Zakki yang menutup pena tampak agak mengernyit. Dia kembali teringat dengan suara yang ditimbulkan Shilla ketika makan sebelumnya. Dia tidak mempermasalahkannya. Hanya saja, dia tidak tahu apakah Wito akan keberatan atau tidak ....Dania memang sudah berpengalaman di dunia kerja. Begitu melihat Zakki mengangkat alisnya, Dania yang mampu menebak pikiran atasannya pun berkata dengan sopan, "Pak Zakki, jangan khawatir. Nanti, aku akan mengingatkan Nona Shilla untuk memperhatikan etika makan .... Pak Wito berasal dari keluarga terpelajar, jadi seharusnya sangat memperhatikan hal ini."Zakki tidak berkata apa pun. Melihat reaksi atasannya, Dania yakin bahwa dirinya telah membuat dugaan yang benar. Dia selalu merendahkan Shilla dalam hatinya. Bisa-bisanya wanita itu tidak memahami tata krama ketika menyantap makanan. Bagaimana mungkin dia bisa menikahi Zakki? Itu tidak akan mungkin terjadi!Akan tetapi, jelas bahwa Shilla tidak berpikiran seperti itu. Dia sengaja berdandan dan mengenakan ga
Asisten Wito tertegun sejenak. Dia baru menyadari bahwa dirinya telah keceplosan. Itu sebabnya, dia segera menjelaskan, "Aku mencarinya di Google."Zakki hanya tersenyum, tanpa mempermasalahkan lebih lanjut. Asisten Wito pun menghela napas lega dan menatap ke arah Shilla .... Dia pernah mendengar bahwa Shilla memiliki bakat luar biasa, tetapi belum pernah tahu bahwa kakinya lumpuh. Sementara itu, gaun ini benar-benar sulit untuk dikomentari.Shilla bertanya dengan sangat bersemangat, "Kamu pasti Pak Wito, 'kan?"Asisten Wito menjawab sambil tersenyum, "Aku adalah asistennya Pak Wito, Justin."Shilla seketika merasa kecewa. Ternyata pria ini bukanlah Wito, melainkan hanya seorang asisten. Dia pun sontak merendahkannya.Di sisi lain, Dania membatin sambil tersenyum dingin, 'Justin adalah manajer terkenal di industri musik. Entah ada berapa banyak sumber daya berkualitas yang dimilikinya. Bahkan, ada banyak musisi muda yang berusaha menyanjungnya! Shilla bukanlah siapa-siapa, tapi beranin
Wito adalah orang yang berbudaya. Ketika berbicara tentang momen yang menyentuh hati, dia tiba-tiba meneteskan air mata. Shilla yang terkesan pun berkata, "Dia sangat kasihan!"Wito menyingkirkan ekspresi sedihnya, lalu bersulang dengan Zakki dan berkata dengan nada ceria, "Tapi, aku pasti akan menemukannya. Nggak pernah terlambat untuk terlibat dalam musik."Zakki berucap sambil tersenyum anggun, "Keteguhan Pak Wito terhadap musik klasik sungguh menyentuh hati."Kemudian, Zakki memberikan isyarat mata kepada Dania. Sekretarisnya itu langsung memberikan cek senilai 40 miliar dan berbicara dengan cerdik, "Ini adalah dukungan kecil dari Pak Zakki untuk musik klasik. Tolong terimalah, Pak Wito. Ke depannya ... kalau Pak Wito membutuhkan sesuatu, Pak Zakki pasti akan membantumu dengan senang hati."Wito merespons dengan sopan, "Ini adalah kali pertama kita bertemu. Pak Zakki, kamu terlalu sungkan!"Zakki bangkit untuk berpamitan, "Akulah yang tiba-tiba berkunjung!"Pada akhirnya, asisten W
Zakki duduk di dalam mobil dan memejamkan matanya untuk beristirahat. Tiba-tiba, dia teringat dengan murid yang disebut Wito barusan. Wito berkata bahwa muridnya itu menikahi sosok Romeo di dalam hatinya.Zakki kembali memikirkan Annika. Mereka sudah kenal sejak lama. Entah apakah wanita itu juga memiliki perasaan yang sama ketika menikah dengannya kala itu, yakni ingin menikah dan setia padanya selamanya.Biasanya, Zakki cenderung tenang, tetapi belakangan ini dia agak resah dengan masalah Annika. Dia menelepon asistennya, lalu bertanya, "Bagaimana perkembangan dari tugas yang kuberikan?"Orang di ujung telepon segera menjawab, "Pak Zakki, aku sudah menghubungi Pak Yoyok. Dalam 12 jam, pesawat dia akan mendarat di Bandara Internasional Solestin di Kota Brata. Pada saat itu, dia akan segera bergabung dengan tim pengacara untuk menangani kasus Keluarga Chandra."Zakki bertanya dengan tenang, "Seberapa yakin dia?"Asistennya terdiam sejenak, lalu berkata, "Pak Yoyok menetapkan biaya sebe
Setelah mengobrol sejenak lagi, keduanya baru rela menutup telepon. Usai itu, Annika meringkuk di sofa. Dia perlahan memeluk dirinya sendiri, seolah-olah itu bisa memberikannya sedikit rasa aman.Annika mengenang banyak hal. Dia teringat momen-momen indah bersama kakaknya ketika masih kecil. Annika teringat setelah ibunya meninggal, dia selalu merindukan ibunya .... Setiap malam, kakaknya selalu menghiburnya agar bisa tidur, membacakan dongeng, dan menyanyikan lagu-lagu anak untuknya.Kakaknya juga mengantarnya ke sekolah. Sopir mereka biasanya memarkir mobil di depan gerbang sekolah, lalu kakaknya akan menggendongnya masuk ke sekolah. Satya adalah kakak terbaik di dunia ....Setelah malam makin larut, Annika tertidur di dalam kamar pasien. Wajah mungilnya yang bersandar di atas lutut, tampak dingin dan cantik. Dia rapuh bagaikan botol kaca yang cantik dan bisa pecah kapan pun ....Di luar kamar pasien, Zakki berdiri dalam diam. Dia menatap Annika untuk waktu yang lama.Seorang perawat
Sebelum menanggapi perkataan Zakki, Annika sudah ditarik dan duduk di kaki Zakki. Saat Annika duduk, Zakki mendengus. Kemungkinan, luka Zakki tertarik.Annika berucap, "Aku turun saja."Zakki merangkul pinggang Annika sehingga mereka berdua sangat dekat. Annika bisa merasakan napas Zakki yang hangat. Zakki mengamati ekspresi Annika.Annika memakai baju pasien yang longgar dan duduk di kaki Zakki. Suasananya tampak ambigu. Zakki berkata dengan suara serak, "Kamu duduk di kakiku dan obati aku."Annika tidak membantah. Dia mengambil kotak obat yang diberikan Zakki dan mulai mengobati luka Zakki. Di bawah cahaya lampu, Zakki mengamati ekspresi Annika. Saat ini, Annika bersikap patuh dan bersedia duduk di kaki Zakki.Zakki sudah tahu pilihan Annika. Dia rela mengorbankan dirinya demi kakaknya. Tiba-tiba, Zakki merasa cemburu. Saat merasakan kecemburuan, Zakki suka menyiksa orang.Zakki memasukkan tangannya ke dalam baju Annika. Zakki terlihat tidak sabar, gerakannya agak kasar. Tangan Annik
Ini adalah persyaratan Annika, dia harus menjelaskannya kepada Zakki. Mereka berdua tidak saling mencintai, jadi lebih baik Annika bersikap realistis. Jika Zakki ingin Annika menjadi istrinya, Annika harus mengambil apa yang seharusnya didapatkannya.Zakki yang pintar tentu menyadari perubahan Annika. Saat ini, Annika sudah lebih dewasa. Annika sudah tahu caranya menahan perasaannya dan bernegosiasi dengan pria. Annika tidak berharap Zakki akan menyukainya, Annika telah menjadi wanita yang realistis.Zakki suka dengan orang yang realistis. Seperti adik Roy, Chika. Dulu, Zakki mengira kelak dia akan menikah dengan wanita yang pintar. Namun, akhirnya Zakki malah menikahi Annika yang lemah lembut.Hanya saja, ketika sekarang Annika menjadi realistis, sepertinya Zakki kurang menyukainya. Zakki merasa tidak nyaman. Zakki mendengus dan berkomentar, "Sekarang Nyonya Ruslan sudah pandai bernegosiasi."Annika berucap, "Aku punya persyaratan lain lagi. Zakki, aku nggak mau ambil uang dari kamu a
Zakki hendak memasangkan cincin pernikahan itu ke jari manis Annika. Namun, Annika tidak mengulurkan jarinya. Zakki menatap Annika, akhirnya Annika mengulurkan jarinya dan Zakki langsung memakaikan cincin itu.Cincin tersebut tampak berkilauan di jari Annika. Zakki berucap dengan suara serak, "Nyonya Ruslan, selamat datang kembali."Annika gemetaran. Akhirnya, Annika kembali ke sisi Zakki dan menjual dirinya kepada Zakki. Hanya saja, kelak dia bukan istri Zakki, tetapi ... Nyonya Ruslan.....Zakki tidak tinggal di rumah sakit. Keesokan harinya, Zakki tidak muncul. Yoyok langsung datang ke rumah sakit untuk bertemu dengan Annika.Yoyok membawa 2 dokumen. Yang satu adalah surat pengalihan saham Grup Ruslan dan satunya lagi adalah berkas yang berkaitan dengan kasus Satya. Annika berbincang dengan Yoyok di ruang tamu kamar pasien.Yoyok terlihat lebih galak daripada di televisi, sepertinya dia adalah orang yang sulit didekati. Yoyok yang menyadari tatapan Annika tersenyum dan berujar, "Ny