Di apartemen Keluarga Chandra. Shinta tahu Annika datang, jadi dia pergi ke pasar pagi-pagi untuk membeli daging iga dan rebung segar. Shinta mau memasak makanan yang bergizi untuk Annika. Melihat Annika yang mencuci sayuran, Shinta membujuk, "Kamu lagi hamil, sebaiknya kamu istirahat. Nanti aku yang cuci saja."Annika tersenyum dan menimpali, "Usia kandunganku baru 3 bulan, nggak masalah."Shinta tertegun saat Annika mengungkit tentang anaknya. Kemudian, dia memberi Annika apel, lalu bertanya setelah ragu-ragu sejenak, "Apa rencanamu selanjutnya? Terakhir kali aku dengar Sania bilang kamu mau buka toko di Kota Aruma. Apa benar begitu?"Annika menggigit apel, rasanya asam dan juga manis. Setelah beberapa saat, Annika baru menjelaskan, "Iya, aku punya kenalan di Kota Aruma. Nyonya Lukito yang memperkenalkannya kepadaku, jadi orang itu bisa dipercaya. Setelah Kak Satya dibebaskan, kita pindah ke Kota Aruma. Aku sudah mengajukan paspornya."Shinta bisa menebak permasalahan antara Annika d
Zakki memegang setir dengan erat, tetapi dia tetap berusaha tenang saat berbicara, "Boleh saja kalau mau melahirkan di sana, tapi kamu jangan terlalu capek kerja. Ibu hamil sudah cukup susah .... Nyonya Ruslan, aku nggak mau melihatmu terlalu capek."Annika hanya tersenyum datar.....Malam harinya, Zakki membereskan pekerjaannya di ruang kerja. Sementara itu, Annika duduk di depan meja rias untuk memakai produk perawatan kulit setelah mandi. Kemudian, Annika membuka laci. Di dalamnya ada dokumen penting milik Annika.Dengan bantuan Faisal, Annika sudah mendapatkan izin tinggal tetap di Kota Aruma. Setelah mendapatkan paspor, Annika akan tinggal di Kota Aruma bersama anaknya dan tidak akan kembali ke Kota Brata lagi.Annika membuat keputusan ini sesudah mempertimbangkannya dengan matang. Dia tahu untuk sementara waktu ini Zakki pasti tidak akan melepaskannya. Jadi, Annika hanya bisa mengatasnamakan kepentingan anak untuk pisah rumah dengan Zakki.Lama-kelamaan, Zakki pasti akan kesepia
Chika dibawa ke aula bunga. Gerak-gerik dan suara pelayan saat melayani Chika sangat pelan. Chika berpikir, seharusnya ini karena Annika sedang hamil. Jadi, para pelayan lebih hati-hati.Chika tidak menyangka Annika bisa hamil. Bukannya hubungan Zakki dan Annika tidak harmonis? Kenapa Annika langsung hamil setelah mereka rujuk? Kala ini, hujan gerimis di luar membuat suasana hati Chika menjadi buruk.Kemudian, pintu aula bunga dibuka. Chika melihat Zakki. Namun, Zakki hanya berdiri di depan pintu dan tidak berniat menghampiri Chika. Tidak seperti sebelumnya, sekarang Zakki berusaha menjaga jarak dengan Chika untuk menunjukkan sikapnya sebagai suami dan ayah yang baik.Zakki menutup pintu. Sepertinya Zakki tidak ingin perbincangan mereka didengar oleh pelayan, lalu diketahui Annika. Chika merasa frustrasi. Dia tidak lagi memedulikan harga dirinya sebagai wanita dan langsung bertanya, "Zakki, apa kamu memedulikan Annika karena dia lagi hamil? Kalau Annika nggak hamil, apa mungkin kita ..
Annika berujar, "Aku percaya padamu."Zakki membelai wajah Annika, lalu menyentuh telinga Annika. Bagian telinga Annika sangat sensitif. Setiap bercinta, Zakki suka menggigit telinga Annika dengan lembut dan Annika akan memeluk Zakki lebih erat. Zakki sudah lama tidak memuaskan hasratnya dan sekarang dia teringat dengan momen-momen yang intens itu.Zakki berucap dengan suara serak, "Aku akan mengendarai mobilnya ke depan pintu vila. Kamu suruh pelayan untuk ambil jaket di lantai atas. Di luar agak dingin."Zakki pun pergi dan Annika memandang sosoknya yang menjauh. Zakki selalu berpakaian rapi. Kala ini, dia mengenakan kemeja abu tua dan jas. Meskipun hanya dilihat dari belakang, Zakki tampak sangat elegan. Pantas saja banyak wanita yang terpikat dengan pesona Zakki.Annika menunduk dan mengelus perutnya dengan lembut. Annika merenung, sebenarnya berpura-pura mesra dengan Zakki tidak terlalu sulit.Pelayan turun dari lantai atas dengan membawa jaket yang sering dipakai Annika, lalu men
Di kantor pusat Grup Ruslan. Setelah selesai menandatangani dokumen, Zakki bertanya kepada Dania dengan santai, "Apa kamu tahu restoran mana yang lebih cocok untuk berkencan?"Dania berpikir sejenak, lalu menyahut, "Harus dilihat dulu pasangannya siapa. Kalau dengan Nyonya Ruslan, ada sebuah restoran bergaya latin yang cukup bagus. Kalau dengan Nona Chika, lebih baik pilih tempat yang agak tersembunyi."Ekspresi Zakki sangat masam. Dia mengambil jaket, lalu berucap dengan datar, "Aku nggak punya hubungan apa-apa dengan Chika."Dania membawa dokumen sambil mengikuti Zakki dan mengingatkan, "Kudengar, Nona Chika datang ke vila. Pak Zakki, kalau Nyonya Ruslan nggak mempermasalahkan hal ini, jangan terlalu optimis."Dania hanya mengungkapkan pemikirannya. Sementara itu, Zakki hanya memandang angka merah di atas pintu lift dan tidak bersuara. Namun, Zakki merasa kecewa.....Zakki duduk di dalam mobil. Dia hendak menelepon Annika untuk menjemput Annika dan mengajaknya makan di luar. Hanya s
Zakki tersenyum sembari membalas, "Nenek tenang saja. Aku akan mengalah padanya."Lily tersenyum saat mendengar perkataan cucunya. Kemudian, dia mendesak Zakki untuk pulang menjaga Annika. Dia berujar, "Jangan terus datang padaku! Jangan sampai kamu menularkan penyakitku kepada anakmu."Zakki terkekeh-kekeh, lalu menimpali, "Mana mungkin! Anakku bahkan belum lahir." Nada bicara Zakki terdengar sangat bahagia.Mendengar ini, Lily merasa gembira. Ketika melihat ke sekeliling, dia merasa suasana di rumah ini akan ramai karena kehadiran seorang bayi. Dia sangat tidak sabar menantikan kelahiran cicitnya.Ketika menuruni tangga, Zakki bertemu dengan Dian. Dian sedang mengarahkan pelayan untuk menghidangkan makanan. Sepertinya dia ingin meminta Zakki tinggal untuk makan bersama.Zakki menolak, "Akhir-akhir ini, nafsu makan Annika kurang baik. Aku pulang dulu, ya."Belakangan ini, Dian tidak begitu suka dengan Annika. Dian menyukai menantu yang lembut dan penurut, apalagi yang memiliki keturun
Annika mengatur napasnya sejenak, lalu menjawab, "Kota Aruma. Bulan lalu, Nyonya Lukito memberi tahu sebuah toko yang bagus. Menurutku toko itu lumayan, jadi aku membeli toko itu."Kota Aruma? Zakki cukup terkejut. Dia menunduk untuk mencium bibir Annika. Sesudah mengulum untuk waktu yang lama, dia bertanya sambil berbisik, "Kamu begitu menyukai kota itu?"Zakki ingin menyenangkan Annika, jadi dia mengulurkan tangan mengambil ponselnya, lalu melanjutkan, "Aku akan meminta Dania memeriksa jadwalku. Kalau nggak sibuk, aku akan menemanimu ke sana. Begitu pekerjaanmu selesai, kita bisa sekalian jalan-jalan.""Nggak perlu." Annika buru-buru berdiri untuk menghentikan Zakki. Dia menimpali, "Begitu urusanku selesai, aku akan segera kembali. Lagi pula, aku sedang hamil, jadi agak malas bergerak terlalu lama."Zakki sontak menatap Annika dengan sorot mata dalam. Melihat ini, jantung Annika berdetak dengan cepat. Dia takut Zakki menyadari sesuatu. Namun, setelah menatap Annika beberapa saat, Zak
Pria itu terlihat tidak asing. Dia adalah pebisnis terkenal di Kota Aruma, yaitu Faisal. Jika ingatan Zakki tidak salah, Melisa memiliki hubungan dekat dengan Faisal. Waktu itu, Melisa pernah mengundangnya ke perjamuan pribadi di vilanya. Lantas, apakah Faisal adalah orang yang dikenalkan Melisa kepada Annika?Zakki mendengus dingin seraya berjalan menuju ke meja Annika. Begitu menengadah melihat Zakki, Annika sontak terkejut. Dia bertanya, "Zakki, kenapa kamu ada di sini?"Zakki tersenyum tipis. Dia merangkul pundak Annika, lalu menunduk menatapnya sambil menjawab dengan lembut, "Aku kemari untuk memberimu kejutan. Aku tahu kamu sedang makan di sini dari asistenmu."Zakki mengulurkan tangannya ke arah Faisal sembari tersenyum. Dia menyapa, "Pak Faisal, apa kabar?"Faisal berdiri dan menjabat tangan Zakki. Kemudian, dia memperkenalkan putrinya kepada Zakki. Zakki mengelus kepala gadis kecil itu dengan penuh kasih sayang. Dia berkata sambil tersenyum, "Annika sangat menyukai anak kecil.