“Kak Dennis, tidak ada gunanya aku marah ke orang seperti Ridwan,” ucap Sean tersenyum dengan santai. Ridwan tidak lain hanya seorang bawahan, paling hanya seekor anjing. Kalau seekor anjing menggigitnya, apakah dia harus menggigit anjing itu kembali? “Benar, adik Sean,” Dennis mengangguk, bagaimana mungkin orang seperti Sean marah dengan seorang bawahan, yang akan merusak perangainya. “Kalau kamu masih ingin tinggal di keluarga Wiguna, kamu pergi ke lokasi konstruksi. Aku akan melihat perkembanganmu, kalau lebih baik, aku akan memanggilmu kembali,” ucap Dennis dingin menoleh memandang Ridwan. Walaupun dia harus memberi penjelasan kepada Sean, tapi dia melihat kesetian Ridwan kepada keluarga Wiguna selama ini. Jadi dia masih memberi kesempatan kepada Ridwan untuk memperbaikinya. “Baik, tuan, aku pasti tidak akan mengecewakanmu lagi!” ucap Ridwan gemetar, dia mengerti tatapan Dennis, yang memberi kesempatan untuknya berubah. “Tu-tuan Sean, maaf, sebel
“Pak tua Lian, teman lama sudah datang, tidakkah kamu keluar untuk menyambutnya?” Tiba-tiba terdengar suara pria tua, dan semua orang melihat ke belakang ada pria tua yang berjalan bersama dua pria muda. Dennis melihat keramaian, dan menoleh menyambut tamu kembali. Lalu dia melihat ada teman lama ayahnya yang datang. “Paman Hengky, ayah sedang menunggu Anda di dalam, silahkan masuk,” ucap Dennis dengan hormat. “Haha, baik, terima kasih Dennis,” ucap Hengky tersenyum sambil berjalan masuk menghampiri Lian. “Apa kabar paman Dennis,” sapa pemuda tampan yang datang bersama Hengky sambil tersenyum memandang Dennis. Dia Riswan, cucu Hengky, dan putra kebanggaan keluarga Wijaya. Dennis mengangguk, memandang pemuda yang berwajah dingin dan bertanya kepada Hengky, “Paman Dennis, ini siapa?” “Dia Eriko, murid yang akan mewakili untuk bertanding dengan murid ayahmu,” ucap Hengky. Dennis menatap Eriko, semakin lama semakin merasa murid yang diajar
“Disini tidak ada urusannya denganmu, kamu diam dulu,” Lian melototi Dennis dan berkata dengan suara berat. Dennis mengerutkan kening, mundur ke samping Sean. Dia tahu emosi ayahnya sendiri, semakin kamu ingin menyampaikan pendapat, semakin dia tidak mendengarkanmu. “Bagaimana kalau kamu kalah?” tanya Lian memandang Hengky. “Kalau aku kalah, aku akan memberi semua proyek kerja sama keluarga Wijaya dengan Perusahaan Champions kepadamu,” Hengky tersenyum dan menambahkan, “Tidak aku pungkiri darimu, aku sudah membahas ini dengan Bunbun liu dan Shinpo, kami bertiga akan bekerja sama memaksa boss Perusahaan Champions untuk keluar, memaksanya menyerahkan sebagian keuntungan, kalau tidak akan sulit baginya untuk mengembangkan Perusahaan Champions. Bahkan, selama kita keempat keluarga besar bekerja sama, Perusahaan Champions akan berada dalam kesulitan.” Sean melihat Hengky dengan penuh penasaran. Di sisi lain, Dennis dan Lian, mereka berdua memandang Sean, tatapan ma
“Adik Sean apa menurutmu Eriko itu hebat?” tanya Dennis melihat wajah dingin Eriko. “Murid-murid tuan Lian sama sekali bukan lawannya,” ucap Sean mengangguk. Eriko sudah pintar mengatur pernafasannya, tindakannya yang kuat dan penuh energi. Orang biasa tidak mungkin bisa melawannya. Menurut Sean, beberapa murid Lian belum cukup ilmu untuk beladiri, masih seperti orang biasa. Kalau mereka benar-benar master bela diri yang hebat, nafas mereka tidak akan begitu kacau. Sean menyimpulkan, sekalipun mereka menyerang bersama, belum tentu bisa mengalahkan Eriko. “Beraninya kamu menyimpulkan hal seperti itu, memangnya kamu tahu seperti apa saat mereka tanding?” ucap Kezia yang mendengar ucapan Sean dan mempertanyakannya dengan tidak senang. Pertandingan kali ini berhubungan dengan kebahagiaannya, bagaimana mungkin kalah. Sean tersenyum dan berkata, “Aku menebaknya.” Kezia meliriknya, dan tidak ingin memperdulikan Sean, tapi kakek dan ayahnya sangat mengagu
“Aku akan berusaha dengan maksimal, guru,” ucap murid yang akan maju selanjutnya. Lian mengangguk, kekuatan Eriko jauh diluar perkiraannya, tapi hatinya sudah membuat persiapan. Walaupun Hengky memarahinya tidak menepati janji, dia juga tidak akan pernah menikahkan cucunya dengan Riswan. “Kakak, kebahagiaan Kezia berada di tanganmu, kamu harus mengalahkan pria sombong itu,” Cassie menyemangati murid Lian. Murid Lian tersenyum pahit, dia tahu lawannya bukan tandingannya, tapi dia tidak ingin kalah dengan memalukan. “Silahkan.” Tanpa banyak omong kosong, murid Lian langsung mengepalkan tangannya dan mulai menyerang. BUGH! Satu pukulan lagi yang diterima Eriko, namun lagi-lagi berakhir sama dengan murid Lian sebelumnya. Setelah mendapat satu pukulan dari Eriko, murid Lian langsung melayang. Sekali lagi, mata orang-orang melebar, Eriko benar-benar sangat kuat. “Kakek, aku harap kita tidak akan benar-benar kalah,” ucap Kezia tidak percaya diri
Siapa bocah yang dibawa Hengky ini, mengapa dia begitu kuat. Semua orang di keluarga Wiguna terlihat tidak senang, ketiga murid yang paling hebat sudah maju menyerang, dan semuanya dipukul terbang keluar, ini benar-benar sangat memalukan. Semua orang yang ada di tempat itu dikejutkan oleh kekuatan Eriko. Tangannya sangat kuat, sampai bisa memukul hingga terbang hanya dengan satu pukulan. “Guru, adik, maaf…” Nilam mengusap darah di sudut bibirnya, dia merasa kecewa dengan dirinya sendiri, dan hatinya sangat tidak ikhlas. Walaupun begitu, dia sudah kalah bahkan dia sudah kalah telak. Dia juga sangat merasa malu hingga tidak memiliki keberanian untuk melihat Kezia lebih lama. “Sudah kamu istirahat saja,” Lian menggelengkan kepalanya, bukan karena muridnya tidak kuat, melainkan lawan yang terlalu kuat, walaupun kalah dia juga tidak akan mengatakan apa-apa. Melihat Eriko mengalahkan ketiga murid Lian, wajah Hengky dan Riswan tersenyum senang. Terutama Riswan
Sebenarnya dia hanya menggoda Kezia, tanpa dimintapun tentu saja Sean akan melakukan sesuatu untuk membantu keluarga wiguna. Bukan karena tertarik pada Kezia, tapi Sean sedikit marah mendengar ucapan Hengky sebelumnya. “Adik Sean, apakah benar kamu memiliki keyakinan untuk mengalahkan Eriko?” Dennis bertanya dengan mata yang cerah, menatap Sean. Saat ini Lian juga berjalan mendekati Sean, meskipun dia tidak percaya Sean belajar seni bela diri, tapi sekarang tidak ada pilihan lain, ketiga murid terkuatnya kalah terbang keluar dipukul oleh Eriko. Hanya akan percuma jika murid lain ikut melawan Eriko. Jadi kalau Sean bersedia mencobanya, dia hanya memiliki sedikit harapan. “Aku akan mengalahkannya hanya dengan satu pukulan, seperti yang dilakukan Eriko kepada murid Lian,” ucap Sean tersenyum, matanya secara alami menunjukkan kepercayaan dirinya. Awalnya Dennis memiliki sedikit harapan, tapi begitu mendengar Sean yang begitu sombong, tiba-tiba dia menjadi tidak p
“Kezia, tidak peduli menang atau kalah, meskipun kakek malu, kakek juga tidak akan menikahkanmu dengan Riswan,” ucap Lian tegas. Meskipun harga diri sendiri penting, tapi dibandingkan dengan kebahagian cucunya, apalah arti semua ini? Wajah Kezia sedikit berubah, kalau kakek sendiri mengingkari janji, pasti akan ditertawakan Hengky, dan hari ini di depan begitu banyak tamu, itu juga sangat memalukan. Saat ini, dia sangat berharap Sean bisa mengalahkan Eriko. “Kak Kezia, bisakah dia benar-benar mengalahkan Eriko, kenapa aku melihat dia seperti membual?” ucap Cassie menatap punggung Sean. Meskipun dia ditundukkan oleh Sean sebelumnya, dia masih tidak percaya Sean akan menjadi lawan Eriko. Bagaimanapun, kekuatan yang ditunjukkan Eriko sebelumnya benar-benar menakutkan. “Orang ini master?” Riza mengerutkan kening, dia belum menyadari Sean seorang master beladiri, meskipun seni bela diri masyarakat modern sudah tidak berguna kecuali untuk pertahanan diri dan ke