“Tidak masalah kan jika kalian berdua pergi ke acara pelelangan itu?” Sean melihat Kevin dan Clara. “Masalah sih pasti tidak ada, hanya saja, jika keempat keluarga besar menaikkan harganya dengan maksud jahat, apakah kita akan melayaninya?” Kevin berkata. “Mereka menaikkan harga maka kita biarkan saja mereka, lagipula aku pikir jika harganya lebih dari 40 miliar itu tidak menguntungkan,” Clara menggelengkan kepalanya dan berkata. “Benar juga, harga normal lahan itu adalah 20 miliar, aku rasa empat keluarga besar tidak berani menaikkan harganya dengan ceroboh. Jika melebihi 40 miliar, mereka akan rugi jika mereka membelinya,” Kevin berkata sambil mengangguk. “Hmm, tidak lebih dari 60 miliar, jika mereka menaikkan harganya lebih dari itu, maka langsung biarkan saja,” 60 miliar adalah angka yang masih dapat diterima, yang terutama karena Sean tidak ingin menundanya lagi. Jika tidak, meskipun uangnya banyak, dia juga tidak ingin jadi pihak yang disalahkan. Di
Melihat Sean ingin berjudi, raut muka pria besar itu langsung menjadi ramah lagi. “Saudaraku, apa yang ingin kamu mainkan?” Pria besar itu bertanya sambil tersenyum. “Dadu, aku hanya bisa itu saja,” Sean berkata dengan ringan. “Baiklah, mari ikut aku,” Pria besar membawa mereka berdua ke tempat permainan dadu. Di tempat permainan dadu, seorang pria paruh baya dengan mata yang cerdas bersandar di kursi sambil minum teh, dia tampak santai. Tidak banyak orang yang berjudi dadu pada siang hari, jadi para pemandu judi yang duduk di lapangan sangat santai. “Pak Faisal, saudara ini ingin main dadu,” Pria besar itu berkata kepada pemandu judi. Pemandu judi melihat Sean dan Amar sebentar dan mendapati bahwa mereka berdua berpakaian biasa saja, tidak seperti orang kaya, dia tiba-tiba kehilangan minat. Harus tahu bahwa dia di sini untuk menekan meja judi Southbank Club. Semakin banyak menang maka komisinya makin tinggi, dia tidak tertarik jika taruhannya terlal
“Benar, dia hanya taruhan tiga miliar, lalu tiba-tiba langsung mendapat dua puluh miliar keuntungannya! Menakjubkan!” Meskipun bukan mereka sendiri yang memenangkan uang, tapi orang-orang yang mengerumuni terlihat sangat bahagia. Sedangkan raut wajah lelaki berpostur tubuh besar dan Pak Faisal itu berubah dikit. Dua puluh miliar? Bocah ini sangat untung sekali! Tentunya mereka tidak mencurigai Sean melakukan kecurangan, karena dadu ini juga milik mereka, bahkan mereka juga yang mengocoknya. Amar sama sekali tidak sangka bahwa tebakan Sean itu benar dan hatinya cukup terkejut. Tadi saat Sean menebak jumlah nilai dadunya, dia berpikir bahwa Sean akan kalah, tapi siapa sangka tebakan Sean di ronde pertama itu benar. “Kak Sean, ini adalah sebuah keberuntungan di awal.” Amar mendorong dua puluh miliar kepada Sean dengan semangat. Melihat Amar yang begitu puas, lelaki berpostur tubuh besar itu tertawa dingin di dalam hati. Menang di ronde pertama merupakan
Tapi dia baru saja menjulurkan tangan, tapi langsung ditahan Amar. ”Lepaskan tanganku!” teriak lelaki berpostur tubuh besar itu dengan kesal. Dia langsung mengayunkan tangan kiri ke wajah Amar. Amar tetap terdiam di tempat dan semakin mempererat pegangan di pergelangan tangannya. “Ah! Lepaskan tanganku, sudah mau patah!” Tubuh lelaki berpostur tubuh besar itu membungkuk dan langsung terjatuh sambil berlutut di lantai. “Sial! Berani-beraninya ada yang ingin mengacaukan tempat ini! Majulah kalian semua dan pukul dia!” Sepuluh preman yang lebih langsung maju setelah melihat ini. Di saat yang sama, mereka juga mengeluarkan pisau dan tongkat kecil. “Aku akan mematahkan tangannya kalau ada yang berani mendekat,” ujar Amar santai, sambil memegang kencang tangan lelaki itu. “Sial! Kalian semua jangan mendekat! Jangan mendekat...” Wajah lelaki itu terlihat sangat buruk. Dia seketika merasa tangannya mau patah. Beberapa preman itu hanya bisa menghentikan
Baru beberapa orang yang mendekat dan Amar langsung menyerang mereka. Brak!! Amar begitu mudah memukul pemimpin dari para preman dengan kursi, sehingga kursi itu patah dan preman itu terjatuh pingsan. Melihat keadaan seperti ini, mereka semua mundur beberapa langkah. Melihat Amar yang begitu hebat, puluhan orang yang bertubuh besar pun tidak mudah untuk mengalahkannya. “Teman, apakah kamu mengerti siapa pemilik wilayah ini?” Lelaki berpostur tubuh besar itu menatap Sean kesal. ”Siapa pemiliknya?” tanya Sean. “Ini adalah wilayah Southbank Club. Kamu berani mengacaukan tempat ini, apakah kamu tidak takut kalau Kak Fernando akan mencarimu?” ancam lelaki berpostur tubuh besar. “Fernando? Sudah kukatakan aku ingin Fernando menemuiku. Semua ini tidak akan terjadi jika kamu memanggilnya datang sejak tadi?” seru Sean. ”Bagus, kamu sangat berani,” Lelaki berpostur tubuh besar itu mendengus dan mengeluarkan teleponnya untuk menghubungi bos besarnya, Ferna
“Kak Fernando, ada orang yang melakukan kecurangan dan melukai orang-orang kita.” ”Berapa banyak uang yang dia menangkan? Kalau dia tidak menang banyak usir saja. Hari ini aku tidak waktu untuk mengurusnya,” ucap Fernando sambil berkerut alis. Hari ini dia baru saja menemukan Agung dan ini kesempatan yang bagus untuk dia membalas dendam. Dia tidak ingin suasana hatinya terganggu karena hal-hal kecil. “dua ratus miliar!” “Apa? Sial! Segera bawa dia ke ruangan. Aku akan segera menemuinya,” Fernando sangatlah terkejut. dua ratus miliar itu sudah merupakan batas terakhir pengeluarannya. Ini sama sekali tidak berbeda dengan menginginkan nyawanya. “Awasi orang ini dengan baik! Aku nanti akan membawa dia untuk meminta maaf kepada adikku,” Fernando memerintah bawahannya, lalu pergi. Setelah lelaki bertubuh besar itu memutuskan panggilan, dia langsung berkata kepada Sean. “Heh bocah, Kak Fernando menyuruh kita untuk membawamu ke ruang VIP.” Sean terseny
Hari ini dia harus ingin membalaskan dendam nya kepada Agung, bahkan kedatangan Pasukan Azure juga tidak berguna. Apalagi dia sama sekali tidak menganggap mereka. Hanya saja posisi Sean terlihat lebih tinggi dari Pasukan Azure. Ini membuatnya sedikit kebingungan. “Bagaimana kalau kamu menemukan sebuah mayat?” tanya Fernando sambil tersenyum. “Maka kamu juga akan menjadi mayat,” Sean juga ikut tersenyum tipis. ”Hmm?” Raut wajah Fernando berubah dan langsung mengeluarkan pistol. Pistol itu dibawanya dari luar negeri melalui jalur istimewa, hingga sekarang belum ada yang pernah memaksanya untuk mengeluarkannya. Tapi hari ini Sean memberikan tekanan yang lebih kuat untuknya. Melihat pistol di tangan Fernando, raut wajah Pasukan Azure itu berubah. Meskipun mereka juga terkenal dengan kekuatannya, tapi mereka tidak pernah memainkan pistol, apalagi pistol yang begitu formal. Bahkan raut wajah Amar ikut berubah. Sebagai tentara khusus yang sudah pensiun, tentuny
“Sebenarnya siapakah dirimu?” Fernando menatap Sean dengan takut. Dia jarang bertemu dengan orang yang begitu kejam seperti Sean. Walaupun dia memiliki pistol di tangannya, dia juga tidak berani asal menembak. Melainkan setelah dia memberikan kesempatan untuk Sean, tapi Sean langsung menembaknya dengan begitu kejam. Sekarang sepasang kaki Fernando tertembak, tangan kanannya terluka dan seluruh klubnya dikerumuni, bahkan dia tidak ada kesempatan untuk kabur. Sean tidak berbicara, melainkan memberi kode kepada Amar, lalu Amar langsung menarik paksa pemuda yang datang memberi informasi. Sebelum menemukan Agung, Sean tidak akan membiarkan Fernando lepas begitu saja. Tindakan dia ini juga menjaga-jaga. Kalau akhirnya Fernando menggunakan Agung untuk mengancamnya, maka dia akan susah beraksi. Dengan cepat, dua bawahan Pasukan Azure membawa Agung ke dalam ruangan. Agung awalnya tercengang setelah melihat Sean, lalu dia mengangguk kepalanya kepada Sean, tanpa mengatakan ka