Suasana di kantor sangat hening. Tangan Yoyok yang memakai jam tangan memegang sebuah kartu nama, di atasnya tertera nomor telepon pribadi Yoyok. Annika menerima kartu nama itu.Annika memandang Yoyok beberapa saat, lalu bertanya, "Kenapa kamu mau membantuku? Pengacara Yoyok, aku pikir kamu akan lebih membela Zakki."Yoyok tidak menjawab pertanyaan Annika. Dia bersandar di kursi sambil merokok. Sebenarnya, Yoyok juga tidak tahu alasannya. Mungkin karena waktu di rumah sakit, dia melihat luka di tangan Annika. Yoyok teringat dengan ibunya dulu.Yang berbeda adalah ibunya Yoyok hanya ingin mati sehingga dia pun meninggal, sedangkan Annika ingin hidup. Yoyok pikir, mungkin ini yang menimbulkan rasa simpatinya.....Saat pergi, Annika memegang kartu nama itu dengan erat, tangannya berkeringat. Setelah kembali ke sisi Zakki, kehidupan Annika tampak sempurna, tetapi sebenarnya dia hidup menderita. Namun, dia tidak berniat meninggalkan Zakki karena tidak berani memikirkannya. Sekarang, sepert
Zakki tidak pernah mencintai seseorang wanita, tetapi bukan berarti dia tidak ingin memupuk perasaan cinta. Suasana di mobil sangat hening. Zakki berpikir, jika Annika bisa menyukainya kembali setelah dirinya menunjukkan perasaannya, dia tidak keberatan untuk menjadi pasangan suami istri yang benar-benar saling mencintai dengan Annika.....Saat sore di akhir pekan, mobil hitam masuk ke vila. Sopir turun dari mobil, lalu berkata, "Pak Zakki, biar aku yang bawakan kopernya."Zakki yang memakai baju hitam terlihat tampan. Bahkan, pelayan senior di vila juga melirik Zakki sekilas. Zakki bertanya, "Di mana Annika?"Sebelum pelayan menjawab, terdengar suara biola di lantai 3. Alunan melodinya sangat indah. Pelayan pun memuji Annika, "Nyonya sangat pandai bermain biola. Coba Tuan dengar."Zakki tersenyum, lalu dia naik ke lantai atas sambil membawa koper. Begitu membuka pintu ruang kerja, Zakki melihat Annika yang memakai gaun berwarna abu-abu dan rambutnya tergerai. Sosok Annika sangat meme
Annika menyangkalnya, lalu dia memalingkan wajahnya dan berujar, "Aku lagi datang bulan, masih belum bersih."Zakki tertegun. Kemudian, dia membelai wajah Annika. Biasanya, Annika tidak merias wajahnya di rumah, jadi kulitnya sangat mulus. Zakki sangat suka menyentuh wajah Annika.Zakki menatap Annika dan tertawa, lalu menimpali, "Annika, apa bagimu aku itu orang yang nggak berperikemanusiaan? Apa aku akan memaksamu melakukan hal itu kalau kamu lagi datang bulan?"Mata Annika berkaca-kaca, dia tidak menjawab pertanyaan Zakki. Namun, Zakki tahu Annika pasti menganggap Zakki adalah orang yang hanya memikirkan kesenangan sendiri dan tidak memedulikan kondisi istrinya.Dulu, Zakki memang tidak memperlakukan Annika dengan baik. Zakki juga suka melakukannya dengan kasar dalam urusan ranjang. Namun, sepertinya Zakki tidak pernah berhubungan intim dengan Annika saat Annika datang bulan.Zakki meraih pergelangan tangan Annika dan menarik Annika untuk duduk di kakinya. Annika tidak terbiasa berm
Tiba-tiba, terdengar suara pelayan yang mengetuk pintu dan melapor, "Tuan, Nyonya, makan malam sudah siap. Apa Tuan dan Nyonya mau makan sekarang?"Zakki menyahut, "Iya."Pelayan pun turun ke lantai bawah, tetapi Zakki belum melepaskan Annika. Kemudian, Annika memberontak dan berucap, "Bukannya kamu bilang mau makan? Lepaskan aku."Zakki menatap Annika lekat-lekat. Annika tidak bisa menebak pemikiran Zakki. Dia ingin bangkit, tetapi Zakki malah menarik Annika dan meletakkan tangan Annika di dadanya. Jantung Zakki berdegup kencang.Annika langsung menarik tangannya. Sementara itu, Zakki menyentuh dagu Annika dan tersenyum, lalu menggoda, "Apa kamu takut? Nyonya Ruslan, apa kamu memikirkan sesuatu?"Annika tidak tahan digoda seperti ini. Kala ini, Annika sedikit merindukan sikap Zakki yang tegas. Meskipun agak sakit, Annika bisa menahannya. Annika malah kewalahan menghadapi sikap Zakki yang seperti ini.Annika membelakangi Zakki dan merapikan bajunya. Setelah itu, Annika berdiri, lalu be
Wajah Annika makin memerah. Dia menahan laci agar Zakki tidak bisa melihatnya. Annika berujar, "Bukan apa-apa, aku baru beli parfum baru. Tadi, aku membuka bungkusannya.""Oh," sahut Zakki. Namun, dia malah bersikap aneh dan berucap, "Coba kamu semprot ke tubuhmu, aku ingin mencium aromanya. Bukannya wanita suka memakai parfum sebelum tidur?"Nada bicara Zakki sangat menggoda sehingga sulit ditolak. Annika tidak mampu melawan Zakki. Kemudian, Zakki membuka laci, di dalamnya memang ada sebotol parfum.Zakki mengambil parfum itu dan menyemprotkannya di belakang telinga Annika. Sementara itu, Annika gemetaran. Zakki memegang bahu Annika dan menempelkan wajahnya di leher Annika. Zakki berkomentar dengan suara serak, "Parfumnya memang wangi."Annika gemetaran dan berkata, "Zakki."Zakki tersenyum dan menimpali, "Kamu lagi datang bulan, jangan menggodaku."Kemudian, Zakki melihat buku harian itu. Sebelum Annika sempat menghentikannya, Zakki sudah mengambil buku harian tersebut dan membukanya
Setelah Dania selesai bicara, Zakki menyahut, "Aku akan segera ke sana." Namun, dia tidak langsung pergi. Zakki membelai wajah Annika, tetapi saat ini kulit Annika terasa dingin. Zakki berucap, "Aku pergi ke rumah sakit sebentar, kamu tidur dulu."Annika tidak menanggapi perkataan Zakki. Kemudian, Zakki mengambil jaket di tempat tidur dan memakainya. Dia berbalik dan membelai wajah Annika sejenak sebelum pergi.Setelah Zakki pergi, Annika baru mengembuskan napas lega. Untung saja, Dania menelepon dan Zakki pergi karena Shilla sakit. Kalau tidak, mungkin Annika akan benar-benar terlena dalam kelembutan Zakki dan merasa dilema lagi.Annika turun dari meja rias, lalu melihat kartu nama dan buku harian itu. Annika menyimpan kedua barang itu dengan baik. Semua momen masa muda Annika tertulis di dalam buku harian ini. Saat Annika membenci Zakki, dia juga tidak berniat untuk membuang buku hariannya.....Ketika Zakki sampai di Rumah Sakit Sejahtera, Shilla masih diselamatkan oleh dokter. Harr
Saat Zakki hendak berbicara, pintu ruang operasi dibuka. Dokter berjalan keluar, lalu mengembuskan napas lega dan menjelaskan, "Setelah melakukan bilas lambung, pasien sudah melewati masa kritis. Tuan Zakki, ini malapraktik medis, kami pasti akan membantu penyelidikan polisi. Tuan Zakki tenang saja."Ekspresi Zakki sangat datar. Dia berpesan kepada Dania, "Kamu urus dulu prosedurnya, besok pagi pindahkan Shilla ke Rumah Sakit Ruslan."Dania yang tampak kelelahan mengangguk. Kemudian, Elina berujar, "Tuan Zakki, apa kamu nggak menemani Shilla? Dia baru berhasil diselamatkan, dia butuh ditemani oleh Tuan Zakki."Dania menegur, "Pak Zakki bukan dokter!" Elina tidak berani berbicara lagi.Zakki memandang Jony, lalu tersenyum dan berkata, "Aku datang terlalu buru-buru sehingga nggak sempat menghibur Annika. Saat ini, dia mungkin marah kepadaku. Tapi, Kak Jony tenang saja, sekarang aku akan pulang untuk menemaninya."Zakki melihat jam dan melanjutkan, "Masih ada 7 jam sebelum pagi, aku rasa
Keesokan paginya, Annika tidak ada di sampingnya saat Zakki bangun. Zakki mengira Annika ada di ruang pakaian, jadi dia langsung berjalan ke ruangan itu. Pakaian yang akan dikenakan Zakki hari ini sudah digantung, jam tangan dan tali pinggang juga sudah disiapkan. Namun, Annika tidak ada di ruangan itu.Zakki mengira mungkin Annika sedang sarapan di lantai 1. Setelah selesai mandi, Zakki mengganti baju dan turun ke lantai bawah. Di ruang makan, pelayan sedang menyajikan croissant yang baru dipanggang dan kopi yang biasa diminum Zakki di atas meja. Koran juga harus diletakkan di sebelah kiri dan semua ini adalah pesan Annika.Melihat Zakki turun, pelayan pun menyapanya dengan hormat. Zakki duduk, lalu membaca koran dan bertanya, "Di mana Annika?"Pelayan tertegun sejenak, lalu menjawab, "Nyonya sudah keluar pagi-pagi. Sepertinya, Nyonya pulang ke rumah keluarganya dan dia bilang mau menginap beberapa hari."Zakki berucap, "Oke." Kemudian, dia mengambil cangkir kopi dan menyesapnya. Zakk