Suasana hati Satya sontak menjadi buruk. Dia berjalan ke meja makan, lalu berkata dengan nada datar, "Sajikan makanannya."Karena ini hari istimewa, pelayan pun menyiapkan makanan mewah. Aida mengambilkan jaket untuk Clara, lalu membawanya duduk di sebelah Satya dan tidak lupa berpesan, "Buat Tuan senang hari ini, dia khusus membawa putra kalian pulang. Jangan sampai dia marah."Ekspresi Clara tampak bingung. Satya yang terlihat bermartabat menuangkan anggur untuk dirinya sendiri. Dia menyesapnya dengan pelan sambil menatap Clara menyantap makanannya.Clara agak pemilih dalam hal makanan. Ada sepiring ikan asam manis di depannya, tetapi dia tidak mau memakannya meskipun diambilkan dan dibujuk oleh Aida. Satya langsung menyuapinya sambil bertanya, "Bukannya kamu sangat suka makanan ini dulu?"Clara tertegun mendengarnya. Jangankan dia, Satya sendiri merasa terkejut dengan tindakannya. Dia teringat pada masa lalu dan hubungan keduanya. Satya pernah memasak untuk Clara dan wanita ini pali
Begitu masuk ke kamar, Satya baru teringat bahwa mereka sudah bercerai. Sebenarnya mereka tidak seharusnya tidur bersama. Namun saat ini sudah larut, dia tidak ingin membereskan ruang tamu dan tidur sendirian di sana. Oleh karena itu, Satya berjalan ke ranjang dan menyibak selimutnya. Dia melihat Joe tidur dalam pelukan Clara.Wajahnya yang putih mulus itu mendekap di dada ibunya. Pemandangan ini terlihat begitu hangat, tetapi Satya justru merasa berbeda .... Hasrat yang telah ditahannya kembali menggelora. Dia memindahkan anaknya ke samping, lalu menindih dan mencium Clara tanpa segan-segan sambil membuka rok piamanya ....Satya begitu terburu-buru. Bahkan sebelum Clara sempat mempersiapkan diri, Satya telah tidak sabaran berhubungan intim dengannya.Ranjang yang besar dan mewah itu berguncang hebat, begitu juga dengan wanita yang ditindih Satya. Clara berusaha keras untuk melawan dengan suaranya yang terbata-bata, "Jangan! Jangan ...."Namun Satya tidak merasakan apa pun. Mereka mema
Dalam hatinya, Aida mengutuk, 'Sungguh keterlaluan.'Satya turun ke lantai bawah dengan perlahan-lahan. Di lantai satu adalah ruang tamu. Benira tampak mengenakan mantel dan dipadukan dengan berbagai perhiasan yang terlihat mahal. Dia sedang duduk di sofa sambil minum teh. Setiap gerak-geriknya seolah-olah menunjukkan bahwa dia adalah Nyonya di rumah ini.Terdengar suara langkah kaki dari tangga. Benira mendongak melihat ke atas dan tertegun seketika. Dia sudah menunggu sekitar 10 menit lebih di ruang tamu. Awalnya Benira tidak berpikir berlebihan karena mengira Satya sudah ketiduran. Namun Satya sekarang malah terlihat mengenakan piamanya dengan asal-asalan. Di dadanya bahkan terlihat bekas cakaran yang samar-samar, jelas sekali itu adalah bekas cakar yang ditinggalkan wanita ....Ternyata Satya memang tidur, tapi dia tidur dengan Clara.Benira merasa tidak tahan. Belakangan ini Satya tidak pernah menyentuhnya sama sekali. Benira selalu menganggap Satya hanya terlalu sibuk dalam peker
Satya terperangah untuk sesaat. Tanpa berpikir panjang, dia langsung berlari ke arah tangga sambil berkata dengan nada tinggi, "Bi Aida, bawa Nona Benira ke kamar tamu."Adegan mesra tadi juga turut disaksikan Aida, tetapi dia tidak berani bersuara. Dia merasa sangat kasihan terhadap Clara. Clara begitu polos, entah seberapa jijiknya dia saat melihat semua ini. Clara sedari awal memang sudah merasa jijik terhadap Satya, sepertinya kelak Clara tidak akan sudi lagi disentuh Satya.Aida sangat tidak menyukai Benira. Dia berjalan ke hadapan Benira dengan wajah muram, lalu berkata, "Ayo, Nona Benira!"Benira merasa kesal. Dia tidak menyangka Satya begitu tega meninggalkannya tanpa mempertimbangkan hubungan mereka di masa lalu. Lagi pula, tubuh Benira juga sudah mulai bereaksi saat ini. Jika Satya pergi sekarang, lalu bagaimana dengan dirinya?Benira memanggilnya dengan manja, "Satya!"Satya tidak menggubris Benira. Dia hanya berjalan ke hadapan Clara, sedangkan Clara terus bergerak mundur h
Usai menghina Benira, Aida langsung melenggang keluar dari kamar. Benira benar-benar jengkel dengan sikapnya, tapi dia sangat mengerti bahwa ucapan Aida memang benar.Dulu Benira sangat percaya diri, dia mengira dirinya bisa memahami Satya. Jika dibandingkan dengan Clara, tentunya Benira yang lebih cocok berdiri di sisi Satya dan membuat semua orang iri melihatnya. Namun saat mereka muncul bersamaan, Satya malah langsung memilih Clara tanpa ragu-ragu. Ini sudah cukup untuk menjelaskan posisinya di hati Satya.Benira bukannya tidak tahu, melainkan hanya merasa tidak rela! Pada akhirnya, Benira menginap di kamar tamu ini untuk satu malam. Keesokannya, Benira telah bangun pagi-pagi sekali. Dengan mengenakan mantelnya, Benira berjalan keluar untuk menikmati pemandangan bersalju. Vila ini didesain oleh arsitek terkenal, pemandangannya akan terlihat berbeda dari setiap sudut yang berbeda.Di halaman belakang, ada sebuah rumah kaca. Aida sedang menemani Clara untuk memetik mawar dengan senyum
Sambil mengisap rokok, Satya menatap sosok Benira yang menyedihkan. Benira sepertinya bisa menebak maksud Satya. Benar saja, setelah mengisap setengah batang rokoknya, Satya mulai bicara, "Aku nggak suka wanita yang bersikap seenaknya! Terlebih lagi, aku nggak suka hidupku diatur orang lain. Sepertinya ucapanku semalam sudah cukup jelas, posisi direktur adalah kompensasi untukmu. Ke depannya kita nggak akan berhubungan badan lagi!"Benira menanyakan, "Karena Clara?"Satya tidak menjawab pertanyaannya. Dia membuang puntung rokok di asbak, lalu berkata dengan nada datar, "Bereskan barangmu. Sebentar lagi ada sopir yang membawamu ke hotel. Setelah bandara dibuka kembali nanti, kamu kembali ke Kota Brata!"Benira merasa semakin dipermalukan. Dengan mata berkaca-kaca, dia bertanya, "Dari segi mana aku kalah darinya? Baik itu bentuk tubuh ataupun kemampuan ... dari segi mana yang aku kalah darinya?"Satya beranjak dan berjalan ke depan pintu, lalu bergumam sambil memegang gagang pintu, "Kare
Clara tidak membuka pintunya. Dia masih tetap duduk di karpet dan menyaksikan adegan tidak senonoh itu dengan ekspresi datar. Cahaya layar menyinari wajahnya dan sudut matanya mulai berlinang air mata.Di luar pintu, suara ketukan terdengar semakin tergesa-gesa. Namun, Clara telah mengunci pintunya dari dalam. Sekitar 5 menit kemudian, pintu ruang kerja ditendang hingga terbuka. Satya berdiri di luar pintu. Awalnya dia hendak marah, tapi kemudian langsung terpaku saat melihat layar laptop.Terlihat Benira dan dirinya di layar itu. Jelas sekali, Benira diam-diam merekam semuanya dan memberikannya kepada Clara. Satya menghampirinya dan langsung menutup laptop itu dengan kasar. Setelah itu, dia mencabut diska lepas itu dan menghancurkannya hingga berkeping-keping.Satya terdiam sejenak, lalu mengalihkan pandangannya kepada Clara. Clara bersandar di kaki sofa sambil termangu. Satya menggendongnya ke sofa, tetapi tidak meninggalkannya. Tangannya mengelus paha Clara dan berkata dengan lembut
Tangan Clara terus meraba-raba di belakang punggung Satya. Pada akhirnya, dia menyentuh suatu benda yang keras. Ternyata itu adalah lukisan yang tergantung di dinding. Entah dari mana dia mendapatkan kekuatan, Clara langsung meraih lukisan itu dan menghantamkannya ke kepala Satya ....Satya langsung berhenti seketika.Darah segar mengucur dari kepalanya, mengalir melewati wajahnya yang tampan. Pemandangan ini terlihat begitu mengerikan.Clara meringkukkan tubuhnya dan menatap Satya dengan ketakutan. Pakaiannya telah berantakan, baju rajutnya telah melorot hingga pinggangnya dan menampakkan bagian atas tubuhnya yang mulus. Celananya juga telah terbuka hingga setengah dan tergeletak dengan berantakan di mata kakinya.Mendengar keributan tersebut, Aida bergegas ke ruangan itu. Begitu memasuki ruang kerja, Aida langsung melihat pemandangan yang mengerikan ini dan berteriak, "Ada apa ini! Tuan, ada apa dengan dahimu? Pakaian Nyonya juga .... Aduh, Nyonya benar-benar melakukan kesalahan!"Sa
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se