Share

Bab 886

Sebelumnya Vigo berusaha memendam perasaannya. Sekarang dia tidak bisa mengendalikan emosinya lagi. Vigo tidak bisa terima dirinya dikalahkan oleh Satya. Dia tidak mengerti sebenarnya apa kekurangannya dibandingkan dengan Satya. Vigo menghela napas.

Aksa menghampiri Vigo. Dia merasa sedih ketika melihat ponsel Vigo yang hancur. Aksa berucap, "Pak, untuk apa kamu mengamuk seperti ini? Takutnya ponselmu nggak bisa diperbaiki lagi."

Vigo memelototi Aksa sembari bertanya, "Ponsel bisa diperbaiki, bagaimana dengan perasaan orang? Memangnya kenapa kalau ponsel itu nggak bisa diperbaiki lagi?"

"Oke. Pak, jangan emosi lagi," timpal Aksa. Dia mengeluarkan kartu SIM dari ponsel Vigo, lalu membersihkan kepingan-kepingan ponsel yang hancur dan membuangnya ke tong sampah. Setelah selesai, Aksa melihat Vigo dan berpesan, "Pak, sudah waktunya istirahat."

"Aku mau menenangkan diri sebentar," sahut Vigo. Aksa tertegun, lalu dia pergi sesudah berpikir sejenak.

Vigo berdiri sendirian untuk waktu yang lam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status