Kesadarannya perlahan-lahan memudar, semua yang ada di hadapannya menjadi buram. Di sampingnya terdengar suara tangisan Ariel yang terus memanggilnya.Annika membatin bahwa dia tidak boleh mati! Masih ada Ariel, Jose ... dan Zakki yang menunggunya! Hari ini mereka telah berbaikan. Sebelumnya, mereka begitu terburu-buru menginginkan satu sama lain. Kehidupan mereka kelak masih panjang .... Zakki mengucapkan selamat tahun baru padanya bukanlah sekadar ucapan, melainkan adalah sebuah janji!Annika ingin sekali memberi kesempatan pada Zakki untuk merealisasikan janjinya. Dia ingin sekali melihat anak-anaknya tumbuh dewasa dan menua bersama Zakki .... Mereka baru rujuk kembali dan bisa saling mencintai lagi. Annika benar-benar tidak rela melepaskan semua ini!Namun Annika telah disuntik obat dan kini dia kehilangan banyak darah. Mungkin Annika tidak akan bisa bertahan hidup lagi. Annika masih ingin tinggal di dunia ini, dia masih tidak bisa merelakan anak-anaknya. Akan tetapi, kali ini dia
Zakki menyerahkan Ariel kepada Shinta, lalu turun lagi ke dasar jurang untuk mencari Annika. Dalam beberapa hari terakhir, dia tidak tidur sama sekali. Selain mengerahkan tim SAR dari Kota Brata, Zakki juga menghabiskan banyak dana untuk membentuk tim penyelamatan yang terdiri dari 800 orang. Bahkan jika harus mengorbankan segalanya, dia tetap harus menemukan Annika.Dalam sekejap, seminggu telah berlalu ....Annika tetap tidak ada kabar, bagaikan menghilang ditelan bumi. Selain itu, Helena juga tidak diketahui keberadaannya. Menurut analisis pakar, kedua orang itu mungkin terjatuh di laut, yang juga berarti ....Pakar itu tidak tega melanjutkan ucapannya. Semua orang bisa melihat bahwa orang terkaya di Kota Brata ini sedang di ambang kehancuran karena tidak bisa menerima bahwa istrinya telah tiada.Semakin lama waktu pencariannya, harapannya juga semakin tipis. Tim penyelamatan masih terus berjuang, tetapi mereka sangat paham bahwa Annika sudah pasti tidak bisa lagi ditemukan. Semua o
Tiba-tiba, Shinta berbalik. Dengan mata berkaca-kaca dan bibir gemetaran, dia berkata, "Zakki, kamu sudah gila! Kamu sudah tinggal di sini setahun. Kalaupun kamu nggak mikirin diri sendiri, seharusnya kamu mikirin orang tuamu. Kamu juga harus jaga anak-anakmu. Ariel mimpi buruk setiap malam, Jose nggak pernah lagi bicara selama setahun ini! Zakki, mereka bukan hanya butuh ibu, tapi juga butuh ayah .... Kamu nggak pulang sepanjang tahun, mereka jadi nggak tenang!""Zakki, lihatlah anak-anakmu!" timpal Shinta lagi.Wajah Zakki langsung berkedut. Setelah sekian lama, dia baru mengambil rokoknya dan hendak mengisapnya lagi, tetapi ternyata rokoknya telah padam .... Melihat puntung rokok yang sudah padam itu, Zakki baru berkata dengan suara serak, "Bi Shinta, maaf sudah merepotkanmu sepanjang tahun ini!"Mata Zakki mulai dibasahi air mata. Dia tidak lagi mengatakan apa pun. Malam itu, Zakki duduk di tepi jurang sambil memegang biola Annika. Dia memainkan lagu "Butterfly Lovers".Di tengah
Zakki tidak menginginkan siapa pun selain Annika!Zakki duduk sangat lama di kantor, dia baru pulang saat petang hari. Mobil Rolls-Royce hitam miliknya melaju perlahan memasuki gerbang yang megah. Saat mobilnya berhenti di halaman, langit sudah mulai gelap. Hanya sedikit warna senja yang masih terlihat.Zakki mematikan mesin mobilnya, lalu membuka pintu dan turun.Ariel berlari keluar dari rumah dan memeluk kaki Zakki sambil memanggilnya. Pada saat itu juga, hati Zakki terasa bergetar.Semua kenangannya yang telah menghilang, kini kembali meluap dalam benaknya. Dia pernah mendeskripsikan situasi saat ini kepada Annika. 'Saat aku pulang kerja, putri kita akan berlari ke arahku dan memeluk kakiku sambil memanggil Ayah. Annika, lahirkan seorang putri untukku, ya!' batin Zakki mengingat kembali ucapannya.Wajah Ariel yang tampak begitu mirip dengan Annika, kini terpampang jelas di hadapannya. Namun, Annika malah sudah tiada!Zakki mematung di tempat sangat lama. Mungkin karena Ariel telah
Pasir itu ditutup dengan baik, tidak ada bekas sedikit pun. Zakki termenung sangat lama sebelum akhirnya berdiri dan pergi dengan mata yang berlinang air mata .... Dalam hatinya berpikir, pada akhirnya dia hanya seorang manusia biasa yang tidak bisa melawan kehendak langit. Sebanyak apa pun harta yang dimilikinya, Zakki tetap tidak akan bisa menghidupkan kembali orang yang dicintainya.Seberapa kerasnya pun Zakki berusaha menolak kenyataan itu, dia tetap sadar bahwa kini Annika telah tiada. Kelak, tidak ada lagi Annika dalam hidupnya!....Sorenya, Zakki kembali ke perkotaan.Mobil hitamnya yang mahal itu melaju perlahan-lahan. Jendela di kursi penumpang belakang diturunkan setengah dan Zakki melihat awan di langit mulai bergerak dengan pelan. Wajahnya yang kurus itu tidak ada ekspresi apa pun.Zakki tidak melihat Annika yang sedang berdiri di ujung jalanan dengan wajah kebingungan. Annika kehilangan ingatannya dan tidak ada keluarga lagi. Dia hanya punya dua pasang baju dan sedikit ua
Saat Zakki bergegas menyusulnya, Annika sudah tidak ada di tempat itu. Pintu mobil mewah berwarna hitam itu terbuka dan seorang pria yang anggun turun dari mobil itu. Dia berdiri di sisi jalanan yang sama dengan ekspresi cemas mencari kekasihnya.Annika, di mana kamu ....Melalui jendela pertokoan, Annika melihat pria itu dalam diam. Wajah pria itu sangat tampan, pakaian yang dikenakannya juga kelihatannya sangat mahal. Pria itu juga menatap dirinya dengan antusias.Wajah pria itu terlihat sangat gugup, ekspresinya juga sangat rumit. Entah mengapa, Annika tiba-tiba merasa gugup. Saat menunduk melihat sepatu santai berwarna putih yang dikenakannya, lalu melihat keanggunan pria itu lagi, Annika hanya mengatupkan bibirnya. Dalam hatinya berpikir bahwa mereka pasti tidak saling mengenal. Dengan identitasnya ini, mana mungkin dia bisa kenal dengan pria seanggun itu?Hanya saja, tatapan pria itu benar-benar antusias seolah-olah bisa meluluhkannya kapan saja. Annika baru saja hendak pergi, ta
Pada saat ini, seorang perawat datang untuk mencabut jarum infusnya dan berkata dengan lembut, "Nona Annika, yang kami infus ini adalah vitamin. Setelah keluar dari rumah sakit nanti, Anda harus perhatikan kesehatan, tubuh Anda kekurangan gizi."Annika agak terkejut, dia merasa malu karena disebut kurang gizi. Pada akhirnya, dia hanya mengangguk mengiakannya. Perawat itu pun keluar dari ruangan sambil tersenyum tipis.Annika turun dari ranjang dan hendak membereskan barang-barangnya untuk keluar dari rumah sakit. Akan tetapi, dia tetap merasa bersyukur terhadap kebaikan Zakki. Dia bertanya dengan ragu-ragu, "Kita kenal ya?"Zakki tidak langsung menjawabnya. Setelah merenung sejenak, dia baru berkata dengan pelan, "Kita hanya sebatas kenalan biasa."Annika langsung menghela napas lega. Namun pada saat bersamaan, dia merasa agak kecewa. Bahkan Annika sendiri juga tidak mengerti mengapa dia bisa merasa kecewa.Sebelum keluar dari rumah sakit, Annika pergi ke toilet terlebih dahulu. Di dep
Zakki telah kembali ke vila. Shinta dan anak-anak masih belum makan malam. Ariel sedang serius mengerjakan tugasnya, sedangkan Jose sedang bermain lego dan Shinta duduk di samping untuk menemani mereka.Di depan pintu, terdengar suara langkah kaki, diikuti dengan Zakki yang berjalan masuk. Dia tidak melepas sepatunya terlebih dahulu seperti biasanya. Zakki langsung masuk dan menggendong Jose, lalu berjalan ke samping Ariel. "Ayo kita lihat tugas Kakak," ajaknya.Shinta menimpali, "Dia serius sekali mengerjakan tugasnya! Tadi dia bahkan latihan biola."Ariel mengangkat pandangannya dan tersenyum malu. Zakki mengelus kepalanya dan berkata dengan lembut, "Ayo makan dulu, habis makan baru dilanjutkan lagi!"Sambil berbicara, para pembantu juga sudah mulai menyajikan hidangan. Tadinya Shinta sangat khawatir Zakki akan bersedih karena hari ini adalah hari ulang tahun Annika. Kini saat melihat suasana hati Zakki yang begitu bergembira, dia merasa Zakki berbeda seperti biasanya. Biasanya Zakki