Zakki berkata dengan nada menyindir, "Kalau begitu, kamu kira dirimu sangat berharga? Kamu kira aku keberatan kalau kita bercerai? Kamu kira aku nggak bisa hidup tanpamu?"Annika membelalakkan mata dan menahan air matanya. Dia tidak percaya dengan perkataan Zakki ini. Ternyata, dia begitu rendahan di mata Zakki? Menurut Zakki, dia hanya menjual diri selama ini? Mudah sekali pria ini berbicara. Parahnya, semua ini hanya karena dia tidak menjawab panggilan dari rumah sakit.Zakki melepaskan tangan Annika. Tanpa melirik Annika, dia langsung berjalan pergi untuk menemui wanita yang dicintainya itu. Ternyata, Shilla lebih penting dari Annika. Parahnya, Annika baru tahu hal ini sekarang.Annika pun tersenyum ringan. Mengapa dia meminta bantuan dari Zakki? Dia mengira Zakki bersedia membantunya? Konyol sekali. Jelas-jelas dirinya hanya pelampiasan nafsu pria ini! Annika tahu sendiri bagaimana Zakki memperlakukannya dan melindungi Shilla.Lantas, mengapa masih bersikap bodoh seperti ini? Menga
Sekujur tubuh Annika terasa sakit! Sakit sampai sulit bernapas! Seolah-olah dia akan mati sebentar lagi! Namun, dia merasa sangat enggan jika harus kehilangan Ariel!Ariel sudah berusia 8 bulan, tetapi belum melihat dunia. Annika sangat mencintai darah dagingnya. Dia sangat mengharapkan kelahiran Ariel, jadi harus bertahan! Dia tidak boleh mati!Annika menarik napas dalam-dalam, seolah-olah cara ini bisa meringankan rasa sakit akibat kontraksi. Dia mendongak, lalu berteriak sekuat tenaga, "Tolong! Tolong selamatkan anakku!"....Tidak ada yang mendengar teriakannya karena suara petasan memenuhi seluruh langit. Annika pun menopang tubuhnya dengan tangan, lalu merangkak dari pintu kamar sampai ke tangga. Darah terus mengalir hingga akhirnya menetes ke bawah tangga.Annika teringat pada kata-kata yang dilontarkan Zakki malam itu. Selain rasa sakit karena kehilangan ayah dan melahirkan, dia juga merasakan sakit karena Zakki. Kini, yang menetes bukan hanya darah, tetapi juga air mata.....
"Siapa pun yang berani mendekat, aku akan menghabisinya!""Aku nggak bakal segan-segan membuat Grup Raksa jadi pemberitaan utama.""Aku akan menghancurkan reputasi Grup Raksa! Bukannya kalian paling mementingkan harga diri? Kenapa diam saja? Hah? Apakah kalian pernah memperlakukan Annika selayaknya manusia?"....Dari kejauhan, Jeremy memperhatikan Sania dengan tenang. Jeremy tertegun menyaksikan kegilaan Sania yang berusaha mati-matian untuk melindungi Annika.Setelah beberapa lama, Jeremy berjalan menghampiri Sania, lalu menarik dan menahannya agar tidak sembarangan bergerak.Sania tersentak mencium aroma tembakau yang melekat pada tubuh pria yang berdiri di belakangnya. Ternyata Jeremy!"Suruh dia untuk menyelamatkan nyawa Annika! Annika nggak boleh mati, dia tidak boleh mati! Jeremy, aku mohon. Aku dan anakku memohon padamu. Tolong ...."Jeremy menahan Sania sambil menoleh ke arah Dian dan berkata dengan suara teredam, "Selamatkan Annika! Kalau tidak, Zakki pasti akan menggila dan
Bayi kecil berhasil dilahirkan dengan selamat."Kondisi anakmu sehat, hanya perlu dirawat di tabung inkubator selama seminggu," dokter menjelaskan.Annika terbaring lemas, bibirnya bergetar hebat. Terlalu banyak kesedihan dan kebahagiaan yang terjadi malam ini. Setelah perjuangan panjang yang sakit dan melelahkan, sekarang dia tidak sanggup mengucapkan sepatah kata pun.Sania menggenggam erat tangan Annika sambil tersenyum dan menangis. "Annika, kamu dengar, 'kan? Anakmu sehat, anakmu sehat!"Annika berusaha tersenyum, tetapi di saat bersamaan, air mata malah mengalir dari ujung matanya.....Bayi Annika dimasukkan ke dalam tabung inkubator.Dian memperhatikan cucunya dari kaca jendela, dia terlihat sangat bahagia. Itu adalah anak Zakki, Dian telah menjadi seorang nenek.Anak Zakki dan Annika memiliki hidung yang mancung, sangat mirip dengan ayahnya.Dian memandang cucunya cukup lama. Beberapa saat kemudian, akhirnya Dian baru teringat pada Annika. Pada tengah malam, Dian bertanya kepa
Dengan kondisi tubuh yang masih lemah, Annika memaksakan diri untuk mengurus pemakaman ayahnya.Ketika Yoyok datang melayat, dia merasa bersalah sekaligus meminta maaf kepada Annika.Annika berdiri di depan ruang sembahyang sambil tersenyum sedih menatap foto ayahnya. "Pak Yoyok, kamu sudah berusaha. Sekarang Keluarga Chandra seperti ini karena Zakki menarik kembali hadiah yang diberikannya. Saat menyukaimu, dia rela memberikan apa pun untukmu. Tapi saat sudah bosan, dia bahkan tidak mau melihatmu. Mau kamu hidup atau mati, sedih atau bahagia, dia sama sekali tidak peduli."Annika menyeka air matanya. "Bagi Zakki, aku tidak lebih dari seekor binatang yang tidak punya harga diri. Nggak ada gunanya memohon sama dia. Pada akhirnya, semua tetap seperti ini."Kata Zakki, tidak ada pilihan selain memohon kepadanya. Namun, sekarang Annika tidak akan lagi memohon kepadanya. Annika sudah hampir kehilangan semuanya.Angin sepoi-sepoi bertiup. Annika berdiri di hadapan mimbar ruang sembahyang, tu
Zakki tersentak mendengarnya.Bukankah Annika sehat-sehat saja? Kenapa bayinya bisa lahir prematur?Dania menjawab dengan terisak-isak, "Persidangan Satya diadakan tidak lama setelah Anda pergi. Satya dijatuhkan hukuman 6 tahun penjara. Malamnya, Pak Denny mengalami serangan jantung dan meninggal. Kandungan Bu Annika kontraksi setelah mengetahui kabar itu."Beberapa kalimat yang dilontarkan Dania sontak bergema di telinga Zakki.Satya divonis 6 tahun penjara, Denny meninggal dunia, dan anak yang dikandung Annika lahir prematur. Zakki tak sanggup membayangkan betapa menderitanya Annika menghadapi masalah yang datang secara bertubi-tubi. Bagaimana dengan masa depan rumah tangga Zakki dan Annika kelak?Setelah tertegun selama beberapa saat, Zakki bertanya dengan suara serak, "Di mana anakku?""Anaknya sehat, besok sudah boleh keluar dari rumah sakit. Pak, sekarang Anda mau ke mana?" tanya Dania.....Sebuah Rolls Rayce Phontem berwarna hitam yang mewah berhenti di parkiran.Sopir melirik
Suasana di dalam bangsal sontak terasa sunyi.Dian berpikir sejenak, lalu lanjut berkata, "Sementara ini, biar aku yang mengurus Ariel. Melihat kondisi Annika sekarang, dia belum siap merawat anaknya."Di saat Dian yang sedang berbicara, tiba-tiba Bi Rini membuka pintu bangsal, lalu berlutut di hadapan Zakki sambil berlinang air mata."Tuan, semua salahku. Waktu itu aku mendengar suara telepon di ruang kerja, aku juga yang menjawab telepon itu karena takut mengganggu Nyonya Annika yang lagi tidur. Tapi aku tidak mengerti apa yang orang di ujung telepon bicarakan. Saat itu aku lagi sibuk, jadi teleponnya langsung kututup. Aku ... aku lupa memberi tahu Nyonya Annika. Aku yang menjawab telepon itu, bukannya Nyonya Annika sengaja tidak mau memberi tahu Anda. Nyonya tidak salah, semua gara-gara aku."Bi Rini adalah pelayan yang sudah lama bekerja untuk Keluarga Ruslan. Selama ini Annika memperlakukan Bi Rini dengan baik, tetapi tindakannya malah merugikan Annika.Bi Rini merasa sangat bersa
Annika menoleh, tatapannya terlihat tenang.Kemudian Annika menjawabnya dengan nada bicara yang terdengar kelelahan, "Nggak perlu, kakakku nggak sudah pasrah. Zakki, kamu pernah bilang, kita bisa cerai setelah aku melahirkan anakku. Aku nggak minta apa-apa, aku cuma mau mendapatkan hak asuh atas Ariel."Angin malam berembus kencang, Zakki menatapnya dalam kegelapan malam.Dulu, Annika sangat mencintai Zakki. Namun, sekarang semua cintanya telah sirna tanpa meninggalkan jejak sedikit pun.Suara Zakki terdengar serak, dia meminta maaf dan mengatakan bahwa dirinya tidak akan menyerah. Zakki mengakui kelalaiannya yang sudah menuding Annika. Ternyata, Bi Rini yang menjawab panggilan itu ....Annika tersenyum kecut. "Zakki, apa gunanya menjelaskan semua ini?"Dalam waktu satu malam, Annika kehilangan ayah dan kakaknya sekaligus. Shinta kehilangan suaminya.Malam itu, nyawa Annika hampir melayang, Ariel nyaris tidak bisa dilahirkan dengan selamat. Bagaimana mungkin semua penderitaan itu bisa
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se