Walaupun pria itu berpakaian sederhana atau menjadi abu sekalipun, Dian pasti tetap mengenalinya.Setelah bertahun-tahun, akhirnya Raditya kembali!Secara teori, mereka masih berstatus suami istri, tetapi Raditya sudah lama meninggalkannya. Hanya saja, Raditya tidak pernah mengurus surat perceraian.Dian yang berlinang air mata sulit menerima kemunculan Raditya yang tiba-tiba. Bagi Dian, Raditya sudah lama meninggal. Jika tidak, kenapa Raditya tidak berada di samping Nani dan anaknya?Selama ini, Dian memiliki banyak kesempatan untuk bertanya kepada Nani, tetapi dia tidak melakukannya karena gengsi.Bibir Dian bergetar, dia menatap pria yang dicintai sekaligus dibencinya sambil bergumam, "Kamu tega!"Raditya melangkah maju, sedangkan Dian melangkah mundur. Dian pergi sambil berlari terhuyung-huyung. Dia sudah lama menganggap Raditya mati.....Di depan pintu Vila Kusnadi.Ariel tidak mau tidur karena belum puas bermain. Dia masih ingin bermain di halaman rumah.Shinta sangat memanjakan
Kejadian tadi masih mengganggu pikiran Annika. Dia kaget saat Zakki muncul dan memegang pundaknya.Zakki bergegas menyalakan lampu kamar dan bertanya dengan lembut, "Ini aku, ada apa?"Sinar lampu berwarna kuning menerangi kamar. Annika tidak langsung menjawab pertanyaan Zakki, dia menatap lurus ke arahnya. Untuk sesaat, Annika tidak tahu bagaimana menceritakannya.Raut wajah Annika tampak lembut. Zakki tidak bisa menahan diri, lalu menindih Annika ke samping meja rias dan mengecupnya.Sebenarnya Annika menolak, tetapi lampu terlalu terang dan dia tidak berani membuat kegaduhan. Takutnya Ariel malah terbangun.Annika tidak berdaya meski enggan meladeni ciuman Zakki.Melihat Annika yang melamun, Zakki pun melepaskan kecupannya dan bertanya sambil terengah-engah, "Ada apa?"Annika bersandar lemas di samping meja rias. Gaun malam yang dikenakannya agak berantakan, beberapa bagian tubuhnya sampai terekspos. Meskipun begitu, Annika tidak terlalu memedulikannya dan hanya menatap lurus ke ara
Zakki tahu kalau Annika masih mencintainya. Hanya saja, kebencian yang amat besar membuat Annika enggan mengakuinya.Jika Annika sudah tidak memiliki perasaan, kenapa dia membiarkan Zakki menyentuhnya?Namun Zakki hanya bisa menyimpannya di dalam hati, dia tidak mungkin menanyakannya kepada Annika.....Ketika kembali ke tempat tidur, Annika berbaring di samping Ariel.Mereka sudah berbaring cukup lama, tetapi Annika sulit terlelap. Setelah semua yang terjadi malam ini, Annika yakin kalau hubungan mereka sedikit berubah. Hanya saja dia tidak mau mengakuinya.Karena Zakki tidak membahas, Annika pun tidak akan mengungkitnya. Annika berpikir, kelak mungkin dia masih akan meninggalkan Zakki.Annika yang sekarang berbeda dengan Annika yang dulu. Terdapat banyak rasa sakit dan kesedihan yang membentang di antaranya dan Zakki. Mana mungkin Annika kembali bersama Zakki hanya karena kenikmatan beberapa malam?Tiba-tiba Zakki menggenggam tangan Annika, lalu bertanya dengan suara serak, "Lagi pik
Kemudian Syamsul menoleh ke belakang dan bertanya, "Tuan Zakki, apakah Anda mau menemuinya?""Hmm? Maksudmu Raditya?" tanya Zakki dengan ekspresi datar.Syamsul tidak berani menjawab.Zakki membuka kaca jendela, lalu menoleh ke samping. Dia melihat Raditya yang berdiri tak jauh dari sana.Raditya yang sekarang tampak lebih tua daripada sosok yang ada di dalam ingatan Zakki. Raditya masih mudah saat meninggalkan keluarganya.Zakki dan Raditya saling memandang. Raditya memperhatikan wajah putranya.Hari ini Zakki akan mengadakan rapat pemegang saham perusahaan. Dia mengenakan jas yang mewah, wajahnya gagah, dan berkharisma. Wajah Zakki saat kecil dan sekarang sudah berbeda.Tatapan mata Zakki tampak dingin, dia menatap Raditya seperti menatap orang asing.Tangan Raditya bergetar, dia ingin memanggil nama Zakki. Namun, Zakki tidak memberikannya kesempatan."Kamu sudah memilih untuk pergi, kenapa sekarang kembali? Sudah tua dan butuh dinafkahi?" Sembari bertanya dengan ekspresi dingin, Zak
Alat tes kehamilan hanya menunjukkan sebuah garis merah.Annika tertegun selama beberapa saat. Dia sulit menerima kenyataan ini. Ternyata dia tidak hamil.Annika dan Zakki masih memiliki waktu 2 bulan. Dalam 2 bulan ini, Annika harus hamil, dia merasa agak tertekan.Annika cukup lama mengurung diri di dalam toilet.Zakki sedang menemani Ariel bermain. Begitu mendengar suara langkah kaki, Zakki langsung menoleh ke arah Annika. Sesaat melihat ekspresi Annika, Zakki sudah bisa menebak hasilnya.Hanya saja, Zakki dan Annika tidak leluasa membicarakannya di depan Ariel.Setelah Ariel tidur, Zakki pun mandi. Ketika keluar dari kamar mandi, Zakki melihat Annika yang sedang merapikan rambut di depan meja rias.Di bawah pencahayaan lampu berwarna kuning, tubuh Annika terlihat sangat ramping. Annika sama sekali tidak kelihatan seperti wanita yang pernah melahirkan.Zakki menghampiri Annika, lalu bersandar di samping meja rias sambil bertanya, "Sudah tes? Tidak hamil?"Annika mengangguk. "Em, has
Zakki mengusap dagu Annika, simpul tenggorokan yang bergulir membuat suaranya terdengar serak dan seksi. "Ini adalah jalur parkiran basemen yang khusus disiapkan untukku. Tidak akan ada orang lain yang ke sini. Tapi kalau kamu tidak nyaman, kita bisa ke kantor atau hotel."Meskipun kata-katanya terdengar pengertian, tubuhnya menyiratkan keinginan sebaliknya. Zakki sudah tidak sabar, dia menuntun tangan Annika untuk membuka ikat pinggangnya.Kali ini bukan demi anak, tetapi untuk diri mereka sendiri, untuk gairah dan keinginan tubuh.Zakki berbisik di telinga Annika, "Aku sering merindukanmu. Saking rindunya, seluruh tubuhku terasa sakit."Selama beberapa tahun ini, Zakki sering merindukan Annika di malam hari. Kata-kata yang dilontarkan selanjutnya agak vulgar, tetapi pria senang melakukannya sambil membahas hal-hal yang membangkitkan gairah. Mereka sudah beberapa kali melakukan hubungan. Kali ini, Zakki merasa Annika lebih cepat mencapai puncak kenikmatan."Zakki ...." Annika menggigi
Meskipun beberapa tahun sudah berlalu, bagaimana mungkin Sania bisa melupakan anak yang pernah dikandungnya? Bagaimana dia bisa melupakan anaknya yang sudah tiada?Konyol! Sekarang, Evania malah mengandung anak Jeremy.Sania tidak terima ....Annika menoleh mengikuti arah pandang Sania. Begitu melihat Jeremy dan Evania, Annika langsung menggenggam tangan Sania untuk menghiburnya.Evania tidak sengaja melihat keberadaan Sania. Evania pun bangkit berdiri dan menghampirinya.Mungkin karena belakangan Jeremy memperlakukannya dengan baik, Evania jadi melunjak lagi.Evania menatap Sania dengan sinis. Evania tidak terima, Jeremy masih menaruh perasaan pada Sania."Kebetulan banget. Halo, Sania! Kita ketemu lagu," ucap Evania dengan nada sinis.Sania menatapnya dengan tajam. Rasanya Sania ingin menghajar wanita ini.Annika bersikap lebih tenang, dia tersenyum kepada Evania sambil berkata, "Iya, kebetulan banget. Kamu kelihatan lebih segar dan bahagia, ya?"Ekspresi Evania sontak membeku.Beber
Jeremy membalikkan badan dan pergi.Evania tersentak, lalu bergegas mengejarnya. "Jeremy!"Evania menemukan Jeremy di basemen. Jeremy berdiri di area merokok sambil mengisap sebatang rokok. Mata Jeremy terlihat agak memerah ....Saking marahnya, suara Evania sampai bergetar. "Kamu sedih gara-gara Sania sudah mau menikah? Jeremy, kalian sudah lama pisah, kenapa kamu masih memikirkannya? Ada begitu banyak wanita yang kamu tiduri, tapi kenapa kamu hanya memikirkan Sania? Apa hebatnya dia? Apakah dia sangat memuaskanmu di ranjang?""Plak!" Jeremy menampar Evania.Evania menatap Jeremy dengan tidak percaya. Setelah beberapa saat, Evania berteriak histeris, "Kamu menamparku? Jeremy, aku lagi mengandung anakmu!""Yang kamu kandung ... bukan anakku!" jawab Jeremy dengan suara dingin.Evania terkejut, dia panik mendengar jawaban Jeremy. "Kamu gila, ya? Apa yang kamu bicarakan?"Jeremy menatap tajam Evania dan mengisap rokoknya sambil tersenyum kecil. "Tiga tahun lalu aku sudah melalukan vasekto