terima kasih sudah membaca ya 🙂↕️ jangan lupa mampir ke PERNIKAHAN RAHASIA DENGAN DOSEN TAMPAN 🩷🩷🌝 TYSM ILYTTMAB
"Apakah kamu akan bersikap adil padaku dan Elsa?" tanya Xandara saat ia memeluk Zafran. "Kapan kita akan menikah, Zaf? Apakah—"Elsa melihat Zafran meraih kedua bahu Xandara.Tak jelas apa yang dikatakan oleh Zafran untuk menjawab Xandara. Dan rasanya Elsa pun tak perlu mempertanyakannya lebih jauh lagi. Keberadaan Zafran di sini yang berlandaskan kebohongan padanya itu menjawab lebih banyak, hatinya telah terbagi!"Jadi dia 'Andy' yang ingin kamu temui, Zaf?" tanya Elsa yang memutuskan untuk membuka pintu dan berhadapan secara langsung dengan Zafran dan Xandara.Dua orang yang ada di dalam sana itu tampak terkejut dan menoleh padanya dengan gegas."Sayang? Kamu kenapa ada di—"Zafran berhenti bicara saat Elsa mengarahkan salah satu tangannya ke depan. Mengisyaratkan agar ia sebaiknya diam."Aku merasa bodoh dengan percaya kalau kamu benar-benar akan menemui Andy," potong Elsa. Tawa miris terdengar dari bibirnya.Zafran mendekat padanya tapi Elsa seperti tak mengizinkannya melakukan
Mendung kelabu yang disaksikan oleh Laura saat ia berjalan keluar dari pintu rumahnya membuat dadanya berdebar. Arak-arakannya seolah sedang memintanya kembali masuk ke dalam rumah tetapi tak mungkin Laura melakukan itu karena pagi hari ini ada yang harus ia lakukan. “Maaf menunggu, Sayang,” kata Jake dari belakangnya, yang membuat Laura menoleh dan membalas senyum prianya itu. “Tidak, Jake, aku juga baru keluar,” balas Laura seraya membantu Jake mengancingkan kemeja di pergelangan tangan kanannya. “Kamu tidak perlu ikut jika—” “Aku ingin bertemu Mama,” potong Laura sebelum Jake selesai bicara. Jake mengangguk seraya menepuk puncak kepalanya, belaiannya di pipi Laura yang mengalami pertambahan berat badan terasa lembut dan hangat saat ia mengucap, “Baiklah ... kamu tahu aku tidak mungkin menolak permintaanmu, ‘kan?” Jake mengarahkan tangannya ke depan, sebagai tempat Laura berpegangan saat mereka menuruni undakan tangga teras yang mengantar mereka memasuki mobil yang pintunya di
Setelah palu hakim diketuk, Laura melihat ibu mertuanya itu terpejam kedua matanya. Ia tertunduk dalam tangis sebelum bersalaman pada hakim yang kemudian pergi meninggalkan ruang sidang.Alina terlihat berbicara dengan pengacaranya dan beberapa petugas yang ada di sana.Ia berjalan mengayunkan langkah kakinya pada keluarganya yang duduk di belakang pembatas antara pelaku sidang dan pengunjung sebagai hadirin.Barack lebih dulu memeluknya, samar di telinga Laura ayah mertuanya itu mengatakan bahwa ini adalah waktunya untuk membuktikan ia benar-benar menyesali perbuatannya dan memperbaiki dirinya.Alina lalu mendekat pada Jake, memeluk anak lelakinya itu dan menatapnya dengan mata yang berair, “Mama akan kangen kamu, Jake,” katanya. “Apakah kamu masih mau mengunjungi Mama setelah ini?”“Aku akan mengunjungi Mama,” jawabnya. “Dengan Laura.”Alina tak bisa membendung senyumnya saat ia mengalihkan pandangannya pada Laura. “Kamu tahu kalau jawabanmu yang menentukan apakah Mama akan mendapa
“Pantas saja dia tidak membalas pesanku dari kemarin, Jake.” Laura mengatakan itu setelah Farren menghentikan mobilnya di halaman rumah dan membuka payung untuk mereka berdua. Jake yang mendengarnya memandang Laura dengan tatapan cemas, “Zafran juga tidak mengatakan apapun padaku soal itu,” sahutnya. “Mungkin Tuan Zafran merasa tidak enak jika harus membicarakan masalah rumah tangganya pada Anda, Tuan Jake,” sambung Farren yang berdiri di sebelah kanannya. “Apa mungkin itu ada kaitannya dengan wanita bernama Xandara itu?” tanya Jake, yang tak akan tahu bahwa Zafran dan Elsa tengah berseteru jika bukan dari Farren—yang itu pun juga diberitahu oleh Andy. “Benar,” jawab pemuda itu seraya mengangguk. “Meski Andy juga tidak tahu bagaimana persisnya, tapi Tuan Zafran mengatakan padanya bahwa Nona Elsa salah paham.” “Wanita itu pasti membuat skenario seolah dia dekat dengan Zafran,” imbuh Laura. “Melihat dari bagaimana kecewanya Elsa, itu pasti sangat menyakitinya.” Jake dan Farren mend
Laura bisa melihat wajah kusut Zafran saat mereka bertemu di rumah sore hari ini.Jake yang mengundangnya untuk datang.Agar bisa sedikit menghibur hatinya yang gundah sekaligus mengajaknya bertukar pikiran, Zafran datang dan menyapa mereka dengan senyum yang terlihat sangat jelas ia paksakan."Kamu tidak punya setrika di rumah? Kenapa wajahmu kusut begitu?" tanya Jake yang berdiri di samping kanan Laura, menyambut kedatangannya di dekat ruang tamu.Laura yang mendengarnya dengan cepat menyenggol siku Jake, mengisyaratkan barangkali menggoda Zafran dengan candaan terdengar kurang tepat di saat seperti ini.Yang ditanya hanya mendorong napasnya dengan berat, "Wajah kusutku ini tidak bisa dirapikan dengan setrika," tanggapnya. "Tapi hanya dengan kedatangan Elsa.""Pak Zafran silakan duduklah dulu," pinta Laura mempersilakan.Saat mereka sudah duduk di sofa ruang tamu, Jake memulai percakapan dengan bertanya, "Masih belum ada kabar darinya sama sekali?"Zafran menggeleng, "Aku berusaha m
Seorang wanita tengah memandang wajahnya yang terpantul di cermin besar yang ada di dalam kamarnya. Ia tersenyum saat membubuhkan lipstik berwarna merah di bibirnya sehingga wajah cantiknya menjadi semakin sempurna. "Cantik sekali, Nona Xandara," puji sebuah suara yang membuatnya menoleh ke belakang. Xandara, wanita yang tengah bersolek di depan cermin itu adalah Xandara. Memoles bibirnya agar berwarna merah telah menjadi kebiasaannya setiap pagi. Ia mengangguk pada wanita paruh baya yang memandanginya seraya menjawab, "Aku memilih ini dan berpikir cocok, terima kasih atas pujiannya." “Sama-sama, Nona.” Wanita tersebut kemudian menunduk undur diri meninggalkan kamar seraya membawa keranjang pakaian kotor. Suara pintu yang tertutup dari luar membuat Xandara menunduk dan tertawa lirih, benaknya tentu saja senang dan membenarkan pujian dari salah satu pelayannya itu. "Aku pasti cantik bagi semua orang, kecuali di mata Zafran yang buta," gumamnya. "Dia hanya bisa melihat si Elsa
Kemarin, Zafran mengatakan pada Andy bahwa ia akan pergi keluar kota untuk menyusul Elsa.Tadinya, Andy ingin mengantar Zafran. Tapi mengingat ada beberapa pertemuan yang tak bisa dibatalkan, maka Zafran mendelegasikan pekerjaan itu pada Andy, dan tuannya itu pergi bersama dengan sopirnya. Tak Andy sangka, ia yang baru saja tiba di RY Holdings justru bertemu dengan Kim serta anak perempuannya, Xandara. Wanita penyebab kekacauan dalam rumah tangga Zafran itu berada di depannya sekarang ini.Saat Kim mengatakan bahwa pria paruh baya itu ingin bertemu dengan Zafran, Andy menyebut bahwa Zafran sedang bersama dengan Elsa untuk mengambil foto post wedding.Ia tak tahu ada niatan apa dua orang itu datang ke sini, tapi menjaga kerahasian perihal yang terjadi pada Elsa dan Zafran telah menjadi keputusannya.Raut terkejut bisa ia lihat pada wajah Xandara yang pias.Wanita itu terlihat meremas tas yang ia bawa di tangan kanannya erat-erat saat senyum yang terlukis di bibirnya mengiringi tanya,
Memasuki rumahnya, Xandara melempar tas yang ia bawa ke lantai dengan kasar. Suaranya menggema mengisi kekosongan penjuru ruang tamu. Benda-benda yang ada di dalamnya berhamburan saat matanya yang berair memandangnya dengan marah. Bukan hanya karena omongan para staf milik Zafran yang kurang ajar, ia juga sangat marah pada kalimat Andy yang mengatakan bahwa pria itu sedang tidak ada di Jakarta, melainkan di luar kota—yang tak jelas di mananya—untuk mengambil foto postwedding. “Bukannya Anya bilang kalau mereka bertengkar?” gumam Xandara, menata napasnya yang tak beraturan. Mengingat pesan yang ia dapat tadi agi dari managernya—Anya—yang mengatakan bahwa wanita itu tak ada di rumah karena bertengkar dengan Zafran. Tapi rupanya itu salah! Ia tak ada di rumah karena ia pergi dengan Zafran. ‘Sialan ....’ umpatan lolos dari benaknya. “Dia pasti akan datang menemui Papa dan memohon agar kerja sama itu tidak dibatalkan, Xandara. Jangan khawatir ....” ucap Kim yang datang dari belakang