Share

Bab 296

Annika kesakitan, tetapi dia tidak mau berteriak.

Annika memandang lampu kristal yang tergantung di langit-langit. Dia masih ingat, Zakki memesan lampu itu dari luar negeri. Annika sangat menyukainya.

Annika masih mengingat jelas kebahagiaan pada malam itu, tetapi sekarang lampu mewah yang menyala terasa menusuk mata.

Jelas-jelas sedang berpelukan, jelas-jelas sedang bermesraan, tetapi sekujur tubuh Annika malah terasa dingin. Tak ada kenikmatan, yang tersisa cuma kebencian.

Tubuh Annika bergetar, dia tidak mampu menahan rasa sakitnya lagi. "Zakki, sakit ...."

Akhirnya Zakki berhenti. Dia membenamkan kepalanya di dada Annika sambil memeluk pinggangnya yang ramping.

Pakaian mereka acak-acakan dan napasnya terdengar terengah-engah. Ini bukan ciuman, tetapi lebih mirip pertempuran.

Zakki mengusap lembut bibir Annika. "Kalau sakit, teriaklah seperti sekarang, jangan malah mengacuhkan aku. Aku harus apa? Beri tahu aku! Selama sanggup, aku pasti akan melakukannya. Menghidupi Bibi Shinta, men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status