Anak-anak berlarian di lantai bawah. Suara Alaia yang memanggil Joe dengan panggilan "kakak" terdengar nyaring. Satya memejamkan mata untuk menikmati momen ini sejenak, lalu menyibakkan selimutnya dan berdiri. Setelah mencuci muka sebentar, dia pun turun ke bawah.Suasana di lantai bawah sangat ramai. Aida sedang mengajari anak-anak membuat wedang ronde. Sementara di sebelah mereka, ada Clara yang sedang menulis dan melukis kaligrafi imlek di atas meja besar yang diambil entah dari mana. Dia pernah belajar seni rupa, jadi cukup andal dalam urusan kaligrafi dan lukisan. Setiap menyelesaikan satu karya, Clara meminta tukang kebun untuk menempelkannya. Saat ini, taman juga sudah berhiaskan banyak lampu kecil yang tampak indah.Satya menatap lama semua pemandangan ini. Matanya berair. Pemandangan ini terkesan familier, tapi juga terasa baru. Inilah titik awal kebahagiaan baru antara dirinya dan Clara.Aida yang menengadah menyadari keberadaan Satya. Sambil bersiap-siap memasak ronde yang s
Satya mendongak dan melihat Clara yang sedang mengamati dari teras.Saat ini, hari sudah petang dan pemandangan tampak terhalang. Sebenarnya, dia tidak bisa melihat jelas ekspresi istrinya sekarang. Namun setelah bertahun-tahun menjadi suami istri, dia bisa menebak pikiran sang istri hanya dengan melihat siluet wajahnya.Satya menatap dengan pandangan mendalam. Clara sedang cemburu karena dirinya membawa pulang seorang wanita lain. Namun, kegembiraan muncul di dalam hati Satya karena rasa cemburu ini. Senyuman pun merekah di wajah Satya, membuatnya tampak menawan. Sementara itu, Clara yang berdiri di teras tampak gusar.....Baru saja mengeluhkan majikannya kemarin, Aida langsung luluh begitu melihat orang yang dibawa majikannya adalah Nella. Terlebih lagi, Nella juga sedang mengandung. Aida segera menghangatkan tangan Nella dan menuntunnya masuk. "Ayo, jangan sampai kedinginan di luar." Nella merasa terharu. Waktu itu, dia terpaksa menjual dirinya kepada Satya demi uang berobat ibuny
Nella melewati tahun baru bersama mereka. Pukul 7 malam, Aida dan pelayan menghidangkan makanan. Ada 2 meja bulat yang besar di ruang tamu. Aida, Satya, Clara, dan anak-anak duduk bersama, sedangkan para pelayan duduk bersama.Lauk yang dihidangkan di kedua meja sama, bahkan terdapat angpau besar untuk setiap pelayan. Semua itu adalah pemberian Clara.Clara pernah berkata kepada Satya, "Para pelayan memang mendapat THR setiap tahun, tapi tahun baru adalah momen terpenting dalam setahun. Mereka sering lembur dan terlambat makan. Kita harus memperlakukan mereka dengan baik. Kalau melewati tahun baru bersama, mereka pasti akan bekerja makin giat."Setelah menikah kembali, semua urusan rumah ditangani oleh Clara. Ketika mendengarnya, Satya menyahut, "Terserah kamu saja, kamu yang membuat keputusan di rumah ini."Itu sebabnya, mereka bisa makan bersama malam ini. Para pelayan merasa sangat berterima kasih kepada Clara, apalagi mereka memang suka bekerja di rumah ini. Satu per satu menghampi
Alaia bertingkah manja. Dia ingin tidur bersama orang tuanya di tahun baru. Satya awalnya ingin menyetujui, tetapi dia teringat pada janji Clara sore tadi. Mana mungkin dia bersedia melewatkan kesempatan itu?Jadi, Satya mencoba untuk membujuk Alaia. Alaia pun memeluk bantal sambil berlari pergi dan bergumam, "Ayah nggak menyayangiku lagi."Satya tidak bisa menahan tawanya. Joe mengikuti Alaia keluar dan menjaganya. Pada malam tahun baru ini, dia membawa Alaia ke kamarnya dan memberinya banyak permen.....Sinar lampu di kamar utama tampak remang-remang. Clara membasahi handuk, lalu berlutut dan menyeka tubuh Satya. Tubuhnya terasa panas karena minum-minum tadi, bahkan area lehernya tampak merah.Clara menyeka leher Satya dengan lembut. Satya tak kuasa menelan ludah. Clara bertanya dengan penuh kasih sayang, "Kamu cuma minum beberapa gelas, kenapa bisa mabuk?""Karena aku senang," sahut Satya sambil menatap Clara lekat-lekat dan menggenggam tangannya. Kemudian, dia meneruskan, "Kamu ng
Di koridor rumah sakit, angin malam berembus, membuat orang merasa kedinginan. Malam ini adalah tahun baru dan orang-orang berkumpul, tetapi Vigo malah masuk UGD.Anggota Keluarga Sadali menunggu di depan. Semuanya tampak panik dan gelisah. Mereka benar-benar mencemaskan Vigo.Surya bergegas datang ke rumah sakit. Dia memapah Malik, lalu bertanya, "Penjagaan di sini sangat ketat. Gimana bisa alergi Pak Vigo kambuh? Apa ada pengawal yang lalai dalam bertugas?"Di bawah sinar lampu, wajah Malik tampak suram. Surya segera memahami sesuatu. Semua ini pasti perbuatan Satya!Tiba-tiba, ponsel Malik berdering. Malik melihat nama si penelepon, lalu menjawab dengan dingin, "Kamu akhirnya keluar dari penjara. Bukannya berkumpul dengan keluarga, malah meneleponku tengah malam begini. Ada apa?""Tentu saja untuk mengucapkan selamat tahun baru." Nada bicara Satya terdengar agak aneh. "Aku mendapat istri yang begitu baik berkat ayah mertuaku. Bukannya beberapa hari lalu kamu ingin aku memberimu bala
Selesai berbicara, Satya turun dari ranjang dan menggendong Alaia ke kloset. Kemudian, Satya menutup pintu kamar mandi dan kembali ke pinggir ranjang untuk berciuman dengan Clara. Dia berucap, "Clara, selamat tahun baru!"....Hari keempat, Vigo dipindahkan ke rumah sakit lain. Renata tidak pernah menjenguknya. Ini bukan karena Renata sibuk merawat Axel, melainkan karena sibuk bercinta dengan kekasihnya.Veren menjenguk Vigo. Dia duduk di depan ranjang sambil mengupas apel. Setelah ragu-ragu, dia berkata kepada Vigo, "Baru-baru ini, Renata jatuh cinta dengan seorang pria. Pria itu meminjam 120 miliar darinya untuk berbisnis.""Dia ceroboh sekali. Masa langsung meminjamkan uang itu begitu saja? Dengar-dengar, masih ada uang lain selain 120 miliar itu. Entah berapa totalnya kalau dijumlahkan. Tapi, dia nggak berani pakai uang Keluarga Sadali. Semua itu maharnya, seharusnya nggak tersisa banyak lagi."Ekspresi Vigo tampak datar. Ketika melihat ekspresinya itu, Veren bisa menebak bahwa put
Setelah naik ke mobil, Nella tidak melontarkan sepatah kata pun. Matanya masih berkaca-kaca. Gracia duduk di sebelahnya. Sebagai seorang wanita, dia tentu memahami perasaan Nella. Nella menyukai Vigo.Sayangnya, keduanya tidak pantas untuk bersama, apalagi Vigo sudah punya istri. Gracia menepuk bahu Nella, lalu menghibur, "Kamu masih muda, pasti ada pria yang tulus mencintaimu nanti."Nella menggeleng ringan. Ketika masih muda, mudah bagi seseorang untuk jatuh cinta. Namun, ini akan sulit untuk dilakukan seiring bertambahnya usia. Dia tidak bisa mengungkapkan perasaannya kepada Vigo. Bagaimanapun, dirinya hanya wanita simpanan.Gracia hanya bisa mengembuskan napas. Setelah mengantar Nella pulang, dia kembali ke vila untuk melapor kepada Satya. Mereka bertemu di taman dan mengobrol untuk sesaat.Menjelang sore hari, Gracia pulang ke vilanya, sedangkan Satya masuk ke ruang kerjanya. Begitu mendorong pintu, terlihat Clara memegang sepucuk surat di tangannya. Itu surat dari Jazli. Isinya s
Yuna merendahkan suaranya saat meneruskan, "Aku nggak nyangka Jazli adalah orang Pak Satya."Nada bicara Yuna dipenuhi kekaguman. Kemarin malam, dia dan Randy telah menganalisis bahwa Satya jauh lebih hebat daripada Malik. Satya masih muda, tetapi menguasai berbagai metode yang bisa membuat lawannya kewalahan.Yuna berkata, "Kamu tinggal saja dengan tenang di Kota Handa. Kalau Pak Satya butuh bantuan, suamiku pasti akan membantunya."Clara menggenggam tangan Yuna, lalu menyahut sambil tersenyum lembut, "Terima kasih. Aku jadi tenang kalau begini."Yuna menuangkan segelas teh mawar untuk Clara. Dia berujar, "Coba teh ini, bisa menenangkan diri dan bagus untuk kecantikan."Keduanya mengobrol dengan seru. Kemudian, Yuna masih punya urusan lain sehingga pergi duluan. Clara merasa teh mawar itu sangat lezat sehingga memilih untuk menghabiskannya. Tanpa diduga, Clara malah bertemu seseorang setelah Yuna pergi.Pintu ruang privat dibuka dari luar. Terlihat Malik dan Surya. Surya tersenyum sam
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se