Hanz, Hyun Ki, dan Tuoli memang satu frekuensi. Mereka asyik memperbincangkan segala sesuatu yang ada di China. Setelah asyik memperbincangkan Tektok di taman, mereka menuju Huaqiangbei, sebuah lokasi yang merupakan The Biggest Electronic Market in the world.Mereka bertiga berjalan santai di dalam sana. Saat ini, suasana cukup ramai. Para pengunjung hilir mudik ke sana kemari mencari-cari apa yang sedang mereka cari. Elektronik jenis apa pun, ada di sini, seperti smartphone, pc, playstation, mainan anak, robot, dan apa saja.Tuoli mengerling ke sekitaran, “Kalau butuh sesuatu untuk perangkat komputerku, aku pasti ke sini.” Tuoli berhenti di salah satu toko komputer, dia mencari sebuah flash drive. Hanz memperhatikan dengan saksama apa saja yang ada di sini. ‘Negeri copy paste!’ Hanz berkomentar dalam hati. Betapa tidak, seperti halnya Kakashi sang ninja peniru, China memang seperti itu, sangat jago dalam hal tiru meniru.Teknologi yang mere
Malam harinya.Jika dilihat dengan menggunakan drone dari atas langit, maka Kota Shenzhen akan tampak berkilau dan berkerlap-kerlip. Ketika malam hari, kota ini jauh lebih indah dan keren. Gedung-gedung tinggi pencakar langit menebarkan cahaya putih, kuning, dan warna-warni. Sungguh memanjakan mata.Dari setiap apa yang ada pada kota yang dulunya merupakan tempat para petani hidup ini, maka ketika di zoom ini pada satu tempat, tepatnya di Dongmen, di situlah tempat banyak orang terutama para kaum muda menikmati malamnya.Hanz yang sudah capek karena sudah dari tadi pagi berjelajah di Shenzhen pakai bus dan kereta listrik, sebenarnya ingin pulang, tapi lagi-lagi Tuoli dan Hyun Ki memaksa agar nanti saja pulangnya.“Belum pas rasanya kalau kita tidak mampir ke Dongmen! Ini tempatnya anak muda nongkrong!” ujar Tuoli, lalu dia kembali menghadapkan tubuhnya kepada para penjual jajanan, tak sabar mengisi perutnya yang sudah keroncongan.Hyun Ki menepuk-nepuk pundak Hanz. “Makanan di sini en
Militer di bawah pemerintah China disebut People Liberation Army, memiliki lima angkatan militer, salah satunya adalah Strategic Support (SS). Sementara itu, SS terbagi menjadi dua departement. Pertama, Space System Departement (SSD) yang bertanggung jawab dalam kegiatan militer luar angkasa. Kedua, Network System Departement (NSD), sebuah departement yang bekerja di bidang operasi berbasis informasi. Jadi, NSD adalah sub bagian dari militer China yang mengurus segala sesuatu tentang hal IT atau siber.Setelah pulang dari kantor NSD, Shing Ho langsung menuju tempat tinggal keluarganya di salah satu apartemen termewah di Shenzhen.Sang kakak, Shing Chao, langsung duduk di hadapan Shing Ho. Biasa, Shing Chao, memang tampil sedikit lebih terbuka dan terkesan arogan. “Aku dengar, NSD diserang oleh Hacker Four-H.”Shing Ho mengedikkan bahu. Sebagai ketua tim administrator sistemn, Shing Ho tahu itu. “Peristiwa ini sudah terjadi sejak minggu lalu, Kak. Tapi
Pagi harinya sebelum keberangkatan, rombongan Non-C dipanggil secara mendadak oleh sang general manager, yang terhormat Yuan Liu di ruang kerjanya. Ditemani kekasihnya sang sekretaris, mereka berdua melontarkan kalimat penolakan atas tugas yang telah diberikan oleh Tuan Yuang Feng.Yuan Liu duduk bersandar sambil mengangkat satu kaki, mengawasi wajah tiga orang Non-C pas di hadapannya. “Kenapa kalian tidak bilang kalau kalian mau berangkat ke Beijing ha?” sentak Yuan Liu, mengeluarkan seringai geram di wajah tampannya.Sebagai ketua tim, Hanz adalah orang yang harus bicara. “Kami telah diperintahkan oleh Tuan Yuan Feng untuk melaksanakan tugas ini. Kami telah diberi mandat agar bisa bekerja di kantor, di rumah, maupun kami diberi wewenang untuk pergi ke luar kota dalam melakukan pencarian terhadap kelompok Hacker Four-H. Kali ini, kami akan mengejar hacker yang bernama Weiheng atau Heng di Beijing. Dia merupakan pemeran sentral dalam serangan yang terjadi wakt
Saat menerima serangan mendadak itu, Yuan Liu langsung panik dan gelabakan. “Apa yang terjadi?! Hei kalian, cepat lakukan sesuatu!” Yuan Liu belingsatan seperti kebakaran kumis. Dia berlari ke sana kemari di dalam ruang kerjanya.Begiut juga Li Wei, bergerak tak tahu arah, tak tahu harus berbuat apa.Setelah melakukan investigasi dan pelacakan di sekitar wilayah kantor, akhirnya Hanz dan lainnya menemukan satu hardisk mencurigakan yang terpasang di salah satu pc milik karyawan.Hanz agak terbelalak. “Hardisk ini baru terpasang.”Kalau telat sedikit saja, Four-H akan memberikan serangan siber yang jauh lebih berbahaya karena di dalam hardisk tersebut terdapat sejumlah virus yang mematikan,Non-C beranggapan bahwa ada penyusup suruhan Four-H yang tela menyisipkan hardisk ini di kantor Yuan You Energy. Beragam dugaan pun bermunculan. Tuoli mengira bahwa bisa jadi ada pengkhianat. Sementara Hyun Ki berpikir bahwa Four-H telah menyewa peg
Begitu telah sampai di Beijing, mereka langsung menyewa satu apartemen yang berada di tengah Beijing. Suasana perkotaan di sini jauh lebih semarak ketimbang Shenzhen secara Beijing merupakan ibu kota Tiongkok dan merupakan pusat pemerintahan.Mereka bertiga pun mulai bekerja di depan layar laptop masing-masing. Karena pemerintah China membatasi dalam penggunaan internet dan VPN, maka tidak mudah bagi mereka dalam menyelesaikan misi.Hanz mengungkapkan, “Weiheng cukup ahli dalam penggunaan remote akses dan peretasan terhadap sistem keamanan perjudian.”Setelah satu jam bergelut di depan layar yang penuh dengan kode, akhirnya Hanz mendapatkan sebuah informasi baru, “Weiheng bisa memanipulasi sistem perjudian di beberapa kasino yang ada di China, termasuk Beijing. Dia mengeruk kekayaan di dalam perjudian dengan cara yang curang.”Hyun Ki meregangkan otot-ototnya. “Henzo, bagaimana bisa dia dengan bebasnya melakukan hal itu sementara di China tid
Malam harinya di Casino9.Suasana di dalam gedung tempat perjudian legal itu cukup ramai. Di negeri komunis seperti Tiongkok, aktivitas semacam ini dianggap biasa dan normal. Beda negara, beda regulasi.Sembari berjalan berkeliling casino, Tuoli mengalungkan lengannya ke leher Hyun Ki. Setelah bersiul beberapa detik, dia kemudian berkata dingin, “Kalau kita mau, kita bisa kaya dalam sekejap.”Hyun Ki mendongakkan kepalanya sedikit. “Tapi jangan terlalu menganggap enteng, Kawan. Bermain curang di sini tak segampang yang kita kira.”Omongan Hyun Ki ada benarnya, meskipun mereka berdua pandai dalam hal peretasan, bukan berarti mereka tak melewati hambatan. Melakukan peretasan di China sama seperti mencari ikan di dalam lumpur.“Kalau kau menang, mau taruh di mana uang mu?” tanya Hyun Ki seraya menaikkan kedua alisnya. “Kita bisa mendapatkan uang, tapi kita tidak bisa menaruh dan memindahkannya semudah yang kita kira.”“Kecuali,
“Bagaimana, Bos? Apa Heng sudah diketemukan?” Arthur memperbaiki posisi kaca matanya. Sementara tiga anak buahnya selalu berada dalam kondisi siap siaga. Hanz menghembuskan napas yang agak panjang, lalu menyandarkan punggungnya dan berkata, “Masih belum. Tidak ada tanda-tanda bahwa Heng ada di sini tetapi aku sangat yakin kalau dia berada di sini. Aneh, dia seperti tak terlihat.” Kemudian Hanz menyuruh Arthur dan tiga anak buahnya agar segera angkat kaki dan bertugas dari kejauhan saja.Setelah melewati perenungan yang agak lama, akhirnya Hanz berpikir bahwa bisa jadi Heng tidak berada di sini, tetapi Heng mengontrol dari kejauhan saja.Secara diam-diam, Hanz memasukkan sebuah flashdisk ke server kedua yang ada di sekitar kasir. Tindakan ini sangat berisiko besar dan jika Hanz tidak berhati-hati, nyawanya bisa melayang.Setelah langkah pertama berhasil, lalu dia kembali ke mejanya dan sibuk di depan laptopnya. Hanz bisa tahu siapa saja di antara para player yang menang atau pun kalah,