"Mimpi saja kamu!" ejek Satya. Clara juga tidak memberi penjelasan apa pun. Dia hanya tersenyum tipis, lalu berkata, "Satya, kamu nggak perlu bicara seburuk itu. Dulu, hubunganku dengan Vigo hanya sebuah kesalahpahaman, sekarang juga kami nggak ada hubungan apa pun! Aku nggak seperti kamu yang selalu menebar pesona ke mana-mana. Juga nggak seperti kamu yang punya rumah di berbagai kota .... Entah berapa banyak selingkuhanmu sampai nggak bisa dihitung lagi."Satya menangkap poin penting dari ucapannya. "Vigo?" Dengan tawa yang semakin sinis, dia melanjutkan, "Apa hubungan kalian, kenapa kamu memanggilnya sampai seakrab itu? Kamu berusaha mendekati Keluarga Sadali, tapi apa mereka mau menggubrismu? Kamu mau bertamu ke sana, apa mereka ada memberimu undangan?""Kalau mau menghadiri pesta, kamu masih harus menggunakan status sebagai istriku."....Clara menundukkan kepalanya dan bergumam, "Dalam hatimu, aku adalah seorang wanita yang materialistis dan berusaha menggaet pria kaya tanpa meme
Alaia masih belum bisa bicara, tapi Malik juga tidak pilih kasih. Dia tetap menggendong Alaia dan memberinya sebuah angpau besar. Setelah itu, Clara melangkah maju. Melihat wajah tegas pria di hadapannya ini, Clara masih tetap merasa sangat asing. Namun, tatapan Malik terhadapnya malah dipenuhi dengan kasih sayang seorang ayah.Clara memanggil dengan suara yang tercekat, "Ayah."Malik terus menatapnya dengan lekat-lekat. Di sisi lain, Agus tidak bersuara sama sekali dan Veren menyeka air matanya karena sedih. Setelah beberapa saat kemudian, Malik mengelus rambut Clara. Dia berjalan ke meja kerjanya dan membuka laci. Kemudian, dia mengambil beberapa akta rumah dan buku Tabungan.Malik menyerahkan semua ini ke tangan Clara sambil berkata, "Keluarga Sadali menjalankan bisnis turun-temurun, kita masih punya sedikit harta! Kakakmu pintar mengelola perusahaan, semua ini adalah sedikit niat baik dari keluarga kami. Gunakan untuk maskawin Joe ataupun Alaia kelak."Beberapa vila itu bernilai ra
Pesta di kediaman Keluarga Sadali.Hari itu, rumah tersebut dihiasi dengan lampu kaca berwarna ungu muda. Cahaya yang keluar dari penutup kaca tampak sangat lembut dan menenangkan hati. Di dalam dan luar rumah itu, mobil-mobil terparkir dengan penuh sesak.Para tokoh terkenal dari Kota Brata semuanya hadir. Mereka mendengar bahwa Malik telah menemukan putrinya yang baru berusia 25 tahun. Mengingat kembali peristiwa setelah kematian istri Malik, cukup masuk akal jika Malik ingin mencari putrinya kembali.Namun, kemeriahan hari ini menunjukkan betapa pentingnya putri ini bagi Malik. Semua orang merasa sangat penasaran dengan gadis muda yang bisa membuat Malik membuat kehebohan sebesar ini. Perlu diketahui, Malik biasanya sangat rendah hati dan tidak pernah memberikan kesempatan bagi orang lain untuk mengkritiknya.Satya memegang gelas anggur sambil mengamati sekeliling. Di bawah sinar bulan, penutup lampu kaca berwarna ungu pastel itu ditiup angin sehingga menghasilkan suara gemerincing
Melihat Clara, Aida sangat kegirangan, "Nyonya, aku di sini! Duh, rumah terlalu besar repot juga."Saat berjalan mendekat, Clara baru melihat Satya. Satya menggertakkan gigi sambil menatapnya, "Kamu sudah pindah ke rumah Keluarga Sadali?"Clara menjawab iya dengan wajah muram. Melihat gaun yang dikenakan Clara, Satya bisa melihat bahwa gaun ini pasti sangat mahal. Dia tidak pernah menyangka Clara akan berbuat sampai sejauh ini demi menyenangkan hati Vigo.Dalam kegelapan malam, Satya berkata dengan suara ketus, "Jangan lupa, kamu masih Nyonya Chandra!""Memangnya ini ada hubungannya dengan aku pindah ke Keluarga Sadali?" tanya Clara."Tentu saja ada!" Satya menyuruh Aida untuk membawa Joe pergi terlebih dahulu. Melihat situasinya tidak beres, Aida langsung membawa Joe karena takut akan mengejutkan anak itu. Setelah Joe pergi, Satya menarik lengan Clara dan merangkulnya. Dia menunduk menatap Clara.Tebersit niat membunuh dalam mata Satya. Dia mencengkeram dagu Clara dan bertanya, "Kamu
Musim semi mengembuskan angin sepoi-sepoi, cahaya lampu kaca berpendar lembut dalam kegelapan. Di bawah sinar temaram, wajah Satya tampak putus asa. Dalam sekejap, banyak sekali hal yang melintas dalam pikirannya ....Satya menyadari bahwa Clara sebenarnya bukanlah putri dari musuhnya. Satya juga berpikir bahwa dia sebenarnya bisa memiliki kebahagiaan karena Clara ternyata bukan putri orang itu. Sejak awal, Clara tidak pernah bersalah sama sekali.Dulu, Satya begitu puas melihat Clara jatuh cinta. Sekarang, hatinya terasa begitu menyakitkan!Satya mengangkat kedua tangannya, lalu melihat ke arah Clara lagi. Matanya penuh dengan tatapan getir dan hatinya penuh dengan ratapan. Ternyata semua suka dan duka selama bertahun-tahun ini, semuanya hanyalah perasaan Satya sendiri.Clara adalah putri Malik.Kenyataan ini menghancurkan hatinya hingga berkeping-keping. Yang paling tidak bisa diterima olehnya adalah, Satya tahu dengan jelas bahwa kemungkinan besar dia akan berpisah dengan Clara sela
Clara melepaskan gaunnya yang mewah dan perhiasannya yang mahal. Dia baru berhasil menghilangkan gel di rambutnya setelah mencucinya dengan setengah botol shampo. Setelah keluar dari kamar mandi, dia mengenakan jubah mandi sutra berwarna putih kebiruan.Setelah seharian yang sibuk, Clara tetap tidak lupa untuk merawat diri. Dari pantulan cermin yang besar, tampak rambut hitam yang tergerai di bahunya, kulitnya terlihat halus dan cerah. Karena hidupnya yang cukup nyaman, pembawaan Clara sangat tenang. Saat mengambil produk perawatan kulit di meja, setiap gerak-geriknya juga terlihat sangat lembut.Angin malam bertiup di luar jendela kaca, sehingga mengeluarkan suara gemerisik yang halus. Clara tidak terlalu memperhatikannya. Dia tetap mengoleskan produk perawatan kulit dengan teliti, bahkan memutar musik klasik dan menikmati malam yang tenang ini ....Tiba-tiba, jendela dibuka oleh seseorang dan terlihat Satya yang sedang berdiri di jendela. Garis wajahnya yang tegas tampak lebih menonj
Clara masih berbaring di sofa dengan kaki yang lemas. Dia bergumam dengan pelan, "Nggak bisa."....Cahaya bulan masih bersinar dengan lembut, tetapi situasi mereka telah berbeda saat ini.Setelah Satya pergi, dia pergi ke bar untuk minum hingga mabuk. Manajer di bar itu sangat akrab dengan Satya. Dia juga sudah melihat berita tentang istri Satya yang merupakan putri Keluarga Sadali dan saat ini sedang menetap di rumah keluarganya.Manajer itu sangat perhatian. Dia duduk di samping Satya untuk menghiburnya, lalu memberi isyarat ke pintu untuk menyuruh orang membawakan seorang wanita. Manajer itu memperkenalkannya, "Baru lulus sekolah. Saat ini belum dapat pekerjaan, jadi dia kerja di tempatku dulu." Setelah itu dia menambahkan, "Dia sangat bersih!"Satya tidak tertarik. Dia melambaikan tangan hendak mengusir wanita itu, tapi langsung terkejut saat melihatnya. Wanita itu mirip sekali dengan Clara saat masih berusia 20 tahun. Sebenarnya, saat ini Clara memang masih berusia 25 tahun. Namu
Satya berbaring di ranjang dengan kepala yang terasa sangat sakit. Gadis itu membukakan pintu ruangan. Orang yang berdiri di luar sana adalah Gracia. Gracia melirik sekilas gadis itu. Wajahnya terlihat mirip dengan Clara. Hanya dalam sekejap, dia langsung bisa menebak isi hati Satya. Gracia terus mengutuk pria itu dalam hati, tapi dia tetap menahan emosinya dan berjalan mendekati Satya.Gracia berjalan melewati gelas-gelas anggur itu dan berjongkok di samping Satya. "Pak Satya, Anda harus ke kantor sekarang. Ada masalah gawat!"Satya menutup matanya dengan punggung tangannya, lalu bertanya, "Ulah Malik?"Gracia terdiam. Setelah berhenti sejenak, dia baru menjawab, "Anda paling jelas dengan koneksi dan sumber daya Pak Malik. Beberapa proyek yang sudah disetujui sebelumnya juga sekarang sudah batal. Kita juga nggak bisa berbuat apa-apa. Bagaimanapun, kita nggak punya kelemahan Pak Malik sama sekali.""Rubah licik ini bahkan nggak bisa nunggu satu malam." Setelah berkata demikian, Satya l
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se