Share

177. Saat Laura Tak Lagi Sama

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-21 13:15:55
Laura mulai memikirkan ulang tentang apa yang pernah ia sampaikan pada Jake—soal peragaan busana—dan jika memang benar ia akan mengadakannya suatu saat nanti, ia tak akan mengambil tempat yang sama seperti sebelumnya.

Trauma akan tempat itu cukup membekas sehingga ia memikirkan untuk menyelenggarakannya di tempat yang lain.

Atas saran Hani yang mengatakan agar mereka memakai gedung tempat Laura pernah diberikan undangan oleh Samantha Adam, sore hari ini pun mereka datang ke sana untuk melihatnya.

“Saya rasa tempatnya memang sangat bagus, Bu Laura,” ujar Hani yang berdiri di sisi kanannya. “Apakah Anda juga berpikir kalau space-nya jauh lebih luas?”

“Iya, kamu benar, Han.”

Setelah mereka berdua berkeliling tempat itu sebentar, Laura memutuskan untuk mengajak Hani mampir ke sebuah tempat.

Ia ingin membelikan stafnya minuman dingin. Anggap saja sebagai oleh-oleh karena sejak pagi bisa dikatakan ia dan Hani sudah pergi meninggalkan butik.

“Kamu juga pesanlah,” ucap Laura pada Hani s
Almiftiafay

mau satu bab lagi?? tinggalkan jejak ya, terima kasih 😚

| 11
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
ina enka
keren ceritax
goodnovel comment avatar
Eva
Wahh ini jangan jangan sepatunya si Hani yang di rumah Farren. Bisa jadi Farren sama Hani pacaran.
goodnovel comment avatar
Eva
Keren Laura! Elegan banget cara menghadapi Fidel! Tidak perlu menggebu2! Kalah telak si Pidel
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   178. Takdir Memiliki Cara

    Teriakan Fidel menyiratkan sebuah ketersinggungan yang besar. Matanya nyalang menatap Laura yang terkesan tidak peduli dengan apa yang ia lakukan, atau akan berubah menjadi apa ekspresinya. Ketenangan yang diberikan oleh Laura selalu saja berhasil membuat Fidel gusar. Kali ini pun sama. Sebuah pemandangan yang bisa disaksikan oleh Hani dari samping mobilnya. Ia tak habis pikir dengan bagaimana cara Laura membangun ketenangan itu padahal ia dihadapkan oleh kobaran api yang menyala meletup di hadapannya. “Kenapa kamu menjadi sangat arogan, Laura?” tanya Fidel, mendesis marah. “Kamu tidak lupa 'kan kalau dulu kita bersahabat dan kamu bukan siapa-siapa?!” serunya meluapkan kemelut dalam dadanya. Laura tersenyum sekali lagi, ia menurunkan paper cup holder yang tadi ia todongkan pada Fidel saat menjawab, “Kamu benar-benar masih berpikir kita hidup pada masu lalu, Fi?” tanyanya. “Harus sampai kapan? Apakah kamu tidak ingin melanjutkan hidupmu dan terus mengungkit hal-hal yang ada di belak

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   179. Nerakanya Sudah Datang

    “Masuklah! Kenapa kamu hanya berdiri di sana?” tanya Johan, yang membuat Fidel terjaga saat itu juga.Pikirannya memerintahkan agar kakinya lari, tetapi yang terjadi justru sebaliknya, Fidel malah berdiri terpancang di sana hingga suara Johan kembali terdengar, “Duduklah, Fidella!”Fidel memandang ayahnya dan pria yang ia kenal sebagai Erick itu bergantian. Kakinya terasa gamang saat ia mendekat.Selangkah demi selangkah, dan duduk di samping ayahnya.“Kamu kedatangan tamu dari Paris,” kata Johan. “Dia sudah memperkenalkan dirinya dan mengatakan kalau mengenalmu cukup dekat sejak kamu pindah ke sana,” lanjutnya. Johan sedikit menunduk, mendekatkan bibirnya pada telinga sebelah kanan Fidel dan berbisik, “Papa lebih setuju kamu dengannya daripada harus terus mengejar-ngejar Jake,” katanya penuh penekanan. “Ada baiknya kamu memiliki hidupmu sendiri mulai hari ini,” lanjutnya.Johan lalu berdiri dan mengatakan pada pria itu—Erick—agar berbincang dengan Fidel.Langkah kaki Johan yang lamb

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   180. Kau Yang Mengkhianati Pernikahan Kita

    “Dia sudah tidak ada di dunia ini, Fidel,” ucap Erick. “Dia meninggal beberapa minggu setelah kamu pergi dari Paris. Hal yang berulang kali aku pertanyakan saat itu hanya satu, di mana hatimu?” “Maafkan aku, Erick …” kata Fidel, memohon. “Memaafkanmu yang meninggalkan anak kita? Dia baru berumur tujuh bulan saat kamu pergi, Fidella!” hardik Erick, suaranya menggema, menggelegar mengoyak membran timpani. “Jawab aku! Kamu malu melahirkannya, ‘kan?” “Aku—“ Fidel berhenti bicara saat jemari kekar Erick tiba-tiba melingkar di pangkal lehernya. “Dia membutuhkan kasih sayang seorang ibu, dia masih sangat kecil untuk tahu penderitaan sebesar itu saat kamu meninggalkannya.” Suaranya gemetar, seolah ia sudah terlalu lama memendam ini dan malam hari ini adalah puncak kesabarannya. “A-aku hanya … t-tidak s-siap memiliki anak,” jawab Fidel, gugup hingga terbata-bata. “Apalagi saat tahu setelah melahirkannya, ternyata dia mengalami down syndrome.” “Dia tidak meminta untuk dilahirkan di dunia

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   181. Kecil-kecil Jadi Manten

    "Bagaimana bisa dia hamil?" tanya Jake, menyusul keterkejutan Laura setelah istrinya itu menyebut nama 'Hani.'Selama beberapa detik, pengunjung yang ada di kafe itu menoleh pada mereka, sebagai sebuah bentuk reaksi yang ikut terkejut dengan ketiganya yang sibuk sendirian di sudut ruangan.Dan mendengar tanya dari Jake membuat Farren jatuh kedua bahunya. "Apa maksud Anda bagaimana bisa Hani hamil? Tentu saja karena kami—""Kalau soal itu aku tahu," potong Jake. "Kamu tidak perlu menjelaskannya. Maksudku, sejak kapan kamu mengenalnya? Aku tidak pernah melihat kalian dekat satu sama lain. Dan beberapa kali bertemu pun kalian seperti bukan pasangan yang sedang jatuh cinta, apalagi kamu bilang kalau kalian dekat sejak sebelum mengantar kami ke Guangzhou," ralat Jake panjang, atas maksud pertanyaannya."Sejak ...." Farren menjedanya. Ingatannya seperti sedang kembali di lemparkan pada malam di mana ia dan Hani terperangkap dalam cinta yang panas selama semalam. Itu terjadi setelah Farren

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   182. Manis Perih

    “Manis,” bisik Jake, membelai telinga Laura dengan suaranya yang sedikit serak dan terdengar seksi. Tapi ini bukan soal rasa wine yang sebelumnya mereka bicarakan. Melainkan tentang bagaimana mereka menghabiskan sisa malam itu dengan cinta yang panas. Laura bisa mendengar ‘manis’ itu saat keduanya sama-sama mengatur napas. Matanya terasa berat menatap Jake yang senyumnya terus saja terkembang sedari tadi. “Kamu yang manis,” katanya sekali lagi. Menggapai rambut panjang Laura dan menyelipkannya ke belakang telinga. Jake meraih dagu Laura dan memberikan sebuah kecupan di bibirnya sebelum berakhir dengan membiarkannya meringkuk di dadanya. Saat sedekat ini, Laura bisa mendengar detak jantung Jake. Berirama seperti sebuah musik pengantar tidur. “Sayang,” panggil Jake yang membuat Laura menengadahkan wajahnya. “Iya?” “Soal yang aku bicarakan tadi, bagaimana jika kita berdua pergi ke rumah sakit?” tanyanya. “Untuk apa, Jake?” “Untuk melakukan pemeriksaan, barangkali memang akulah

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   183. Semalam Jadi Orang Tua

    Meski laura menolak periksa karena yakin bahwa Jake baik-baik saja, tetapi mereka tetap pergi ke rumah sakit keesokan paginya. Sejenak menunggu dalam harap-harap cemas, mereka mendapati hasil pemeriksaan yang dibacakan oleh dokter.“Pak Jake dan Bu Laura tidak mengalami gangguan kesehatan. Di sini hasil pemeriksaannya sangat bagus semua,” ucap seorang dokter spesialis ginekologi yang mereka datangi hari ini.“Jadi bagaimana agar cepat jadi, Dokter?” tanya Jake, secara gamblang yang membuat Laura tertunduk malu.Jawabannya tentu saja adalah menjaga kesehatan, menjalani pola hidup yang sehat. Lengkap dengan suplemen yang diresepkan untuk keduanya.Mereka pergi dari rumah sakit sebelum akhirnya berpisah karena memang memiliki tujuan yang berbeda. Jake pergi ke HZ Empire, dan Laura pergi ke butik. Tak lupa saling mengingatkan bahwa nanti ada janji untuk pergi ke rumah keluarganya Hani.Memasuki ruang kerjanya, Laura membaca pesan dari Hani yang mengatakan,[Bu Laura, maaf hari ini saya t

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   184. Agar Membuatmu Memanggil Namaku Dari Bawah Tubuhku

    “Papa?!” panggil Hani dengan suaranya yang gemetar. Ada serak yang cukup kentara darinya, meminta sang ayah agar ia tidak memperlakukan tamu mereka seperti tahanan yang perlu diinterogasi seperti ini. Tetapi sepertinya ayahnya itu tidak mempedulikannya dan justru sekali lagi bicara pada Farren. “Aku ingin mendengar jawabanmu, Farren,” ucapnya. Farren yang disebut namanya pun kemudian mengangkat wajahnya. “Maaf,” katanya. “Maaf karena saya sudah melakukan kesalahan seperti itu. Saya ingin memperbaikinya mulai sekarang dan bertanggung jawab atas situasi ini,” lanjutnya. “Jadi … bisakah Anda memberi saya kesempatan?” “Bagaimana jika aku tidak mempercayaimu?” “Setiap orang memiliki kesalahan, Pak,” jawab Jake terlebih dahulu. “Dan setiap dari mereka yang memiliki kesalahan berhak mendapatkan kesempatan kedua. Saya menjaminnya, dia bisa Anda percaya.” “Benarkah?” tanya ayahnya Hani dengan nada bicaranya yang masih sangsi. “Benar,” Jake menganggukkan kepalanya. “Jauh sebelum hari i

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   185. Kejutan Di Hari Kencan

    Hari minggu ini, Laura sedikit berlari kecil saat menuruni tangga. Tiba di lantai bawah, beberapa pelayan yang kebetulan sedang berberes di ruang tamu menyambutnya.“Mau ke mana, Nona?” tanya Rani yang tadinya sibuk dengan figura foto berukuran besar, hasil foto postwedding yang belum lama ini datang. “Nona tampak sangat cerah dan cantik hari ini,” sambung suara pelayan yang lainnya.“Menyadari setiap pagi Nona bisa kami lihat membuat kami bersyukur,” ujar Rani kembali. “Rumah ini kembali memiliki nyawa.”“Terima kasih,” jawab Laura. Merasa malu karena mendapatkan banyak pujian. “Aku akan bawakan sesuatu untuk semua orang nanti saat pulang.”“Mau pergi ke suatu tempat?” tanya Rani yang membuat Laura mengangguk.“Mau melihat pameran, Bu Rani,” sahut Jake yang datang dari belakang Laura dengan jarinya yang masih sibuk merapikan jam di pergelangan tangan kirinya.Kehadirannya sejenak mengambil atensi semua yang ada di ruang tamu dan membuat mereka menyapanya terlebih dahulu.“Pameran?”

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-25

Bab terbaru

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   336. Jika Aku Ditanya Ingin Menjadi Seperti Siapa Pada Kehidupan Berikutnya Seandainya Itu Ada, Aku Akan Menjawab, Menjadi Milik Eve Laura.

    Tiga tahun kemudian .... .... Musim yang tak menentu membuat siang hari ini sedikit lebih mendung ketimbang hari-hari biasanya. Hembusan angin dari timur membelai rambut Laura yang baru saja keluar dari mobil. Ia tak bisa untuk tak tersenyum saat melihat anak-anaknya yang berlarian sekeluarnya dari sedan yang pintunya baru saja dibukakan oleh si papa—Jake. “Jangan tarik tangannya Senna, Jayce!” pinta Jake. “Nanti Adik jatuh loh!” “Iya, Papa,” sahut Jayce dari seberang sana, pada sisi lain halaman dan memelankan langkahnya yang baru saja menarik Jasenna. Jake memang tak pergi ke kantor hari ini. Ia menyempatkan diri untuk mengantar Jayce dan Jasenna untuk pergi ke preschool mereka. Dan baru saja ia menjemput si kembar bersama dengan Laura. "Kamu tidak akan pergi ke kantor?" tanya Laura, menoleh pada Jake yang malah duduk di teras alih-alih masuk ke dalam rumah. "Tidak, Sayang," jawabnya. Ia mengarahkan tangannya ke depan, meraih tangan Laura agar duduk di sebelahnya.

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   335. Selamat Tinggal

    “Seandainya aku memperlakukannya dengan lebih baik, dan memintanya untuk mengakui kesalahan apa yang pernah dia perbuat pada Laura, dia pasti tidak akan sehancur itu di tangan takdir yang memberikan karmanya.” Laura dan Jake tahu betul bahwa yang disebutkan oleh Erick itu adalah Fidel. “Tapi kamu ‘kan juga tidak tahu kalau Fidel melakukan itu pada Laura,” tanggap Jake. “Kamu tahu saat semuanya sudah terlambat. Bukan sepenuhnya salahmu juga, kamu jangan menyalahkan dirimu sendiri.” Erick tersenyum saat sekilas menoleh pada Jake, kemudian kembali memandang Jayce dan Jasenna yang sangat tampan dan cantik. Dua bayi mereka, anugerah setelah penderitaan panjang tak berkesudahan itu. “Mulailah hidup barumu, Erick,” kata Jake. “Kamu berhak mendapatkan hidupmu yang baru, dan terlepas dari semua ini.” Erick lalu bangun dari berlututnya. Ia menghadap pada Jake dan Laura yang tampak tulus saat memberinya nasehat. Ia mengangguk, “Iya, aku pikir juga begitu,” jawabnya. “Tapi mungkin tidak d

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   334. Bukan Hanya Jayce dan Jasenna Kesayanganku, Tapi Eve Laura Juga

    Sejak si kembar sudah dalam fase merangkak, Jake dibuat sedikit kewalahan menghadapi mereka yang sangat aktif.Setahunya, cheetah adalah salah satu pemilik lari tercepat di dunia dengan kecepatan seratus tiga puluh kilometer per jam, tapi apa itu cheetah?! Jayce dan Jasenna lebih cepat daripada cheetah dewasa yang tengah berlari saat mereka merangkak.Pagi ini saja, Jake baru selesai membawa Jayce keluar dari kamar mandi setelah berendam bersama dengan Laura. Tapi saat ia mengambilkan diapers, Jayce sudah pergi dari kamar dengan keadaan tanpa pakaian dalam sekejap mata.Jika Jake tak mendengar gelak tawanya yang seolah mengejek di luar, ia tak akan menemukan di mana anak lelakinya itu berada."Jayce, pakai baju dulu, Nak!" ucapnya saat menjumpai Jayce yang bermain slipper di dekat anak tangga.Ia menggendongnya untuk masuk ke dalam kamar, melihat Laura yang tak bisa menahan tawa saat membawa Jasenna keluar dari kamar mandi dengan handuknya yang bergambar panda."Loh? Aku kira sudah s

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   333. Di Atas Meja Yang Paling Berkesan

    "Jadi, mengajakku bulan madu ke Edinburgh adalah caramu untuk mewujudkan apa yang pernah kamu tulis di dalam kafe itu?" tanya Elsa pada Zafran setibanya mereka di dalam kamar hotel tempat keduanya menghabiskan waktu selama berada di sini. Setelah mereka menikmati kunjungan di kafe tadi, mereka pulang saat hari beranjak petang. "Iya," jawab Zafran yang menyusul dari belakangnya. "Tadinya aku ingin menjadikan Edinburgh sebagai tempat penutup yang kita datangi, tapi kamu ingin pergi ke sini lebih dulu, makanya ini jadi tujuan pertama kita," tuturnya panjang. "Tapi aku senang karena artinya saat itu prasangka buruk yang aku tuduhkan padamu itu terbukti salah." Elsa melepas coat panjang yang ia kenakan lalu menoleh pada Zafran yang berdiri di dekat ranjang, sedang melepas coatnya juga. "Prasangka apa?" tanya Zafran memperjelasnya. "Aku 'kan pernah berpikir kalau kepergianmu tahun lalu saat gosip kencanmu dengan Xandara berhembus kencang itu kamu mengkhianati hubungan kita," jawab Els

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   332. Late Honeymoon

    Mungkin ini sangat terlambat untuk disebut sebagai ‘bulan madu’ karena pernikahan mereka sudah berlalu cukup lama dan tidak juga layak bagi Elsa dan Zafran menyebut diri mereka sebagai ‘pengantin baru’—kecuali pengantin baru yang istrinya juga baru keluar dari rumah sakit.Setelah melihat keadaan Laura pasca melahirkan Jayce dan Jasenna, Elsa dan Zafran terbang meninggalkan Jakarta untuk menuju ke tempat ini, Edinburgh.Tempat di mana asal rasa cemburu menggila kala hubungan jarak jauh memisahkan keduanya, tahun lalu.Sekarang, Elsa benar-benar menginjakkan kakinya ke tempat ini bersama dengan Zafran. Wanita pertamanya yang ia ajak melihat pohon maple yang gugur, dan air mancur di sela dinginnya udara pergantian musim.“Cantik sekali,” puji Elsa yang bergandengan tangan dengan Zafran saat mereka berdua melewati sebuah kafe bernuansa klasik yang ramai oleh kehadiran wisatawan lokal dan asing. “Tapi sayang ramai,” lanjutnya.“Kamu ingin minum sesuatu?” tanya Zafran saat keduanya beranj

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   331. Berapa Kali Kamu Jatuh Cinta?

    Setelah meninggalkan rumah sakit dan membawa anak-anak mereka pulang, Jake tidak berbohong saat mengatakan bahwa ia akan menjaga keluarganya, menemani Laura merawat si kembar Jayce dan Jasenna untuk mereka bertumbuh. Karena saat Laura membuka mata dan melihat pada jam yang ada di atas meja, waktu menunjukkan pukul tiga dini hari tetapi Jake tak ia jumpai tidur di samping kirinya. Prianya itu sedang berdiri di dekat jendela, tengah menggendong Jasenna. Laura perlahan bangun dan turun dari ranjang. Ia menghampiri anak lelakinya terlebih dahulu yang terlelap di dalam box bayi miliknya sebelum mendekat pada Jake yang menoleh ke arahnya dengan gerak bibirnya yang bertanya, ‘Kenapa bangun?’ Laura tak serta merta menjawabnya. Ia lebih dulu menengok Jasenna yang juga tengah terlelap. “Kenapa kamu menggendongnya?” tanya Laura, membelai lembut pipi Jasenna sebelum beralih pada pipi Jake. “Tadi dia bangun,” jawab Jake sama lirihnya. “Kenapa kamu tidak membangunkan aku?” “Untuk apa? Kamu

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   330. Laura, Jake, Jayce dan Jasenna

    Satu hari, bulan demi bulan yang berganti menjadi tahun di belakang sana terkenang seperti gambar-gambar di layar proyektor.Melewati itu, Laura sangat bersyukur ia tiba pada hari ini.Melihat Jake yang berada di sampingnya dan memasrahkan diri saat Laura mencengkeram tangannya untuk meredam rasa sakit yang bergejolak di perutnya menyadarkannya bahwa waktu benar-benar mengambil alih luka-luka itu dan menggantinya dengan kebahagiaan.Meski sekarang dirinya merasakan sakit, tapi ia tak bisa membendung senyumnya.Dadanya berdebar saat Jake menunduk dan berbisik, "Apakah sakit sekali?" tanyanya. "Operasi saja bagaimana? Aku tidak bisa melihatmu kesakitan seperti ini."Bibir Jake jatuh di kening Laura."Tidak perlu," jawab Laura. "Dokter bilang semuanya baik-baik saja, 'kan? Jangan khawatir, asalkan kamu denganku di sini, aku akan melewati hari ini, Jake.""Tentu aku di sini," balasnya. "Kamu bisa mengatakan padaku apapun hadiah yang kamu mau nanti setelah anak-anak kita lahir. Hm?"Laura

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   329. Kontraksi

    Sejak pulang dari resepsi pernikahan sekretarisnya Zafran—Andy—semalam, rasanya frekuensi rasa sakit yang diterima oleh perut Laura berinterval semakin sering. Rasanya berdenyut, nyeri berpusat lebih ke bawah. Dan ... si kembar yang ada di dalam perutnya juga lebih tenang. 'Apa aku akan melahirkan sebentar lagi?' tanya Laura dalam hati saat pagi ini baru saja keluar dari dalam kamar. Ia ingin menyusul Jake yang sedang berada di ruang gym, melakukan rutinitas yang hampir tak pernah ia lewatkan. "Selamat pagi," sapa para pelayan yang ada di dapur dan melihat kedatangannya. "Selamat pagi," balas Laura dengan melemparkan senyum pada mereka. "Mau mencicipi sedikit, Nona?" tawar Rani, yang membawa semangkuk besar soto ayam yang dibuatnya. Sarapan pagi ini bertemakan masakan Nusantara karena semalam Jake berpesan pada Rani ingin makan yang sedikit berbumbu, sehingga yang pagi ini menu-menu itu bisa dicium aromanya oleh Laura. "Nanti saja, Bu Rani," jawab Laura simpul. "Baiklah kal

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   328. Bagiku Sudah Usai

    Ketukan palu hakim menggema memenuhi ruang sidang. Fidel tertunduk dalam isak tangis.Sudah sejak awal dibacakannya vonis, Laura melihatnya tak kuasa menahan air mata.Laura lebih dulu bangun dari duduknya dan meminta Jake untuk segera pergi dari sana."Ayo, Jake!" ucapnya. Dan melihat istrinya yang tak ingin berlama-lama di sini, Jake pun dengan cepat bangun dari duduknya. Membiarkan Laura meraih dan melingkarkan tangan pada lengannya untuk beranjak."Laura," panggil suara yang dikenal betul oleh Laura adalah milik Fidel.Terdengar dari belakangnya, seperti penuh harap agar Laura menoleh sehingga mereka bisa berbicara.Laura memang berhenti. Tapi ia tidak menoleh pada wanita itu. "Aku ... ingin pergi dari sini," katanya lirih, sehingga Farren yang berada di depan bersama dengan Roy dan tim kuasa hukum keluarga Heizt dengan cepat membuka jalan untuk mereka dari kerumunan reporter yang meliput berita."Laura."Suara Fidel terdengar sekali lagi, nelangsa penuh dengan nestapa.Tapi Lau

DMCA.com Protection Status