Zakki meletakkan Ariel ke atas tempat tidur, lalu beranjak ke belakang Annika dan memeluknya."Kenapa tidak buka hadiahmu? Ayo, dibuka. Lihat, apakah kamu menyukainya?" Zakki berbisik lembut di belakang telinga Annika.Annika tidak menyukai sentuhan Zakki. Setelah membuka kotak hadiah, Annika melihat sehelai syal berwarna merah mudah yang dibelikan untuknya.Zakki melingkarkan syal tersebut di leher Annika. "Cocok banget sama kamu."Beberapa hari sudah berlalu sejak Zakki terakhir menyentuh Annika. Belakangan ini kondisi Annika mulai membaik, Zakki ingin bermesraan dengan istrinya. Lagi pula hari ini adalah malam natal, Zakki mendambakan sentuhan hangat Annika.Kemudian Zakki kembali memeluk Annika dari belakang, embusan napas Zakki menggelitik daun telinga Annika. Suara Zakki terdengar lebih serak daripada biasanya. "Annika, ayo, kita coba lagi. Kalau kamu tidak nyaman, aku janji bakal berhenti."Setelah selesai bicara, Zakki langsung menggendong Annika ke atas sofa. Satu tangan Zakki
Akhirnya mereka berpisah dalam keadaan yang tidak baik.Sejak saat itu, interaksi Zakki dan Annika makin dingin. Tampaknya, hanya obsesi Zakki yang masih menopang rumah tangga ini.Zakki tidak mau melepaskan Annika. Zakki tidak tahu bahwa kemunculan Yunita memberikan dampak yang buruk untuk Annika.Awalnya kondisi Annika perlahan mulai pulih, tetapi akhir-akhir ini dia sering gelisah dan panik. Annika terpaksa mengonsumsi obat penenang dan menghentikan pemberian asi. Sekarang Ariel diberikan susu formula sebagai pengganti asi ibu.Zakki tidak mengetahui semua yang terjadi. Dia pernah berjanji akan menebus semua kesalahannya, tetapi perang dingin di antara mereka membuatnya melupakan semua janji itu.Mungkin Zakki masih memedulikan Annika, tetapi Zakki lebih menikmati perhatian dari gadis muda yang lembut dan cantik. Semua hal itu sudah cukup untuk memberi makan egonya dan membuatnya tidak ingin pulang.Pada akhir tahun, kondisi Annika makin parah.Setiap malam Annika tidak bisa tidur,
Saat Yunita mau menjawab, Zakki malah langsung pergi meninggalkannya.Yunita agak kecewa, padahal dia tahu bahwa Zakki terkesima melihat penampilannya. Jika tidak tertarik, Zakki tidak mungkin menatapnya seperti itu. Zakki tidak mungkin memberikan tumpangan tempo hari.Namun, kenapa Zakki tidak menyentuhnya?Dian memperhatikan Yunita yang tampak kecewa, lalu bertanya kepada Dania, "Itu anak magangnya?"Dania menjawab dengan hormat, "Benar, Bu! Wanita muda yang tidak bisa menempatkan diri. Dia sering mencari alasan untuk mendekati Pak Zakki. Tapi ... Pak Zakki juga membiarkannya begitu saja."Dian menyeringai dingin. "Itik tetaplah itik, tidak bisa berubah jadi angsa."Yunita tersentak mendengar hinaan yang dilontarkan Dian. Yunita merasa malu, dia tidak boleh mendekati pria yang sudah menikah. Hanya saja, dia tidak dapat menahan dirinya. Dia ...menyukai Zakki!....Dua hari kemudian, Dania datang ke rumah Zakki untuk mengantarkan dokumen.Zakki sedang menghadiri rapat online di ruang k
Rapat Zakki baru berakhir sekitar pukul 8malam.Zakki tidak langsung kembali ke kamar, dia beranjak ke depan jendela untuk menikmati 2 batang rokok. Asap mengepul sebagian ruang kerja.Zakki mengulurkan tangan untuk membersihkan kaca jendela yang berkabut. Jalanan di luar telah ditutupi tumpukan salju tebal.Salju turun menghiasi musim dingin.Dua jari Zakki menjepit sebatang rokok sambil mengembuskan asap, tatapan matanya terlihat muram. Setelah puas, dia membuang puntung rokok dan pergi meninggalkan ruang kerja.Ketika melewati ruang tamu, Zakki melihat majalah tahunan kantor yang diletakkan di atas meja. Zakki mengambil dan membuka halaman majalah, terlihat fotonya yang berdiri bersampingan bersama Yunita. Foto tersebut memperlihatkan kemesraan mereka ....Zakki yakin bahwa Annika sudah melihatnya, tetapi dia sama sekali tidak bereaksi.Kemudian Zakki menutup majalah tersebut dan masuk ke dalam kamar.Annika sedang menggendong Ariel di samping jendela sambil menyusuinya. Zakki sempa
Zakki meninggalkan kamar tanpa ragu.Ketika Zakki membuka pintu, angin dingin bertiup masuk ke dalam kamar. Begitu mendengar suara rintihan Ariel, Annika bergegas menidurinya sambil menepuk-nepuk pundaknya dengan lembut.....Tak berapa lama, Zakki kembali ke kamar. Dia melirik Annika, lalu beranjak ke lemari untuk berganti pakaian. "Aku mau keluar sebentar, kamu dan Ariel tidur duluan."Annika menggendong Ariel ke depan ruang ganti. Zakki tampak mengenakan kemeja, celana panjang, dan jas berwarna hitam. Meskipun sudah larut malam, Zakki masih sangat memperhatikan penampilan sebelum bertemu gadis muda.Zakki melirik Annika sambil bertanya, "Kenapa tidak tidur?""Ariel agak rewel. Zakki, kalau kamu sangat memedulikannya, kenapa kamu nggak menikahinya saja?" Annika menundukkan kepala dan menatap Ariel.Annika benar-benar sudah tidak peduli. Dia tidak bisa menang melawan Zakki, sekarang dia cuma bisa mengalah.Di bawah sinar lampu kristal, Zakki merapikan pakaiannya. Penampilan rapi Zakki
Pada dini hari, mobil yang dikendarai Zakki berhenti di halaman sebuah apartemen.Sosok yang menunggu di depan terlihat sangat cemas. Begitu melihat kedatangan Zakki, dia langsung berlari memeluknya sambil bergumam, "Pak Zakki, aku sangat takut. Tadi Wilya meminum 4 butir obat tidur, aku mengkhawatirkan keselamatannya ...."Zakki menutup pintu mobil sambil melirik gadis yang berada di dalam pelukannya. Yunita sudah kelewatan, tetapi Zakki tidak menyalahkannya."Di mana orangnya?" Zakki hanya melepaskan pelukan Yunita.Yunita mengangkat kepalanya, matanya tampak berkaca-kaca. Yunita menjawab sambil menggigit bibirnya, "Keluarganya lagi perjalanan ke sini, aku sedang menenangkannya. Tapi sekarang tidak leluasa menjenguknya ke dalam."Yunita tampak gelisah, sesekali dia tersipu malu. Di tengah keraguannya, tiba-tiba Zakki membuka pintu mobil. "Masuklah."Yunita tidak memahami maksud Zakki. Dia datang tengah malam, tetapi malah melepaskan pelukan Yunita. Namun, tiba-tiba membuka pintu mobi
Zakki tidak langsung melepaskan pelukan Yunita.Zakki memperhatikan wajah Yunita yang mirip dengan saat Annika masih muda. Selagi Zakki terbuai, Yunita ingin menggunakan kesempatan ini untuk memeluknya erat sambil berbicara menggunakan nada yang manja, "Pak Zakki, aku menyukaimu. Apakah kamu mau menjadi pacarku? Aku punya banyak kelebihan."Hanya saja, kalimat itu terasa seperti tersangkut di tenggorokan. Yunita tidak sanggup melontarkannya.Setelah tersadar dari lamunan, Zakki langsung melepaskan pelukan Yunita sambil menjawab, "Aku sudah punya istri."Yunita ditolak. Dia menggigit bibirnya sambil menahan malu. "Aku tidak memiliki niat buruk, aku juga tidak akan merusak rumah tanggamu. Aku tidak seperti Kak Shilla yang banyak menuntut. Aku mudah merasa puas."Yunita tidak meminta terlalu banyak, dia sudah senang meski hanya ditemani sebentar seperti malam ini.Bagaimana mungkin Zakki tidak mengetahui isi hati Yunita? Zakki memiliki pilihan untuk tidak datang, tetapi akhirnya dia tetap
Di Rumah Sakit Ruslan.Untungnya nyawa Annika berhasil diselamatkan, nyawanya sudah tidak berada dalam bahaya. Hanya saja, kondisinya masih lemah. Dia harus menginap di rumah sakit untuk memudahkan pemantauan dokter.Zakki berdiri di depan jendela sambil menatap pepohonan yang ditutupi salju.Seorang dokter datang menghampirinya. "Pak Zakki, Bu Annika mengonsumsi 20 tablet obat penenang sekaligus. Depresinya kambuh dan mendorongnya untuk melakukan percobaan bunuh diri. Aku sarankan, sebaiknya Bu Annika melakukan pemeriksaan psikologis secara menyeluruh. Jauhkan Bu Annika dari hal-hal yang membuatnya stres. Dengan begitu, kondisinya baru bisa membaik."Zakki mengangguk. "Aku mengerti."Setelah dokter pergi, Zakki beranjak ke samping Annika dan menatap wajahnya yang tampak tersiksa.Sampai sekarang, hati Zakki masih bergetar ketakutan. Jika Zakki terlambat setengah jam saja, nyawa Annika pasti sudah tidak bisa diselamatkan. Ariel pun akan kehilangan ibunya.Tetesan air mata mengalir dari