Kalau bukan cinta ... lantas apa ini? Benira tidak mengatakan dengan terus terang pada Satya bahwa dia menginginkan Satya hancur dalam soal percintaan. Dia ingin Satya berakhir lebih tragis 100 kali lipat daripada dirinya. Dia ingin menyaksikan secara langsung, bagaimana Satya mencintai seseorang tapi tidak bisa mendapatkannya.....Saat mendekati tahun baru, orang-orang yang tinggal di daerah Hastama ini adalah konglomerat dari dalam negeri. Di sekitar sana diramaikan dengan suara petasan dan kembang api yang meriah. Namun, Clara menolak untuk makan sama sekali.Seharian ini, dia belum makan sedikit pun dan hanya terus melukis di kamarnya. Dia bahkan tidak memedulikan Joe saat Joe menangis di sampingnya.Saat ini, pintu kamarnya tiba-tiba terbuka, Satya masuk sambil membawakan nampan. Dia mengenakan kemeja putih yang dipadukan dengan celana abu-abu. Penampilannya sangat tampan dan dahinya juga sudah mulai sembuh. Dia hanya berdiri di depan pintu menatap Clara.Satya sudah menduga bahw
Satya tidak menyangkal. Dia hanya berkata dengan pelan, "Ya! Aku memang sedang mengancammu." Setelah itu, Satya menunggu Clara mengambil keputusan.Clara bergerak mundur hingga ke sofa di belakangnya dan menatap Satya dengan kecewa. Dia telah didesak sampai tak berdaya .... Pria yang pernah dicintainya ini, ternyata tidak memberinya jalan keluar sama sekali setelah melepas semua topengnya.Joe adalah anak kandung Clara. Namun jika Clara tidak mau patuh terhadap Satya, Clara tidak akan bisa lagi bertemu dengan anaknya. Satya benar-benar kejam!Tenggorokan Clara tiba-tiba terasa amis, kesedihan dalam hatinya tidak bisa diungkapkan lagi. Setelah itu, Clara akhirnya mengonfrontasi Satya dengan berani, "Baiklah! Kalau begitu biarkan saja aku dan Joe mati kelaparan .... Lagi pula, aku hanya alat bagimu untuk balas dendam pada kakakku. Dalam diri Joe juga mengalir setengah darahku, kamu biarkan saja kami mati kelaparan. Dengan begitu, kebencian dalam hatimu baru bisa reda, 'kan?"Pada saat in
Yoyok sering mengisap cerutu merek ini. Tahun lalu, Satya mengakuisisi perusahaan itu dan mengubah jalur produksinya sehingga perusahaan itu tidak memproduksi cerutu lagi.Pikiran Satya mulai melayang ....Aida sangat kesal, dia menggendong Joe sambil menghiburnya dan memberi tahu soal Clara, "Dia sudah kelaparan selama dua hari! Kalau Tuan benar-benar tega membiarkannya mati kelaparan, sekalian saja anak kecil ini juga ikut ibunya meninggal saja. Dengan begitu, Tuan akan hidup tenang mulai sekarang. Kelak juga nggak akan ada yang tahu Tuan pernah menikah dan berkeluarga, Tuan tetap bisa menipu banyak gadis muda seperti Benira ...."Meskipun makian Aida sangat sadis, dia sebenarnya hanya menyayangkan kedua ibu dan anak ini. Wajar saja Clara marah karena menonton video tak senonoh itu, tapi Satya sekarang malah ikut-ikutan emosi. Sudah dua hari berlalu, Satya malah benar-benar tidak menanyakan apa pun .... Pria ini benar-benar kejam. Apa orang seperti ini masih pantas jadi suami dan ora
Saat malam tiba, langit mulai diliputi kegelapan. Satya mendengus saat mendengar ucapan Clara. "Clara, kamu nggak benar-benar mengira aku mencintaimu, 'kan?"Sambil bicara, Satya mendekat ke samping telinganya. Suaranya sangat lembut, tetapi terdengar sangat dingin, "Aku hanya belum puas menidurimu! Setelah kita cerai, aku menyadari bahwa aku jadi nggak bisa terangsang saat ada wanita cantik yang telanjang di hadapanku .... Tapi saat melihatmu berlutut dan memohonku, gairahku sebagai seorang pria langsung bangkit. Aku agak menyesal sekarang, nggak seharusnya aku bercerai denganmu. Tapi, perceraian tetap nggak akan menghalangi kita berhubungan badan. Mungkin setelah melepas status suami dan istri, kita bisa jadi lebih bebas tidur bersama!"Satya sengaja mengatakan hal yang mempermalukan Clara untuk menyakitinya. Benar saja, Clara langsung ingin menampar Satya saat mendengar ucapan itu. Namun, tangannya malah ditahan oleh Satya.Perawakan Satya sangat tegap dan kekar, dia bisa menahan ta
Satya tidak melunak sama sekali! Kenapa Clara sebodoh itu bisa beranggapan bahwa Satya akan mengalah? Kenapa dia mengira bisa mengancam Satya dengan mogok makan untuk membebaskannya ....Clara membatin, 'Clara, kamu terlalu meninggikan dirimu sendiri dan terlalu meremehkan Satya. Pria itu nggak manusiawi, dia itu bajingan!'Mata Clara hanya dipenuhi kesuraman, dia terbaring di ranjang dengan diam. Kini dia tidak ingin mogok makan lagi, tapi juga tidak berselera makan. Clara telah merasa putus asa terhadap hidupnya sepenuhnya.Sudut matanya dibanjiri air mata karena tidak melihat harapan apa pun lagi terhadap hidupnya. Melihatnya terbangun, Satya awalnya ingin berbicara padanya. Namun saat melihat air matanya yang menetes, hati Satya kembali menjadi kejam.Dokter Jordy yang dipanggil Satya ini termasuk orang yang berpengalaman. Dia tahu bahwa temperamen Satya sangat buruk, sehingga biasanya dia tidak ingin melayani Satya. Namun karena Satya membayarnya 200 juta untuk sekali kunjungan, d
Satya kembali ke kamar utama. Clara tetap tidak mau meliriknya dan hanya hidup di dunianya sendiri. Mungkin dunia itulah yang paling indah untuknya. Tidak ada paksaan, monopoli, apalagi jarum yang dingin dan infus yang tiada akhirnya, serta penjara yang mewah ini.Sudah hampir dua tahun dia terkurung dalam rumah ini. Clara tidak mengerti, padahal Satya telah balas dendam dan merenggut masa muda serta cintanya .... Lalu, apa lagi yang membuat Satya masih merasa tidak puas?Satya berdiri di depan lemari dan meletakkan ponselnya di atas meja. Setelah itu, dia berkata dengan tenang terhadap Clara, "Clara, ayo kita negosiasi persyaratan!"Clara tertegun sejenak.Setelah itu, Satya kembali melanjutkan, "Ikut aku pulang ke Kota B! Aku akan membelikan rumah besar untukmu. Kalau kamu mau, kamu bisa terus bersekolah atau buka galeri lukisan yang berkelas. Aku nggak akan mengurungmu lagi! Joe juga akan ikut bersamamu, dia akan punya masa kecil dan orang tua yang utuh."Clara mengedipkan matanya p
Ujung kertas yang tajam menggores kulit Clara. Darah mengalir dari tangannya. Satya tetap bergeming. Dia tersenyum sinis dan berujar, "Robek saja. Lagi pula, itu hanya kopian."Clara memelototi Satya. Sementara itu, Satya malah merasa rileks. Akhirnya, mereka berdua tidak perlu berpura-pura lagi. Satya tidak perlu berusaha menunjukkan ketulusannya dan Clara tidak perlu bersikap lemah. Kenyataan memang begitu kejam.Dari awal, hubungan mereka berdua tidak mungkin membaik. Satya menyimpan perasaan dendam yang begitu mendalam, mana mungkin dia memiliki rasa cinta lagi?Satya tidak membujuk Clara. Dia turun ke lantai bawah. Di bawah cahaya lampu, Satya tetap terlihat elegan.Aida yang menggendong Joe segera bertanya saat melihat Satya turun, "Apa Nyonya sudah mau makan?"Satya menatap Aida sembari menyahut dengan dingin, "Tunggu sampai dia mau makan sendiri. Selain itu, suruh Dokter Jordy nggak usah datang. Mulai sekarang, dia nggak usah menyuntik vitamin lagi."Aida tertegun. Satya bernia
Clara tahu Satya memang kejam. Dia tertawa, lalu menimpali dengan sinis, "Satya, kamu juga merasa tersiksa karena harus menutupinya begitu lama, 'kan? Selama ini, kamu terus memikirkan cara untuk menyiksa kami. Alkohol dan wanita seperti obat biusmu, sedangkan rokok itu hiburan bagimu.""Coba kamu tanya dirimu sendiri, apa kamu sudah benar-benar keluar dari penjara? Nggak! Satya, sebenarnya kamu masih hidup di penjara!" lanjut Clara.Satya mendengus dan menanggapi, "Apa pun yang kamu bilang, kenyataannya tetap nggak bisa berubah. Aku tunggu keputusanmu."Clara menunduk sembari membalas, "Aku mau mempertimbangkannya lagi.""Tiga, dua, satu ...," ujar Satya. Dia tidak memberi Clara kesempatan untuk mengulur waktu lagi. Satya adalah orang yang kejam. Dia tidak akan bersikap lunak kepada wanita, apalagi Clara.Clara segera menyahut, "Aku setuju!"Kala ini, Clara merasa putus asa. Dia terus mengulang ucapannya, "Aku setuju. Satya, aku setuju."Clara sangat membenci Satya dan dirinya yang bo
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se