Zakki pulang sangat awal, dia sudah meninggalkan kantor sekitar pukul 4 sore. Dia mau pergi membelikan hadiah natal untuk Ariel. Tentu saja, dia juga sudah menyiapkan hadiah untuk Annika.Cuaca sangat dingin, Zakki membelikan Annika sebuah syal mewah berwarna merah mudah.Setelah membeli hadiah, Zakki meninggalkan pusat perbelanjaan dan masuk ke dalam mobil. Salju di luar turun semakin lebat, seluruh jalanan berubah menjadi warna putih.Mobil berhenti di depan lampu merah, lalu sopir membuka kaca jendela untuk membersihkan kaca spion. "Salju hari ini sangat lebat, besok jalanan pasti ditutup. Tuan Zakki, besok pagi aku akan datang lebih awal ...."Zakki bersandar di kursi sambil melihat mainan yang dibelikannya untuk Ariel. "Besok natal, aku mau menemani anakku di rumah."Sopir menimpali, "Benar, Tuan Zakki sudah punya anak. Anda adalah seorang ayah."Zakki tersenyum kecil.Ketika mobil hendak jalan, seorang wanita muda menghampiri dan mengetuk kaca jendela. Ekspresinya terlihat hati-h
Zakki tiba di rumah sekitar pukul 7 malam, Annika sudah selesai makan.Akhir-akhir ini, kondisi Annika mulai membaik.Meskipun turun salju, para pengawal masih bertugas seperti biasanya. Mereka berjaga di sekeliling vila.Zakki turun dari mobil, dia sengaja tidak menurunkan hadiahnya untuk memberikan kejutan kepada Annika.Sesaat masuk ke dalam rumah, Zakki melepaskan mantelnya sambil bertanya kepada pelayan, "Annika sudah makan?"Pelayan mengambil mantel Zakki sambil menjawab dengan tersenyum, "Nyonya sudah makan. Tadi sore Nyonya menggendong Nona Ariel untuk melihat salju di jendela. Nona Ariel sama sekali tidak takut, dia malah tertawa, kelihatan bahagia banget."Raut wajah Zakki terlihat lembut, dia segera mengganti sepatunya dan naik ke lantai dua.Penghangat ruangan menyala di dalam kamar, suhu terasa sangat hangat.Annika mengenakan jaket tebal, dia duduk di samping tempat tidur bayi sambil menemani Ariel bermain. Karena tidak ke mana-mana, Annika mengikat rambut seadanya. Dari
Zakki meletakkan Ariel ke atas tempat tidur, lalu beranjak ke belakang Annika dan memeluknya."Kenapa tidak buka hadiahmu? Ayo, dibuka. Lihat, apakah kamu menyukainya?" Zakki berbisik lembut di belakang telinga Annika.Annika tidak menyukai sentuhan Zakki. Setelah membuka kotak hadiah, Annika melihat sehelai syal berwarna merah mudah yang dibelikan untuknya.Zakki melingkarkan syal tersebut di leher Annika. "Cocok banget sama kamu."Beberapa hari sudah berlalu sejak Zakki terakhir menyentuh Annika. Belakangan ini kondisi Annika mulai membaik, Zakki ingin bermesraan dengan istrinya. Lagi pula hari ini adalah malam natal, Zakki mendambakan sentuhan hangat Annika.Kemudian Zakki kembali memeluk Annika dari belakang, embusan napas Zakki menggelitik daun telinga Annika. Suara Zakki terdengar lebih serak daripada biasanya. "Annika, ayo, kita coba lagi. Kalau kamu tidak nyaman, aku janji bakal berhenti."Setelah selesai bicara, Zakki langsung menggendong Annika ke atas sofa. Satu tangan Zakki
Akhirnya mereka berpisah dalam keadaan yang tidak baik.Sejak saat itu, interaksi Zakki dan Annika makin dingin. Tampaknya, hanya obsesi Zakki yang masih menopang rumah tangga ini.Zakki tidak mau melepaskan Annika. Zakki tidak tahu bahwa kemunculan Yunita memberikan dampak yang buruk untuk Annika.Awalnya kondisi Annika perlahan mulai pulih, tetapi akhir-akhir ini dia sering gelisah dan panik. Annika terpaksa mengonsumsi obat penenang dan menghentikan pemberian asi. Sekarang Ariel diberikan susu formula sebagai pengganti asi ibu.Zakki tidak mengetahui semua yang terjadi. Dia pernah berjanji akan menebus semua kesalahannya, tetapi perang dingin di antara mereka membuatnya melupakan semua janji itu.Mungkin Zakki masih memedulikan Annika, tetapi Zakki lebih menikmati perhatian dari gadis muda yang lembut dan cantik. Semua hal itu sudah cukup untuk memberi makan egonya dan membuatnya tidak ingin pulang.Pada akhir tahun, kondisi Annika makin parah.Setiap malam Annika tidak bisa tidur,
Saat Yunita mau menjawab, Zakki malah langsung pergi meninggalkannya.Yunita agak kecewa, padahal dia tahu bahwa Zakki terkesima melihat penampilannya. Jika tidak tertarik, Zakki tidak mungkin menatapnya seperti itu. Zakki tidak mungkin memberikan tumpangan tempo hari.Namun, kenapa Zakki tidak menyentuhnya?Dian memperhatikan Yunita yang tampak kecewa, lalu bertanya kepada Dania, "Itu anak magangnya?"Dania menjawab dengan hormat, "Benar, Bu! Wanita muda yang tidak bisa menempatkan diri. Dia sering mencari alasan untuk mendekati Pak Zakki. Tapi ... Pak Zakki juga membiarkannya begitu saja."Dian menyeringai dingin. "Itik tetaplah itik, tidak bisa berubah jadi angsa."Yunita tersentak mendengar hinaan yang dilontarkan Dian. Yunita merasa malu, dia tidak boleh mendekati pria yang sudah menikah. Hanya saja, dia tidak dapat menahan dirinya. Dia ...menyukai Zakki!....Dua hari kemudian, Dania datang ke rumah Zakki untuk mengantarkan dokumen.Zakki sedang menghadiri rapat online di ruang k
Rapat Zakki baru berakhir sekitar pukul 8malam.Zakki tidak langsung kembali ke kamar, dia beranjak ke depan jendela untuk menikmati 2 batang rokok. Asap mengepul sebagian ruang kerja.Zakki mengulurkan tangan untuk membersihkan kaca jendela yang berkabut. Jalanan di luar telah ditutupi tumpukan salju tebal.Salju turun menghiasi musim dingin.Dua jari Zakki menjepit sebatang rokok sambil mengembuskan asap, tatapan matanya terlihat muram. Setelah puas, dia membuang puntung rokok dan pergi meninggalkan ruang kerja.Ketika melewati ruang tamu, Zakki melihat majalah tahunan kantor yang diletakkan di atas meja. Zakki mengambil dan membuka halaman majalah, terlihat fotonya yang berdiri bersampingan bersama Yunita. Foto tersebut memperlihatkan kemesraan mereka ....Zakki yakin bahwa Annika sudah melihatnya, tetapi dia sama sekali tidak bereaksi.Kemudian Zakki menutup majalah tersebut dan masuk ke dalam kamar.Annika sedang menggendong Ariel di samping jendela sambil menyusuinya. Zakki sempa
Zakki meninggalkan kamar tanpa ragu.Ketika Zakki membuka pintu, angin dingin bertiup masuk ke dalam kamar. Begitu mendengar suara rintihan Ariel, Annika bergegas menidurinya sambil menepuk-nepuk pundaknya dengan lembut.....Tak berapa lama, Zakki kembali ke kamar. Dia melirik Annika, lalu beranjak ke lemari untuk berganti pakaian. "Aku mau keluar sebentar, kamu dan Ariel tidur duluan."Annika menggendong Ariel ke depan ruang ganti. Zakki tampak mengenakan kemeja, celana panjang, dan jas berwarna hitam. Meskipun sudah larut malam, Zakki masih sangat memperhatikan penampilan sebelum bertemu gadis muda.Zakki melirik Annika sambil bertanya, "Kenapa tidak tidur?""Ariel agak rewel. Zakki, kalau kamu sangat memedulikannya, kenapa kamu nggak menikahinya saja?" Annika menundukkan kepala dan menatap Ariel.Annika benar-benar sudah tidak peduli. Dia tidak bisa menang melawan Zakki, sekarang dia cuma bisa mengalah.Di bawah sinar lampu kristal, Zakki merapikan pakaiannya. Penampilan rapi Zakki
Pada dini hari, mobil yang dikendarai Zakki berhenti di halaman sebuah apartemen.Sosok yang menunggu di depan terlihat sangat cemas. Begitu melihat kedatangan Zakki, dia langsung berlari memeluknya sambil bergumam, "Pak Zakki, aku sangat takut. Tadi Wilya meminum 4 butir obat tidur, aku mengkhawatirkan keselamatannya ...."Zakki menutup pintu mobil sambil melirik gadis yang berada di dalam pelukannya. Yunita sudah kelewatan, tetapi Zakki tidak menyalahkannya."Di mana orangnya?" Zakki hanya melepaskan pelukan Yunita.Yunita mengangkat kepalanya, matanya tampak berkaca-kaca. Yunita menjawab sambil menggigit bibirnya, "Keluarganya lagi perjalanan ke sini, aku sedang menenangkannya. Tapi sekarang tidak leluasa menjenguknya ke dalam."Yunita tampak gelisah, sesekali dia tersipu malu. Di tengah keraguannya, tiba-tiba Zakki membuka pintu mobil. "Masuklah."Yunita tidak memahami maksud Zakki. Dia datang tengah malam, tetapi malah melepaskan pelukan Yunita. Namun, tiba-tiba membuka pintu mobi
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se