tidak pergi ke supermarket untuk melakukan sesuatu. Kalau begitu, peras dia dengan keras dulu, ketika dia benar-benar membuat masalah, kemudian memerasnya lagi, atau memberikan sedikit masalah pada keluarga Wijaya-nya, lihat apa dia berani pergi ke supermarket membuat masalah di masa depan? Begitu Sean mengatakan ini, Riswan dan yang lainnya tercengang. '10 Milyar?!' Ini jelas adalah perampasan! Riswan mengeluh di dalam hatinya, mengeluh hingga hampir muntah
Dia tidak menyangka itu Sean, meskipun dia tidak tahu identitas pasti Sean, tapi pria ini adalah dewa yang ingin diajak bersulang oleh tokoh-tokoh kuat di kota, termasuk Rendy. Dia hanya putra dari keluarga kecil, sama sekali tidak berani menghadapinya. "Sean, Tuan Muda Riswan kami sudah datang, bukankah kamu tadi berteriak ingin melihat Tuan Muda Riswan kami, kamu berani sombong? Oh iya, kami Tuan Muda Riswan adalah pewaris Keluarga Wijaya, salah satu dari empat keluarga besar," kata Beni memberikan pandangan mengejek pada Sean. Sebelumnya dipukuli oleh Sean, sekarang Riswan ada di sini, dia segera melanjutkan kembali penampilannya yang arogan dan sombong. Sean bahkan tidak menatapnya sama sekali, hanya menatap Riswan dengan datar. “Ternyata kamu,” Riswan tidak menyangka itu adalah Sean, ekspresi matanya tiba-tiba menjadi suram. Hubungannya dengan Sean sudah naik ke titik musuh sejati, dia belum pergi mencari masalah ke Sean, tapi tidak disangka Sean ter
"Hutang mamaku padamu sudah dibayar, sekarang kita akan menghitung kompensasi untuk kerusakan mental mamaku selama periode ini. Oh iya, dan adik iparku," kata Sean sambil tersenyum mengejek. Awalnya dia hanya ingin membayar hutang Natalie, mengambil kwitansinya lalu pergi dari tempat itu. Tidak disangka, Beni ternyata masih ingin mempermainkannya, jadi dia menemani Beni untuk bersenang-senang. "Ada apa denganmu? Kompensasi kerusakan mentalnya seharusnya dia sendiri yang memintanya pada kami baru benar, kan," Beni tertawa mendengar perkataan Sean. “Kenapa? Dia mamaku, aku sebagai menantu, bukankah tidak masalah mencari kalian untuk menghitung kompensasi kerusakan mental?" Sean melotot ke arah Beni. Mamamu? Kami tidak melihat dia memperlakukanmu sebagai menantu, kalau tidak bagaimana mungkin dia meninggalkanmu sendirian, dan dengan tidak pedulinya melarikan diri. Wajah Beni menjadi sangat jelek, tapi dia masih berkata, "Kamu jangan bercanda, tadi juga
"Lepaskan dia, berapa banyak hutangnya, aku akan membayarnya," menanggapi pengakuan bersalah Natalie, Sean tidak repot-repot menanganinya, Natalie bahkan meminjam dari lintah darat untuk mendapatkan kembali uang kalah judinya, dia sama sekali tidak percaya omong kosong Natalie. Di masa lalu, dia melihat dengan matanya sendiri, ada orang yang demi berhenti berjudi, dia bahkan memotong jari kelingkingnya. Tapi tidak lama kemudian, orang itu menginjakkan kaki di kasino dan kehilangan celana dalam. "2 miliar dengan tambahan bunga 15%," Natalie dengan tergesa-gesa berkata. Sean menatap tajam ke arah Beni, dan Beni dan yang lainnya pun menatap serius wajah Sean, kemudian Beni mengangguk, berkata, "Benar, total semuanya jadi 2,3 miliar, jika kamu dapat membayar kembali uang itu, aku akan segera melepaskannya." "Berikan aku nomor rekening," kata Sean sambil menatap handphone yang dia keluarkan. Beni tertegun, kemudian tertawa, langsung memberikan nomor rekeningny
Jennie juga merupakan wanita cantik di sekolahnya. Sejujurnya, Beni yang sudah hidup lebih dari 30 tahun dan melihat banyak wanita, tapi dia belum pernah melihat wanita cantik seperti Jennie. Alasan Beni meminjamkan uang sebanyak 2 miliar kepada Natalie itu karena dia sudah melihat foto Jennie sebelumnya. Biasanya, tidak banyak orang yang bisa dengan tepat waktu melunasi pinjaman rentenir, apalagi pinjaman dengan bunga berganda semacam ini. Jika melihat Jennie orangnya langsung hari ini, dia bahkan lebih cantik dari foto, Beni langsung tertarik. “Benar, dia putriku Jennie, Jennie, cepat kesini dan temui Kak Beni,” Natalie dengan hati-hati tersenyum dan berbicara, Beni bisa memberikan toleransi beberapa hari, membuatnya sedikit terkejut, dan tidak berpikir hal lainnya sama sekali. “Halo, Kak Beni,” Jennie dengan sedikit takutnya menyapa Beni. "Jennie cantik, sini duduk, tolong cepat tuangkan teh," Beni menyuruh pria berotot untuk menyiapkan teh. Si pria be
Keesokan harinya Mega bangun pagi-pagi dan tidak mengatakan sepatah kata pun kepada Sean, bisa dilihat bahwa dia masih sangat marah. Sepertinya itu bukan hanya marah biasa, itu sangat menyedihkan. Sudah hampir sepuluh tahun menikah, Mega dibohongi, jika wanita yang lain, tidak mungkin hanya marah semudah itu. Mega terjaga, dan Sean juga sudah bangun. Dia diam-diam menatap Mega yang sedih yang tidak berbicara dengannya, hatinya merasa sedikit terguncang, dan bahkan dia hampir ingin menceritakan yang sebenarnya padanya. Setelah Mega keluar, Sean juga bangun untuk mandi. Lalu dia pergi ke dapur untuk membuat sarapan untuk Andin. Setelah mengantarkan Andin ke sekolah, dia berencana pergi ke supermarket. Meskipun tidak mungkin bagi Riza untuk mengirim seseorang ke supermarketnya untuk menimbulkan masalah, dia tahu bahwa Riswan pasti akan mengirim seseorang, dan itu masalah akhir-akhir ini. Pada saat itu, dia masih gelisah tentang Irfan, dan dia khawatir kepercayaan
Pria muda itu mengambil kotak nasi itu tanpa sadar dan ingin mengatakan sesuatu, tetapi ternyata dia tidak bisa mengatakan apa-apa. Pagi ini dia makan beberapa roti dan memang sedikit lapar, dia diam-diam mengucapkan terima kasih kepada Andin dan Sean sebelum membuka nasi kotak. Tetapi ketika nasi kotak terbuka, dia tercengang. Dia kaget melihat puluhan juta uang tunai, lalu buru-buru menatap Sean. Tetapi pada saat itu Sean memegang tangan Andin dan berjalan di luar taman. “Semoga kehidupan kalian diberkati!” Pria muda itu bergetar, di belakang Sean dan Andin dia membungkuk, matanya sedikit basah. Akhirnya dia menyadari, bahwa saat dia menelpon keluarganya tadi, ada sepasang ayah dan anak perempuan yang melewatinya, saat itu di tidak memperhatikan, dan percakapannya pasti didengar oleh ayah dan anak perempuan itu. Untuk bantuan Sean, dia mengingat erat-erat di dalam hatinya. Dan akan benar-benar ingat penampilan mereka berdua. Uang itu sangat penting baginya.
Dia juga orang yang memiliki harga diri, dia ingin dengan kemampuannya sendiri naik selangkah demi selangkah, tapi perasaan yang semua sudah diatur oleh orang lain ini membuatnya sangat tidak nyaman. “Itu, aku, aku tidak tahu apa yang dipikirkan Tuan muda Sean,” Chandra tertawa. “Lupakan saja, aku juga tidak mempersulitmu, aku akan bicara sendiri dengannya,” kata Mega dan meninggalkan kantor Chandra. Pada saat itu, saat itu dia benar-benar mengetahui identitas Sean yang sebenarnya, di hatinya tidak ada rasa terkejut dan bahagia. Yang ada hanya perasaan ditipu. Setelah meninggalkan perusahaan, Mega memarkir mobil di sisi jalan, mengeluarkan ponselnya, dan mencari nomor Sean. Dia awalnya ragu, tapi akhirnya dia tetap tidak menelepon Sean. Awalnya, dia ingin menanyakan mengapa Sean terus membohonginya, tetapi setelah memikirkannya, dia menyerah. Sean telah menipu dia. Apa gunanya bertanya lagi? Sebelum Mega kembali ke rumah, dia ditelepon Dewi, mengunda