Zakki menghidupkan pemanas ruangan, lalu membuatkan kopi kesukaan Annika. Aroma kopi merebak, Zakki bertanya, "Kamu nggak bisa tidur, ya? Kamu mau tahu kejadian dulu?"Annika tidak membantah. Zakki duduk di seberang Annika, dia menjelaskan, "Annika, masa lalu kita nggak menyenangkan. Bahkan ada banyak penderitaan dan perpisahan. Tapi, kalau kamu mau tahu, aku bisa menceritakannya kepadamu."Annika hanya diam. Kemudian, Zakki memohon, "Aku hanya punya satu permintaan. Jangan tinggalkan aku."Annika menyetujui permintaan Zakki, "Aku janji."Zakki pun mulai menceritakan masa lalu mereka. Dia sama sekali tidak menyembunyikan apa pun atau memperindah ceritanya. Zakki memberi tahu Annika semuanya, termasuk Shilla, kejadian saat dia menampar Annika, dan dirinya yang membawa Annika ke sanatorium.Hujan pun reda. Akhirnya, Zakki selesai bercerita. Dia merasa sedih dan juga panik, seperti waktu mencari Annika dulu.Annika menunduk dan memandang cangkir kopinya. Dia terdiam untuk waktu yang lama.
Annika berniat untuk menolak Zakki. Namun, Zakki merangkul pinggang Annika dengan erat. Annika mendongak dan bertatapan dengan Zakki. Dia tentu bisa merasakan Zakki ingin menaklukkannya. Annika tidak jadi menolak pemberian Zakki, dia pun berterima kasih kepada Zakki.Zakki menatap Annika lekat-lekat seraya berujar, "Kita ini pasangan suami istri. Wajar saja kalau suami menyenangkan hati istri. Untuk apa kamu berterima kasih?"Annika merasa gugup. Untung saja Zakki melepaskan Annika. Dia mengambil jaket, lalu menyampirkannya di bahu Annika sembari berucap, "Sudah saatnya berangkat. Ayo pergi."Ini adalah pertama kalinya mereka berdua muncul bersama di depan umum setelah Annika kembali. Setengah jam kemudian, mobil hitam berhenti di depan pintu hotel. Sopir membuka pintu mobil.Zakki turun dari mobil, lalu tangan Annika diletakkan di telapak tangan Zakki. Mereka bergandengan dengan erat sehingga tampak seperti pasangan suami istri yang harmonis. Annika tidak terlihat seperti mengalami am
Annika mengangguk dan berucap, "Terima kasih karena kamu memberitahuku hal ini."Setelah Annika selesai bicara, Satya melihat ke arah Annika. Mereka berdua bertatapan. Sesudah beberapa saat, Satya baru berdiri dan berjalan menghampiri Annika. Sementara itu, Melisa yang memahami situasinya langsung mencari alasan untuk pergi agar Annika dan Satya bisa berbincang.Annika tersenyum terpaksa setelah Melisa pergi. Dia memanggil, "Kak."Satya duduk di sofa, lalu melihat ke arah Rosana. Kemudian, dia kembali memandang Annika dan mengeluarkan kotak rokok dari sakunya. Dia mengeluarkan sebatang rokok dan mengetukkannya di atas meja. Namun, dia tidak menyalakan rokok itu.Satya menatap Annika. Tak lama kemudian, dia baru menjelaskan, "Iya, aku mau bercerai dengan Clara. Tapi, bukan karena wanita lain. Bagiku, wanita nggak terlalu penting. Jadi, pernikahanku dengan Clara nggak mungkin terpengaruh hanya karena seorang wanita."Sudah jelas Satya tidak akan menikah dengan Rosana. Annika menimpali, "
Yunita sontak merasa malu. Dia menatap Zakki menggandeng tangan Annika dan membawanya pergi. Sama seperti dulu, pria ini masih tidak memedulikannya.Tubuh Yunita bergetar tanpa kendali. Dia membuka keran air dan ingin mencuci wajah, tetapi tidak bisa karena tangannya yang bergetar hebat.Yunita memandang dirinya yang berada di cermin. Dia merasa dirinya seperti orang bodoh, hatinya sungguh hancur.Perhiasan yang dipakai Annika sangat berbeda jauh dengan gaun murah yang dibelinya dengan hidup hemat. Takdir setiap orang memang berbeda. Yunita tidak akan mampu memiliki barang mewah itu meskipun bekerja keras seumur hidup.Ya, Yunita memang bodoh. Dia masih memikirkan cara untuk menabur perselisihan, padahal Annika sama sekali tidak peduli karena Zakki masih memperlakukannya layaknya berlian.Yunita menangis tersedu-sedu. Air matanya sampai mengotori gaunnya yang seharga 40 juta itu ....Setelah kembali ke mobil, keduanya sama-sama diam. Annika yang tidak tahan lagi pun menoleh dan bertany
Annika merasa malu. Dia terus digoda oleh Zakki, tetapi belum bernafsu. Kalaupun ada, tetap saja sangat sedikit. Sebagai pria dewasa, Zakki tentu menyadari hal ini.Sesampainya di vila, Zakki menggendong Annika ke lantai atas. Dia mendorong pintu kamar, lalu menurunkan Annika ke ranjang. Annika berbaring dengan lemas sambil menatap Zakki yang tepat di atasnya.Zakki tidak menyalakan lampu. Dia membuka jasnya di tengah kegelapan, juga melepaskan kancing kemeja dan tali pinggangnya. Ketika melakukan semua ini, dia terus memandang mata Annika tanpa melewatkan perubahan ekspresinya.Ketika menindih dan mencium telinga Annika, Zakki bertanya dengan suara serak, "Apa kamu sudah merasakannya?"Zakki khawatir Annika kesakitan sehingga terus bersabar. Annika menjulurkan tangan dan memeluk leher Zakki sambil berciuman panas dengannya. Pada saat yang sama, dia melemaskan tubuhnya sebagai isyarat untuk mengundang serangan Zakki ....Keduanya berciuman tanpa henti. Napas Zakki yang berat jelas menu
Malam itu juga, Satya terbang ke Hastama. Setibanya di vila, lampu masih menyala. Dari halaman sampai ruang tamu, semuanya dipasang lampu bintang yang gemerlap.Clara masih belum tidur karena sedang mendekorasi rumahnya. Dia yang mengenakan piama putih pun menggantungkan hiasan pada pohon natal kecil dengan penuh konsentrasi.Meskipun telah melahirkan Joe, Clara tetap terlihat cantik dan muda. Sementara itu, Satya tampak agak lelah, bahkan tercium aroma parfum wanita lain dari tubuhnya. Entah mengapa, jantungnya berdebar-debar saat melihat Clara sekarang.Satya seperti merasa dirinya kembali ke masa lalu. Waktu itu, Clara masih berusia 22 tahun. Dia tidak sengaja menabrak Satya dan terlihat malu-malu serta ketakutan saat digoda orang-orang sekitar. Wanita ini pun tidak berpengalaman sehingga sangat mudah ditaklukkan oleh Satya.Setelah Clara menaiki sepeda seorang pria bernama Davin, Satya baru tahu bahwa Clara ternyata merasa tidak puas dengan pernikahan ini. Satya menghukum Clara, ba
Seiring berjalannya waktu, Satya mulai kehilangan minatnya sehingga langsung mengakhiri semua ini.Setelah selesai, Satya bangkit dan memandang kekacauan yang ada. Sementara itu, Clara masih berbaring di ranjang. Bahunya dipenuhi bekas ciuman Satya, wanita ini tampak sangat berantakan. Satya pun tidak langsung pergi, melainkan menyalakan rokok.Clara meringkuk sambil mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya. Wajahnya mungilnya tampak polos, sedangkan mata besarnya berkaca-kaca. Dia selalu seperti ini setiap kali selesai bercinta.Tatapan Satya terlihat agak suram. Dia menatap Clara cukup lama, lalu mematikan rokoknya dan bangkit untuk turun.Setelah Satya pergi, tangan Clara yang terkepal erat pun mengendur. Raut wajahnya terlihat agak bengong dan jantungnya berdebar-debar. Dia punya firasat bahwa Satya datang larut malam begini untuk memberinya surat cerai.Meskipun mereka telah melakukannya, Satya sama sekali tidak mendapatkan kepuasan, bahkan merasa membosankan.Sesuai dugaan, terd
Tebersit kelembutan pada sorot mata Satya. Dia tampak ragu sejenak, lalu akhirnya membelai kepala Clara, seolah-olah yang dibelainya adalah Joe. Clara terlihat lemah dan polos, tetapi jelas berbeda dengan Joe.Larut malam, Satya keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah. Di ruang tamu, Aida yang tampak cemas segera menghampiri dan bertanya, "Gimana nasib Nyonya?"Satya memahami maksud pertanyaan ini. Dia menunduk menatap surat di tangan, lalu membalas dengan tidak acuh, "Seperti biasa."Aida tertegun mendengarnya. Dia benar-benar menyayangi Clara sehingga mencoba membantunya dengan nada agak memohon, "Sebaiknya, biarkan Nyonya pergi. Dia punya kakak, 'kan? Aku rasa kakaknya pasti bisa merawatnya."Begitu membahas tentang Yoyok, tatapan Satya sontak menjadi dingin. Dia menyahut dengan nada tegas, "Sudah kubilang, semuanya seperti biasa!"Selesai mengatakan itu, Satya langsung meninggalkan vila. Mobil dan sopir sudah menunggunya di halaman sejak tadi.Ketika duduk di dalam, Satya menga
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se