Jony baru meninggalkan ruangan Zakki.Jony mengatakan bahwa obatnya masih dalam proses pengembangan. Dia juga meminta Zakki agar tidak putus asa.Zakki tidak menyerah, hanya saja tidak tahu berapa lama lagi tangan kananya baru bisa bergerak? Berapa lama lagi dia bisa kembali berdiri dan berjalan?Setiap suasana hati Zakki buruk, tidak ada pelayan yang berani mengganggunya. Akan tetapi, hari ini pengecualian.Terdengar suara mobil yang berhenti di halaman dengan diiringi suara langkah kaki yang tergesa-gesa.Bi Rini menggedor pintu ruangan Zakki. "Tuan, Nyonya datang!"Zakki mengira kalau nyonya yang dimaksud adalah Dian."Suruh dia menunggu di ruang tamu, aku segera turun," Zakki memerintahkan.Namun Bi Rini tidak menjawab. Zakki pun mengertukan alis.Ketika Zakki hendak beranjak ke depan pintu, tiba-tiba seseorang membuka pintu ruangan dan menerobos masuk.Zakki terkejut melihat Annika yang muncul dalam keadaan basah kuyup. Biasanya Annika selalu berpenampilan elegan, tetapi hari ini
Zakki tidak menolak, tetapi juga tidak langsung menerima. Dengan bantuan cahaya lampu, Zakki menatap wanita yang berada di dalam pelukannya. Tubuhnya yang basah kuyup tampak seksi dan menggoda.Tentu saja ada perasaan yang menggelitik Zakki. Akan tetapi, dia tidak mau membiarkan perasaan ini menguasai hatinya.Ketika Annika memeluknya, Zakki meraih pergelangan tangan Annika dan meremasnya dengan kuat. Tulang-tulang Annika terasa remuk, Zakki sama sekali tidak memperlakukannya dengan lembut.Zakki sengaja memperlakukan Annika dengan kasar, dia juga berbisik dan melontarkan kata-kata yang kasar, "Kamu merasakan kenikmatan? Apakah kamu tahu bagaimana rasanya menjalani rumah tangga bersama orang cacat? Kamu harus inisiatif. Setelah puas, kamu juga harus membersihkan tubuhku. Aku cacat, aku tidak bisa memuaskanmu. Kamu masih mau? Kalau mau, ayo, kita lanjutkan."Annika tahu, Zakki pasti sengaja berbicara seperti itu untuk mengusirnya. Bagaimanapun mereka pernah mengarungi bahtera rumah tang
Annika terus bergumam, "Zakki, nggak. Aku nggak melakukannya!"Bi Rini membereskan tempat tidur sambil bergumam, "Hah, apa yang dilakukan pada Nyonya? Lagi pingsan pun masih memikirkan Tuan."Zakki melirik ke arah pintu. "Pergilah. Kalau Dania datang, segera antar dia naik."Bi Rini pun menutup mulutnya dan pergi.Sekitar setengah jam kemudian, Dania dan dokter bergegas ke kamar untuk memeriksa Annika.Tadi Dania tidak berani banyak bertanya saat di telepon. Namun sesaat melihat Annika pun, Dania tetap tidak berani ikut campur.Dokter memeriksa kondisi Annika, lalu memberikan suntikan pereda demam sambil menjelaskan, "Pasien demam tinggi, jangan berhubungan suami istri dulu. Lain kali tolong lebih diperhatikan. Kalau parah, nyawa bisa melayang."Meskipun Zakki tidak terima, dia berusaha menahan emosinya.Dokter sudah pergi, tetapi Dania masih berada di kamar. Dia menyeka keringat Annika sambil bertanya kepada Zakki, "Dia sudah tahu?""Apakah aku perlu menghubungi Chika?" tanya Dania de
Annika menatap Zakki. Kondisi yang masih lemah membuat suaranya Annika terdengar serak. "Tapi ... kita nggak sampai berhubungan.""Kita sudah berhubungan." Zakki mendorong kursi rodanya sendiri ke samping Annika. Nada bicara Zakki terdengar tenang, seperti hujan badai yang sudah reda. "Walupun tidak sampai klimaks, masih kemungkinan kamu bisa hamil."Annika mengambil botol obat yang diberikan Zakki. Annika memperhatikan tulisan botol yang familier, dia teringat dengan berbagai kenangan mereka dulu.Setelah beberapa lama, Annika kembali menatap Zakki dan berkata dengan tegas, "Zakki, aku bukan wanita lemah yang harus bergantung padamu lagi. Iya, kita memang sudah melakukan hubungan, tapi aku punya hak untuk menentukan pilihanku sendiri. Aku berhak memilih mau atau nggak mau meminum obat ini. Memangnya kamu siapa berhak memaksaku? Kamu memaksaku sebagai mantan suami atau pria yang menjalin cinta satu malam bersamaku?"Setelah bicara, Annika membuang obat itu ke tong sampah. "Kalaupun aku
Kemeja dan manset itu sudah usang, tetapi Zakki tidak rela membuangnya. Dia menempat pakaian itu di tempat istimewa.Annika mengeluarkan pakaian itu dari lemari. Dia menatapnya cukup lama.Tiba-tiba tangisan Annika pun pecah. Zakki masih berani mengatakan bisa hidup tanpanya? Zakki masih berani mengatakan mau menikahi wanita biasa? Buktinya, selama ini Zakki bahkan melajang. Dia melewati beberapa tahun ini dengan ditemani tubuhnya yang cacat.Zakki menyuruh Annika untuk memulai kehidupan baru, sementara Zakki sendiri mengurung diri di kamar ini.Zakki jelas mencintai Annika! Dia berbohong!Dada Annika terasa sesak, segala macam perasaan bercampur jadi satu.Annika teringat dengan sikap dingin Zakki di malam pertama. Setiap hari Annika menghabiskan waktu untuk mengurus Zakki. Annika menyetrika dan menyiapkan pakaian Zakki.Dulu, Annika pernah bahagia menjalani hari-harinya sebagai istri Zakki.Waktu sudah berlalu, tetapi yang dirasakan Annika masih sama.Sembari berlinang air mata, Anni
Zakki tersenyum kecut. "Terus aku mesti gimana?"Zakki mengusap kepala Annika sambil menatapnya. Mereka tidak sedang dikendalikan nafsu, kali ini mereka tulus mengungkapkan perasaan kepada satu sama lain.Meskipun sudah belasan tahun mengenal, mengarungi rumah tangga selama beberapa tahun, dan memiliki berbagai kenangan suka serta duka, mereka tidak pernah berbicara dari hati ke hati.Bahkan setelah memiliki 2 orang anak pun, mereka tidak pernah mengobrol secara terbuka.Zakki ingin memiliki Annika, tetapi dia tidak boleh egois. Zakki mengecup Annika dan berbisik di telinganya, "Kamu harus bahagia. Hiduplah dengan baik."Annika menangis terisak-isak, tubuhnya bergetar hebat.Di bawah cahaya lampu, wajah tampak Annika dibanjiri air mata. "Bagaimana aku bisa hidup bahagia? Zakki, beri tahu aku, bagaimana aku bisa hidup dengan baik?"Zakki tidak bisa menjawab. Dia tidak mau membuang-buang Annika.Bagaimanapun Annika masih muda, perjalanan hidupnya masih panjang.Melihat sikap Zakki yang k
Sopir tidak mengetahui Annika sakit.Begitu mengantar Annika sampai ke rumah, sopir langsung pergi meninggalkannya.Karena belum permanen pindah, Annika tidak mempekerjakan pelayan di rumahnya. Annika berbaring di dalam kamarnya yang dingin. Dia tidak mau minum dan makan.Annika memikirkan Zakki, dia memikirkan masa lalu dan masa depan mereka. Tanpa disadari, lambat laun Annika pun ketiduran.Annika bermimpi, dia melihat dirinya sendiri saat berusia 18 tahun. Itu adalah awal mula dia jatuh hati kepada Zakki.Hari itu, Keluarga Ruslan mengadakan pesta. Annika datang menemani Shinta untuk menghadiri pesta.Meskipun baru berusia 18 tahun, Annika adalah gadis yang berbakat dan cantik. Waktu itu Dian sangat menyukainya.Setengah jam setelah pesta dimulai, Annika datang bulan untuk pertama kalinya.Annika bingung dan panik, apalagi dia mengenakan gaun berwarna putih. Awalnya Shinta mau membawa Annika pulang, tetapi Dian membawa Annika ke kamar untuk berganti pakaian.Kebetulan Shinta masih h
Zakki yang saat itu berusia 22 tahun, sama sekali belum pernah pacaran.Namun, Zakki dan teman-teman sebayanya pernah menonton film adegan dewasa. Ketika menonton, Zakki sama sekali tidak tergerak untuk buru-buru mencari pacar.Namun saat melihat keindahan tubuh Annika tadi, ada dorongan yang seakan mendesak Zakki.Zakki sedang menginjak usia di mana rasa ingin tahu dan semangatnya menggebu-gebu.Saking hausnya, Zakki sampai meneguk 2 botol air untuk meredakan rasa gugupnya. Setelah Zakki merasa lebih baik, Annika berteriak dari dalam kamar mandi, "Boleh tolong ambilkan pakaian yang ada di atas tempat tidur?"Zakki melemparkan botol air, lalu beranjak ke samping tempat tidur. Dia melihat sehelai gaun cantik yang tergeletak di atas ranjang.Zakki bahkan bisa membayangkan saat Annika mengenakan gaun ini. Simpul tenggorokan Zakki bergulir, suaranya terdengar canggung. "Gaun ini berlumuran darah, 'kan?"Setelah bicara, Zakki beranjak ke ruang ganti dan mengambil sepasang pakaian santai."P
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se