Beranda / Romansa / Tuan Lumpuh, I Love You / Bab 28 Sikap Manis Pria Arogan

Share

Bab 28 Sikap Manis Pria Arogan

Penulis: Tri Setyorini
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-13 14:08:54

Jaden pun mencoba membantu Reno menyalakan perapian. Nara yang juga membantu malah diusili Reno dengan menorehkan sisa kayu bakar yang sudah menjadi abu pada wajah Nara.

"Reno!" seru Nara kesal.

Reno malah cekikikan. "Muka kamu lucu sekali seperti boneka anabel," ejek Reno.

"Awas kamu, ya!" Nara mengambil sisa kayu bakar yang sudah menjadi abu, tapi matanya malah kelilipan. "Aduh!" Erang Nara malah kebingungan sendiri karena tangannya pun kotor.

Di tengah kebingungannya itu, Nara pun merasakan tangannya ditarik oleh seseorang dan sebuah sentuhan lembut pada pipi Nara.

"Biar aku tiup, kamu tenang dulu," suara itu sangat Nara kenali, meskipun kedua matanya masih tertutup menahan perih.

Nara pun seketika menurut suara yang berbicara dengannya. Dia merasakan embusan udara yang terasa hangat pada matanya.

Perlahan, wanita itu mencoba membuka kedua matanya dan dia melihat wajah seseorang yang baginya menyebalkan, tapi entah kenapa dia mulai menyukai wajah itu.

"Sudah tidak apa-apa, kan?" t
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 29 Teman Tidur

    Nara pun beralasan jika dia sedang mimpi buruk, padahal bayangan akan rasa bersalah pada Jaden itu kembali muncul, di tambah juga Nara yang merindukan suaminya. "Aku tadi memang mimpi buruk, Tuan. Maaf kalau sudah membuat Tuan Jaden terbangun.""Aku tadi mau mengambil air minum karena air di gelasku habis, tapi aku mendengar kamu mengigau apalagi pintu tidak kamu tutup dengan rapat. Kamu itu ceroboh sekali. Bagaimana kalau ada orang masuk?" Sekarang Jaden malah ngomel sama Nara."Orang lain siapa? Di sini hanya ada Tuan, Nenek dan Reno, lagi pula kalau salah satu dari kalian masuk pun tidak apa-apa.""Tidak bisa begitu, Nara! Kalau aku atau nenek tidak masalah, tapi kalau Reno jangan!" seru Jaden tegas."Memangnya kenapa dengan Reno?""Dia ... Pokoknya tidak boleh! Dia mau apa masuk ke kamar kamu?" Jaden pun bingung mau menjelaskan bagaimana yang dia rasakan jika Reno dekat dengan Nara."Mungkin saja dia ingin membangunkan aku seperti yang Tuan JL lakukan, atau ....""Kamu masih menga

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 30 Undangan Pertunangan Kalista

    Nara yang baru bangun dari pingsannya tampak terkejut karena melihat ada nenek dan juga Reno di sana. Nara pun menceritakan kejadian sebenarnya pada nenek dan itu sama persis seperti apa yang Jaden katakan."Sekarang Tuan JL ke mana?" tanya Nara yang tidak melihat ada pria lumpuh yang semalam menemaninya tidur."Dia ngambek, Nara," celetuk Reno."Ngambek kenapa?" Nara pun melihat heran."Reno, kamu jangan bicara sembaranga. Dia ada di kamarnya seperti biasa, kamu tau sendiri bagaimana cucuku itu, Nara."Nara pun menganggukan kepalanya. "Kalau begitu, aku akan menyiapkan makan pagi untuk tuan JL dan setelahnya aku akan membawanya ke ruang terapi untuk memijit kakinya." Nara pun bangkit dari tempat tidurnya.Di sana Reno kembali berbisik tentang undangan yang baru saja Reno terima, dan tentu saja membuat Nara heran. "Ada apa sih, Nek?" tanya Nara yang terlihat penasaran."Ini tuan Jaden dapat undangan dari mantan tunangannya dulu, Nara. Nona Kalista akan bertunangan dengan tuan muda De

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 31 Ajakan Sang Pelayan

    Jaden tidak mau memberikan obat itu pada Nara dan Jaden tidak mau Nara terlalu ikut campur pada semua hal tentang dirinya."Tuan, aku bukannya ingin ikut campur, tapi aku hanya ingin agar Tuan JL bisa sembuh. Jangan mengkonsumsi obat yang tidak disarankan oleh dokter, tuan JL juga jangan langsung percaya akan hal seperti itu," terang Nara terlihat kesal."Nara, Andrew itu adikku, dan aku sangat kenal dengannya, dan dia tidak mungkin akan mencelakaiku. Malahan dia orang pertama yang membawaku ke rumah sakit saat kecelakaan itu dan dia juga yang menjagaku saat aku tidak sadarkan diri di sana karena nenek masih sakit dan berada di luar negeri. Jangan berpikiran negatif dengannya," ujar Jaden marah."Aku tidak berpikiran negatif dengannya, hanya saja aku mengatakan kalau Tuan JL itu lebih baik mengkonsumsi obat dari dokter Tuan sendiri. Apa aku salah?""Sebaiknya kamu dia saja dan urus pekerjaanmu saja, Nara." Jaden pun kembali terfokus pada ponselnya."Tuan, apa keinginan Tuan JL untuk s

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 32 Gaun Untuk Nara

    Nenek Miranti berjalan dengan wajah senangnya menuju kamar di mana Nara sedang membantu Jaden memakai baju piyamanya. Reno pun tampak mengikuti di belakangnya."Maaf ya, Jaden, jika Nenek mengganggu kamu, tapi Nenek tidak sabar ingin segera menunjukan gaun ini padamu dan Nara." Wanita tua itu pun memperlihatkan sebuah gaun berwarna hitam dengan hiasan Swarovski di bagian bawahnya. Gaun yang masih ada di dalam plastik pembungkus itu terlihat sangat mewah.Jaden mengkerutkan kedua alisnya melihat gaun yang dibentangkan di depannya."Nenek memangnya mau ke mana memakai gaun itu? Nenek juga tidak salah dalam memilih gaun yang akan Nenek gunakan?""Iya, Nek. Model gaun itu terlihat terlalu seksi kalau Nenek pakai," lanjut Nara.Reno yang berada di sana seketika mencoba menahan tawanya. Nenek Miranti pun terlihat mendelik ke arah Reno."Maaf, Nek, aku benar-benar tidak menyangka jika Tuan Muda dan Nara akan berpikir seperti itu," ujar Reno sembari menutup mulutnya lagi.Nenek Miranti pun me

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 33 Kebersamaan Yang Indah

    Nara sekali dibuat mendelik mendengar permintaan Tuan Mudanya itu. Nyanyi? Tidak salah Jaden menyuruh Nara nyanyi meskipun itu nyanyian buat menidurkan anak kecil? Yang ada Jaden tidak tidur, tapi malah mimpi buruk mendengar suara Nara. "Ayo nyanyikan! Kenapa malah diam saja? Katanya ingin membuat aku cepat tidur," sergah Jaden yang membuat Nara sadar dari lamunannya. "Tuan JL yakin mau mendengarkan aku menyanyi lagu Nina bobo?" tanya Nara menyakinkan Jaden. "Iya, Nara, cepat bernyanyi, tapi jangan lagu Nina Bobo, nyanyikan lagu lainnya." "Lagu apa?" Nara tampak berpikir keras mencari lagu yang diminta Jaden. "Lama," omel Jaden. Nara pun mengerucutkan bibirnya kesal pada Jaden. "Twinkle-twinkle Little Star, How I Wonder What You Are ...." Nara tidak meneruskan nyanyiannya karena melihat pria di depannya itu malah seolah menahan tawa. Jaden yang ketahuan oleh Nara pun mencoba seolah-olah dirinya kembali dingin. "Kenapa tidak diteruskan? Kamu tidak hafal lagunya?" "Kenapa Tuan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 34 Pasangan Ke Acara Pesta

    Nenek masih menunggu jawaban Nara, tapi Nara masih terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu."Nara, katakan ada apa?" ulang Nenek Miranti."Nek, semalam aku bermimpi kalau tuan JL akan bunuh diri.""Cucuku mau bunuh diri? Memangnya kenapa dia sampai ingin bunuh diri?" "Dalam mimpiku itu setelah menghadiri acara pertunangan mantan kekasihnya dengan sahabatnya, Tuan JL merasa sangat terpukul dan akhirnya memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat dari atas tebing. Nek, aku tidak mau hal itu sampai terjadi, aku sangat takut." Tangan Nara menggenggam tangan nenek Miranti dengan cemas."Oh Tuhan!" Ekspresi Nenek Miranti pun seketika berubah menyiratkan jika akan ada suatu hal yang terjadi."Nek, ada apa?" tanya Nara sekali lagi dengan wajah masih diliputi kecemasan."Tadi aku bertemu cucuku dan dia mengatakan ingin jalan-jalan pagi. Jaden menuju ke dalam hutan sendirian memakai kruknya, aku merasa dia tumben sekali melakukan hal itu." Pandangan kedua mata Nenek Miranti pun terlih

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 35 Calon Istri

    Jaden dan Nara, dua orang yang tampak duduk saling berjauhan di kursi belakang itu seolah saling tidak kenal. Jaden yang dari tadi sibuk melihat ke arah luar jendela, berbeda dengan Nara yang terlihat tidak nyaman dengan penampilannya. Nara tampak sesekali melirik ke arah pria di sampingnya dan berpindah melihat suasana malam di luar jendela mobilnya. "Nara, kamu jangan gugup, percayalah jika kamu itu hari ini terlihat sangat mempesona seperti apa yang nenek Miranti katakan," tutur Reno yang melihat kegugupan Nara dari tadi. "A-aku tidak menyangka akan hadir di suatu acara pesta dengan penampilan seperti ini, Reno. Jujur saja ini baru pertama kalinya aku berpenampilan seperti ini." Nara sekali lagi melirik pada pria yang masih saja terlihat acuh. Reno pun sekarang mengalihkan perhatiannya pada kaca spion yang ada di atasnya untuk melihat pada tuan muda yang duduk tepat di belakangnya. "Kamu tidak perlu khawatir, Nara, karena di sana nanti ada Tuan Muda Jaden yang sudah terbiasa m

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 36 Sandiwara

    Acara pertunangan itupun akhirnya berlangsung. Di kejauhan Jaden tampak terdiam menyaksikan bagaimana pria yang dulu sangat dia percayai dan bahkan selalu memberinya semangat untuk menerima kenyataan hidup yang sekarang harus Jaden hadapi, ternyata adalah pria yang juga menusuknya dari belakang."Tuan JL, apa Tuan baik-baik saja?" Tangan Nara pun perlahan menepuk pundak Jaden. Pria itu pun memberi senyuman kecil pada Nara. "Memangnya aku harus kenapa? Aku sangat baik, Nara dan terima kasih sudah mengajakku datang ke sini karena dengan begitu aku bisa melihat topeng yang Devon pakai selama ini."Nara pun kembali duduk berjongkok di depan tuan lumpuhnya itu. "Bukan aku yang mengajak Tuan JL ke sini, tapi itu keinginan Tuan sendiri yang memang ingin sembuh dari luka masa lalu dan aku senang Tuan bisa sekuat ini." Nara pun mengulas senyum manisnya. "Nara, di sini kamu jangan memanggilku Tuan JL atau Tuan Muda.""Loh, kenapa tidak boleh? Bukannya Tuan JL memang majikan aku?" "Tapi tadi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18

Bab terbaru

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 78 Perasaan Itu Masih Ada

    "Kak Dean, aku minta maaf jika beberapa hari ini, aku tidak masuk kerja. Aku masih mau menjaga Nenek Miranti di sini. Kak Dean tau sendiri kalau aku merasa sangat bersalah setelah menceritakan hal itu pada Nenek Miranti." Wajah Nara pun tampak pias. "Iya, aku tau." Tangan Dean pun mengusap lembut kepala Nara."Nanti kalau Nenek sudah benar-benar sehat, aku akan kembali bekerja. Aku juga kangen ingin membuat kue lagi di dapur cafe milik Kak Dean." Terlukis senyum kecil pada sudut bibir Nara.Dean pun mengangguk. "Nara, bulan depan rencananya aku mau mengajak kamu pergi menemui Nio dan ibumu. Aku kangen dengan keponakanku itu." "Aku mau, Kak. Kemarin, aku juga sudah menghubungi putra kecilku itu dan juga ibuku. Perkembangan kesehatan Nio juga semakin membaik. Dia terlihat sangat ceria, Kak." Ekspresi wajah Nara pun tampak bahagia saat sedang menceritakan tentang keadaan putranya."Ya sudah, kalau begitu bulan depan kita akan pergi ke sana. Aku pulang dulu dan jangan lupa makan makanan

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 78 Keahlian Reno

    Nara mendekatkan dirinya pada kaca besar di sana. Dia seolah sedang menyapa wanita tua yang sudah membuka kedua matanya dan melihat ke arahnya. Nara benar-benar merasa senang karena dia bisa melihat Nenek Miranti membuka keduanya. Wanita tua yang masih terpasang begitu banyak alat medis yang menancap pada tubuhnya tampak tersenyum tipis."Reno! Nenek sudah sadar!" seru Nara yang memeluk Reno di sana. Reno pun tak lupa membalas pelukan Nara karena dia pun merasa sangat senang."Iya, Nenek sudah sadar dan aku sebaiknya segera memberitahukan ini pada Tuan Jaden."Nara pun melepaskan pelukannya. "Iya, Ren, beritahu dia jika Nenek sudah sadar. Tuan JL pasti akan sangat senang mengetahui hal ini." Reno pun segera pergi dari sana. Nara masih memperhatikan Nenek Miranti. Nara seolah sedang mengajak Nenek Miranti untuk berbicara menggunakan bahasa isyarat. Wanita tua itu pun hanya menanggapi dengan mengangguk perlahan. Ada suatu kelegaan di hati Nara melihat Nenek Miranti sudah sadar.Tak lam

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 77 Sakit Yang Tak Berdarah

    Pria dengan kursi rodanya itu mengerjapkan kedua matanya. Dirinya tidak sadar jika semalam dia malah ketiduran di depan ruang ICCU, di mana neneknya sedang dirawat. "Selimut?" ujarnya heran melihat ada selimut berwarna biru menutupi tubuhnya yang tidur dia atas kursi rodanya.Tak lama kedua matanya menangkap sosok yang sebenarnya tidak ingin dia lihat, tapi hati kecilnya rindukan. Nara sedang berdiri tepat di depan jendela kaca besar dengan tirai ruangan yang masih tertutup. Tangannya pun menampak pada kaca besar itu, serta terlihat guratan kesedihan pada wajahnya. "Nek, aku mohon nenek bisa bertahan dan sembuh. Aku ingin melihat nenek kembali." Air mata Nara pun perlahan menetes.Sekarang Jaden tahu siapa yang sudah menyelimuti tubuhnya. Dia mengambil selimut itu dan melemparnya dengan kasar. Rasa bencinya pada Nara seketika muncul mengingat apa yang sudah wanita itu lakukan."Untuk apa kamu ke sini? Pergi dari sini! Nenekku tidak membutuhkan dirimu, Pelayan!" bentak Jaden marah.N

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 76 Hari Yang Buruk Untuk Jaden

    "Kenapa wanita tua itu tidak mati saja, sih?" geram Kalista marah. Kedua matanya kini menatap dengan kesal pada sosok pria yang sedang duduk di atas ranjangnya dengan bagian tubuh atas yang tampak polos, sedangkan bagian bawahnya tertutup selimut tebal. Pria dengan wajah datarnya itu tampak sedang memikirkan sesuatu."Malam ini juga aku dan Jaden harusnya pergi makan malam, tapi ternyata wanita tua itu membuat drama," ucapnya masih terdengar kesal.Sekarang kedua mata wanita cantik itu mengalihkan pada pria yang ada di atas ranjangnya. "Devon, kamu sedang memikirkan apa sih? Aku ini sedang bicara sama kamu." Kalista yang hanya mengenakan selimut untuk menutup tubuh polosnya berdiri tepat di depan tempat tidurnya.Devon pun membalas melihat dengan datar pada wanita cantik yang baru saja menemani tidurnya. "Aku masih mencari tau tentang siapa orang yang sudah membebaskan Nara saat aku culik, semua orangku pun tidak ada yang tau sosok itu." Sekarang ekspresi Devon lebih ke penasaran.Ka

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 75 Menorehkan Rasa Sakit

    Ekspresi kecemasan itu belum hilang dari wajah Nara. Dia menunggu dengan tidak tenang di depan pintu ruangan di mana Nenek Miranti sedang ditangani oleh petugas medis."Nara, aku baru saja menghubungi Tuan Jaden dan dia akan segera ke sini," ujar Reno yang juga tak kalah cemas."Iya, kita juga harus memberitahunya. Reno, aku benar-benar takut terjadi hal yang serius pada Nenek Miranti, kenapa juga dokter dari tadi tidak keluar dari ruangannya. Setidaknya mereka memberitahu bagaimana keadaan nenek saat ini." Nara mengigiti jarinya untuk menghilangkan kecemasannya."Kita tunggu saja semoga Nenek Miranti tidak kenapa-napa. Aku juga sebenarnya takut sekali kalau sampai terjadi hal yang fatal, tapi kita tetap harus berpikiran positif, Nara.""Ini semua salahku, Ren, aku tidak seharusnya mengatakan hal itu pada nenek. Hal yang aku takutkan pun akhirnya terjadi, aku benar-benar bodoh." Nara duduk sembari menjambak rambutnya sendiri karena dia merasa sudah berbuat hal yang sangat bodoh. And

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 74 Sebuah Kejutan

    Setelah beberapa hari Nara dirawat di rumah sakit, akhirnya dia diperbolehkan untuk pulang. Kali ini dia pulang ke rumah barunya yang sudah disiapkan oleh Nenek Miranti. Nara awalnya sangat terkejut karena tiba-tiba Nenek Miranti membelikan rumah untuknya. Reno yang sudah memberitahu padanya tentang rumah baru yang nanti saat pulang Nara akan langsung tinggal di sana."Nek, kenapa Nenek membelikan aku rumah ini? Aku bisa tinggal di cafe milik Kak Dean."Nara yang kala itu sedang duduk di ruang tamu bersama dengan Nenek Miranti dan ada Reno di sana. Dean? Dean tidak ikut karena dia pagi ini harus keluar kota untuk proyek cafe satunya. Rumah yang diberikan oleh Nenek Miranti tidak begitu besar, tapi terlihat sangat nyaman. Rumah itu juga sudah lengkap dengan perabotannya."Kamu baru saja keluar dari rumah sakit dan tidak baik jika kamu tinggal di dalam cafe itu. Nara, aku minta maaf karena belum bisa menjenguk kamu waktu di rumah sakit dan kita baru bisa bertemu di sini. Acara pertunan

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 73 Sang Penolong

    Setelah mematikan panggilannya. Pria itu tersenyum dengan sangat puas, tangannya pun menarik perut seseorang mendekat ke arahnya. Kedua orang itu pun saling menautkan bibirnya dalam."Sayang, aku ingin menyiksa wanita itu dulu," ucap sang wanita setelah tautan bibirnya terlepas. "Untuk apa? Kamu tidak perlu membuat dirimu capek hanya untuk menyiksanya." Telunjuk pria itu mengusap lembut bibir sang wanita."Ayolah! Aku ingin melihat wanita itu menderita, kenapa kamu malah menyuruh orang suruhanmu membuang ponselnya? Bagaimana kamu menghubunginya nanti dan katakan jangan membuatnya mati dulu." Wajah cantik wanita itu terlihat kesal.Sekali lagi tangan pria itu membelai setiap inci wajah wanita di depannya. "Aku sudah biasa bermain kotor seperti ini dan aku tau bagaimana mengatasinya." Pria itu pun menghubungi seseorang."Kamu menghubungi siapa?" tanyanya tidak sabar.Pria yang adalah kekasihnya itu tidak menjawab. Dia masih menyelesaikan bicaranya dengan seseorang ditelepon. Setelah bi

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 72 Menculik Nara

    Nara masih berusaha melepaskan dirinya dari beberapa orang yang sedang memegangi tangannya. Orang-orang itu terlihat ingin berbuat buruk padanya."Lepaskan aku! Kalian mau apa?" pekik Nara dengan tetap berusaha memberontak."Kalian jangan macam-macam dengan Nara!" Reno pun ikut berteriak."Kami akan membawamu untuk dihabisi," ucap salah satu pria di sana sembari tersenyum miring."Apa?" Kedua mata Nara pun mendelik kaget.Reno pun terlihat khawatir jika orang-orang itu melukai Nara. Dia berusaha melawan dua pria yang sedang memegangi tangannya.Bruk!Reno pun dipukul sampai tersungkur. Reno jelas saja kalah, dia kalah jumlah dengan delapan pria berbaju serba hitam di sana.Nara pun yang mencoba mengigit salah satu pria itu, akhirnya tangan satunya terlepas. Dia pun mencoba menendang kaki pria satunya, tapi sayang dua pria lainnya segera memukul perut Nara sampai Nara pun tersungkur. "Hei!" pekik Reno yang ingin menolong Nara, tapi tangannya langsung dicekal oleh dia orang lagi."Le

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 71 Hari Pertunangan

    Pyar!Sebuah pecahan gelas terdengar menggema di ruangan itu. Tampak seorang wanita menahan amarah yang dari tadi ingin dia luapkan."Kamu kenapa, Sayang, bukannya kamu baru saja keluar dengan si lumpuh itu?" tanya Devon yang tengah duduk santai di sofa kecil miliknya."Kamu harus segera menyingkirkan si pelayan tidak tau diri itu, Devon!" Kalista menggeram marah mengingat tadi dia bertemu dengan Nara."Aku sebenarnya punya rencana ingin menyingkirkannya saat bagiku dia berbahaya jika sampai mengatakan semuanya, tapi ternyata dia tidak mengetahui siapa yang menyuruh sebenarnya." Devon kembali menikmati winenya.Kalista berjalan dengan menggoda ke arah pria yang sedang menatapnya dengan pandangan menginginkan. "Kamu benar-benar jahat, Sayang." Kedua tangan wanita itu melingkar pada leher pria yang masih saja terus menatapnya."Aku melakukan semua itu karena aku ingin mendapatkan kamu, Sayang, dan akhirnya aku pun mendapatkan kamu." Devon pun mengecup pipi Kalista dengan lembut."Jujur

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status