Clara tidak bisa menghentikan. Satya tetap membuka pintu sambil menggendongnya. Di bawah sinar lampu, kulit putih Clara terlihat sangat mulus, bahkan berkilauan karena keringatnya.Rambut hitam Clara yang panjang pun tergerai di pinggangnya dan bergoyang dengan pelan. Semua ini membuatnya terlihat sungguh menggoda.Satya sama sekali tidak berhenti. Sementara itu, tatapan Clara tampak linglung. Setibanya di kamar, Satya menurunkannya di ranjang yang empuk dan melanjutkan permainannya yang kasar. Meskipun Clara menolak untuk bekerja sama, Satya tetap punya cara untuk membuatnya pasrah.Beberapa saat kemudian, ranjang menjadi berantakan. Di dalam kamar mewah ini, yang terdengar hanyalah suara derit kasur dan gumaman parau wanita. Clara terus memohon, tetapi Satya tidak berniat untuk melepaskannya.Sepasang mata yang suram itu menatap Clara lekat-lekat, berharap wanita ini tunduk. Satya punya tenaga untuk menyiksanya semalaman.Pada akhirnya, Clara tidak tahan lagi. Dia merangkul leher Sat
Gracia tersenyum sopan sambil membalas, "Harganya 400-an miliar!"Aida melirik sekilas Satya, perasaannya agak campur aduk. Apakah ini rumah atau kandang mewah untuk mengurung burung merak? Bagaimanapun, Aida berada di pihak Clara sehingga selalu mencemaskannya.Tidak seperti biasanya, Satya bersikap sangat perhatian kali ini. Dia membawa Clara dan Joe naik, lalu membuka pintu kamar utama di lantai 2. Selain kamar mereka, masih ada kamar bayi di dalamnya. Jadi, mereka bisa menjaga Joe sekaligus memiliki privasi.Joe masih kecil. Begitu masuk, Satya segera menutup jendela dan menyalakan penghangat ruangan. Ketika menoleh, dia melihat Clara menggendong Joe. Mereka seperti kembali ke masa lalu.Satya menatap sesaat dari samping jendela. Kemudian, dia berjalan ke belakang Clara dan memeluk keduanya. Saat ini, hati Satya dipenuhi kehangatan.Mungkin karena Clara menjadi lebih penurut, mungkin karena amarah Satya telah mereda, mungkin juga karena Satya telah memperoleh kepuasan. Intinya, pri
Satya tidak mengharapkan jawaban darinya. Dia menuruni tangga, lalu berjalan ke luar dan masuk ke mobil. Saat ini, dia baru merasa lebih lega.Gracia duduk di seberangnya. Satya menarik dasinya, lalu memejamkan mata dan bertanya, "Kamu juga merasa aku nggak seharusnya membawanya pulang, 'kan?"Gracia tersenyum tipis sembari menyahut, "Sekretaris yang berkualifikasi nggak pernah ikut campur masalah pribadi bosnya."Satya pun membuka matanya sedikit dan melirik Gracia dengan sinis.....Malam ini, Satya mengadakan rapat di perusahaan sehingga tidak pulang ke vila. Keesokan harinya, Clara pun menelepon Gracia.Sesudah mendengar permintaan Clara, Gracia berucap dengan lembut, "Aku akan memberi tahu Pak Satya nanti. Tapi, aku rasa dia juga akan setuju kalau kamu memberitahunya sendiri."Clara menggigit bibirnya dan membalas, "Aku nggak ingin bicara dengannya."Gracia termangu mendengarnya. Pada akhirnya, dia hanya bisa menghela napas. Setelah mengakhiri panggilan, dia memasuki ruang presdir
Ekspresi Yoyok berubah sedikit. Kemudian, dia meneruskan dengan pelan, "Hatinya ... sangat lembut."Clara teringat pada kejadian 2 tahun lalu. Annika memang berjasa padanya. Saat itu, Annika pergi ke Kota Aruma dari Kota Brata untuk membantunya merawat Davin sekeluarga. Hingga sekarang, Clara masih sangat berterima kasih padanya.Ketika hendak berbicara, Clara baru memperhatikan ekspresi Yoyok. Dia tertegun sesaat sebelum bertanya, "Kak, kamu menyukainya?"Ekspresi Yoyok terlihat sedih, tetapi dia tidak membantah. Dia meminta rokok dari seorang petugas, lalu menyalakannya dan mengisapnya kuat-kuat. Dia teringat pada sore hari di ruang kantornya. Itu pertama kalinya dia memperhatikan Annika dengan cermat. Cahaya redup, wajah Annika pun terlihat sedih. Meskipun begitu, wanita itu masih sangat cantik.Dulu, hanya ada pekerjaan dan dendam dalam hati Yoyok. Dia jarang sekali tertarik pada wanita, bahkan belum tentu melampiaskan nafsunya dalam sebulan.Namun, ketika melihat Annika hari itu,
Satya menunduk menatap tangan Clara, lalu berucap dengan suara agak rendah, "Besok kita pergi ke Kota Aruma, kamu harus menghadiri pesta denganku."Clara tahu Satya sedang mengerjakan proyek baru akhir-akhir ini. Pria ini pergi ke Kota Aruma untuk bertemu rekan bisnisnya.Clara bukan lagi wanita polos seperti dulu. Dia sudah mengerti cara bernegosiasi dengan Satya. Dia berkata, "Kamu bilang nggak bisa membebaskan kakakku. Tapi, aku tahu kemampuanmu. Kamu bisa membuatnya melewati kehidupan yang lebih baik di dalam sana."Wajah mungil Clara tampak indah dan memesona di bawah cahaya matahari. Satya melirik sekilas ke belakang, lalu mengeluarkan rokok dan menyalakannya.Melalui asap rokok, Satya mengamati Clara. Sesaat kemudian, dia terkekeh-kekeh dan menimpali, "Siapa yang memberitahumu ini? Bibi Aida atau Gracia?"Lagi pula, Clara tidak bisa berhubungan dengan orang lain, selain mereka berdua. Clara membalas, "Aku hanya menebak."Kemudian, Clara tersenyum getir dan meneruskan, "Kakakku s
Satya melepaskan dasinya dan melemparkannya ke sofa. Dia melirik Clara dan berucap, "Rekanku ingin kamu yang hadir. Memangnya Gracia bisa menggantikanmu? Gracia sudah punya 2 anak, aku nggak ingin digosipkan dengannya."Clara tidak akan bisa membujuknya sehingga mengalah. Dia bertanya dengan lirih, "Jadi, kita akan di sana berapa hari?"Satya mengangkat tangan untuk melepaskan 3 kancing kemejanya. Ketika melihat Clara yang pasrah, dia seketika terangsang. Satya berjalan ke ranjang, lalu mengangkat dagu Clara dan mencondongkan tubuh untuk menciumnya. Di sisi lain, tangannya tidak lupa menjamah tubuh Clara.Hanya dalam beberapa gerakan, Clara dan Satya telah memulai pertarungan sengit. Clara bersandar di bahunya dengan lemas. Jika bersikap patuh, mungkin Satya akan melepaskannya setelah 2 ronde.Namun, jika Clara melawan, Satya tidak akan berhenti sebelum 4 ronde. Pria ini akan menyiksanya sampai dirinya bersedia melingkarkan pahanya ke pinggangnya.Belakangan ini, Satya selalu mengajakn
Clara akhirnya melihat Davin. Di sebuah pintu minimarket, Davin memapah seorang wanita muda. Mereka seharusnya sudah menikah karena wanita itu sedang hamil. Selain itu, Davin memegang tas belanjaan yang berisikan produk bayi.Begitu melihat Clara, Davin sontak termangu. Barang-barang di tangannya pun terjatuh. Istrinya juga menatap Clara. Wanita sangat sensitif terhadap hal seperti ini, apalagi Clara begitu cantik dan masih muda. Dia bisa menilai bahwa suaminya pernah menyukai Clara, jadi bertanya, "Dia mencarimu?"Tatapan Davin terus tertuju pada Clara. Dia tidak pernah menyangka mereka masih bisa bertemu, bahkan mengira Clara telah berakhir mengenaskan karena disiksa Satya. Namun, mereka ternyata bertemu lagi.Clara masih terlihat cantik dan lembut. Meskipun mengenakan pakaian mewah, dia tetap tidak bisa menyembunyikan kerapuhannya.Mata Davin tampak agak basah. Dia memungut barang-barang di tanah, lalu tersenyum pada istrinya dan membalas, "Bukan, aku nggak mengenalnya."Davin memap
Satya tersenyum dingin. Dia terkekeh-kekeh sebelum menyahut, "Gimana kalau dia sendiri yang bersedia? Dua ratus miliar, siapa yang nggak mau? Davin juga cukup tampan dan lembut, kenapa dia harus menolak? Kamu sendiri, kenapa terlihat begitu peduli? Kamu nggak bisa melupakan cintamu padanya?"Clara tidak menjelaskan. Suasana di dalam mobil menjadi menegangkan, tidak ada seorang pun yang berbicara.Setibanya di hotel tempat pesta diadakan, mobil berhenti. Satya menggenggam tangannya dengan lembut sambil berkata dengan tidak acuh, "Sekesal apa pun kamu, jangan menunjukkannya di depan umum. Proyek ini sangat penting bagiku."Ekspresi Clara tampak dingin. Dia menyahut, "Tenang saja, aku nggak bakal mengacaukan proyekmu ini."Bagaimanapun, Clara adiknya Yoyok. Dia pernah menghadiri banyak acara besar. Clara pun berdiri di samping Satya dengan elegan, mendalami perannya sebagai Nyonya Chandra ....Di Kota Aruma, tidak ada yang tahu bahwa mereka telah bercerai. Satya sangat terkenal di kota in
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se