Begitu turun, di aula bunga telah disiapkan teh, kopi, dan sarapan untuk Annika.Elina sangat pandai menilai orang. Berhubung melihat Annika yang baik-baik saja, dia pun berkata dengan kesal, "Nyonya Ruslan, tolong jangan hanya memikirkan dirimu sendiri. Kamu seharusnya mengelola hubungan pernikahanmu dengan baik.""Apa kamu akan membiarkan suamimu bertindak sesuka hatinya di luar sana? Apa kamu nggak merasa identitasmu terancam setelah melihat pelakor bernama Amelia itu?" tanya Elina.Namun, Annika tidak menatap mereka. Dia duduk di depan meja rendah dan menuangkan segelas latte untuk dirinya sendiri. Setelah menikmati kopinya, dia baru berkata sambil tersenyum, "Apakah kalian datang karena masalah Amelia? Kenapa, kalian takut Nona Shilla kehilangan tempat di hati Zakki? Kalau begitu, kalian seharusnya pergi mencari Zakki, bukan mencoba memengaruhiku.""Kalau aku bisa mengelola hubungan pernikahanku dengan baik, mana mungkin Nona Shilla bisa mengambil keuntungan dari suamiku?" ucap An
Annika menatap ke arahnya. Tak lama kemudian, dia berkata sambil tersenyum tenang, "Oke! Aku akan menunggumu di ruang keluarga!"Annika bangkit dan berjalan melewati suaminya .... Tiba-tiba, Zakki meraih pergelangan tangannya, lalu perlahan menarik sosok Annika hingga mendekat dan menyentuh bahunya dengan lembut. Kulit putihnya tampak mencolok karena kekontrasan dengan kemeja abu-abu pria itu.Annika tampak mengedipkan mata dengan lembut. Zakki mungkin lupa bahwa skandal yang dibuatnya di Kota Clasata telah membuat mantan kekasihnya kesal hingga datang menemuinya. Bukankah Zakki seharusnya menghibur Shilla sekarang?Saat ini, Annika perlahan menepis tangan pria itu. Dia menyunggingkan senyuman yang anggun, lalu pergi ke atas. Punggung wanita itu terlihat sangat elegan dan indah.Annika telah kembali ke sisinya selama beberapa waktu. Sulit bagi Zakki untuk melihat jejak penderitaan yang dialaminya beberapa hari lalu. Jelas bahwa Annika dibesarkan oleh keluarga kaya. Wanita itu memiliki
Kata-kata lembut dari pria hampir selalu dapat memikat hati. Kalaupun Annika sudah kecewa dengannya, saat ini hatinya tetap tak kuasa agak tergoda oleh Zakki. Akan tetapi, dia masih sadar.Zakki berjalan ke arahnya dan menekannya perlahan. Dia mencium Annika secara lembut, tetapi hati wanita itu malah terasa makin hancur. Annika menyentuh wajah tampannya dan bertanya dengan lembut, "Kalau begitu, Zakki, apakah kamu mencintaiku?"Pria ini tidak pernah mengucapkan kata cinta karena dia memang tidak pernah mencintai siapa pun. Zakki yang hanya diam saja, sebenarnya telah mengakui hal tersebut secara tidak langsung.Annika sudah mengetahuinya sejak lama, tetapi dia masih merasa sedikit sedih sekarang. Wanita itu pun bertanya lagi, "Jadi, apakah kamu ingin mencintaiku? Apakah kamu bersedia memberikan cinta dalam hubungan pernikahan yang kamu sebut itu?"Zakki tidak berbohong padanya. Dia mengecup bibir merah istrinya sambil menjawab dengan lembut, "Nggak."Annika pun memejamkan mata secara
Usai memuaskan hasrat, Zakki melepaskan istrinya dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh. Ketika keluar lagi, pria itu telah berpakaian rapi. Sementara itu, Annika tampak menyedihkan. Dia bahkan tidak memiliki kekuatan untuk bergerak sedikit pun.Zakki menatapnya sejenak. Tak lama kemudian, dia pun mendengus dingin sebelum pergi. Saat dia duduk di Bantley hitamnya, dia tidak langsung meninggalkan vila, melainkan merokok dengan tenang.Sebenarnya, Zakki juga tidak merasa senang ketika melihat Annika yang tidak nyaman. Berhubung bukan keinginan kedua belah pihak, rasanya selalu saja ada yang kurang ketika melakukan hal itu.Asap rokok berwarna abu-abu tipis tampak menyelimuti sekitarnya dan memberikan kesan samar-samar pada dirinya. Di dalam kabut tersebut, Zakki memikirkan istrinya, juga memikirkan kata-kata yang telah Annika ucapkan padanya. Wanita itu bertanya, apakah Zakki siap untuk mencintainya? Apakah dia bersedia memberikan cinta?Zakki pun mencemooh dirinya sendiri. Di
Annika menyerahkan pakaian dan barang lain kepada pembantu tersebut. Sementara itu, si pembantu yang merasa iba pun berkata, "Nyonya!"Akan tetapi, Annika malah menjawab dengan tenang, "Aku hanya melakukan pekerjaanku saja!"Dibandingkan dengan siksaan kecil yang diberikan oleh Zakki, sebenarnya ini tidak ada apa-apanya. Annika tahu bahwa Zakki juga berada di dalam mobil. Hanya saja, isi mobil hitamnya tidak terlihat dari luar. Pembantu rumah mengira bahwa hanya asisten Zakki yang datang dengan mobil perusahaan.Begitu pintu mobil tertutup, Zakki yang bersandar di kursi belakang bertanya tanpa pikir panjang, "Apa yang Nyonya katakan?"Belakangan ini, Zakki sangat emosional ketika berada di kantor. Asisten itu menjawab dengan hati-hati, "Nggak mengatakan apa-apa! Tapi, sepertinya Nyonya akan pergi."Zakki tidak bertanya lagi. Ketika mobilnya melaju, dia berpikir bahwa istrinya sepertinya sangat sibuk belakangan ini.Sebelum tengah hari, Annika pergi ke firma hukum Yoyok. Ada beberapa ke
Suasana di kantor sangat hening. Tangan Yoyok yang memakai jam tangan memegang sebuah kartu nama, di atasnya tertera nomor telepon pribadi Yoyok. Annika menerima kartu nama itu.Annika memandang Yoyok beberapa saat, lalu bertanya, "Kenapa kamu mau membantuku? Pengacara Yoyok, aku pikir kamu akan lebih membela Zakki."Yoyok tidak menjawab pertanyaan Annika. Dia bersandar di kursi sambil merokok. Sebenarnya, Yoyok juga tidak tahu alasannya. Mungkin karena waktu di rumah sakit, dia melihat luka di tangan Annika. Yoyok teringat dengan ibunya dulu.Yang berbeda adalah ibunya Yoyok hanya ingin mati sehingga dia pun meninggal, sedangkan Annika ingin hidup. Yoyok pikir, mungkin ini yang menimbulkan rasa simpatinya.....Saat pergi, Annika memegang kartu nama itu dengan erat, tangannya berkeringat. Setelah kembali ke sisi Zakki, kehidupan Annika tampak sempurna, tetapi sebenarnya dia hidup menderita. Namun, dia tidak berniat meninggalkan Zakki karena tidak berani memikirkannya. Sekarang, sepert
Zakki tidak pernah mencintai seseorang wanita, tetapi bukan berarti dia tidak ingin memupuk perasaan cinta. Suasana di mobil sangat hening. Zakki berpikir, jika Annika bisa menyukainya kembali setelah dirinya menunjukkan perasaannya, dia tidak keberatan untuk menjadi pasangan suami istri yang benar-benar saling mencintai dengan Annika.....Saat sore di akhir pekan, mobil hitam masuk ke vila. Sopir turun dari mobil, lalu berkata, "Pak Zakki, biar aku yang bawakan kopernya."Zakki yang memakai baju hitam terlihat tampan. Bahkan, pelayan senior di vila juga melirik Zakki sekilas. Zakki bertanya, "Di mana Annika?"Sebelum pelayan menjawab, terdengar suara biola di lantai 3. Alunan melodinya sangat indah. Pelayan pun memuji Annika, "Nyonya sangat pandai bermain biola. Coba Tuan dengar."Zakki tersenyum, lalu dia naik ke lantai atas sambil membawa koper. Begitu membuka pintu ruang kerja, Zakki melihat Annika yang memakai gaun berwarna abu-abu dan rambutnya tergerai. Sosok Annika sangat meme
Annika menyangkalnya, lalu dia memalingkan wajahnya dan berujar, "Aku lagi datang bulan, masih belum bersih."Zakki tertegun. Kemudian, dia membelai wajah Annika. Biasanya, Annika tidak merias wajahnya di rumah, jadi kulitnya sangat mulus. Zakki sangat suka menyentuh wajah Annika.Zakki menatap Annika dan tertawa, lalu menimpali, "Annika, apa bagimu aku itu orang yang nggak berperikemanusiaan? Apa aku akan memaksamu melakukan hal itu kalau kamu lagi datang bulan?"Mata Annika berkaca-kaca, dia tidak menjawab pertanyaan Zakki. Namun, Zakki tahu Annika pasti menganggap Zakki adalah orang yang hanya memikirkan kesenangan sendiri dan tidak memedulikan kondisi istrinya.Dulu, Zakki memang tidak memperlakukan Annika dengan baik. Zakki juga suka melakukannya dengan kasar dalam urusan ranjang. Namun, sepertinya Zakki tidak pernah berhubungan intim dengan Annika saat Annika datang bulan.Zakki meraih pergelangan tangan Annika dan menarik Annika untuk duduk di kakinya. Annika tidak terbiasa berm
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se