Zakki mengisap rokok sambil memikirkan ucapan dokter dan kondisi kesehatan Annika.Dokter menyuruh Zakki untuk melakukan hal-hal yang membahagiakan Annika, tetapi Zakki tidak tahu bagaimana cara untuk membuatnya senang. Semua yang dilakukan Zakki terasa salah di mata Annika.Terlihat sebuah sosok ramping yang berdiri di belakang Zakki. Yunita hanya menatapnya dari kejauhan, dia tidak berani mengganggunya.Yunita merasa Zakki kesepian, tetapi bukankah dia memiliki keluarga yang bahagia? Dia mempunyai istri dan anak. Kenapa dia tidak kelihatan bahagia?Setelah mengisap 2 batang rokok, Zakki membalikkan badan dan hendak pergi. Namun, dia malah melihat Yunita yang berdiri beberapa meter di belakangnya.Zakki tidak bodoh, dia mengetahui perasaan Yunita. Dalam sekejap, Zakki sudah mengetahui kalau Yunita menyukai.Mata Zakki memancarkan tatapan yang gelap. Jantung Yunita berdegup kencang saat melihat Zakki yang berjalan mendekat. Bagaimanapun mereka saling mengenal, Yunita yakin kalau Zakki
Begitu terbangun, Annika tercengang selama beberapa saat.Bibirnya memerah, napasnya terengah-engah, seakan masih mencerna semua yang terjadi barusan. Entah kenapa sekujur tubuhnya terasa rileks, ada rasa nyaman yang membuatnya merasa bersalah.Kemudian Annika membenamkan wajahnya ke dalam bantal, dia tidak mau menatap Zakki. Annika tidak mau mengingat-ingat sensasi kenikmatan yang dirasakannya barusan, dia merasa sangat berdosa.Zakki menarik wajah Annika, lalu mengecup bibirnya dan bertanya, "Masih mau?"Tubuh Zakki terasa panas, gairah yang menggebu-gebu masih membara. Zakki ingin melakukannya sekali lagi, tetapi Annika menggelengkan kepala. "Nggak."Zakki mendengar jawaban Annika. Saat ini pikiran Zakki telah dikuasai hawa nafsu, dia tidak menerima penolakan. Zakki merasakan kenikmatan, dia berpikir kalau Annika juga merasakan hal yang sama.Zakki memaksa Annika yang memberontak. Annika meraung, bukan karena sakit fisik, tetapi karena sakit hati.Annika tidak mau disentuh Zakki. Ke
Zakki melemparkan dokumennya ke atas meja, dia menyetujui saran Dania.Dania pun lega. Di saat bersamaan, selembar foto yang terselip di antara dokumen jatuh ke atas meja. Yunita tampak mengenakan kemeja berwarna merah dan celana berwarna putih. Rambutnya yang diikat ke belakang dan memancarkan aura yang energik.Di dalam foto tersebut, Yunita mirip dengan Annika saat berusia 18 tahun.Ketika Dania membereskan dokumen yang berserakan dan hendak pergi, Zakki menghentikannya dan berkata, "Sebentar!"Zakki meminta dokumen tersebut, lalu mengambil foto Yunita dan memandangnya selama beberapa detik. "Biarkan saja, tapi tidak perlu diperlakukan khusus. Dia sama seperti yang lain, harus memulai dari posisi magang."Dania menggelengkan kepala. "Pak Zakki, kalau Bu Annika tahu, dia pasti akan marah. Identitas wanita ini .... Aku takut ....""Lakukan sesuai perintahku," jawab Zakki dengan nada datar.Melihat Dania yang tidak langsung pergi, Zakki mengangkat kepala dan menatapnya tajam.Dania ter
Zakki pulang sangat awal, dia sudah meninggalkan kantor sekitar pukul 4 sore. Dia mau pergi membelikan hadiah natal untuk Ariel. Tentu saja, dia juga sudah menyiapkan hadiah untuk Annika.Cuaca sangat dingin, Zakki membelikan Annika sebuah syal mewah berwarna merah mudah.Setelah membeli hadiah, Zakki meninggalkan pusat perbelanjaan dan masuk ke dalam mobil. Salju di luar turun semakin lebat, seluruh jalanan berubah menjadi warna putih.Mobil berhenti di depan lampu merah, lalu sopir membuka kaca jendela untuk membersihkan kaca spion. "Salju hari ini sangat lebat, besok jalanan pasti ditutup. Tuan Zakki, besok pagi aku akan datang lebih awal ...."Zakki bersandar di kursi sambil melihat mainan yang dibelikannya untuk Ariel. "Besok natal, aku mau menemani anakku di rumah."Sopir menimpali, "Benar, Tuan Zakki sudah punya anak. Anda adalah seorang ayah."Zakki tersenyum kecil.Ketika mobil hendak jalan, seorang wanita muda menghampiri dan mengetuk kaca jendela. Ekspresinya terlihat hati-h
Zakki tiba di rumah sekitar pukul 7 malam, Annika sudah selesai makan.Akhir-akhir ini, kondisi Annika mulai membaik.Meskipun turun salju, para pengawal masih bertugas seperti biasanya. Mereka berjaga di sekeliling vila.Zakki turun dari mobil, dia sengaja tidak menurunkan hadiahnya untuk memberikan kejutan kepada Annika.Sesaat masuk ke dalam rumah, Zakki melepaskan mantelnya sambil bertanya kepada pelayan, "Annika sudah makan?"Pelayan mengambil mantel Zakki sambil menjawab dengan tersenyum, "Nyonya sudah makan. Tadi sore Nyonya menggendong Nona Ariel untuk melihat salju di jendela. Nona Ariel sama sekali tidak takut, dia malah tertawa, kelihatan bahagia banget."Raut wajah Zakki terlihat lembut, dia segera mengganti sepatunya dan naik ke lantai dua.Penghangat ruangan menyala di dalam kamar, suhu terasa sangat hangat.Annika mengenakan jaket tebal, dia duduk di samping tempat tidur bayi sambil menemani Ariel bermain. Karena tidak ke mana-mana, Annika mengikat rambut seadanya. Dari
Zakki meletakkan Ariel ke atas tempat tidur, lalu beranjak ke belakang Annika dan memeluknya."Kenapa tidak buka hadiahmu? Ayo, dibuka. Lihat, apakah kamu menyukainya?" Zakki berbisik lembut di belakang telinga Annika.Annika tidak menyukai sentuhan Zakki. Setelah membuka kotak hadiah, Annika melihat sehelai syal berwarna merah mudah yang dibelikan untuknya.Zakki melingkarkan syal tersebut di leher Annika. "Cocok banget sama kamu."Beberapa hari sudah berlalu sejak Zakki terakhir menyentuh Annika. Belakangan ini kondisi Annika mulai membaik, Zakki ingin bermesraan dengan istrinya. Lagi pula hari ini adalah malam natal, Zakki mendambakan sentuhan hangat Annika.Kemudian Zakki kembali memeluk Annika dari belakang, embusan napas Zakki menggelitik daun telinga Annika. Suara Zakki terdengar lebih serak daripada biasanya. "Annika, ayo, kita coba lagi. Kalau kamu tidak nyaman, aku janji bakal berhenti."Setelah selesai bicara, Zakki langsung menggendong Annika ke atas sofa. Satu tangan Zakki
Akhirnya mereka berpisah dalam keadaan yang tidak baik.Sejak saat itu, interaksi Zakki dan Annika makin dingin. Tampaknya, hanya obsesi Zakki yang masih menopang rumah tangga ini.Zakki tidak mau melepaskan Annika. Zakki tidak tahu bahwa kemunculan Yunita memberikan dampak yang buruk untuk Annika.Awalnya kondisi Annika perlahan mulai pulih, tetapi akhir-akhir ini dia sering gelisah dan panik. Annika terpaksa mengonsumsi obat penenang dan menghentikan pemberian asi. Sekarang Ariel diberikan susu formula sebagai pengganti asi ibu.Zakki tidak mengetahui semua yang terjadi. Dia pernah berjanji akan menebus semua kesalahannya, tetapi perang dingin di antara mereka membuatnya melupakan semua janji itu.Mungkin Zakki masih memedulikan Annika, tetapi Zakki lebih menikmati perhatian dari gadis muda yang lembut dan cantik. Semua hal itu sudah cukup untuk memberi makan egonya dan membuatnya tidak ingin pulang.Pada akhir tahun, kondisi Annika makin parah.Setiap malam Annika tidak bisa tidur,
Saat Yunita mau menjawab, Zakki malah langsung pergi meninggalkannya.Yunita agak kecewa, padahal dia tahu bahwa Zakki terkesima melihat penampilannya. Jika tidak tertarik, Zakki tidak mungkin menatapnya seperti itu. Zakki tidak mungkin memberikan tumpangan tempo hari.Namun, kenapa Zakki tidak menyentuhnya?Dian memperhatikan Yunita yang tampak kecewa, lalu bertanya kepada Dania, "Itu anak magangnya?"Dania menjawab dengan hormat, "Benar, Bu! Wanita muda yang tidak bisa menempatkan diri. Dia sering mencari alasan untuk mendekati Pak Zakki. Tapi ... Pak Zakki juga membiarkannya begitu saja."Dian menyeringai dingin. "Itik tetaplah itik, tidak bisa berubah jadi angsa."Yunita tersentak mendengar hinaan yang dilontarkan Dian. Yunita merasa malu, dia tidak boleh mendekati pria yang sudah menikah. Hanya saja, dia tidak dapat menahan dirinya. Dia ...menyukai Zakki!....Dua hari kemudian, Dania datang ke rumah Zakki untuk mengantarkan dokumen.Zakki sedang menghadiri rapat online di ruang k