Mereka saling berbalas pesan hingga akhirnya Annika ketiduran.Ketika terbangun di tengah malam, Annika melihat belasan pesan yang dikirimkan Zakki.Karena sudah larut malam, Annika hanya membaca tanpa membalas pesan tersebut.Annika beranjak ke kamar anak-anak untuk memeriksa Ariel dan Jose.Annika dan Zakki tidak tinggal seatap. Jarak mereka cukup jauh, tetapi sebenarnya dekat. Sebenarnya, jarang ada orang tua yang bisa bersikap sepeti Annika dan Zakki. Mereka rela menurunkan ego demi masa depan anak-anaknya.Seiring waktu, Zakki dan Annika jadi sering berkomunikasi.Mereka adalah mantan suami istri yang paling kompak di dunia. Mereka bekerja sama untuk membesarkan dan mendidik anak-anaknya.Ariel berusia 6 tahun, sudah waktunya bersekolah."Koneksimu lebih luas. Kamu saja yang urus masalah sekolah Ariel," pintu Annika.Zakki setuju, dia mulai mencarikan sekolah untuk putrinya.Kadang-kadang Elisa yang menjawab panggilan Annika. Selama ini, Annika tidak pernah menunjukkan kecemburuan
Elisa iri melihat sorotan mata Zakki yang memancarkan kerinduan.Selama Elisa tinggal di sini, dia tidak pernah mendengar Zakki mau kembali menikahi Annika. Zakki bahkan tidak pernah mengunjungi anak-anaknya.Namun begitu Annika kembali, semuanya langsung berubah!Zakki sering melamun dan gelisah, semua itu gara-gara Annika! Wanita adalah makhluk yang sensitif, Elisa tahu kalau Annika masih mencintai Zakki. Perasaan wanita terpancar dari matanya.Kenapa? Kenapa?Zakki dan Annika sudah bercerai, untuk apa Annika kembali menggoda Zakki?Meskipun tidak menyukai Annika, Elisa tidak bisa berbuat apa-apa. "Benar, Nona Annika ikut."Elisa tidak menunjukkan kebenciannya di hadapan Zakki. Elisa pamit dan bergegas menutup pintu ruangan.Zakki memandang pantulan dirinya melalui kaca jendela. Dia melihat ... seorang pria yang duduk di atas kursi roda.Zakki mentertawakan diri sendiri. 'Zakki, apa yang kamu harapankan?'....Keesokan pagi, Zakki pergi ke rumah sakit dengan ditemani Elisa.Sesampain
Jony menatap Zakki yang beranjak pergi, lalu menghampiri Annika sambil menghela napas. "Kalian masih saja bertengkar."Sebenarnya Jony kasih, tetapi dia tertawa menyaksikan sikap Zakki yang begitu kekanak-kanakan.Dulu Jony sangat mencintai Annika. Hingga pada suatu titik, Jony baru memutuskan untuk melupakannya.Bukan saat Jony mengetahui bahwa Zakki adalah keponakannya, tetapi saat Zakki berbaring di atas meja operasi. Saat itu, Jony tahu bahwa Zakki dan Annika tidak akan pernah bisa dipisahkan.Walaupun sudah merelakan Annika, Jony masih memperlakukannya dengan baik.Jony mengetahui pergumulan Annika. Dia menarik kursi yang ada di seberang Annika, lalu duduk dan bertanay dengan serius, "Mau coba aku bicarakan dengan Zakki?"Annika menggelengkan kepala. "Aku bukan anak-anak lagi. Tenang saja, aku bisa mengatasinya. Serius, aku bahagia kok bisa kembali ke sini."Jony ikut tersenyum. Setelah membicarakan rencana perawatan Zakki, Annika pun pamit dan pulang.Begitu Annika masuk ke dalam
Setiap kata yang dilontarkan Annika adalah bentuk sindiran.Yoyok yang biasanya bersikap tenang pun merasa diserang. Alhasil, dia mengucapkan hal yang tidak seharusnya dikatakan. "Kamu tahu, aku menyukaimu!"Seketika waktu terasa berhenti berputar, suasana di sekitar sontak membeku.Yoyok sempat agak menyesal setelah mengatakannya. Namun dia adalah seorang pengacara, dia tidak mungkin menarik kembali kata-katanya."Kamu masih mencintai Zakki? Kenapa kamu tidak pernah mempertimbangkan aku?" Yoyok menatapnya tajam.Annika tersenyum dingin. "Aku nggak akan pernah mencintaimu! Aku nggak akan pernah lupa bagaimana kamu menghancurkan keluargaku! Memintaku untuk mempertimbangkanmu? Yoyok, kamu sudah gila?"....Annika kaget saat Yoyok menarik pergelangan tangannya.Yoyok mencengkeram pergelangan tangan Annika sambil mendekatinya. Yoyok mulai kehilangan akal sehat, dia menggertakkan gigi sambil berkata, "Aku tidak gila! Kamu membenciku, kakakmu juga membenciku! Tapi apakah kamu tahu, dia mengg
Annika tidak mau menunjukkan kesedihannya.Kemudian Annika mengedipkan matanya sambil menjawab dengan suara yang agak serak, "Nggak, nggak apa-apa."Annika terdiam sejenak, lalu lanjut berkata, "Oh iya, di mana anak-anak? Tolong minta Bi Rini bawa anak-anak turun."Zakki tidak bergerak, dia fokus memperhatikan wajah Annika, seolah tidak ingin melewatkan hal sekecil apa pun. "Kamu nangis?""Nggak, kok." Annika tidak tahan menghadapi tatapan Zakki. Akhirnya Annika turun dari mobil untuk membawa anaknya sendiri. "Baiklah, aku bisa sendiri."Sesaat kaki Annika mendarat, Zakki langsung menarik pergelangan tangannya.Zakki tidak bisa menahan diri melihat penampilan Annika yang begitu cantik dan seksi.Annika kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke dalam pelukan Zakki.Annika terkejut, tubuhnya agak gemetar.Jarak antara wajah Annika dan Zakki sangat dekat. Zakki mengangkat tangannya, lalu mengusap wajah Annika dan menyeka air matanya secara perlahan."Kenapa gemetar? Karena memacu adrenalin
Zakki tidak pernah berhenti memedulikan Annika. Apalagi Zakki adalah tipe pasangan yang posesif.....Annika menurunkan pandangannya.Seharusnya, malam ini Annika bisa menaklukkan Zakki. Selain memiliki dorongan gairah yang kuat, Zakki juga tidak tahan melihat Annika yang selalu menjaga jarak dengannya. Namun, malam ini Annika sangat gelisah, dia masih memikirkan ucapan Yoyok.Ditambah, Satya malah menikahi Clara. Semua masalah yang datang bertubi-tubi membuat Annika tertekan.Annika menunggu Zakki keluar, tetapi malah seorang pelayan yang berlari menghampirinya dan berbicara tergesa-gesa, "Nyonya, Nona Ariel mengigau. Tuan memintamu untuk mengeceknya.""Kok bisa? Dari kapan?" tanya Annika sambil berlari ke dalam vila.Annika berlari sangat cepat, pelayan buru-buru mengikutinya. "Tadi sore baik-baik saja. Tapi Nona Ariel memang sempat ngambek sebelum tidur. Tuan agak lama menenangkannya."Ketika berlari ke lantai dua, Annika berpapasan dengan Elisa yang baru turun sambil membawa obat-o
Zakki tidak bisa menjawab.Mereka berdua tidak saling bicara sampai akhirnya Shinta datang.Shinta buru-buru berlari ke lantai dua. Annika agak lega setelah mengetahui kedatangan Shinta. "Bi ....""Biar aku cek." Shinta sangat tenang, dia menepuk-nepuk pundak Ariel sambil menempelkan wajahnya di pipi Ariel.Shinta berbisik di telinga Ariel. Saat ini, Ariel masih berada di dalam alam mimpi.Tiba-tiba Ariel menangis sambil memanggil Shinta, "Nenek! Bibi Elisa menakut-nakuti aku. Katanya Papa jahat sama Mama, Papa mau mengurung Mama di rumah sakit jiwa. Papa nggak sayang Mama, Papa mau cari istri baru ...."Perasaan Shinta terasa campur aduk. Dia kasihan kepada Ariel, tetapi dia lebih kasihan lagi kepada Annika.Hati Shinta terasa remuk, dia menenangkan Ariel dengan penuh kelembutan. "Itu cuma halusinasi, hanya mimpi Ariel saja."Shinta menggosok tangan Ariel sambil mengulang-ulang ucapannya. Akhirnya, perlahan-lahan Ariel pun tertidur kembali.Shinta menemani Ariel. Malam ini, Shinta tid
Kalaupun Annika bisa memaafkannya, Zakki tidak dapat memaafkan dirinya sendiri.....Zakki turun ke lantai satu, Elisa masih menunggunya di bawah.Elisa melakukan sesuatu yang memalukan, tentu saja hati nuraninya merasa bersalah.Begitu Zakki turun, Elisa langsung mengeluh, "Tuan Zakki, Nona Annika kelewatan. Dia mau mengatur seisi rumah ini.""Memang seharusnya siapa yang bertangung jawab?" tanya Zakki sambil menatap perawat cantik yang ada di hadapannya.Zakki hanya ingin menggunakan Elisa untuk membuat Annika cemburu. Zakki tidak pernah tertarik, apalagi memberikan harapan kepada Elisa.Elisa tercengang."Aku akan mencabut lisensimu. Kamu tidak akan pernah bisa menjadi dokter," Zakki memberitahunya secara gamblang. "Satu lagi ....""Tinggalkan kota ini dalam waktu dua hari. Jangan menentangku! Aku akan meminta orang untuk mengemas barang-barangmu dan mengirimkannya. Mulai sekarang, aku akan mengutus pengawal untuk mengawasi gerak-gerikmu.""Kamu akan dikirim ke barat kota. Di sana a